Nama Kelompok:
Tahun : 2018
A. Tujuan penelitian
Meurut (Rochman, 2018) Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian dengan
FMEA. Metode FMEA bertujuan untuk mengidentifikasi dan menilai risiko-risiko yang
memiliki hubungan dengan potensi kegagalan.
B. Metode Penelitian
FMEA merupakan metodologi yang digunakan untuk mengevaluasi kegagalan terjadi
dalam sebuah sistem,desain, proses atau pelayanan. Identifikasi kegagalan potensial
dilakukan dengan cara pemberian nilai atau skor masing-masing pada kegagalan
berdasarkan atas tingkat kejadian (occurrence), tingkat keparahan (severity), dan deteksi
(detection) Dalam penelitian ini uraian Metode Penelitian yaitu sebagai berikut :
a. Identifikasi Masalah dan Perumusan Masalah
Kegiatan ini dilakukan untuk mengidentifikasi dan merumuskan masalah dalam
penelitian sehingga apa yang menjadi tujuan dari penelitian ini dapat tercapai.
b. Tujuan Penelitian
Kegiatan tujuan penelitian dilakukan dengan menggunakan materi dari berbagai
sumber, nantinya dibuat tujuan berdasarkan materi yang ditentukan.
c. Studi Pustaka
Kegiatan studi pustaka dilakukan bersama pada saat kegiatan belajar di dalam kelas
ataupun secara individu yang mempelajari tentang manajemen risiko.
d. Studi Lapangan
Studi lapangan berupa pengamatan secara langsung yang berguna untuk melihat
keadaan objek penelitian sebelum melakukan tahap lebih lanjut. Yang dimaksud
objek disini adalah proses- proses yang ada di PT. ABC
e. Pengumpulan Data
Tahap pengumpulan data merupakan suatu metode pengumpulan data yang dilakukan
oleh peneliti untuk mendapatkan informasi dan data dari objek penelitian. Cara yang
dilakukan dengan wawancara dan observasi langsung terhadap lingkungan kerja.
f. Pengolahan data
Dalam tahap ini dilakukan proses pengolahan data antara lain:
Menghitung nilai-nilai risiko
Membuat diagram ishikawa
Menganalisa risiko dominan denganmetode FMEA
g. Analisa Data
Analisa Data merupakan proses lanjutan pengolahan data, untuk dapat
menginterprestasikan hasil tersebut maka dilakukan langkah analisa pembahasan
yang mencakup analisa risiko, antara lain:
Menganalisa penyebab risiko mengunakan diagram ishikawa
Menganalisa hasil risiko dengan metode FMEA
Membuat usulan perbaikan dari risiko dominan
h. Kesimpulan dan Saran
Pada bagian ini akan dibuat rangkuman yang berisikan hasil dari pengolahan data,
analisa dan juga berisi saran-saran dalam upaya perbaikan kegiatan produksi di PT.
ABC.
