Anda di halaman 1dari 9

Tugas kelompok IV

Ekonomi Manajerial

Program Studi : Magister Akuntansi


Fakultas : Ekonomi dan Bisnis
Universitas : Wijaya Kusuma

Nama :Yohanes Fabiyola Halan NPM: 19440024

Nama: Radial Kautsar NPM: 19440020

Judul Paper : Methods of limiting selected risk types in the municipal waste incineration
plant

Penulis : Ewa Kubińska-Jabcoń*, Mariusz Niekurzak

Publikasi : Managerial Economics 2019, vol. 20, No. 1, pp. 43–56 http://dx.doi.org/10.7494
/manage.2019.20.1.43

1. Pendahuluan

Risiko adalah salah satu pertimbangan yang selalu muncul dalam setiap keputusan
yang akan dibuat. Dapat dikatakan bahwa risiko adalah sesuatu yang melekat pada setiap
keputusan. Risiko selalu berada di sekitar kehidupan manusia. Oleh karena itu perlu adanya
pemahaman yang luas tidak hanya pada aktivitas dilakukan tapi juga pada lingkungan sekitar.
Kita perlu memprediksikan kemungkinan yang terjadi di masa depan, hal ini sangat penting
meskipun faktanya tidak sesuai dengan yang diprediksikan. Oleh karena itu dibutuhkan
managemen risiko yang handal agar dapat mengurangi sebagaian atau seluruh resiko yang akan
kemungkinan akan terjadi.

Dalam hubungannya dengan tujuan perusahaan yaitu untuk memaksimumkan laba


dengan cara meningkatkan efisiensi, manajemen risiko merupakan point penting untuk
diterapkan. Kegiatan pada plat insinerasi/pembakaran sampah akan memerlukan pertimbangan
risiko di berbagai bidang. Risiko yang berimbas langsung adalah risiko lingkungan. Tujuan
dari artikel ini adalah untuk menunjukan bagaimana kerusakan serius dapat terjadi dari adanya
plant insinerasi sampah. Oleh karena itu perlu diindentifikasi risikonya sehingga potensi
kerugian yang akan muncul dapat dihindari atau dikurangi.

2. Landasan Teori

Indentifikasi risiko meliputi analisis dari kesempatan dan bahaya yang muncul dari sekeliling
perusahaan dengan mempertimbangan kekuatan dan kelemahannya. Instrumen utama yang
digunakan untuk mengidentifikasi risiko adalah:

1) Mendiskripsikan metode penilaian risiko, analisis kesempatan dan risiko, sistem


pengenalan awal, dan metode pemetaan risiko (Butler, 2001; Haubenstock and Mude,
2002)
2) Pengukuran risiko.
Pengukuran dapat dilakukan dua pada tahapan(Bowels, 2004; Tepnan, 2002:
✓ Pemilihan Risiko
✓ Implementasi Risiko
Risiko dapat diukur menggunakan pendekatan statistik, metode analisis sensitivitas,
analisis profil untuk membandingkan alternatif-alternatif kemungkinan, metode
skenario, dan metode operasional (Dunett, 2004; Lam, 2003; Schroeck, 2002).
3) Mengontrol risiko pada level strategik.
Mengalisis kemungkinan solusi dan selanjutnya memilih metode yang paling optimal
untuk managemen risiko. Pada tahapan ini juga dilakukan eliminasi terhadap sebab-
sebab dari risiko itu (Charsley dan Brown, 2002; Nocco dan Stulz, 2006).
4) Monitoring dan pengendalian (Hoyt, dan Liebenberg, 2011; Davis dan Agliilano,
2002).
✓ Pengendalian risiko fisik
Semua aktivitas yang dilakukan untuk mengurangi kerugian. Tujuannya adalah
untuk mengeleminasi tingkat kerusahakan secara keseluruhan
✓ Pengandalian risiko keuangan
Misalnya menggunakan cash flow untuk cicilan, penjualan asset, pinjangan,
atau risoko menjual perusahaan

Tidak ada metode yang berlaku umum untuk manajemen risiko pada insinerasi sampah
karena hal ini terkait dengan berbagai aspek. Pada paper ini peneliti hanya
memfokuskan pada ekologi/makluk hidup dan lingkungannya.
Risiko ekologi dapat dikaitkan dengan emisi zat berbahaya yang berlebihan dan
munculnya limbah sekunder dalam jumlah besar yang menyertai aktivitas insinerasi
tersebut. Artinya resiko yang dapat terjadi pada air , tanah, atau udara, jika plant
insinerasi tidak dipersiapkan dengan baik.

