Anda di halaman 1dari 7

Jurnal Bisnis dan Akuntansi Unsurya Vol. 4, No.

2, Juni 2019

MATERIALITAS PADA PROSES AUDIT


Setiadi
Dosen Akuntansi Unsurya
tedi.hartoko@gmail.com

Bintang. B. Sibarani
Dosen Akuntansi Unsurya
sibaranimm2017@gmail.com

ABSTRAK
Materialitas dalam audit merupakan hal penting yang menimbulkan dan melahirkan sebuah opini
audit sebagai pengambil keputusan sehat tidaknya perusahaan. Tujuan penulisan untuk mengetahui
konsep, tahap dan hubungan materialitas dalam audit. Metode penulisan yang diambil yaitu metode
kepustakaan dan observasi kepustakaan. Hasilnya bahwa Materialitas sangat mempengaruhi proses
audit, dikarenakan seluruh proses audit tergantung dari seberapa besar SALAH SAJI Materialitas
sehingga menimbulkan kesimpulan materialiatas merupakan satu diantara berbagai faktor yang
mempengaruhi pertimbangan auditor tentang kecukupan bukti audit sehingga membuat generalisasi
hubungan antara materalitas dengan bukti audit dalam mengambil keputusan audit dan menimbulkan
OPINI AUDIT.
Kata Kunci : materialitas, opini audit, salah saji, bukti audit.

ABSTRACT
Materiality in an audit is an important thing that raises and gives birth to an audit opinion as a
decision maker whether the company is healthy or not. The purpose of writing is to know the
concepts, stages and relationships of materiality in the audit. Writing method taken is the method of
literature and library observation. The result is that Materiality greatly influences the audit process,
because the entire audit process depends on how much FALSE Materiality so that it raises material
conclusions is one among various factors that influence the auditor's judgment about the adequacy
of audit evidence so that generalizes the relationship between maternity and audit evidence in making
audit decisions and lead to AUDIT OPINION
Keywords : materiality, audit opinion, misstatement, audit evidence

I. PENDAHULUAN apakah laporan keuangan secara keseluruhan


1.1. Latar Belakang
telah disajikan secara wajar sesuai dengan
Materialitas merupakan dasar
prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum.
penerapan standar-standar auditing yang
Materialitas adalah besarnya nilai
berlaku umum, terutama standar pekerjaan
yang dihilangkan atau salah saji informasi
lapangan dan standar pelaporan. Oleh karena
akuntansi, yang dilihat dari keadaan yang
itu materialitas memiliki dampak yang
melingkupinya, dapat mengakibatkan
mendalam pada audit laporan keuangan. SAS
perubahan atas atau pengaruh terhadap
47, Audit Risk and Materiality in Conducting
pertimbangan orang yang meletakan
an Audit (AU 312.08), menyatakan agar
kepercayaan terhadap informasi tersebut,
auditor mempertimbangkan materialitas
karena adanya penghilangan atau salah saji
dalam merencanakan audit dan mengevaluasi
itu.

87
Jurnal Bisnis dan Akuntansi Unsurya Vol. 4, No. 2, Juni 2019

1.2. Tujuan menanam modal dalam entitas itu,


1. Materialitas dalam audit laporan bertransaksi bisnis dengannya meminjamkan
keuangan. uang kepadanya, dan lain-lain.
2. Konsep-konsep dari materialitas. Materialitas digunakan untuk membuat
3. Tahap-tahap dari materialitas dalam dan mengaudit laporan keuangan, materialitas
proses audit. untuk laporan keuangan secara keseluruhan

4. Hubungan antara materialitas dan bukti (materialitas yang menyeluruh) sering kali

audit. dijelaskan, misalnya dalam kerangka


pelaporan keuangan.