2. Artikel 2
ISSN : 1412-8837
e-ISSN : 2579-9959
Tahun : 2018
Alat Analisis
A. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Risiko Usahatani Kopi Speciality Java
Preanger
B. Metode Penelitian
Pada penelitian ini, desain yang digunakan adalah desain kualitatif dan teknik
penelitian adalah (studi kasus). Data diperoleh dengan teknik purposive sampling untuk
memilih informan yang terpercaya sebagai sumber informan mengenai Kelompok Tani
Maju Mekar secara lengkap. Data diperoleh dari data observasi dan wawancara. Data
tersebut kemudian diolah dengan bantuan alat fishbone dan Failure Mode and Effect
Analysis (FMEA). Diagram fishbone digunakan untuk mengidentifikasikan kemungkinan
penyebab masalah dalam usahatani Kelompok Tani Maju Mekar. Evaluasi risiko yang
berpotensi yang timbul dilakukan menggunakan metode Failure Mode and Effect
Analysis (FMEA). Selanjutnya dilakukan analisis menggunakan diagram pareto. Diagram
pareto digunakan untuk menyelesaikan risiko menjadi prioritas. Cause and effect diagram
atau fishbone diagram (diagram tulang ikan) adalah diagram yang berbentuk seperti
tulang ikan. Diagram fishbone digunakan untuk mengidentifikasikan kemungkinan
penyebab masalah (Sari & Pardian, 2018). Failure Mode and Effect Analysis (FMEA)
adalah suatu alat untuk menganalisis kegagalan yang termasuk dalam kecacatan, kondisi
diluar spesifikasi yang ditetapkan, atau perubahan dalam produk yang menyebabkan
terganggunya fungsi dari produk. Dalam Failure Mode and Effect Analysis (FMEA)
setiap kemungkinan kegagalan yang terjadi dikuantifikasi untuk dibuat prioritas
penanganan. Kuantifikasi penentuan prioritas dilakukan berdasarkan hasil perkalian
antara tingkat frekuensi, tingkat kerusakan dan tingkat deteksi dari risiko. Dalam
pengetahuan prioritas risiko, maka kontrol yang dibuat adalah berdasarkan proses yang
paling berisiko. Berikut ini adalah kriteria penilaian FMEA. Menghitung risiko prioritas
risiko yang terjadi di Kelompok Tani Maju Mekar dari masing-masing kesalahan dan
dampaknya adalah dengan menentukan nilai Risk Priority Number (RPN) dan Risk Skor
Value (RSV). Nilai RPN dan RSV dihitung dengan menggunakan rumus berikut.
dengan mengetahui nilai RPN dan RSV risiko prioritas Kelompok Tani Maju
Mekar dapat diketahui dan dilakukan pencegahan risiko.
3. Artikel 3
B. Metode Penelitian
C. Pembahasan
4. Artikel 4
A. Tujuan Penelitian
B. Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode Failure Mode and Effect Analysis (FMEA)
untuk analisis risiko, dalam menghitung Risk Priority Number (RPN) serta membuat
daftar risiko kritis melalui perhitungan perbandingan total nilai RPN dibagi dengan
banyaknya risiko. Dari risiko kritis yang didapatkan dari nilai RPN digunakan sebagai
Top Event dalam analisis akar penyebab risiko (Basic Event) dengan menggunakan
metode Fault Tree Analysis (FTA). Langkah terakhir adalah membuat risk response
planning untuk setiap risiko kritis sehingga diharapkan mampu untuk merencanakan
tindakan pencegahan sebelum terjadinya risiko. Risk response planning yang diusulkan
dapat menjadi pertimbangan Departemen Logistik dalam menanggapi risiko.
1. Analisa Risiko
Analisis dilakukan dalam dua tahap, pertama adalah analisis risiko kritis
dengan metode FMEA yaitu menghitung RPN yang kedua adalah mencari basic
event dengan FTA.
2. Identifikasi Risiko
3. Studi Literatur
Sumber dari studi literatur yang digunakan berupa buku dan jurnal, data-data
mengenai risiko operasional, metode Standar manajemen AS/NZS, Failure Mode
and Effect Analysis (FMEA), dan Fault Tree Analysis (FTA) untuk menjadi
landasan teori dalam penelitian ini
C. Pembahasan
Pencarian informasi bertujuan untuk memahami kondisi, fakta dan peristiwa yang
terjadi di masa lalu dan saat ini, untuk mengidentifikasi adanya indikator risiko (risk
indicator), yang dapat berupa masalah, perubahan politik dan kebijakan, penambahan
permintaan dan penambahan layanan bisnis, sebagai dasar pertimbangan membuat
pernyataan risiko yang mungkin timbul di masa yang akan datang. Sebuah struktur risiko
dibuat secara Top-Down mengacu pada ruang lingkup penilaian risiko operasional dan
mengacu pada proses melalui brainstorming dengan kepala Departemen Logistik untuk
mempermudah proses identifikasi failures operasional. Urutan risiko yang dibuat melalui
brainstorming dengan kepala Logistik.
