Anda di halaman 1dari 11

RISIKO BISNIS

Nama Kelompok:

1. Faridatul Kurnia (190321100105)


2. Nur Hasiani Agustina (190321100117)
3. Diajeng Triskusuma Pratiwi (190321100120)
4. Zadrak Ullo (190321100125)
1. ARTIKEL 1

Judul : Manajemen Risiko Operasional Pada PT. ABC Dengan Menggunakan


Metode FMEA

Jurnal : Jurnal Hasil Penelitian LPPM Untag Surabaya

Vol & Hal : Vol. 3 No. 2 Hal 106 - 112

Tahun : 2018

Penulis : Suparjo Dan Abdul Rochman

Tanggal : 18 Mei 2022

A. Tujuan penelitian
Meurut (Rochman, 2018) Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian dengan
FMEA. Metode FMEA bertujuan untuk mengidentifikasi dan menilai risiko-risiko yang
memiliki hubungan dengan potensi kegagalan.
B. Metode Penelitian
FMEA merupakan metodologi yang digunakan untuk mengevaluasi kegagalan terjadi
dalam sebuah sistem,desain, proses atau pelayanan. Identifikasi kegagalan potensial
dilakukan dengan cara pemberian nilai atau skor masing-masing pada kegagalan
berdasarkan atas tingkat kejadian (occurrence), tingkat keparahan (severity), dan deteksi
(detection) Dalam penelitian ini uraian Metode Penelitian yaitu sebagai berikut :
a. Identifikasi Masalah dan Perumusan Masalah
Kegiatan ini dilakukan untuk mengidentifikasi dan merumuskan masalah dalam
penelitian sehingga apa yang menjadi tujuan dari penelitian ini dapat tercapai.
b. Tujuan Penelitian
Kegiatan tujuan penelitian dilakukan dengan menggunakan materi dari berbagai
sumber, nantinya dibuat tujuan berdasarkan materi yang ditentukan.
c. Studi Pustaka
Kegiatan studi pustaka dilakukan bersama pada saat kegiatan belajar di dalam kelas
ataupun secara individu yang mempelajari tentang manajemen risiko.
d. Studi Lapangan
Studi lapangan berupa pengamatan secara langsung yang berguna untuk melihat
keadaan objek penelitian sebelum melakukan tahap lebih lanjut. Yang dimaksud
objek disini adalah proses- proses yang ada di PT. ABC
e. Pengumpulan Data
Tahap pengumpulan data merupakan suatu metode pengumpulan data yang dilakukan
oleh peneliti untuk mendapatkan informasi dan data dari objek penelitian. Cara yang
dilakukan dengan wawancara dan observasi langsung terhadap lingkungan kerja.
f. Pengolahan data
Dalam tahap ini dilakukan proses pengolahan data antara lain:
 Menghitung nilai-nilai risiko
 Membuat diagram ishikawa
 Menganalisa risiko dominan denganmetode FMEA
g. Analisa Data
Analisa Data merupakan proses lanjutan pengolahan data, untuk dapat
menginterprestasikan hasil tersebut maka dilakukan langkah analisa pembahasan
yang mencakup analisa risiko, antara lain:
 Menganalisa penyebab risiko mengunakan diagram ishikawa
 Menganalisa hasil risiko dengan metode FMEA
 Membuat usulan perbaikan dari risiko dominan
h. Kesimpulan dan Saran
Pada bagian ini akan dibuat rangkuman yang berisikan hasil dari pengolahan data,
analisa dan juga berisi saran-saran dalam upaya perbaikan kegiatan produksi di PT.
ABC.
2. Artikel 2

Judul : Analisis Risiko Usahatani Kopi Speciality Java Preanger

Jurnal : Jurnal AGRISEP (Kajian Masalah Sosial Ekonomi Pertanian dan


Agribisnis)

ISSN : 1412-8837

e-ISSN : 2579-9959

Tahun : 2018

Penulis : Nur Sari dan Pandi Pardian

Tanggal : 18 Mei 2022

Alat Analisis

A. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Risiko Usahatani Kopi Speciality Java
Preanger
B. Metode Penelitian

