Anda di halaman 1dari 13

PROPOSAL

PERLAKUAN PERMUKAAN PADA PROSESl LOGAM

Dosen :
Yunita Kristina, ST, MT

Oleh :

Nama : Arun
NIM : 182860002

JURUSAN TEKNIK TAMBANG


FAKULTAS TEKNOLOGI DAN MINERAL
INSTITUT SAINS DAN TEKNOLOGI TD PARDEDE
2021
BAB I
PENDAHULUAN

1. 1 Latar Belakang
Perkembangan kehidupan manusia yang semakin maju serta teknologi yang ikut berkembang
pesat diharap akan semakin memudahkan kehidupan manusia. Segala kebutuhan manusia
tidak lepas dari unsur logam, karena itu hampir semua alat yang digunakan oleh manusia
terbuat dari unsur logam. Tetapi semakin berkembangnya teknologi, timbul usaha untuk
memperbaiki sifat-sifat dari logam tersebut. Yaitu dengan mengubah sifat mekanik maupun
sifat fisiknya. Salah satu logam yang banyak digunakan oleh manusia adalah logam titanium.
Titanium adalah unsur kimia yang memiliki simbol Ti dan nomor atom 22. Titanium
merupakan logam yang ringan, kuat, berkilau, tahan korosi. Titanium dapat digunakan
sebagai paduan dengan besi, aluminum, vanadium, dan molybdenum, untuk memproduksi
paduan yang kuat namun ringan untuk penerbangan, militer, otomotif, agro industri, alat
kedokteran, alat olahraga, perhiasan, telepon genggam, dan masih banyak aplikasi lainnya.
Bahan titanium memiliki sifat ketahanan korosi dan rasio kekuatan terhadap densitasnya yang
paling tinggi di antara semua logam lain, tetapi didalam pemakaian titanium dapat
bergesekan dengan bahan yang lain. Apabila itu terjadi, maka akan terjadi keausan. Gesekan
biasanya didefinisikan sebagai gaya lawan (opposing force) yang terjadi bilamana dua
permukaan saling bergerak relatif antara satu dengan yang lainnya. Gesekan yang terjadi ini
bisa menimbulkan rusak atau hilangnya partikel dari suatu material yang dinamakan dengan
keausan. Keausan terjadi apabila terdapat dua buah benda saling menekan dan saling
bergesekan.
Keausan yang lebih besar terjadi pada bahan yang lebih lunak (Ningsih & Kaelani, 2016).
BAB II
DASAR TEORI

