Anda di halaman 1dari 6

STRATEGI PENGEMBANGAN KOMODITI TANAMAN PORANG

(Amorphophallus Onchophyllus)
DI KABUPATEN NGANJUK
NENY YULICHA NUR RAHMAWATI, AHSIN DAROINI
ABSTRAK
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang
mempengaruhi pengembangan komoditi tanaman porang di Kabupaten Nganjuk, dan
untuk mengetahui strategi pengembangan komoditi tanaman porang yang tepat untuk
dilaksanakan di Kabupaten Nganjuk. Metode pengumpulan data pada penelitian ini
menggunakan data primer dan data sekunder (dari hasil kepustakaan). Data primer
yang digunakan dalam penelitian ini dapat diperoleh melalui beberapa teknik, yaitu
wawancara mendalam dan observasi. Sedangakan data sekunder diperoleh dari hasil
penelitian kepustakaan. Yaitu mengumpulkan data sekunder atau data yang diperoleh
dari data yang telah dibukukan, baik berupa laporan-laporan maupun hasil penelitian
terdahulu.
Berdasarkan analisis SWOT dapat disimpulkan bahwa pengembangan
tanaman porang di Kabupaten Nganjuk mempunyai alternatif strategi yang paling tepat
yaitu menggunakan strategi SO, karena strategi ini mempunyai nilai tertinggi yaitu
4,25. Dimana strategi SO ialah strategi menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan
peluang agar para petani porang mampu mengembangkan tanaman porang di
Kabupaten Nganjuk, sehingga akan didapatkan keuntungan yang optimal, dengan
alternatif strategi sebagai berikut :
- Dengan pemanfaatan potensi lahan di hutan dan pekarangan yang masih luas dan
beberapa kelebihan porang diantaranya dapat tumbuh di bawah tegakan hanya
perlu sekali tanam, tidak perlu pemeliharaan intensif serta tahan hama penyakit
diharapkan akan meningkatkan jumlah produksi sehingga kebutuhan ekspor dan
pasar dalam negeri tercukupi.
- Porang mempunyai banyak manfaat diikuti dengan proses pengolahan yang tepat
akan menambah nilai jual porang dan dapat dijadikan sebagai alternatif sumber
pangan.
- Petani dapat memanfaatkan daya tarik investor yang tinggi dalam berbisnis porang
untuk meraih harga jual olahan porang yang lebih tinggi.
Kata kunci : Strategi Pengembangan, Tanaman Porang
PENDAHULUAN
Tanaman
Porang
merupakan
tumbuhan herba dan "menahun".
Tanaman Porang mempunyai ciri-ciri :
daun lebar, ujung daun runcing warna
hijau, batang halus belang-belang hijau
dan putih, umbi berserat halus dan
berwarna kuning, pada setiap cabang
daun ada buah daun yang disebut
katak/bupil. Tanaman porang yang
hidup subur di kawasan hutan tropis

ternyata memiliki nilai ekonomis yang


cukup menjanjikan. Selain bisa ditanam
di dataran rendah, Porang dengan
mudah hidup di antara tegakan pohon
hutan seperti misalnya Jati dan Pohon
Sono.
Jepang adalah negara utama
pengimpor Porang dari Indonesia. Umbi
Porang menjadi menu favorit sebagian
besar masyarakat disana setelah diolah
menjadi makanan Konyaku (tahu) dan
Shirataki (mie) (Pusat Studi Porang,
51

Jurnal Manajemen Agribisnis, Vol 14, No. 1, Januari 2014

2012). Oleh
karena
itu
potensi
tersebut perlu untuk dikelola secara
optimal guna memenuhi kebutuhan
pangan nasional, dimana pada saat
ini kebutuhan bahan pangan pokok
berupa
beras
semakin
tinggi,
sedangkan produksi padi nasional
belum dapat memenuhi permintaan.
Umbi porang ini diharapkan bisa
menjadi pilihan bahan pangan yang
dapat dimanfaatkan oleh masyarakat
sehingga dapat mendukung program
ketahanan
pangan.
Terbukanya
peluang usaha porang bukan berarti
tanpa aral melintang. Jumlah eksportir
porang
yang
masih
terbatas
dikhawatirkan tercipta ketergantungan
pasar. Akibatnya, kendali harga ada di
tangan para eksportir. Modal yang
terbatas membuat para pekebun hanya
mengandalkan keuntungan dari hasil
penjualan umbi segar. Padahal, bila
dijual dalam bentuk olahan, keuntungan
bisa berlipat.

