BIDANG KEGIATAN :
PKM-GT
Diusulkan oleh :
LEMBAR PENGESAHAN
USULAN PROGRAM KREATIFITAS MAHASISWA
6. Dosen Pendamping
a. Nama Lengkap dan Gelar : Ir. Agustinus Samosir, M.Phil
b. NIP : 196112111987031003
c. Alamat Rumah dan No Tel./HP : Jl. Ciremai Ujung 89 Bogor
d. No Tel./HP : 08121377440
Mengetahui,
Wakil Rektor Bidang Akademik dan Dosen Pendamping
Kemahasiswaan
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur atas kehadiran rahmat dan karunia Allah Yang Maha
Kuasa yang selalu memberkahi setiap langkah kita, sehingga karya tulis ilmiah
berjudul “BLUE CARBON: Restorasi Lamun (Seagrass) melalui Aplikasi
Teknologi Mekanik Transplantasi GUTS (Giga Unit Transplant System)
sebagai Mitigasi Bencana, Keanekaragaman Hayati dan Pemanasan Global
di Indonesia”. telah terselesaikan meskipun banyak kekurangan dalam karya
tulis.
Karya tulis ilmiah ini disusun sebagai rasa peduli mahasiswa dalam
pelestarian potensi lokal untuk mitigasi pemanasan global, semoga karya tulis
ilmiah ini dapat dijadikan sebagai inspirasi untuk memberikan solusi masalah
pemansan global. Ucapan terima kasih tidak lupa saya berikan kepada dosen
pembimbing Bapak Ir. Agustinus Samosir, M.Phil, Ibu Yuni sebagai Koord.
Kemahasiswaan Depatemen Budidaya Perairan , Bapak Dr. Yusli sebagai Ketua
Jurusan Manajemen Sumberdaya Perairan IPB, Bapak Oman Suderajat sebagai
Wakil Dekan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan IPB atas bimbingannya
dalam menyelesaikan karya tulis ilmiah untuk mengikuti kompetisi Program
Kreatifitas Mahasiswa yang dilaksanakan oleh DIKTI.
Demikian saya ucapkan terima kasih atas perhatiannya dan semoga karya
tulis ilmiah ini dapat diterapkan dalam masyarakat , penulis mengetahui bahwa
dalam karya tulis ilmiah ini banyak terdapat kekurangan sehingga penulis
mengharapkan saran dan kritik yang membangun.
Penulis,
iv
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN...................................................................................ii
KATA PENGANTAR..........................................................................................iii
DAFTAR ISI..........................................................................................................iv
DAFTAR GAMBAR..............................................................................................v
DAFTAR TABEL.................................................................................................vi
RINGKASAN.......................................................................................................vii
PENDAHULUAN...................................................................................................1
Latar Belakang....................................................Error! Bookmark not defined.
Tujuan...................................................................................................................2
Manfaat.................................................................................................................2
GAGASAN..............................................................................................................2
Kondisi Terkini Lamun di Indonesia dan Pengelolaannya...................................2
Restorasi lamun....................................................................................................3
GUTS (Giga Unit Tranplant System) sebagai Mesin Transplant Mekanik
Lamun Berdayaguna Tinggi.................................................................................5
Peran Lamun Sebagai Blue Carbon Sink..............................................................7
Aplikasi Startegis Penerapan Restorasi Lamun Melalui Integrasi Sosial.............9
KESIMPULAN.....................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................10
v
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR TABEL
vi
RINGKASAN
Pemanasan global yang terjadi saat ini merupakan sebuah akumulasi dari
serangkaian kegiatan manusia yang tidak berwawasan lingkungan. Global
vii
Warming akan memberikan dampak yang sangat buruk tidak hanya bagi
lingkungan tetapi juga bagi kehidupan manusia yang merupakan fungsi langsung
dari peningkatan panas bumi. Laut sebagai ekosistem yang terbesar sering kali
tidak tersadari akan dampaknya yang besar bagi kehidupan dimana laut menutupi
sebagian besar bumi. Padahal peran laut sebagai penyerap karbon tidak kalah
penting dengan hutan, sehingga sebaiknya kearifan akan laut dijadikan pedoman
dalam bertindak. Blue Carbon Sink merupakan istilah yang tepat dalam
merefleksikan akan kemampuan dan dampak laut bagi kehidupan manusia,
ekosistem laut tidak terlepas dari integrasi antara empat sistem yaitu terumbu
karang, lamun (seagrass), mangrove dan fitoplankton sebagai sistem penyaga dan
penyerap karbon melalui sistem solubility pump dan biological pump. Blue
Carbon Sink memiliki efektifitas yang lebih baik diantaranya adalah penyerapan
karbon diatmosfer yang lebih tinggi mencapai 55% dan memiliki kemampuan
dalam menyimpan karbon mencapai jutaan tahun melebihi hutan tropis yang
hanya beberapa tahun.