Beberapa jenis perlakuan permukaan secara konvensional untuk meningkatkan sifat


mekanik permukaan logam antara lain cara nitridasi, karburasi, nitrokarburasi, nyala api,
maupun induksi listrik. Dengan adanya kemajuan teknologi untuk memperbaiki sifat mekanik
permukaan logam, saat ini mulai dikembangkan cara lain untuk membentuk lapisan tipis dan
memperbaiki sifat-sifat pada permukaannya.
Cara tersebut meliputi metode evaporasi, implantasi ion, plasma lucutan pijar RF
(Radio Frekuensi), dan plasma lucutan pijar DC (Direct Current/Arus searah) (Suprapto dkk,
2010).
Salah satu cara untuk meningkatkan kekerasan (hardness) dari bahan titanium adalah
dengan teknik perlakuan permukaan (surface treatment) menggunakan plasma nitrokarburasi.
Menurut Sujitno (2003), surface treatment dapat didefinisikan sebagai suatu usaha dalam
upaya mengubah sifat permukaan suatu material/komponen. Dengan perlakuan permukaan,
yang berubah sifat hanya pada permukaannya saja, sedangkan pada bagian dalam sifatnya
tidak berubah.
Hal tersebut dapat dilakukan dengan pertimbangan bahwa dari bahan dengan kualitas
sedang dapat diperoleh kualitas yang jauh lebih baik dari bahan dasarnya.
Dalam bidang rekayasa permukaaan bahan, cara mengubah sifat permukaan suatu
komponen pada dasarnya dapat ditempuh melalui dua cara yaitu pertama dengan
menambahkan unsur lain/mengubah komposisi kimia, sedangkan yang kedua adalah dengan
cara perlakuan panas.
Dengan penambahan unsur lain/mengubah komposisi kimia dapat dilakukan dengan
cara nitridasi, karburisasi dan nitrokarburisasi. Sedangkan apabila diinginkan dengan
perlakukan panas, dapat dilakukan dengan cara induksi listrik maupun dengan cara nyala api,
kemudian dilanjutkan dengan pendinginan (Malau, 2003).
Dengan kemajuan iptek khususnya teknologi plasma, cara-cara konvensional seperti di
atas mulai ditinggalkan dengan berbagai alasan seperti mengganggu lingkungan, prosesnya
lama, pengontrolan sulit dan pemborosan.
Untuk itu dikembangkanlah teknologi di bidang plasma untuk menyelesaikan berbagai
persoalan yang berhubungan dengan bahan termasuk perlakuan permukaan (surface
treatment) diantaranya nitrokarburasi plasma/ion.
Plasma secara garis besar adalah gas terionisasi.
Suatu gas dikatakan terionisasi jika terdiri dari atom-atom yang terionisasi bermuatan
positif (ion) dan elektron yang bermuatan negatif.
Teknik plasma nitrokarburasi merupakan teknik plasma nitrokarburasi yang baru dan
ramah lingkungan. Prosesnya dilakukan pada kondisi vakum dengan diisikan gas nitrogen
dan karbon, kemudian diberi beda potensial diantara dua elektroda yang mengakibatkan
terbentuknya ion nitrogen dan karbon yang menuju ke benda kerja sehingga terjadi proses
deposisi dan difusi ion nitrogen dan karbon ke dalam permukaan benda kerja.
Proses plasma nitrokarburasi merupakan salah satu proses perlakuan permukaan
(surface treatment) yang dapat meningkatkan kualitas permukaan bahan baja dengan biaya
yang lebih efisien (Sunarto, 2010).
Berdasarkan uraian latar belakang permasalahan diatas, maka perbaikan sifat kekerasan
permukaan titanium murni komersial perlu ditingkatkan yaitu dengan proses plasma
nitrokarburasi.
Dengan hal itu peneliti ingin melakukan penelitian dengan mengambil judul
“MODIFIKASI KOMPOSISI DAN STRUKTUR MIKRO DENGAN PLASMA
NITROKARBURASI UNTUK MENINGKATKAN KEKERASAN DAN KETAHANAN
AUS TITANIUM MURNI KOMERSIAL“.
Proses perlakuan yang diterapkan untuk mengubah sifat pada seluruh bagian logam
dikenal dengan nama proses perlakuan panas / laku panas (heat treatment). Sedangkan proses
perlakuan yang diterapkan untuk mengubah sifat / karakteristik logam pada permukaannya
(bagian permukaan logam) disebut proses perlakuan permukaan / laku permukaan (surface
treatment).
Pada implementasinya, pelaksanaan perlakuan permukaan sangat bervariasi tergantung
pada tujuan yang ingin dicapai, dan pada umumnya perlakuan permukaan dilakukan dengan
tujuan untuk meningkatkan ketahanan aus dengan jalan memperkeras atau memberikan
lapisan yang keras pada permukaan logam.
BAB III
METODA PENELITIAN

Meningkatkan ketahanan korosi tanpa merubah karakteristik sifat-sifat logam yang


permukaannya diberi laku panas akan meningkatkan unjuk kerja (performance) logam dari
suatu komponen untuk maksud-maksud fabrikasi.
Jenis-jenis perlakuan permukaan yang umum dikenal pada proses produksi adalah :
a. Proses-proses untuk memperkeras permukaan logam.
1. Proses perlakuan thermokimia (thermochemical treatment)
• Karburasi (media padat, cair, atau gas)
• Nitridasi (media cair, atau gas)
• Karbonitridasi(Nitroc)
2. Proses pengerasan permukaan (surface hardening)
• Pengerasannyala (flamehardening)
• PengerasanInduksi (inductionhardening)
3. Metal Spraying
4. Pelapisan logam (metal plating)
5. Proses Fusi (fusion process)

b.Proses-proses untuk meningkatkan ketahan korosi


1. Pengendapan listrik (electrodeposition)
2. Lapis celup (hot dip coating)
3. Lapis Difusi (diffusion coating)
o Cementasi
o Cladding
o Deposisivacum
o Pirolisa (Vapour deposition)
o Sprayed metal coating
o Pengerasan kulit (case hardening)
4. Lapis non metalik (non- metallic coating) mencakup :
o Pengecatandanlapislak (lacquerscoating) o Lapis plastik
o Lapis karet dan elastomer
o Lapis enamel
o Temporary protective coatings