untuk data sekunder diperoleh dari


hasil penelitian kepustakaan. Yaitu
mengumpulkan data sekunder atau
data yang diperoleh dari data yang
telah
dibukukan,
baik
berupa
laporan-laporan
maupun
hasil
penelitian terdahulu.
4. Metode Analisa Data
Metode Analisa data yang
digunakan dalam penelitian ini adalah
analisis
SWOT.
Matriks
SWOT
merupakan perangkat pencocokan
faktor-faktor kunci eksternal dan
internal. Metode penelitian yang
dilakukan
dalam
penelitian
ini
mengalami dua tahapan. Tahapan yang
pertama dilakukan adalah analisis
potensi tanaman porang yang ada di
Kecamatan Ngluyu dan Kecamatan
Rejoso dan tahapan kedua adalah dari
segi kemampuan petani porang dalam
mengembangkan tanaman porang
selanjutnya digunakan analisis SWOT.
HASIL PENELITIAN DAN
PEMBAHASAN

METODE PENELITIAN
1.

Lokasi dan Waktu Penelitian


Penelitian ini dilakukan di
wilayah
Kecamatan
Rejoso
dan
Kecamatan
Ngluyu
Kabupaten
Nganjuk.
Pelaksanaan
penelitian
dimulai dari bulan Juni sampai dengan
Oktober 2013.
2. Jenis Penelitian
Pendekatan penelitian yang
digunakan dalam penelitian ini adalah
pendekatan
kualitatif.
Pendekatan
kualitatif oleh Cresswell didefinisikan
sebagai berikut.
Qualitative research focuses on the
process that is occurring as well as the
product or outcome. Researchers are
particulars interested in understanding
how things occurs.
3. Metode Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini penulis
menggunakan data primer dan data
sekunder (dari penelitian kepustakaan).
Data primer yang digunakan dalam
penelitian ini dapat diperoleh melalui
beberapa teknik, yaitu wawancara
mendalam dan observasi. Sedangkan
52

1.

Analisis SWOT
Dari data yang diperoleh dalam
penelitian dilakukan analisis dengan
pendekatan analisis SWOT yaitu suatu
analisis
permasalahan
dengan
pengkajian tentang suatu konsep
strategi dengan menentukan faktor
kekuatan (strenghts), faktor kelemahan
(weaknesses),
faktor
peluang
(opportunities) dan faktor ancaman
(threats) sehingga dari faktor faktor
tersebut
dapat
di
identifikasi
berdasarkan strategi internal dan
strategi eksternal.
Dalam pelaksanaan analisis
SWOT dilakukan dengan beberapat
tahapan analisis SWOT, diantaranya :
- Tahap Matrik IFAS dan EFAS
- Tahap Matrik SWOT
- Tahap analisis penentuan strategi
2.

Tahap Matrik IFAS dan EFAS


Penyusunan Matrik IFAS dan
EFAS melalui beberapa tahapan
sebagai berikut :

Neny Y.N.R., Ahsin D., Strategi Pengembangan Komoditi Tanaman Porang

Menentukan faktor faktor strategi


yang
menjadi
kekuatan
dan
kelemahan.
Menentukan nilai dari masing
masing faktor dengan skala 1,0
(paling penting) sampai dengan 0,0
(tidak penting) berdasarkan faktor
faktor yang mempengaruhi dalam
strategi pengembangan tanaman
porang di Kabupaten Nganjuk.
Penentuan nilai rating untuk masing
masing faktor dengan skala mulai
dari 4 (outstanding) sampai dengan
1(poor) berdasarkan faktor faktor
yang mempengaruhi dalam strategi
pengembangan tanaman porang di
Kabupaten Nganjuk.
Variabel yang bersifat positif adalah
variabel kekuatan dan peluang
diberikan kategori nilai mulai dari 1
(sangat kurang) sampai dengan 6
(sangat baik), sedangkan variabel
yang bersifat negatif adalah variabel
kelemahan dan ancaman diberikan
nilai dipositifkan mulai dari 1
(sangat kurang) sampai dengan 6
(sangat baik), untuk memudahkan
dalam perbandingan dan analisis
data.