Pada penelitian ini, desain yang digunakan adalah desain kualitatif dan teknik
penelitian adalah (studi kasus). Data diperoleh dengan teknik purposive sampling untuk
memilih informan yang terpercaya sebagai sumber informan mengenai Kelompok Tani
Maju Mekar secara lengkap. Data diperoleh dari data observasi dan wawancara. Data
tersebut kemudian diolah dengan bantuan alat fishbone dan Failure Mode and Effect
Analysis (FMEA). Diagram fishbone digunakan untuk mengidentifikasikan kemungkinan
penyebab masalah dalam usahatani Kelompok Tani Maju Mekar. Evaluasi risiko yang
berpotensi yang timbul dilakukan menggunakan metode Failure Mode and Effect
Analysis (FMEA). Selanjutnya dilakukan analisis menggunakan diagram pareto. Diagram
pareto digunakan untuk menyelesaikan risiko menjadi prioritas. Cause and effect diagram
atau fishbone diagram (diagram tulang ikan) adalah diagram yang berbentuk seperti
tulang ikan. Diagram fishbone digunakan untuk mengidentifikasikan kemungkinan
penyebab masalah (Sari & Pardian, 2018). Failure Mode and Effect Analysis (FMEA)
adalah suatu alat untuk menganalisis kegagalan yang termasuk dalam kecacatan, kondisi
diluar spesifikasi yang ditetapkan, atau perubahan dalam produk yang menyebabkan
terganggunya fungsi dari produk. Dalam Failure Mode and Effect Analysis (FMEA)
setiap kemungkinan kegagalan yang terjadi dikuantifikasi untuk dibuat prioritas
penanganan. Kuantifikasi penentuan prioritas dilakukan berdasarkan hasil perkalian
antara tingkat frekuensi, tingkat kerusakan dan tingkat deteksi dari risiko. Dalam
pengetahuan prioritas risiko, maka kontrol yang dibuat adalah berdasarkan proses yang
paling berisiko. Berikut ini adalah kriteria penilaian FMEA. Menghitung risiko prioritas
risiko yang terjadi di Kelompok Tani Maju Mekar dari masing-masing kesalahan dan
dampaknya adalah dengan menentukan nilai Risk Priority Number (RPN) dan Risk Skor
Value (RSV). Nilai RPN dan RSV dihitung dengan menggunakan rumus berikut.

RPN = (𝐍𝐢𝐥𝐚𝐢 𝐃𝐚𝐦𝐩𝐚𝐤) × (𝐍𝐢𝐥𝐚𝐢 𝐊𝐞𝐦𝐮𝐧𝐠𝐤𝐢𝐧𝐚𝐧) × (𝐍𝐢𝐥𝐚𝐢 𝐃𝐞𝐭𝐞𝐤𝐬𝐢)

RSV = (𝐍𝐢𝐥𝐚𝐢 𝐃𝐚𝐦𝐩𝐚𝐤) × (𝐍𝐢𝐥𝐚𝐢 𝐊𝐞𝐦𝐮𝐧𝐠𝐤𝐢𝐧𝐚𝐧)

dengan mengetahui nilai RPN dan RSV risiko prioritas Kelompok Tani Maju
Mekar dapat diketahui dan dilakukan pencegahan risiko.

3. Artikel 3

Judul : Identifikasi Risiko Usahatani Mangga Dalam Pengembangan


Agrowisata Di Kabupaten Cirebon.
Jurnal : Jurnal Ilmu-ilmu nasional dan Humaniora
Vol/No dan Halaman : 21(1): 12-18
Tahun : 2019
Penulis : Nur Syamsiyah, Lies Suistyowati, Kuswarini Kusno, dan
Sulistyodewi.
Resume : Review artikel alat analisis risiko operasional
Tanggal : 18 Mei 2022
A. Tujuan Penelitian
Penelitian ini adalah dilakukan untuk mengidentifikasi dan menganalisis risiko
usaha tani mangga dalam perkembangan agrowisata di Kabupaten Cirebon. Metode
FMEA dilakukan untuk mengetahui nilai risiko yang dihadapi petani mangga dalam
pengembangan agrowisata di Kabupaten Cirebon dilakukan agar dapat mewujudkan
pengembangan agrowisata di Kabupaten Cirebon, diharapkan dengan mengetahui risiko-
risiko dalam agribisnis khususnya risiko usahatani yang dihadapi petani akan membantu
petani dalam mewujudkan pengembangan agrowisata sekaligus meningkatkan
pertumbuhan ekonomi lokal di kabupaten Cirebon.

B. Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan mix method dengan menggunakan analisis deskriptif


dan FMEA melalui kegiatan wawancara semi terstruktur dengan menggunakan kuesioner
dan panduan wawancara sebagai alat utama untuk mengumpulkan data. Jenis data yang
digunakan adalah data primer dan data sekunder, untuk data primer adalah responden
yaitu petani mangga di Kecamatan sedong yaitu Gabungan Kelompok Tani Sami Mulya
dan Instansi terkait dalam pengembangan agrowisata diantaranya adalah Badan
Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Cirebon (BAPPEDA), Dinas Perikanan,
Pertanian, Perkebunan dan Kehutanan Kabupaten Cirebon, Dinas Kebudayaan Kabupaten
Cirebon, Dinas Pariwisata Kabupaten Cirebon, Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang
Kabupaten Cirebon. Data sekunder diperoleh dari berbagai lembaga terkait seperti Dirjen
Hortikultura Provinsi Jawa Barat, Kementrian Pertanian Jawa Barat, Biro Pusat Statistik
Jawa Barat dan Nasional.

C. Pembahasan

Risiko yang dihadapi petani mangga dalam usahatani mangga dalam


pengembangan agrowisata di Kabupaten Cirebon sangat beragam. Risiko yang dihadapi
masing-masing pelaku dikelompokkan menjadi beberapa kategori risiko yaitu risiko suplai
Zsidisin dalam Sabine (2009) mendefinisikan risiko suplai sebagai probabilitas dari suatu
kejadian yang berhubungan dengan kegagalan penawaran dari pemasok individu atau
pasar suplai yang terjadi, yang mengakibatkan ketidakmampuan perusahaan untuk
memenuhi permintaan pelanggan, risiko operasional, risiko lingkungan dan risiko
keuangan, secara keseluruhan.

Risiko operasional yang terjadi dalam usahatani manga di kabupaten Cirebon


yaitu teridentifikasi 16 sumber risiko meliputi kebutuhan input petani yang serentak,
jarak kebun yang jauh dari jalan utama, tenaa kerja yang kurang terampil dan sebagainya.
Berdasrkan hasil penelitian dapat diketahu bahwa dari 16 sumber risiko yang
teridentifikasi risiko tertinggi pada risiko operasional yaitu tenaga kerja yang kurang
terampil, kurangnya komitmen petani, stakeholder yang tidak bersinergi, keterbatasan
pengetahuan petani.

4. Artikel 4

Judul : Analisis Risiko Operasional Pada Departemen Logistik Dengan Menggunakan


Metode (FMEA)
Vol/No : 3/3
Hal : 580-591
Tahun : 2015
Penulis : Akhmad Raunaq Rosih, Mochamad Choiri, Rahmi Yuniarti
Resume : Review artikel alat analisis risiko operasional
Tanggal : 18 Mei 2022

A. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian yaitu mengidentifikasi, menganalisis, dan memberikan solusi


tanggap terhadap risiko operasional Departemen Logistik PT XYZ Malang.

B. Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode Failure Mode and Effect Analysis (FMEA)
untuk analisis risiko, dalam menghitung Risk Priority Number (RPN) serta membuat
daftar risiko kritis melalui perhitungan perbandingan total nilai RPN dibagi dengan
banyaknya risiko. Dari risiko kritis yang didapatkan dari nilai RPN digunakan sebagai
Top Event dalam analisis akar penyebab risiko (Basic Event) dengan menggunakan
metode Fault Tree Analysis (FTA). Langkah terakhir adalah membuat risk response
planning untuk setiap risiko kritis sehingga diharapkan mampu untuk merencanakan
tindakan pencegahan sebelum terjadinya risiko. Risk response planning yang diusulkan
dapat menjadi pertimbangan Departemen Logistik dalam menanggapi risiko.

1. Analisa Risiko

Analisis dilakukan dalam dua tahap, pertama adalah analisis risiko kritis
dengan metode FMEA yaitu menghitung RPN yang kedua adalah mencari basic
event dengan FTA.