Peran lamun sebagai salah satu ekosistem penyusun perairan sangat
penting dan tidak dapat digantikan. Peran besar lamun bagi manusia sangat
banyak diantaranya lamun merupakan habitat alami bagi beberapa jenis ikan,
tempat hidup dan produsen primer. Tidak hanya itu, Lamun berperan besar
sebagai Blue Carbon Sink yang merupakan penangkap karbon terbesar dan
mampu menyimpannya pada sendimen dalam waktu yang lama.
Restorasi lamun merupakan suatu hal yang harus dilakukan terutama di
Indonesia sebagai Negara kepulauan yang memiliki sumberdaya perairan terutama
laut yang luas dengan potensi lamun mencapai 30.000 km2, Indonesia merupakan
Negara dengan spesies lamun terbesar di dunia mencapai 15 spesies. Potensi ini
dapat dilestarikan dengan melakukan tranplantasi lamun dengan menggunakan
metode GUTS (Giga Unit Transplant System). GUTS sendiri telah berkembang
sejak tahun 2008 untuk tranplantasi lamun di Florida, kelebihan alat ini adalah
dapat dikendalikan diatas perairan dan mampu menjangkau wilayah yang luas
sehingga sangat efesien bila dibandingkan dengan menggunakan sistem
transplantasi tradisional (Shafer. 2008). Hasil dari transplant alat ini memiliki
daya survival yang baik bila dibandingkan dengan cara-cara tradisional sehingga
dalam penerapannya di Indonesia mudah pelaksanaannya. GUTS diperlukan
sebab kecepatan tumbuh lamun lebih lambat bila dibandingkan dengan perusakan
lamun akibat manusia.
1
PENDAHULUAN
Tujuan
Tujuan penulisan karya tulis ini adalah untuk mengkaji penerapan sistem mekanik
tranplantasi lamun di Indonesia melalui GUTS ( Giga Unit Transplant System)
sehingga dapat dikembangkan sebagai teknologi tepat guna untuk mengatasi
kerusakan lamun yang berdampak besar terhadap mitigasi baik bencana,
keanekaragaman hayati dan pemanasan global.
Manfaat
Manfaat penulisan karya ilmiah ini antara lain adalah memberikan informasi dan
menujukan peran dari lamun (seagrass) sebagai salah satu ekosistem pesisir yang
telah memiliki kemampuan dalam menangkap karbon sehingga berperan besar
dalam mitigasi pemanasan global.
a. Bagi pemerintah, dapat menjadi salah satu pertimbangan untuk melakukan
mitigasi terhadap pemanasan global melalui pemanfaatan potensi lokal,
konservasi bagi hewan-hewan yang terancam punah serta kemampuannya
dalam meredam erupsi di daerah pesisir terutama dampak sosial ekonomi
bagi masyarakatnya dalam hal ini adalah nelayan.
b. Bagi masyarakat, dapat memberikan informasi tentang pentingnya peran
lamun sehingga diharapkan lebih memiliki kearifan dalam memanfaatkan
potensi lokal yang ada sehingga dapat hidup berdampingan dengan alam
dan masyarakat dapat menjadi agen peduli lingkungan di lapangan
sehingga peran dari masyarakat cukup besar
GAGASAN
bagian yang kondisinya kini sangat ironis dimana kerusakan semakin besar
bahkan menurut para ahli dari science daily, penurunan lamun didunia berkurang
sebesar 58% atau dengan kata lain setiap 30 menit kerusakan lamun mencapai
satu lapangan sepakbola. Dampak dari penurunan jumlah lamun sangat dirasakan
terutama oleh masyarakat pesisir yaitu nelayan, nelayan mengalami penurunan
dari hasil tangkapan ikan. Hal ini disebabkan oleh terjadinya pembangunan di
pesisir yang tidak berwawasan lingkungan berdampak pada sosial ekonomi
masyrakat sebagai bentuk fungsi lanjut dari kerusakan alam.
