2, Juni 2019
Bintang. B. Sibarani
Dosen Akuntansi Unsurya
sibaranimm2017@gmail.com
ABSTRAK
Materialitas dalam audit merupakan hal penting yang menimbulkan dan melahirkan sebuah opini
audit sebagai pengambil keputusan sehat tidaknya perusahaan. Tujuan penulisan untuk mengetahui
konsep, tahap dan hubungan materialitas dalam audit. Metode penulisan yang diambil yaitu metode
kepustakaan dan observasi kepustakaan. Hasilnya bahwa Materialitas sangat mempengaruhi proses
audit, dikarenakan seluruh proses audit tergantung dari seberapa besar SALAH SAJI Materialitas
sehingga menimbulkan kesimpulan materialiatas merupakan satu diantara berbagai faktor yang
mempengaruhi pertimbangan auditor tentang kecukupan bukti audit sehingga membuat generalisasi
hubungan antara materalitas dengan bukti audit dalam mengambil keputusan audit dan menimbulkan
OPINI AUDIT.
Kata Kunci : materialitas, opini audit, salah saji, bukti audit.
ABSTRACT
Materiality in an audit is an important thing that raises and gives birth to an audit opinion as a
decision maker whether the company is healthy or not. The purpose of writing is to know the
concepts, stages and relationships of materiality in the audit. Writing method taken is the method of
literature and library observation. The result is that Materiality greatly influences the audit process,
because the entire audit process depends on how much FALSE Materiality so that it raises material
conclusions is one among various factors that influence the auditor's judgment about the adequacy
of audit evidence so that generalizes the relationship between maternity and audit evidence in making
audit decisions and lead to AUDIT OPINION
Keywords : materiality, audit opinion, misstatement, audit evidence
87
Jurnal Bisnis dan Akuntansi Unsurya Vol. 4, No. 2, Juni 2019
4. Hubungan antara materialitas dan bukti (materialitas yang menyeluruh) sering kali
tersebut.
Auditor menentukan materialitas
Materialitas mengukur apa yang
berdasarkan persepsinya mengenai kebutuhan
dianggap signifikan oleh pemakai laporan
pemakai (laporan). Dalam menerapkan
keuangan dalam membuat keputusan
kearifan profesionalnya (profesional
ekonomis. Konsep materialitas mengakui
judgement), layak bagi auditor
bahwa hal–hal tertentu, terpisah atau
mengasumsikan pemakai laporan keuangan:
tergabung, penting untuk pembuat keputusan
1. Mempunyai pengetahuan yang cukup
ekonomis berdasarkan laporan keuangan
mengenai bisnis, kegiatan ekonomis, dan
tersebut. Contoh keputusan ekonomis :
88
Jurnal Bisnis dan Akuntansi Unsurya Vol. 4, No. 2, Juni 2019
89
Jurnal Bisnis dan Akuntansi Unsurya Vol. 4, No. 2, Juni 2019
American Institute Certified Public kemaslahatannya bagi pemilik dana dan bank.
Accountant (AICPA) menyatakan tingkat Oleh karena itu setiap proses penghimpunan
materialitas laporan keuangan suatu entitas dan penerimaan dana harus dilakukan
tidak akan sama dengan entitas yang lain, berdasar ketentuan yang ada.
tergantung pada ukuran entitas. ACIPA juga Materiality menurut FABS No. 2 dalam
menyebutkan bahwa resiko audit dan Boynton et al (2014 :200) “Materialitas
materialitas perlu dipertimbangkan dalam (materiality) adalah besarnya pengabaian atau
menentukan sifat, saat, dan lingkup prosedur salah saji informasi akuntansi dalam
audit serta dalam mengevaluasi prosedur audit kaitannya dengan kondisi di sekitarnya, akan
(AICPA, 1983). Risiko audit adalah resiko memungkinkan pertimbangan pihak yang
yang terjadi dalam hal auditor, tanoa disadari berkepentingan yang mengandalkan informasi
tidak memodifiksi pendapatnya sebagaimana tersebut akan berubah atau terpengaruh oleh
mestimya, atas suatu laporan keuangan yang pengabaian atau salah saji tersebut.” Dikutip
mengandung salah saji material (Mulyadi, dalam buku Soekrisno Agoes ( 2014 ).