5. Lapis konversi dan oksida (Conversion and oxidcoatings)


o Anodisasi
o Chromatasi
o Phosphatasi(Parkerizing)

c. Proses-proses untuk meningkatkan unjuk rupa :


o Polishing
o Abrashive belt grinding o Barrel tumbling
o Honing
o Lapping
o Super finishing
o Electroplating
o Metal sprayingo Pelapisaninorganik o Parkerizing
o Anodizing
o Sheradizing

3.1. Karburasi
Proses karburasi biasanya digunakan untuk meningkatkan kekerasan permukaan baja
karbon rendah, dengan jalan memanaskan baja diatas suhu A1 (> 723 0 C) dalam suasana
lingkungan karbon (gas CO), sehingga terjadi reaksi :
Fe + 2CO  Fe (c) + CO2
Dimana Fe (c) merupakan karbon yang terlarut dalam austenit dipermukaan baja, dan
meningkatnya kadar karbon disebabkan oleh pemanasan yang mengakibatkan terjadinya
difusi karbon sampai kedalaman tertentu sesuai dengan keinginan, dan selanjutnya
didinginkan dengan cepat ke dalam air.
Hal ini mengakibatkan struktur dipermukaan baja akan terbentuk perlit dan simentit
halus, pada daerah interzone terdiri dari perlit, sedangkan pada bagian inti berstruktur perlit
dan ferit.
Karburasi cocok untuk benda-benda kecil dan sedang, dengan keuntungan bebas
oksidasi, kedalaman lapisan dan kandungan karbon merata, laju penetrasi cepat, tetapi baja
hasil proses ini perlu dicuci agar terhindar korosi dan proses ini memerlukan pengontrolan
dan pengaturan konposisi bath harus terus menerus, serta larutan cyanida yang digunakan
beracun dan berbahaya.
Hasil proses ini perlu dilanjutkan dengan perlakuan panas, karena pencelupan cepat dari
temperatur austenit dengan kondisi butir kasar akan menyebabkan baja menjadi getas dan
terjadi distorsi, maka proses perlakuan panas lanjutan ini dilakukan untuk mendapatkan butir
yang halus.Karburasi dengan menggunakan media padat dinamakan Pack Karburasi, dengan
metode sampel dalam jumlah banyak dimasukkan kedalam kotak yang terbuat dari baja tahan
panas (20% Cr – 20% Ni) yang dilapisi secara bergantian dengan karbon (batu bara dan arang
kayu).
Kemudian dipanaskan pada temperatur 9000 s.d 9250C dan kemudian dicelupkan ke
dalam air untuk mendapatkan ketebalan 0,4 mm, serta dicelupkan ke dalam air dari
temperatur 8000 s.d 8200C untuk memperoleh ketebalan 0,4 s.d 1,25 mm. Proses pack
karburasi sederhana tanpa memerlukan atmosfir, tetapi proses ini tidak cocok untuk benda-
benda yang tipis.
Gas Karburasi adalah proses karburasi dengan menggunakan media gas yang sesuai
untuk baja karbon rendah, dengan metode sampel dipanaskan pada temperatur 9000 s.d
9400C dalam media gas hidrokarbon (gas alam atau metan propan), sehingga karbon bebas C
akan berdifusi ke permukaan baja dengan kedalaman 0,1 s.d 0,75 mm (lebih tipis dari pada
metode pack karburasi) dengan reaksi :
2CO C+CO2
atau CH4  C + 2 H2
atau CO+H2 C+H2O
Pencelupan dilakukan setelah proses difusi berakhir ke dalam media pendingin yang
sesuai.
Karburasi Cair merupakan karburasi dengan menggunakan media cair, dengan metode
sampel diberi penamasan awal pada suhu sekitar 1000 s.d 4000C dan kemudian dimasukkan
ke dalam bath berisikan cairan garam cyanida dengan suhu proses sekitar 9000 s.d 925 0C
dengan tebal lapisan sekitar 0,5 mm. Pada suhu proses yang lebih tinggi dari 950 0C akan
mengakibatkan kekerasan permukaan menjadi lebih rendah, karena semakin banyaknya
austenit sisa.