Hasil dari Internal Strategic Factors


Analysis Summary (IFAS) adalah
sebagai berikut:
Dari hasil Internal Strategic Factors
Analysis Summary (IFAS) terlihat
bahwa Faktor Kekuatan (Strengths)
mempunyai nilai 2,25 sedangkan
Faktor
Kelemahan
(Weaknesses)
mempunyai nilai 1,95 ini mempunyai
arti bahwa berdasarkan faktor faktor
yang mempengaruhi dalam strategi
pengembangan tanaman porang di
Kabupaten Nganjuk, memiliki suatu
kekuatan yang begitu besar akan tetapi
juga mempunyai kelemahan yang
harus
diwaspadai.
Kondisi
ini
memberikan suatu arah strategi
pengembangan bagi para petani
porang untuk memanfaatkan faktor
kekuatan
yang
dimiliki
dan
meminimalkan faktor kelemahan yang
ada.

Dari hasil External Strategic Factors


Analysis Summary (EFAS) terlihat
bahwa faktor peluang (Opportunities)
mempunyai nilai 2,05 sedangkan faktor
ancaman (Threats) mempunyai nilai
1,78 ini mengandung arti bahwa
berdasarkan
faktor
yang
mempengaruhi
dalam
strategi
pengembangan tanaman porang di
Kabupaten Nganjuk terbuka peluang
yang lebar akan tetapi juga diiringi oleh
ancaman dari luar yang harus
dicermati. Kondisi ini memberikan suatu
arah strategi pengembangan tanaman
porang kepada para petani porang
untuk memanfaatkan peluang bisnis
yang
terbuka
lebar
serta
memperhatikan
ancaman
yang
menghambat pengembangan porang.
3.

Tahap Matrik SWOT


Dari analisis matrik IFAS dan
EFAS disusun matrik SWOT untuk
menganalisis
rumusan
alternatif
strategi, baik strategi SO, WO, ST dan
WT. Dari hasil matrik SWOT diperoleh
empat alternatif strategi yang dapat
dipilih yaitu :
a. Strategi
SO
:
Strategi
menggunakan
kekuatan
untuk
memanfaatkan
peluang,
alternatifnya antara lain :
- Dengan pemanfaatan potensi
lahan di hutan dan pekarangan
yang masih luas dan beberapa
kelebihan porang diantaranya
dapat tumbuh di bawah tegakan
hanya perlu sekali tanam, tidak
perlu pemeliharaan intensif
serta tahan hama penyakit akan
meningkatkan jumlah produksi
sehingga kebutuhan ekspor dan
pasar dalam negeri tercukupi.
- Porang
yang
mempunyai
banyak manfaat diikuti dengan
proses pengolahan yang tepat
akan menambah nilai jual
porang dan dapat dijadikan
sebagai
alternatif
sumber
pangan.
- Petani dapat memanfaatkan
daya tarik investor yang tinggi
dalam berbisnis porang untuk
53

Jurnal Manajemen Agribisnis, Vol 14, No. 1, Januari 2014

meraih harga jual olahan porang


yang lebih tinggi.
b. Strategi
ST
:
Strategi
menggunakan
kekuatan
untuk
mengatasi ancaman, alternatifnya
antara lain :
- Melibatkan petani porang untuk
mencegah kerusakan hutan
dengan
cara
memberikan
sosialisasi tentang pentingnya
kelestarian
hutan
dalam
mendukung
pertumbuhan
tanaman porang, karena porang
hanya dapat tumbuh di bawah
tegakan.
- Memberikan sosialisasi kepada
para petani porang untuk
membudidayakan
tanaman
porang
karena
memiliki
berbagai kelebihan, seperti tidak
memerlukan
pemeliharan
intensif, banyak manfaat dan
tahan hama penyakit untuk
kemudian
diambil
hasilnya
berupa olahan porang yang
bernilai tinggi daripada berburu
porang di hutan. Hal ini untuk
menjaga kelestarian sumber
benih porang dan juga menjaga
populasi tanaman porang di
alam.
- Mengajak masyarakat terutama
petani porang untuk menjaga
tanaman porang dari pencurian
maupun kebakaran hutan.
- Membuat suatu peraturan yang
melibatkan
petani,
LMDH,
perhutani dan pihak pihak
terkait tentang tanaman porang,
baik itu jalur pemasaran,
permodalan bagi petani dll.
c. Strategi
WO
:
Strategi
meminimalkan kelemahan untuk
memanfaatkan
peluang,
alternatifnya antara lain :
- Pengetahuan petani tentang
tanaman porang serta proses
pengolahannya yang kurang
perlu diatasi dengan cara
pemberian bimbingan teknis
dari para stakeholder sehingga
dapat meningkatkan jumlah
produksi
porang
untuk
54

