Anda di halaman 1dari 9

Yusuf Bayu Aji

1806201636
Tugas 10 Penyambungan Material

1. Jelaskan jenis baja tahan karat yang saudara ketahui dan perbedaan masing-masing.
Tunjukkan lokasi baja tersebut di dalam diagram Schaefler.
Jawab:
Jenis-jenis stainless steel menurut fasanya:
• Ferritik
• Austenitik (Ni>7%)
• Ferritik-Austenitik (Duplex)
• Martensitik (Hi-Carbon)

Fasa Contoh Permasalahan


• Pengkasaran butir dan ketangguhan
HAZ rendah karena laju difusi Fe
tinggi sehingga menyebabkan HI
SS 430 (16-18%
rendah
Cr) dan 407 (10-
Feritik • Kemungkinan terbentuk martensit dari
12% Cr)
austenit (keras dan getas)
• Sensitasi → pembentukan endapan
karbida atau nitrida akibat proses
pemanasan
• cacat yang mungkin terjadi adalah
SS304 (paling
Austenitik solidification cracking, weld decay,
mudah di las)
liquation cracking.
• Low arc energy menyebabkan
Duplex kandungan ferrit meningkat sekaligus
akan terbentuk fasa sigma.
• Sulit mendapat austenit 50% sehingga
perlu ditambahkan nickel (over
matching).
• Kemungkinan pertumbuhan butir
(grain growth) dari full-ferrit pada
HAZ menyebabkan ketangguhan
menurun, sehingga masukan panas
perlu dikontrol.
• Martensitik SS (AISI 400/UNS S
40000 series) paling sulit dilas
Martensitik • Masalah yang sering muncul adalah
retak las yang dapat dihindari dengan
melakukan preheating.

2. Jelaskan weldability dari baja tahan karat. Dan sebutkan urutan tertinggi hingga terendah
dalam hal kemampulasannya.
Jawab:
Struktur serta sifat yang terbentuk dari hasil pengelasan sangat bergantung kepada
komposisi kimia hasil lasan. Jenis struktur ditentukan dari Diagram Schaefler dan De Long.
Urutan tertinggi hingga terendah dalam hal kemampulasannya:
Austenitik SS – Duplex SS – Ferritik SS – Martensitik SS

3. Jelaskan mekanisme terjadinya weld decay (korosi batas butir) dan bagaimana cara
pencegahannya.
Jawab:
Weld decay merupakan korosi intergranular yang terjadi pada daerah HAZ. Perlakuan yang
umum menghasilkan cacat ini yaitu pada temperatur antara 550° - 580° C. Pada rentang
temperatur tersebut endapan karbida Cr23C6 pada batas butir yang mengakibatkan
terciptanya zona miskin akan Cr pada kedua sisi batas butir.
Cara pencegahannya:
• Menggunakan elektroda Ti jenis 321
• Penghilangan endapan karbida dengan solution treatment pada 1050°C diikuti
dengan pendinginan cepat
• Menggunakan “L” grades
4. Jelaskan mekanisme terjadinya solidification cracking dan bagaimana cara
pencegahannya.
Jawab:

Solidification cracking terjadi jika logam las membeku sebagai fasa tunggal gamma (γ),
yaitu jika Crek/Niek < 1,5. Jenis cacat ini dapat dihindari dengan menciptakan 5-10% δ-
ferrite pada logam las melalui pemilihan kawat las yang tepat.
Terjadinya retak tersebut tergantung pada:
• Geometri sambungan dan rigiditasnya yang menentukan derajat restraint sebagai
faktor penentu level tegangan yang ditimbulkan
• Rentang temperatur rapuh material
• Komposisi kimia baja
Cara pencegahannya:
Memastikan SS yang dilas tidak mengandung pengotor serta menggunakan fluks saat
mengelas untuk melindungi SS dari impurities.

5. Jelaskan problem yang umumnya terjadi pada pengelasan baja tahan karat feritik.
Jawab:
Problem yang umumnya terjadi pada pengelasan baja tahan karat ferritik adalah:
• Perkembangan butir terjadi sangat cepat pada daerah HAZ yang dikarenakan
kecepatan difusi Fe pada struktur BCC yang tinggi. Mengatasinya dengan
memberikan masukan panas yang rendah
• Kemungkinan terbentuknya martensit. Posisi batas gamma + alpha sangat
dipengaruhi oleh interstisi C dan N yang merupakan unsur penstabil austenit. Jika
komposisi baja sedemikian rupa hingga pada waktu pemanasan memasuki daerah
gamma loop, maka akan terbentuk fasa austenit dan membentuk martensit sewaktu
pendinginan
• Sensitasi atau embrittlement, jika baja tahan karat feritik mengalami pemanasan
hingga >950°C, maka akan mengakibatkan adanya pelarutan karbida dan atau
karbida yang membentuk endapan pada pendinginan.
6. Jelaskan problem yang umumnya terjadi pada pengelasan baja tahan karat dupleks.
Jawab:

Problem yang umumnya terjadi pada pengelasan baja tahan karat duplex adalah:
• Pada logam las, jika dilas tanpa kawat las maka kandungan austenit pada logam las
akan berkurang jauh di bawah 50%, dan jumlah yang tepat tergantung pada
kecepatan pendinginan. Umumnya pada pengelasan baja jenis ini digunakan kawat
las dengan kadar nikel yang tinggi sehingga kesetaraan Ni meningkat dan jumlah
austenit dapat dibuat seimbang dengan ferrit.
• Pada daerah HAZ. Pada temperatur tinggi akan terbentuk seluruhnya ferrit dan
terjadi pertumbuhan butir. Pada pendinginan akan terbentuk fasa austenit pada
batas butir. Ketangguhan pada daerah HAZ sangat rendah, oleh karena itu untuk
mengatasinya diberikan masukan panas yang terkontrol.