3.2. Nitridasi
Nitridasi digunakan untuk meningkatkan kekerasan permukaan baja paduan, dengan
cara memanaskan baja paduan pada temperatur 5000 s.d 5900C di dalam kontainer yang
lingkungannya nitridasi yang membuat amoniak akan terurai menjadi gas Nitrogen dan H2.
Nitrogen bebas akan bereaksi / berdifusi dengan paduan baja atau dengan ferit
membentuk nitrida dipermukaan baja.
Kedalaman lapisan nitrida mencapai 0,7 mm pada temperatur 5100C dengan lama
pemanasan 80 jam, permukaan produk akan menjadi tahan aus, karena kekerasan yang tinggi,
tahan fatik, tahan temper, tahan korosi.

3.3. Karbonitridasi
Proses karbonitridsi biasanya digunakan untuk meningkatkan kekerasan permukaan
baja karbon rendah, dengan jalan memanaskannya dalam lingkungan gas karbon-nitrogen
dengan suhu yang lebih rendah dari temperatur karburasi yaitu sekitar 750 s.d. 8900C,
dengan kedalaman lapisan sekitar 0,7 mm.
Karbon dan nitrogen bebas yang terbentuk akibat pemanasan akan terdifusi
kepermukaan baja bereaksi dengan ferit atau paduan lainnya. Lapisan karbonitridasi lebih
tahan terhadap pelunakan sewaktu temper dibanding lapisan hasil karburasi.

3.4. Induction Hardening


Berbeda dengan tiga proses sebelumnya pengerasan induksi tidak mengalami perubahan
komposisi kimia di permukaannya, zona yang dikeraskan permukaannya dipanaskan hingga
temperatur austenisasi lalu didinginkan dengan cepat sehingga membentuk struktur martensit.
Baja yang dikeraskan harus mempunyai sifat mampukeras (hardenability) yang baik
seperti baja dengan kandungan karbon sekitar 0,3 sampai 0,6 %.
Pemanasan pada proses pengerasan induksi diperoleh dari arus bolak-balik berfrekuensi
tinggi berasal dari konverter oscilator yang selanjutnya didinginkan dengan cepat (seperti
terlihat pada gambar 4.1). Arus bolak- balik dengan frekuensi tinggi (10.000 sampai 50.000
Hz) ini mengakibatkan timbulnya arus Eddy dalam lapisan permukaan logam yang kemudian
berubah menjadi panas. Sedangkan kedalaman pemanasan tergantung kepada daya dan
frekuensi arus listri.
Gambar 4.1: Proses Pengerasan Induksi

Baja karbon sedang dan baja paduan berbentuk komponen seperti piston rod, pump
shaft, cams, dan spur gears dapat dikeraskan dengan metoda ini dengan keuntungan
prosesnya otomatis melalui setting waktu frekuensi dengan waktu pemanasan lebih cepat,
dapat dilakukan pengerasan setempat dengan peningkatan kekuatan fatik dan sedikit
deformasi. Tetapi proses ini membutuhkan biaya yang mahal untuk mesin dan biaya
pemeliharaan, dengan keterbatasan kuantitas komponen sedikit, bentuk benda dan jenis baja
yang dikeraskan terbatas.

3.5. Flame Hardening


Proses flame hardening sama dengan pengerasan induksi, tetapi sumber panasnya
berasal dari nyala api (torch) pembakaran Oxy-Asetilen, propane oksigen atau gas alam
seperti terlihat pada gambar 4.2.
Kesulitan pengerasan nyala api adalah pada kontrol nyala yang dapat memungkinkan
terjadinya overheating dan oksidasi benda kerja. Proses ini biasanya digunakan untuk
meningkatkan kekerasan permukaan komponen mesin perkakas seperti roda gigi, crankshaft,
dan pons. Pada proses ini hal- hal yang harus diperhatikan adalah :
1. Zona yang dipanaskan harus bersih dan bebas dari kerak.
2 . Keseimbangan campuran gas oksgien dengan asetilen untuk
mendapatkan nyala netral dan stabil.
3. Laju atau kecepatan pemanasan diusahakan tetap atau stabil.