1.3. Metodologi Penelitian


Pertimbangan (judgements)
Penelitian ini dilaksanakan melalui mengenai materialitas dibuat dengan
metodologi : mamperhatikan situasi yang ada
Situasi yang ada (surrounding circumstances), dan
1. Studi Kepustakaan. mempengaruhi oleh ukuran atau sifat
2. Studi Kualitatif berdasarkan opini. salah saji atau keduanya (ukuran dan
sifat salah saji)
3. Observasi.
Kebutuhan Judgements mengenai hal yang
pemakai laporan material bagi pemakai laporan
secara umum keuangan di dasarkan pada
II. TINJAUAN PUSTAKA
kebutuhan akan informasi umum
2.1. Tinjauan Umum Materialitas dari pemakai laporan sebagai satu
Materialitas adalah besarnya nilai yang kelompok. Dampaknya salah saji
pada masing – masing pemakai, yang
dihilangkan atau salah saji informasi kebutuhannya bisa sangat bervariasi,
akuntansi, yang dilihat dari keadaan yang tidak ikut diperhitungkan
Dampak terhadap Salah saji, termasuk kealpaan
melingkupinya, dapat mengakibatkan
pengambilan (omission), dianggap material jika
perubahan atau pengaruh terhadap keputusan secara terpisah atau tergabung, yang
ekonomis secara wajar dapat mempengaruhi
pertimbangan orang yang meletakan
keputusan ekonomis pemakai yang
kepercayaan terhadap informasi tersebut, mendasarkan keputusannya pada
karena adanya penghilangan atau salah saji laporan keuangan tersebut

tersebut.
Auditor menentukan materialitas
Materialitas mengukur apa yang
berdasarkan persepsinya mengenai kebutuhan
dianggap signifikan oleh pemakai laporan
pemakai (laporan). Dalam menerapkan
keuangan dalam membuat keputusan
kearifan profesionalnya (profesional
ekonomis. Konsep materialitas mengakui
judgement), layak bagi auditor
bahwa hal–hal tertentu, terpisah atau
mengasumsikan pemakai laporan keuangan:
tergabung, penting untuk pembuat keputusan
1. Mempunyai pengetahuan yang cukup
ekonomis berdasarkan laporan keuangan
mengenai bisnis, kegiatan ekonomis, dan
tersebut. Contoh keputusan ekonomis :

88
Jurnal Bisnis dan Akuntansi Unsurya Vol. 4, No. 2, Juni 2019

akuntansi, dan punya keinginan untuk Pertimbangan materialitas mencakup


mempelajari informasi dalam laporan pertimbangan kuantitatif dan kualitataif.
keuangan dengan cukup cermat. Pertimbangan kuantitatif berkaitan dengan
2. Memahami bahwa laporan keuangan hubungan salah saji dengan jumlah kunci
dibuat dan diaudit pada tingkat materialitas tertentu dalam laporan keuangan.
(dan mengabaikan yang tidak material). Pertimbangan kualitatif berkaitan dengan
3. Menerima ketidakpastian yang inheren penyebab salah saji. Suatu salah saji yang
dalam penggunaan estimasi, judgement, secara kuantitatif tidak material dapat secara
dan pertimbangan mengenai peristiwa di kualitatif material, karena penyebab yang
kemudian hari (seperti potensi resesi menimbulkan salah saji tersebut.
ekonomi, potensi bangkrut, potensi Berikut ini disajikan contoh pertimbangan
nasabah besar tidak bisa membayar, dan kuantitatif dan kualitatif yang dilakukan oleh
lain – lain). auditor dalam mempertimbangkan
4. Membuat keputusan ekonomis ekonomis materialitas.
yang wajar (reasonable economic 1. Hubungan salah saji dengan jumlah kunci
decisions) atas dasar informasi dalam tertentu dalam laporan seperti:
laporan keuangan. a. Laba bersih sebelum pajak dalam
laporan keuangan.
2.2. Pertimbangan Awal Materialitas b. Total aktiva dalam neraca.
Auditor melakukan pertimbangan awal c. Total aktiva lancar dalam neraca.
tentang tingkat materialitas dalam d. Total equitas pemegang saham dalam
perencanaan auditnya. Penentuan materialitas neraca.
ini, yang sering kali disebut dengan 2. Faktor kualitatif, seperti:
materialitas perencanaan, mungkin dapat a. Kemungkinan terjadinya pembayaran
berbeda dengan tingkat materialitas yang yang melanggar hukum.
digunakan pada saat pengambilan kesimpulan b. Kemungkinan terjadinya kecurangan.
audit dan dalam mengevaluasi temuan audit c. Syarat yang tercantum dalam perjanjian
karena keadaan yang melingkupi berubah, penarikan kredit dari bank yang
informasi tambahan tentang klien dapat mengharuskan klien untuk
diperoleh selama berlangsungnya audit. mempertahankan beberapa rasio
Kemudian audit yang telah dilaksanakan keuangan pada tingkat minimum
dapat memastikan bahwa karena sumber tertentu.
pembelanjaan tersebut, solvabilitas klien d. Adanya gangguan dalam tren laba.
dalam periode yang diaudit telah mengalami e. Sikap manajemen terhadap integritas
peningkatan secara signifikan. laporan keuangan.