2. Identifikasi Risiko

Pengidentifikasian risiko ini dilakukan dengan memeberikan check list


peristiwa yang menghambat kelancaran proses operasional perusahaan serta
melakukan wawancara pada responden untuk mengenali sebab dan dampak yang
akan ditimbulkan oleh peristiwa tersebut.

3. Studi Literatur

Sumber dari studi literatur yang digunakan berupa buku dan jurnal, data-data
mengenai risiko operasional, metode Standar manajemen AS/NZS, Failure Mode
and Effect Analysis (FMEA), dan Fault Tree Analysis (FTA) untuk menjadi
landasan teori dalam penelitian ini

C. Pembahasan

Pencarian informasi bertujuan untuk memahami kondisi, fakta dan peristiwa yang
terjadi di masa lalu dan saat ini, untuk mengidentifikasi adanya indikator risiko (risk
indicator), yang dapat berupa masalah, perubahan politik dan kebijakan, penambahan
permintaan dan penambahan layanan bisnis, sebagai dasar pertimbangan membuat
pernyataan risiko yang mungkin timbul di masa yang akan datang. Sebuah struktur risiko
dibuat secara Top-Down mengacu pada ruang lingkup penilaian risiko operasional dan
mengacu pada proses melalui brainstorming dengan kepala Departemen Logistik untuk
mempermudah proses identifikasi failures operasional. Urutan risiko yang dibuat melalui
brainstorming dengan kepala Logistik.
A. Analisis Risiko Dengan Metode Failure Mode Effect And Analysis (FMEA)

Pada tahap ini, daftar sub indikator risiko dianalisis melalui penilaian nilai
Severity, Occurence, dan Detection (SOD) untuk mendapatkan nilai Risk Priority
Number (RPN). Analisis FMEA dimulai dengan membuat Failure Mode and Effect Table
untuk menganalisis kemungkinan penyebab dan efek setiap failure, terjadinya risiko
tersebut dan menunjukkan dampak yang akan terjadi dari risiko tersebut. Dari hasi FMEA
ini akan dijadikan pertimbangan penilaian pengisian kuesioner juga.

B. Analisa Risiko Kritis Dengan FAULT TREE (FT)

Pada analisis ini, indikator risiko kritis dijadikan sebagai top event dan sub
indikator sebagai sub event dan basic event yang ditentukan melalui braionstorming
dengan expert. Pendekatan analisis kuantitatif digunakan dalam penerapan metode FT
pada penelitian ini. Alasan penggunaan pendekatan analisis kuantitatif adalah konsep ini
dapat memberikan 2 buah informasi yaitu kombinasi basic event dan sub event sehingga
dapat diketahui failure event dapat dengan mudah untuk ditemukan. Sedangkan
pendekatan kualitatif hanya akan memberikan informasi kombinasi basic event dan sub
event.
5. Artikel 5

Judul : Manajemen Risiko Proses Produksi Gula Dengan Metode Failure


Mode Effect and Analysis
Jurnal : PERFORMA : Media Ilmiah Teknik Industri
Vol/No dan Halaman : 16 (1)/ 72 – 76
Tahun : 2017
Penulis : Mila Faila Sufa, Umi Khoiriyah
Resume : Review artikel alat analisis risiko operasional
Tanggal : 18 Mei 2022
A. Tujuan Penelitian

Kapasitas gilingan juga perlu diperhatikan dikarenakan apabila ampas melebihi


kapasitas mesin gilingan, maka akan mengakibatkan jubel ampas pada alat gilingan dan
overload pada turbin. Kerusakan-kerusakan yang terjadi akan mengakibatkan risiko
operasional yang akan berakibat tertundanya waktu produksi.. Penelitian ini dilakukan
untuk menganalisis risiko operasional dalam system produksi pabrik gula maka
diperlukan pengamatan, wawancara dan dokumen review untuk mengetahui penyebab
kegagalan tersebut.(Sufa & Khoiriyah, 2017)