Peran Lamun yang penting adalah dalam menangkap karbon melalui
sistem solubility pump dan biological pump mampu mengikat CO2 di air menjadi
DIC (dissolves inorganic carbon) untuk dapat dimanfaatkan sebagai komponen
fotosintesis atau tersendimentasi di dasar sehingga istilah ini sering disebut Blue
Carbon Sink (Kawaroe, 2009).
Restorasi lamun
Peran lamun sebagai Blue Carbon Sink disebabkan oleh beberapa faktor
yaitu
1. Peningakatan dari Buangan gas CO2 sebagai brown carbon dan partikel
debu sebagai Black Carbon yang memberikan efek rumah kaca pada
atsmosfer sehingga terjadi peningkatan dari pemanasan.
8
2. Emisi dari pertanian yang itu pemupukan terutama gas-gas seperti NO2-
yang merupakan hasil dari proses nitrifikasi, penebangan hutan tropis dan
kebakaran hutan.
3. Kemampuan dalam ekosistem alami yang menurun akibat dari pencucian
oleh Green Carbon karena semakin sediktnya lahun pertumbuhan dari
hutan dibandingkan dengan kerusakan hutan. (Kawaroe.2009)
Berdasarkan ketiga hal diatas maka Blue Carbon munculnya sebagai
pengganti dari Green Carbon meskipun tidak dapat 100% dapat terselesaikan,
namun Blue Carbon diperkirakan mampu menyerap 55% karbon yang ada
diatsmosfer dan digunakan dalam fotosintesis yang terkait dengan siklus karbon.
Meskipun biomassa tumbuhan laut dibandingkan dengan tumbuhan didarat
hanya 0,05% tetapi tumbuhan Laut mampu menyerap hampir separuh karbon
diudara dan mampu menyimpan karbon lebih lama dibandingkan dengan
tumbuhan darat yang hanya mencapai puluhan tahun tumbuhan Laut mencapai
Jutaan tahun (Kawaroe. 2009). Penyerapan karbon didalam Laut melalui Blue
Sink Carbon dapat terlihat pada tabel 2 dibawah dan didapatkan kesimpulan
bahwa jumlah karbon yang mampu diserap oleh tumbuhan Laut cukup bervariasi
namun ketiganya memiliki peran penting dalam menjaga keutuhan ekosistem
laut.
Tabel 2. Perkiraan rata-rata area yang potensi sebagai blue carbon sink dan karbon
organik yang mengendap per tahun
Area Pengendapan Karbon Organik
Komponen
Juta km2 Ton C ha-1y-1 TgCy-1
Vegetasi
Mangrove 0.17 1.39 17.0-23.6 (57)
Salt marsh 0.40 1.51 60.0-70 (190)
Lamun 0.33 0.83 27.4-44 (82)
Total 0.90 1.23 114-131 (329)
12
Keterangan : T = Tera (10 ), sumber( UNEP. 2009 dalam Kawaroe. 2009)
Pendekatan yang pertama kali dilakukan adalah melalui kerja sama anatara
berbagai pihak baik pemerintah daerah maupun pusat. Pemerintah pusat melalui
dua dinas terkait seperti Kementrian Kelautan dan Perikanan dan Kementrian
Lingkungan hidup mampu berkolaborasi dalam akomodasi para penyuluh maupun
akomadasi dari segi pendanaan, perizinan dan penyediaan penyuluh bagi
masyarakat. Pada sektor pendanaan dapat dilaksanakan melalui pemanfaatan
Carbon Trade pada industri yang banyak mengeluarkan karbon dengan
pendanaan dari CSR ataupun melalui progam perbaikan lingkungan seperti yang
dilaksanakan oleh Australia dalam melakukan restorasi Lamun. LSM dan
masyarakat juga memiliki peran penting seperti mengakomodir masyarakat
melalui pembuatan kelompok-kelompok konservasi Lamun seperti Laskar Lamun
Mandiri sehingga masyarakat sebagai ujung tombak atau target dalam
melaksankan progam ini dapat dicapai dan masyaraka bersama pemerintah daerah
dapat membuat suatu obyek parawista pada zona pemanfaatan sebagai obyek
wisata dalam ekowisata terutama biota yang terancam punah dan langka,
keberhasilan proses ini dapat bekerjasama dengan dinas Pariwisata Daerah
sehingga mampu menyebarluaskan objek wisata kesuluruh Daerah. Perguruan
Tinggi dan Lembaga Riset sebagai satu entitas yang tidak terpisahkan misalnya
untuk pengembangan teknologi dan pengabdian masyarakat sehingga terjadi
penyebaran informasi tentang Lamun secara merata.