89
Jurnal Bisnis dan Akuntansi Unsurya Vol. 4, No. 2, Juni 2019

American Institute Certified Public kemaslahatannya bagi pemilik dana dan bank.
Accountant (AICPA) menyatakan tingkat Oleh karena itu setiap proses penghimpunan
materialitas laporan keuangan suatu entitas dan penerimaan dana harus dilakukan
tidak akan sama dengan entitas yang lain, berdasar ketentuan yang ada.
tergantung pada ukuran entitas. ACIPA juga Materiality menurut FABS No. 2 dalam
menyebutkan bahwa resiko audit dan Boynton et al (2014 :200) “Materialitas
materialitas perlu dipertimbangkan dalam (materiality) adalah besarnya pengabaian atau
menentukan sifat, saat, dan lingkup prosedur salah saji informasi akuntansi dalam
audit serta dalam mengevaluasi prosedur audit kaitannya dengan kondisi di sekitarnya, akan
(AICPA, 1983). Risiko audit adalah resiko memungkinkan pertimbangan pihak yang
yang terjadi dalam hal auditor, tanoa disadari berkepentingan yang mengandalkan informasi
tidak memodifiksi pendapatnya sebagaimana tersebut akan berubah atau terpengaruh oleh
mestimya, atas suatu laporan keuangan yang pengabaian atau salah saji tersebut.” Dikutip
mengandung salah saji material (Mulyadi, dalam buku Soekrisno Agoes ( 2014 ).
2002) Tingkatan Materialitas dalam audit
Adapun dalam auditor syariah yang yaitu:
dilakukan terhadap Obyek material 1. Tingkat laporan keuangan karena pendapat
pengawasan syariah pada dasarnya adalah auditor mengenai kewajaran meluas
produk-produk yang dikembangkan dan sampai laporan keuangan secara
dijalankan oleh perbankan syariah. Produk keseluruhan.
bank syariah dapat diklasifikasikan menjadi 2. Tingkat saldo akun karena auditor menguji
produk pengumpulan dana, produk saldo akun dalam memperoleh kesimpulan
penyaluran dana dan produk pelayanan jasa keseluruhan kewajaran laporan keuangan.
keuangan. Masing-masing produk
dikembangkan dan dijalankan sesuai dengan Tabel 1. Tahap-tahap Materialitas Dalam
Proses Audit
prinsip syariah yang melandasinya. Dalam
upaya memenuhi kemampuan penghimpunan TAHAP AUDITOR MELAKSANAKAN
dana sebagai sumber pembiayaan yang  Menentukan dua macam materialitas,
Risk yakni materialitas untuk laporan
seimbang dan kesehatan perbankan assessment keuangan secara menyeluruh dan
(penilaian performance materiality (materialitas
diperlukanya kebijakan standar operasional pelaksanaan)
risiko)
penghimpunan dana yang mengacu pada UU  Merencanakan prosedur penilaian
risiko apa yang harus dilaksanakan.
Perbankan, Fatwa DSN, Peraturan BI serta
 Mengidentifikasi dan menilai risiko
tidak bertentangan dengan syariah Islam. salah saji yang material.
Semua dana pihak ketiga merupakan amanah
yang harus dijaga keamanan dan