3. Metode Penelitian
Penulis menggunakan tiga metode yaitu : pada tahap pertama menggunakan metode
matriks, pada tahap ke II menggunakan metode FMEA (Failure mode and effect analysis)
yang dimodifikasi, dan tahap akhir menggunakan metode FTA (Fault Tree Analysis)
dengan mengacu pada risiko yang dianalisis.

1) Menggunakan Metode Matrix


Identifikasi area risiko adalah tahap pertama dari metode yang dijelaskan.
Data yang diperlukan mencakup jenis risiko dan informasi terpenting agar perusahaan
dapat mempersiapkan diri untuk menghadapi kemungkinan terjadinya risiko ini. Juga
terkait daftar dari risiko-risiko yang diantisipasi untuk menilai efektivitas aktivitas anti-
risiko yang ada di perusahaan tersebut. Untuk hal itu, peneliti menganalisis
menggunakan dua tabel yaitu: Terkait ancaman (threats) dan peluang (opportunities).
Analisis ancaman dan peluang yang dilakukan telah memungkinkan penulis untuk
membedakan faktor-faktor paling signifikan yang mempengaruhi risiko ekologis secara
negatif atau positif.

Dari kedua tabel ini, penulis dapat menunjukkan poin-poin yang mesti ditangani agar
perusahaan dapat keluar dari kemungkinan risiko yang akan dihadapi. Risiko paling
signifikan yang harus ditangani pertama kali adalah risiko nomor: 1, 2, 6. Dan untuk
menangkal risiko ini pada tabel peluang dapat digunakan poin: 1, 2, 6, 8.
Langkah selanjutnya adalah menggabungkan dua tabel ini sehingga diperoleh suatu
matrik yang dapat yang berisi komposisi antara ancaman dan peluang. Hal ini dapat
dilihat pada tabel 3.

Tabel 3
Matriks hubungan: peluang - probabilitas - keparahan / kesukaan terkait
risiko ekologis

Analisis kuantitatif (Tab. 4) melibatkan penjumlahan peristiwa yang terjadi dalam


kelompok. Untuk tingkat keparahan: SDA = hH + hM + mH = 3 + 0 + 0 = 3, SDB = lH +
mM + hL = 0 + 3 + 0 = 3, SDC = lM + lL + mL = 0 + 0 + 2 = 2 , SZ = SDA + SDB + SDC
= 3 + 0 + 2 = 5. Untuk disukai: SKA = hH + hM + mH = 4 + 2 + 2 = 8, SKB = lH + mM
+ hL = 0 + 0 + 0 = 0, SKC = lM + lL + mL = 0 + 0 + 0 = 0, SS = SKA + SKB + SKC = 8 +
0 + 0 = 8.

Tabel 4
Analisis kuantitatif indikator severity / favourableness terkait risiko ekologis

Penghitungan kuantitatif kumulatif dan penilaian yang tepat dari peluang dan risiko
disajikan pada Tabel 5.
Tabel 5
Penghitungan kuantitatif kumulatif dan penilaian yang tepat dari peluang dan risiko

Berdasarkan tabel ini dapat disimpulkan bahwa Grup A dan B(0.6) mempunyai tingkat
keparahan yang sama namun Group A membutuhan tindakan yang besar(1) untuk
mengurangi tingkat ancaman keparahan ini.

2) Menggunakan metode FMEA yang dimodifikasi


Metode FMEA (Failure Mode Effect Analysis) adalah analisis sebab dan akibat.
Metode ini digunakan perusahaan untuk mencegah dan mengurangi efek kerusakan.
Tujuannya adalah untuk mengidentifikasi dan menilai risiko yang terkait dengan titik
lemah yang terjadi selama proses perencanaan produksi dan proses manufaktur
sehingga dapat dilakukan tindakan pencegahan secara signifikan untuk mengurangi
risiko ini (Shahin, 2004; Vacik, Fotr, Špaček dan Souček, 2014).