memenuhi kebutuhan pasar di


dalam dan luar negeri.
- Dengan pengelolaan modal
yang baik dan didukung oleh
prospek pasar yang luas serta
daya tarik investor yang tinggi
untuk berbisbis porang akan
mengurangi
ketergantungan
pasar (pada eksportir tertentu).
- Pengolahan
umbi
porang
dengan teknologi yang tepat
akan mampu menaikkan nilai
jual porang.
- Jumlah umbi / bibit yang
terbatas dapat diatasi apabila
petani mampu memanfaatkan
potensi lahan di hutan dan
pekarangan yang masih tinggi
serta daya tarik investor dalam
berbisnis porang.
d. Strategi
WT
:
Strategi
meminimalkan
kelemahan
dan
menghindari ancaman, alternatifnya
antara lain :
- Melakukan
sosialisasi
dan
bimbingan
teknis
tentang
budidaya
dan
pengolahan
pasca panen tanaman porang
secara
benar
supaya
keberadaan
sumber
benih
porang dan populasi porang di
alam tetap terjaga.
- Dibuat aturan yang melibatkan
petani porang, LMDH, Perhutani
dan pihak pihak terkait
tentang tanaman porang, baik
itu masalah pemasaran, kerja
sama, permodalan dll supaya
petani
porang
dapat
menyalurkan
hasil
panen
dengan mudah dan juga
kemudahan dalam memperoleh
modal untuk mengembangkan
usaha.
- Mengajak petani porang untuk
menjaga hutan dari ancaman
kebakaran hutan dan kerusakan
hutan.
KESIMPULAN
Berdasarkan pada analisis SWOT
dengan beberapa tahapan analisis

Neny Y.N.R., Ahsin D., Strategi Pengembangan Komoditi Tanaman Porang

yang dilakukan, mulai dari Analisis


IFAS dan EFAS dapat ditentukan nilai
skor dari Faktor Internal ataupun Faktor
Eksternal, sebagai berikut :
- Faktor Kekuatan
= 2,25
- Faktor Kelemahan
= 1,95
- Faktor Peluang
= 2,05
- Faktor Ancaman
= 1,78
Sehingga dari skor yang telah
didapatkan, dapat disusun matrik IFAS
dan EFAS yang dilanjutkan untuk
menyusun Analisis Matrik SWOT untuk
menganalisis
rumusan
alternatif
strategi, sebagai berikut :
Dengan
pemanfaatan
potensi
lahan di hutan dan pekarangan
yang masih luas dan beberapa
kelebihan
porang
diantaranya
dapat tumbuh di bawah tegakan
hanya perlu sekali tanam, tidak
perlu pemeliharaan intensif serta
tahan hama penyakit diharapkan
akan
meningkatkan
jumlah
produksi
sehingga
kebutuhan
ekspor dan pasar dalam negeri
tercukupi.
Porang
mempunyai
banyak
manfaat diikuti dengan proses
pengolahan yang tepat akan
menambah nilai jual porang dan
dapat dijadikan sebagai alternatif
sumber pangan.
Petani dapat memanfaatkan daya
tarik investor yang tinggi dalam
berbisnis porang untuk meraih
harga jual olahan porang yang
lebih tinggi.

DAFTAR PUSTAKA
Afrilita Nur. 2013. Analisis Swot Dalam
Menentukan Strategi Pemasaran
Sepeda
Motor
Pada
Pt.
Samekarindo Indah Di Samarinda.
eJournal
Administrasi
Bisnis,
Volume 1, Nomor 1, 2013: 56-70.
ejournal.adbisnis.fisip-unmul.org
Anonymous. 2008. Budidaya Tanaman
Porang. BPIK Jambi.