B. Metode Penelitian

Dalam merancang sistem produksi yang efektif dan efisien, sangat penting untuk
menerapkan manajemen risiko didalamnya. Manajemen risiko adalah suatu pendekatan
yang mengadopsi sistem yang konsisten untuk mengelola semua risiko yang dihadapi oleh
perusahaan (Tjahjadi, 2011).Identifikasi risiko operasional yang berakibat terganggunya
proses produksi dapat dilakukan dengan document review dan teknik wawancara. Risiko-
risiko tersebut kemudian diolah dan dianalisis penyebabnya dengan menggunakan metode
Failure Mode and Effect Analysis (FMEA). Dari perhitungan Risk Priority Number (RPN)
pada metode FMEA, kemudian resiko kritis yang didapatkan digunakan sebagai top event
dalam analisis akar penyebab risiko (basic event) dengan menggunakan Fault Tree
Analysis (FTA).Selanjutnya dilakukan analisis terhadap risiko kritis beserta basic event
dan usulan mitigasi resiko.
C. Pembahasan

Proses identifikasi risiko operasional pada stasiun gilingan dilakukan dengan


teknik document review pada buku laporan produksi harian, pengamatan lapangan dan
wawancara pada operator mesin.Identifikasi risiko operasional kali ini terfokuskan pada
stasiun gilingan. Dimana data yang digunakan data-data yang mengakibatkan berhentinya
proses produksi pada PG Jatiroto. Identifikasi risiko-risiko operasional merupakan teknik
dalam tercapainya manajemen operasional yang efektif dan efisien.Risk Priority Number
(RPN) yang didapat dari hasil perkalian Severity,Occurance, Detection dan mengetahui
penyebab potensi kegagalan.

Tingkat Keparahan (Severity) adalah penilaian terhadap keseriusan dari akibat


yang ditimbulkan. Dalam arti setiap kegagalan yang timbul akan dinilai seberapa
besarkah tingkat keseriusannya. Terdapat hubungan secara langsung antara akibat dan
severity. Sebagai contoh, apabila akibat yang terjadi adalah akibat yang kritis, maka nilai
severity pun akan tinggi. Dengan demikian, apabila akibat yang terjadi bukan merupakan
akibat yang kritis, maka nilai severity pun akan sangat rendah. Tingkat Kejadian
(Occurance) adalah kemungkinan bahwa penyebab tersebut akan terjadi dan
menghasilkan bentuk kegagalan selama masa penggunaan produk. Occurance merupakan
nilai rating yang disesuaikan dengan frekuensi yang diperkirakan dan atau angka
kumulatif dari kegagalan yang dapat terjadi.

Untuk penanganan basic event turbin bergetar dengan pengecekan berkala


mingguan sehingga dapat mengantisipasi terjadinya korosi dan segera melakukan
penggantian bantalan. Memastikan bahwa pengecekan dapat berjalan kontinu sehingga
jadwal penggantian part sebelum terjadi kerusakan dapat menjadi dokumen yang akurat
sehingga dapat menjadi acuan perbaikan berikutnya.
DAFTAR PUSTAKA

Rochman, S. dan A. (2018). Manajemen Risiko Operasional Pada PT. ABC Dengan
Menggunakan Metode FMEA. Jurnal Hasil Penelitian LPPMUntag Surabaya, 03(02),
106–112.

Sufa, M. F., & Khoiriyah, U. (2017). Manajemen Risiko Proses Produksi Gula dengan Metode
Failure Mode Effect and Analysis. PERFORMA : Media Ilmiah Teknik Industri, 16(1), 72–
76. https://doi.org/10.20961/performa.16.1.12756

Suparjo & Abdul Rochman. 2018. Manajemen Risiko Operasional Pada PT. ABC Dengan
Menggunakan Metode FMEA. Jurnal Hasil Penelitian LPPM Untag Surabaya 3(2): 106-
112.

Syamsiyah Nur, Lies Suistyowati, Kuswarini Kusno, dan Sulistyodewi. 2019. Identifikasi Risiko
Usahatani Mangga Dalam Pengembangan Agrowisata Di Kabupaten Cirebon. Jurnal
Ilmu-Ilmu Nasional dan Humaniora 21(1): 12-18
Rosih, A. R., Choiri, M., & Yuniarti, R. (2015). Analisis risiko operasional pada departemen
logistik dengan menggunakan metode FMEA. Jurnal Rekayasa dan Manajemen Sistem
Industri, 3(3), 580-591.

Anda mungkin juga menyukai