Peneliti menggunakan RPN (risk priority number) untuk menilai risiko.


Rumus yang digunakan adalah: RPN = P.Z.T

dimana:

P - probability of error/defect

Z - meaning for the client

T - ease of detection.

Peneliti memodifikasi FMEA dengan cara mengadopsi skala untuk indikator P, Hs, T.

Modifikasi tersebut dapat dilihat pada tabel 6.


Tabel 6.

Skala yang diadopsi untuk indikator P, Hs, T.

Berdasarkan tabel tersebut diperoleh rumus

CR = PR .HS .TR

CM = PM.HS. TM

Bilangan CR dan CM adalah bilangan integral dari range (1….1000). Jika jumlahnya jauh lebih
besar dari satu, tindakan pencegahan harus dilakukan ; atau ancaman tertentu dapat dengan
mudah diatasi. Agar dapat secara efektif menangkal risiko dan membuat aktivitas ini
menguntungkan, maka harus memenuhi rumus; ∑CR <∑CM. Pada penelitian ini diproleh hasil
perhitungan yang menunjukkan jumlah indikator CR: 6221, jumlah Indikator CM: 9873.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa risiko dapat secara efektif dapat diatasi.

3) Penerapan metode FTA dengan mengacu pada risiko yang dianalisis

Fault tree analysis (FTA) adalah analisis diagram terstruktur yang mengidentifikasi
elemen-elemen yang dapat menyebabkan kegagalan sistem. Teknik ini didasarkan
pada logika deduktif (umum ke khusus) dan dapat disesuaikan dengan identifikasi
risiko untuk menganalisis bagaimana dampak risiko yang muncul.

Langkah pertama:

Memeriksa apakah risiko ekologi tidak meningkat. Jika tidak, maka akan berhenti pada
tahapan ini.Jika ya, maka akan dicari penyebab di langkah-langkah selanjutnya.

Langkah kedua:

Melakukan verifikasi semua faktor yang meningkatkan risiko ekologi dan sebelumnya
telah dimasukkan dalam fault tree yang dirancang. Jika diasumsikan bahwa kondisi
terpenuhi, atau peristiwa yang saat ini diuji adalah peristiwa dasar, instruksi berikutnya
adalah memeriksa apakah peristiwa dasar yang diuji terlah terjadi. Jika tidak, maka
disarankan solusi yang akan digunakan untuk menghilangkannya atau batasi kejadian
buruk atau minta dilakukan kegiatan pencegahan agar kejadian tersebut tidak menjadi
masalah lagi dikemudian hari.
4. Kesimpulan:

Untuk mengelola risiko secara efektif, perusahaan harus menentukan area risiko, luasnya, cara
mempengaruhi aktivitas, proses, organisasi, dan langkah-langkah yang harus diambil untuk
menghilangkan atau membatasi risiko ke tingkat yang dapat diterima. Manajemen risiko dapat
membawa efek yang diharapkan, misalnya mengurangi kerugian ketika aktivitas dilakukan di
perusahaan secara berkelanjutan dan efektif. Hasil penelitian yang dilakukan dengan
menggunakan dua metode menunjukkan, ancaman yang terkait dengan risiko memainkan
peran besar dalam berfungsinya perusahaan.

Dalam metode I, diperoleh faktor-faktor atau kelompok faktor yang secara signifikan
menguntungkan yang melebihi kelompok faktor yang merugikan

Pada metode II jumlah indikator CR lebih kecil dari penjumlahan indikator CM yang berarti
dapat dilakukan eliminasi pada risiko yang muncul.

Pada tahap akhir, berdasarkan hasil yang diperoleh, dimungkinkan untuk membuat alur analisis
deduktif yang akan memantau risiko yang dianalisis. Pada kondisi penggunana FTA fault tree
dapat berfungsi sebagai metode evaluasi.

Anda mungkin juga menyukai