4. Sebaiknya dilanjutkan dengan proses temper, untuk mengurangi kegetasan.

Gambar 4.2: Proses Pengerasan Nyala Api


BAB VI
ANALISA DATA
1. 2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka dapat diidentifikasi beberapa permasalahan,
diantaranya :
1. Material titanium pada pemakaiannya akan bergesekan dengan material lain,
sehingga menimbulkan keausan ataupun kerusakan.
2. Proses plasma nitrokarburasi dengan adanya penambahan ion nitrogen dapat
mempengaruhi struktur atom titanium dan mengubah struktur mikronya dengan
membentuk senyawa pada lapisan luar titanium.
3.Surface treatment dapat meningkatkan kekerasan permukaan pada material titanium.
4. Ketahanan aus meningkat dengan bertambahnya kekerasan logam dan menurun
sejalan dengan berkurangnya kekerasan logam.

1. 3 Pembatasan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah di atas yang cukup luas, sehingga
perlu adanya pembatasan masalah yang akan diteliti. Penelitian ini akan dibatasi pada :
1. Mengetahui komposisi pada material titanium murni komersial setelah proses plasma
nitrokarburasi.
2. Mengetahui struktur mikro pada material titanium murni komersial setelah proses
plasma nitrokarburasi.
3. Mengetahui kekerasan pada material titanium murni komersial setelah proses plasma
nitrokarburasi.
4. Mengetahui ketahanan aus pada material titanium murni komersial setelah proses
plasma nitrokarburasi.

1. 4 Rumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi pembatasan masalah di atas, dapat dibuat rumusan masalah
sebagai berikut :
1. Adakah pengaruh proses plasma nitrokarburasi terhadap komposisi material titanium
murni komersial?
2. Adakah pengaruh proses plasma nitrokarburasi terhadap struktur mikro material
titanium murni komersial?
3. Adakah pengaruh proses plasma nitrokarburasi kekerasan material titanium murni
komersial?
BAB V
KESIMPULAN
1.5 Tujuan Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah, tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini
adalah :
1. Mengetahui pengaruh proses plasma nitrokarburasi komposisi material titanium
murni komersial.
2. Mengetahui pengaruh proses plasma nitrokarburasi struktur mikro material titanium
murni komersial.
3. Mengetahui pengaruh proses plasma nitrokarburasi kekerasan material titanium
murni komersial.
4. Mengetahui pengaruh proses plasma nitrokarburasi ketahananaus material titanium
murni komersial.

1. 6 Manfaat Penelitian
terhadap terhadap terhadap terhadap
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut :
1. Dapat menganalisis secara langsung pengaruh proses plasma nitrokarburasi terhadap
kekerasan, struktur mikro, dan komposisi pada material titanium murni komersial.
2. Menumbuhkan motivasi bagi para peneliti selanjutnya untuk mengoptimalkan
penelitian tentang perlakuan permukaan pada material.

1. 7 Sistematika Penulisan
Dalam penulisan laporan akhir ini, pembuatan sistematika penulisan yang terdiri dari
beberapa bab dimana masing-masing bab tersebut terdapat uraian-uraian yang
mencakup tentang laporan ini. Maka penulis membuat sistematika penulisan sebagai
berikut :
BAB I : PENDAHULUAN
Pada bab ini meliputi bagian pendahuluan diuraikan beberapa masalah yang
berhubungan dengan proses penyusunan laporan akhir yang terdiri dari latar belakang,
rumusan masalah, batasan masalah, tujuan dan manfaat serta sistematika pembahasan.
BAB II :DASAR TEORI
Pada bab ini meliputi dasar-dasar teori yang didasarkan dari hasil studi literatur dan
jurnal.
BAB III :METODA PENELITIAN
Meliputi alur penelitian yang akan dilakukan oleh penulis.
BAB IV : ANALISA DATA
Meliputi data hasil pengujian.
BAB V : KESIMPULAN

Anda mungkin juga menyukai