Integrasi antara berbagai sistem sosial seperti masyarakat, Pemerintah,
Industri, Lembaga Riset, LSM Lingkungan dan Perguruan Tinggi akan
menentukan sebuah keberhasilan dalam proses restorasi Lamun. Masyarakat akan
mendapatkan peningkatan ekonomi melalui Lamun yaitu sebagai area
penangkapan ikan dan objek wisata pada zona pemanfaatan. Pemerintah
mendapatkan keutungan berupa penjagaan terhadap mitigasi bencana,
keanekaragaman hayati dan peningkatan pendapatan daerah melalui berbagai
sistem yang diaplikasikan. Industri memberikan sebuah solusi baru dalam
menjaga limgkungan sehingga dapat menyalurkan dananya sebesar-besarnya bagi
masyarakat. Secara umum Integrasi ini akan menjaga mitigasi bencana alam,
pemanasan global dan keanekaragaman hayati dengan tetap memperhatikan
kesejahteraan masyarakat.
10
KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
Biodata Penulis
1. Biodata Ketua
Nama lengkap : Intan Apriliani
Tempat, tanggal lahir : Rembang, 30 April 1990
NIM : C24080012
Departemen :Manajemen Sumberdaya Perairan, Fakultas
Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian
Bogor
No HP : 085782248717
Agama : Islam
Tahun angkatan : 2008
Alamat rumah : Desa Babakan Lebak Gang Ojos Rt01 Rw 08
Dramaga Bogor
Riwayat Pendidikan :Manajemen Sumberdaya Perairan, Fakultas
Perikanan dan Ilmu Kelautan, IPB (2008- sekarang)
- SMA Negeri 2 Rembang (2005-2008)
- SMP Negeri 2 Rembang (2002-2005)
- SD Negeri Kutoharjo 1 Rembang (1996-2002)
Pengalaman Organisasi : Dewan Perwakilan Mahasiswa Fakultas(DPM
C)IPB
2. Biodata Anggota
Nama lengkap : Rico Wisnu Wibisono
Tempat, tanggal lahir : Jakarta, 25 Febuari 1990
NIM : C14070036
Departemen :Budidaya Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu
Kelautan, Institut Pertanian Bogor
No HP : 085717321441
Agama : Islam
Tahun angkatan : 2007
Alamat rumah : Wisma Wibisono, Cibanteng, Bogor Barat, Jawa
Barat.
Riwayat Pendidikan : Budidaya Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu
Kelautan, IPB (2007- sekarang)
- SMA Negeri 46 Jakarta (2004-2007)
- SMP Negeri 12 Jakarta (2001-2004)
- SD Islam Al-Amjad (1995-2001)
- TK Nurini (1994-1995)
Prestasi : - Juara III Metabolisma 2006 di Institut Teknologi
Indonesia.
- 10 Besar Olimpiade Biologi Nasional tingkat SLTA
- Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional 2010 di Universitas
Mahasaraswati, Denpasar, Bali
- PKM GT 2010
- PKM-M 2010
- PKM-K 2011
- Aceh Development International Conference 2010 dan
13