2002) Tingkatan Materialitas dalam audit
Adapun dalam auditor syariah yang yaitu:
dilakukan terhadap Obyek material 1. Tingkat laporan keuangan karena pendapat
pengawasan syariah pada dasarnya adalah auditor mengenai kewajaran meluas
produk-produk yang dikembangkan dan sampai laporan keuangan secara
dijalankan oleh perbankan syariah. Produk keseluruhan.
bank syariah dapat diklasifikasikan menjadi 2. Tingkat saldo akun karena auditor menguji
produk pengumpulan dana, produk saldo akun dalam memperoleh kesimpulan
penyaluran dana dan produk pelayanan jasa keseluruhan kewajaran laporan keuangan.
keuangan. Masing-masing produk
dikembangkan dan dijalankan sesuai dengan Tabel 1. Tahap-tahap Materialitas Dalam
Proses Audit
prinsip syariah yang melandasinya. Dalam
upaya memenuhi kemampuan penghimpunan TAHAP AUDITOR MELAKSANAKAN
dana sebagai sumber pembiayaan yang Menentukan dua macam materialitas,
Risk yakni materialitas untuk laporan
seimbang dan kesehatan perbankan assessment keuangan secara menyeluruh dan
(penilaian performance materiality (materialitas
diperlukanya kebijakan standar operasional pelaksanaan)
risiko)
penghimpunan dana yang mengacu pada UU Merencanakan prosedur penilaian
risiko apa yang harus dilaksanakan.
Perbankan, Fatwa DSN, Peraturan BI serta
Mengidentifikasi dan menilai risiko
tidak bertentangan dengan syariah Islam. salah saji yang material.
Semua dana pihak ketiga merupakan amanah
yang harus dijaga keamanan dan
90
Jurnal Bisnis dan Akuntansi Unsurya Vol. 4, No. 2, Juni 2019
91
Jurnal Bisnis dan Akuntansi Unsurya Vol. 4, No. 2, Juni 2019
dengan prinsip-prinsip akuntansi yg berlaku banyak prosedur audit berkaitan dengan lebih
umum. dari satu laporan keuangan.
Auditor menggunakan dua cara dalam
3.2. Materialitas Pada Tingkat Saldo Akun
menerapkan materialitas. Pertama, auditor
(Account balance, class of transaction
menggunakan materialitas dalam
and disclosures level)
perencanaan audit dan kedua, pada saat
Materialitas pada tingkat saldo akun
mengevaluasi bukti audit dalam
adalah salah saji minimum yang mungkin
melaksanakan audit. Pada saat merencanakan
terdapat dalam saldo akun yang dipandang
audit, auditor perlu membuat estimasi
sebagai salah saji material. Konsep
materialitas karena terdapat hubungan yang
materialitas pada tingkat saldo akun tidak
terbalik antara jumlah dalam laporan
boleh dicampur adukan dengan istilah saldo
keuangan yang di pandang material oleh
akun material. Saldo akun material adalah
auditor dengan jumlah pekerjaan audit yang
besarnya saldo akun yang tercatat, sedangkan
diperlukan untuk menyatakan kewajaran
konsep materialitas berkaita dengan jumlah
laporan keuangan.
salah saji yang dapat mempengaruhi
Dalam membuat suatu pertimbangan
keputusan pemakai informasi keuangan.
pendahuluan mengenai materialitas, auditor
Dalam mempertimbangkan
mula- mula menentukan tingkat agreat
materialitas pada tingkat saldo akun, auditor
(keseluruhan) materialitas untuk setiap
harus mempertimbangkan hubungan antara
laporan. Sebagai contoh, diperkirakan bahwa
materialitas tersebut dengan materialitas
kekeliruan berjumlah $100.000 untuk laporan
laporan keuangan. Pertimbangan ini
laba-rugi dan $200.000 untuk neraca akan
mengarahkan auditor untuk merencanakan
materialitas. Dalam kasus ini tidak tepat bagi
audit guna mendeteksi salah saji yang
auditor untuk menggunakan materialitas
kemungkinan tidak material secara individual,
neraca dalam merencanakan audit karena jika
namun jika digabungkan dengan salah saji
salah saji dalam neraca yang berjumlah
dalam saldo akun yang lain, dapat material
hingga $200.000 juga mempengaruhi laporan
terhadap laporan keuangan secara
laba-rugi, laporan labar-rugi akan
keseluruhan.
mengandung salah saji yang material. Untuk
tujuan perencanaan, auditor harus
3.3. Hubungan Antara Materialitas
menggunakaan tingkat agregat terkecil dari
Dengan Bukti Audit
salah saji yang dipertimbangkan sebagai
Materialitas merupakan satu diantara
material untuk setiap laporan keuangan.
berbagai faktor yang mempengaruhi
Peraturab keputusan ini tepat karena (1)
pertimbangan auditor tentang kecukupan
laporan keuangan saling berkaitan dan (2)
bukti audit. Dalam membuat generalisasi
92
Jurnal Bisnis dan Akuntansi Unsurya Vol. 4, No. 2, Juni 2019
93