90
Jurnal Bisnis dan Akuntansi Unsurya Vol. 4, No. 2, Juni 2019

 Menentukan sifat (nature), waktu Tabel 3. Empat Konsep Materialitas


(timing), dan luasnya (extent)
Risk response prosedur audit slanjutnya Overall materiality didasarkan atas apa
(menanggapi (further audit procedures). yang layaknya diharapkan berdampak
risiko) “Overall” terhadap keputusan yang dibuat pengguna
 Merevisi angka materialitas
materiality laporan keuangan. Jika auditor memperoleh
karena adanya perubahan situasi
informasi yang menyebaban ia menentukan
(change in circumstances)
angka materialitas yang berbeda dari yang
selama audit berlangsung.
ditetapkannya semula, angka materialitas
 Mengevaluasi salah saji yang semula seharusnya direvisi
Reporting belum dikoreksi oleh entitas itu.
Performance materiality ditetapkan lebih
(pelaporan)  Merumuskan pendapat auditor. rendah dari overall materiality.
Performance materiality memungkinkan
2.3. Konsep Materialitas auditor menanggapi penilaian resiko
“Overall” tertentu (tanpa mengubah overall
Dalam merencanakan suatu audit,
performance materiality), dan menurunkan ke tingkat
auditor harus menilai materialitas pada dua materiality rendah yang tepat (appropriately low level)
probabilitas salah saji yang tidak dikoreksi
tingkat berikut:
dan salah saji yang tidak terdeteksi secara
1. Tingkat laporan keuangan karena pendapat agregat (aggregate of uncorrected and
auditor mengenai kewajaran meluas undetected misstatements) melampui
overall materiality. Performance
sampai laporan keuangan secara materiality perlu diuba berdasarkan temuan
keseluruhan. audit
Specific materiality untuk jenis transaksi,
2. Tingkat saldo akun karena auditor menguji
“Specific” saldo akun atau disclosure tertentu dimana
saldo akun dalam memperoleh kesimpulan materiality jumlah salah sajinya akan lebih rendah dari
overall materiality
keseluruhan atas kewajaran laporan
Specific performance materiality
keuangan. ditetapkan lebih rendah dari specific
“Specific” materiality. Hal ini memungkin auditor
performance menanggapi penilaian resiko tertentu, dan
Tabel 2. Materialitas di Dua Tingkat materiality memperhitungkan kemungkinan adanya
salah saji yang tidak terdeteksi dan salah
“Overall” materiality (for saji yang tidak material, yang secara
the financial statements as agregat dapat berjumlah materiality.
Financial statement level a whole)
“Overall” performance
materiality
“Specific” materiality
III. PEMBAHASAN
Account balance, (for particular financial 3.1. Materialitas Pada Tingkat Laporan
class of transaction statement areas)
and disclosures “Specific” performance Keuangan (Financial Statement
level materiality
Materiality)
“Overall” materiality adalah materialitas Materialitas laporan keuangan adalah
untuk laporan keuangan secara keseluruhan. besarnya keseluruhan salah saji minimum
Sedangkan “specific” materiality adalah dalam suatu laporan keuangan yg cukup
materialitas untuk jenis transaksi, saldo akun penting sehingga membuat laporan keuangan
atau pengungkapan (disclosures) tertentu. menjadi tidak disajikan secara wajar sesuai

91
Jurnal Bisnis dan Akuntansi Unsurya Vol. 4, No. 2, Juni 2019

dengan prinsip-prinsip akuntansi yg berlaku banyak prosedur audit berkaitan dengan lebih
umum. dari satu laporan keuangan.
Auditor menggunakan dua cara dalam
3.2. Materialitas Pada Tingkat Saldo Akun
menerapkan materialitas. Pertama, auditor
(Account balance, class of transaction
menggunakan materialitas dalam
and disclosures level)
perencanaan audit dan kedua, pada saat
Materialitas pada tingkat saldo akun
mengevaluasi bukti audit dalam
adalah salah saji minimum yang mungkin
melaksanakan audit. Pada saat merencanakan
terdapat dalam saldo akun yang dipandang
audit, auditor perlu membuat estimasi
sebagai salah saji material. Konsep
materialitas karena terdapat hubungan yang
materialitas pada tingkat saldo akun tidak
terbalik antara jumlah dalam laporan
boleh dicampur adukan dengan istilah saldo
keuangan yang di pandang material oleh
akun material. Saldo akun material adalah
auditor dengan jumlah pekerjaan audit yang
besarnya saldo akun yang tercatat, sedangkan
diperlukan untuk menyatakan kewajaran
konsep materialitas berkaita dengan jumlah
laporan keuangan.
salah saji yang dapat mempengaruhi
Dalam membuat suatu pertimbangan
keputusan pemakai informasi keuangan.
pendahuluan mengenai materialitas, auditor
Dalam mempertimbangkan
mula- mula menentukan tingkat agreat
materialitas pada tingkat saldo akun, auditor
(keseluruhan) materialitas untuk setiap
harus mempertimbangkan hubungan antara
laporan. Sebagai contoh, diperkirakan bahwa
materialitas tersebut dengan materialitas
kekeliruan berjumlah $100.000 untuk laporan
laporan keuangan. Pertimbangan ini
laba-rugi dan $200.000 untuk neraca akan
mengarahkan auditor untuk merencanakan
materialitas. Dalam kasus ini tidak tepat bagi
audit guna mendeteksi salah saji yang
auditor untuk menggunakan materialitas
kemungkinan tidak material secara individual,
neraca dalam merencanakan audit karena jika
namun jika digabungkan dengan salah saji
salah saji dalam neraca yang berjumlah
dalam saldo akun yang lain, dapat material
hingga $200.000 juga mempengaruhi laporan
terhadap laporan keuangan secara
laba-rugi, laporan labar-rugi akan
keseluruhan.
mengandung salah saji yang material. Untuk
tujuan perencanaan, auditor harus
3.3. Hubungan Antara Materialitas
menggunakaan tingkat agregat terkecil dari
Dengan Bukti Audit
salah saji yang dipertimbangkan sebagai
Materialitas merupakan satu diantara
material untuk setiap laporan keuangan.
berbagai faktor yang mempengaruhi
Peraturab keputusan ini tepat karena (1)
pertimbangan auditor tentang kecukupan
laporan keuangan saling berkaitan dan (2)
bukti audit. Dalam membuat generalisasi