A. Analisis Risiko Dengan Metode Failure Mode Effect And Analysis (FMEA)
Pada tahap ini, daftar sub indikator risiko dianalisis melalui penilaian nilai
Severity, Occurence, dan Detection (SOD) untuk mendapatkan nilai Risk Priority
Number (RPN). Analisis FMEA dimulai dengan membuat Failure Mode and Effect Table
untuk menganalisis kemungkinan penyebab dan efek setiap failure, terjadinya risiko
tersebut dan menunjukkan dampak yang akan terjadi dari risiko tersebut. Dari hasi FMEA
ini akan dijadikan pertimbangan penilaian pengisian kuesioner juga.
Pada analisis ini, indikator risiko kritis dijadikan sebagai top event dan sub
indikator sebagai sub event dan basic event yang ditentukan melalui braionstorming
dengan expert. Pendekatan analisis kuantitatif digunakan dalam penerapan metode FT
pada penelitian ini. Alasan penggunaan pendekatan analisis kuantitatif adalah konsep ini
dapat memberikan 2 buah informasi yaitu kombinasi basic event dan sub event sehingga
dapat diketahui failure event dapat dengan mudah untuk ditemukan. Sedangkan
pendekatan kualitatif hanya akan memberikan informasi kombinasi basic event dan sub
event.
5. Artikel 5
B. Metode Penelitian
Dalam merancang sistem produksi yang efektif dan efisien, sangat penting untuk
menerapkan manajemen risiko didalamnya. Manajemen risiko adalah suatu pendekatan
yang mengadopsi sistem yang konsisten untuk mengelola semua risiko yang dihadapi oleh
perusahaan (Tjahjadi, 2011).Identifikasi risiko operasional yang berakibat terganggunya
proses produksi dapat dilakukan dengan document review dan teknik wawancara. Risiko-
risiko tersebut kemudian diolah dan dianalisis penyebabnya dengan menggunakan metode
Failure Mode and Effect Analysis (FMEA). Dari perhitungan Risk Priority Number (RPN)
pada metode FMEA, kemudian resiko kritis yang didapatkan digunakan sebagai top event
dalam analisis akar penyebab risiko (basic event) dengan menggunakan Fault Tree
Analysis (FTA).Selanjutnya dilakukan analisis terhadap risiko kritis beserta basic event
dan usulan mitigasi resiko.
C. Pembahasan
Rochman, S. dan A. (2018). Manajemen Risiko Operasional Pada PT. ABC Dengan
Menggunakan Metode FMEA. Jurnal Hasil Penelitian LPPMUntag Surabaya, 03(02),
106–112.
Sufa, M. F., & Khoiriyah, U. (2017). Manajemen Risiko Proses Produksi Gula dengan Metode
Failure Mode Effect and Analysis. PERFORMA : Media Ilmiah Teknik Industri, 16(1), 72–
76. https://doi.org/10.20961/performa.16.1.12756
Suparjo & Abdul Rochman. 2018. Manajemen Risiko Operasional Pada PT. ABC Dengan
Menggunakan Metode FMEA. Jurnal Hasil Penelitian LPPM Untag Surabaya 3(2): 106-
112.
Syamsiyah Nur, Lies Suistyowati, Kuswarini Kusno, dan Sulistyodewi. 2019. Identifikasi Risiko
Usahatani Mangga Dalam Pengembangan Agrowisata Di Kabupaten Cirebon. Jurnal
Ilmu-Ilmu Nasional dan Humaniora 21(1): 12-18
Rosih, A. R., Choiri, M., & Yuniarti, R. (2015). Analisis risiko operasional pada departemen
logistik dengan menggunakan metode FMEA. Jurnal Rekayasa dan Manajemen Sistem
Industri, 3(3), 580-591.