7. Jelaskan problem yang umumnya terjadi pada pengelasan baja tahan karat martensitik.
Jawab:
Problem yang umumnya terjadi pada pengelasan baja tahan karat martensit adalah:
• Retak las akibat terbentuknya struktur yang keras dan rapuh (martensit) di HAZ.
Preheating dan interpass temperature yang tergantung dari kadar karbonnya, yakni
antara 100-320°C atau yang direkomendasikan untuk mencegah terjadinya retak
las.
• Post Weld Heat Treatment (PWHT) diperlukan untuk meningkatkan sifat mekanis
dan mengurangi tegangan sisa. Untuk sambungan yang kompleks PWHT dilakukan
sesaat setelah pengelasan selesai yaitu pada saat mencapai temperatur martensite
start (130-150°C).
• Kandungan hidrogen harus rendah dan pakai austenitic filler metal.

8. Proses finishing apa yang dilakukan pada pengelasan baja tahan karat austenitik, apa yang
terjadi bila hal tersebut tidak dilakukan.
Jawab:
Proses finishing yang dilakukan pada pengelasan baja tahan karat austenitik adalah:
• Proses pickling: dengan larutan asam atau pasta untuk mencegah atau
menghilangkan kontaminasi besi oksida, untuk menghilangkan tanda terbakar (heat
tint) maupun scale yang terbentuk akibat pemanasan pada temperatur tinggi.
• Proses pasivasi : untuk menghilangkan tanda terbakar dan menghilangkan besi pada
permukaan SS agar tidak terjadi korosi pitting.
• Degreasing merupakan proses penghilangan lemak, minyak, oli dll dari permukaan
stainless steel. Jika proses degreasing tidak dilakukan maka akan menimbulkan
korosi pada daerah las (misalnya Stress Corrosion Cracking karena adanya
tegangan yang diakibatkan oleh adanya tegangan yang ditimbulkan oleh karbon
yang terkandung dalam minyak).
Jika proses di atas tidak dilakukan maka akan terjadi korosi pada logam las.

9. Jelaskan metoda pengelasan ”dissimilar metal” antara baja karbon AISI 1030 dan baja
tahan karat austenitik ISI 304. Jelaskan pengaruh kawat las bila
a) kawat las tidak diberikan (tanpa filler metal/autogeneous) dan
b) bila kawat las diberikan dengan menggunakan ER390. Gambar secara skematis di
diagram schaeffler di bawah.
Jawab:
Pengelasan beda logam (dissimilar metal) yang melibatkan stainless steel dapat di
selesaikan hampir menggunakan semua metode fussion weld, termasuk TIG (tungsten inert
gas) dan MIG (metal inert gas).
Prosedur pengelasan menggunakan logam pengisi (consumable) memungkinkan kontrol
terbaik dari ketahan korosi sambungan dan mechanical properties.dalam pemilihan logam
pengisi, sambungan dipertimbangkan sebagai stainless steel daripada carbon steel.
Sehingga over-alloy filler digunakan untuk menghindari dilution dari unsur paduan pada
fussion zone base metal (stainless steel).
Kawat las berpengaruh pada terhadap besarnya daerah ilusi, dimana dilusi ialah
perbandingan daerah base metal yang berdifusi dibagi dengan seluruh daerah kampuh las.

a. Kawat las tidak diberikan ( antara Carbon steel dan SS 304L)


Kalkulasi Ni ekuivalen dan Cr ekuivalen :
Keterangan :
- Material 1 : stainless steel 304L
- Material 2 : carbon steel

b. Kawat las diberikan (E309)


Keterangan :
- Material 1 : stainless steel 304L

- Material 2 : carbon steel

10. Apa yang dimaksud dengan dillution dalam pengelasan dissimilar metal. Sebutkan sarat-
sarat dalam mengelas dissimilar metal agar dicapai struktur mikro dan kekuatan yang baik.
Ambil kasus 9 b diatas
Jawab:
Dilusi adalah perbandingan daerah base metal yang berfusi dibagi dengan seluruh daerah
kampuh las. Dengan ilustrasi di bawah ini, dilusi dapat dirumuskan sebagai berikut:

Syarat-syarat dalam mengelas dissimilar metal agar dicapai struktur mikro dan kekuatan
yang baik antara lain:
• Pemilihan jenis filler elektroda yang tepat: analisis diagram Schaffler menunjukkan
bahwa penggunaan elektroda jenis E 308 sudah memenuhi syarat untuk
menyambung bahan dissimilar metal antara baja stainless SUS 304 dengan baja
karbon rendah.
• Heat input yang tepat: Masukan panas dijaga rendah untuk menghindari crack atau
embrittlement.

Anda mungkin juga menyukai