92
Jurnal Bisnis dan Akuntansi Unsurya Vol. 4, No. 2, Juni 2019

hubungan antara materalitas dengan bukti Pertimbangan materialitas mencakup


audit, perbedaan istilah materialitas dan saldo pertimbangan kuantitatif dan kualitataif.
akun material harus tetap diperhatikan, karena Pertimbangan kuantitatif berkaitan dengan
semakin rendah tingkat materialitas, semakin hubungan salah saji dengan jumlah kunci
besar jumlah bukti yang diperlukan. tertentu dalam laporan keuangan.
Pertimbangan kualitatif berkaitan dengan
IV. KESIMPULAN penyebab salah saji. Suatu salah saji yang
Materialitas merupakan dasar secara kuantitatif tidak material dapat secara
penerapan standar auditing, terutama standar kualitatif material, karena penyebab yang
pekerjaan lapangan dan standar pelaporan. menimbulkan salah saji tersebut.
Materialitas adalah besarnya nilai yang Materialiatas merupakan satu diantara
dihilangkan atau salah saji informasi berbagai faktor yang mempengaruhi
akuntansi, yang dilihat dari keadaan yang pertimbangan auditor tentang kecukupan
melingkupinya, dapat mengakibatkan bukti audit. Dalam membuat generalisasi
perubahan atas atau pengaruh terhadap hubungan antara materalitas dengan bukti
pertimbangan orang yang meletakan audit, perbedaan istilah materialitas dan saldo
kepercayaan terhadap informasi tersebut, akun material harus tetap diperhatikan, karena
karena adanya penghilangan atau salah saji semakin rendah tingkat materialitas, semakin
itu. besar jumlah bukti yang diperlukan.
Auditor melakukan pertimbangan awal
DAFTAR PUSTAKA
tentang tingkat materialitas dalam
perencanaan auditnya. Penentuan materialitas
Agoes, Soekrisno ( 2014 ), Auditing
ini, yang sering kali disebut dengan
Buku 1. Jakarta. Salemba Empat
materialitas perencanaan, mungkin dapat
https://www.academia.edu/9666250/M
berbeda dengan tingkat materialitas yang
AKALAH_MATERIALITAS_D
digunakan pada saat pengambilan kesimpulan AN_RISIKO_AUDIT
audit dan dalam mengevaluasi temuan audit
Mulyadi ( 2012 ), Auditing edisi 6.
karena keadaan yang melingkupi berubah, Jakarta. Salemba Empat.
informasi tambahan tentang klien dapat
Setiadi ( 2019 ), Pemeriksaan
diperoleh selama berlangsungnya audit. Akuntansi (Teori dan Praktek )
Cetakan 1 . Jakarta. Salemba
Kemudian audit yang telah dilaksanakan
Empat.
dapat memastikan bahwa karena sumber
pembelanjaan tersebut, solvabilitas klien
dalam periode yang diaudit telah mengalami
peningkatan secara signifikan.

93

Anda mungkin juga menyukai