Anonymous. 2012. Petunjuk Penulisan


Usulan Penelitian dan Tesis.
Program
Studi
Magister
Manajemen
Agribisnis.
Pasca
Sarjana Universitas Islam Kadiri
Boelhasrin., Sudana dan Budiman, T.
1970. Iles-iles dan penggunaannya
dalam teknologi. Acta Pharmaceutica I : 1-5
Creswell, John.W. 2007. Qualitative
Inquiry and Research Design.
California: Sage
Publication,Inc.
David F.R. 2006. Manajemen Strategis:
Konsep.Salemba Empat.Jakarta
Dirgantoro, C. 2001. Manajemen
Stratejik
Teori,Konsep,
dan
Implementasi. Grasindo.Jakarta
Duta Rimba Edisi 15/Th. 2/Mei 2007
Hal.
29.
Sekilas
Budidaya
Tanaman Porang. Jakarta Pusat
George R. Terry, Prinsip-prinsip
Manajemen.Bumi Aksara. Jakarta
Glueck, W. F dan Jauch, L.R. 1991.
Manajemen
Strategis
dan
Kebijakan
Perusahaan.
Edisi
Kedua.Erlangga.Jakarta
Hery Prastowo Nugroho. 2013. Strategi
Pengembangan Sentra Agribisnis
Pembibitan Tanaman Durian (Durio
zibenthinus) di Bogor, Jawa Barat.
Program PascaSarjana Universitas
Islam Kadiri. Kediri,
Hair, J. F. Jr, Money, A.H Samouel, P.,
dan Page, M. (2007). Research
Methods for Business. USA. John
Wiley and Sons Inc.
Ikhsan Sadik dan Aid Artahnan. 2011.
Analisis SWOT untuk Merumuskan
Strategi
Pengembangan
Komoditas Karet di Kabupaten
Pulang Pisau, Kalimantan Tengah.
Jurnal
Agribisnis
Pedesaan.
Volume 01 Nomor 03 September
2011
Joko
S
Didik.
Pengembangan

2013
Strategi
Bawang Merah
55

Jurnal Manajemen Agribisnis, Vol 14, No. 1, Januari 2014

Dalam
Rangka
Peningkatan
Pendapatan Petani di Kabupaten
Nganjuk. Program PascaSarjana
Universitas Islam Kadiri. Kediri.
Pearce J.A dan Robinson R.B. 1997.
Manajemen Strategik: Formulasi,
Implementasi, Pengendalian.Jilid
Satu.Binarupa Aksara.Jakarta
Porter. 1987. Strategi Bersaing: Teknik
Menganalisa Industri dan Pesaing.
Erlangga.Jakarta
Rangkuty, Freddy, 2006. Analisis
SWOT Teknik Membedah Kasus
Bisnis, Gramedia Pustaka Utama.
Jakarta
Roidah Ida Syamsu. 2013. Strategi
Pemasaran Jagung Hibrida Di
Desa Janti Kecamatan Papar
Kabupaten
Kediri.
Jurnal
Manajemen Agribisnis, Vol. 13, No.
1, Januari 2013. ISSN : 1829-7889.
Said, H.E.G dan Intan, A.H. 2001.
Manajemen
Agribisnis.Ghalia
Indonesia.Jakarta
Septiana Yuyun. 2013. Manajemen
Pengembangan
Agribisnis
Pembesaran Ikan Cupang Di
Kelurahan
Ketami
Kecamatan
Pesantren Kota Kediri. Jurnal
Manajemen Agribisnis, Vol. 13, No.
1, Januari 2013. ISSN : 1829-7889.
Tim Pusat Studi Porang Perhutani KPH
Nganjuk. 2012. Budidaya Tanaman
Porang
(Amorphopalus
oncophillus).
Perhutani
KPH
Nganjuk. Nganjuk
Weningsari Estu. 2012.
Strategi
Pengembangan Agribisnis Ikan
Cupang di Kelurahan Ketami
Kecamatan Pesantren Kota Kediri.
Program PascaSarjana Universitas
Islam Kadiri. Kediri.

56

Anda mungkin juga menyukai