➢ HAZ (Heat Affected Zone): Bagian dari logam Induk (Base Metal) yang terkena pengaruh
panas saat proses pengelasan atau proses pemotongan (thermal cutting) namun tidak
ikut mencair atau meleleh.
Problem: Pada daerah ini biasanya nilai ketangguhan turun namun nilai kekerasan
meningkat dan daerah yang paling rawan mengalami kegetasan yang diakibatkan oleh
perubahan struktural pada logam.
Solving: 1) bisa dengan mengurangi pembentukan HAZ; 2) perawatan pasca formasi
HAZ.
1. mengurangi pembentukan HAZ: mengoptimalkan parameter pengelasan dan
mengatur mesin pada kinerja optimal.
2. Melakukan heat treatment untuk mendapatkan logam yang diinginkan.
Misalnya, hardening untuk meningkatkan kekerasan pada material, normalizing
untuk memperhalus butir, menghilangkan tegangan sisa, memperbaiki mampu
mesin, dan memperbaiki sifat mekanik pada baja karbon struktural atau pada baja
paduan rendah, case hardening untuk material atau komponen yang
membutuhkan permukaan tahan aus dan inti yang kuat roda gigi, lengan silinder,
dan sebagainya.
➢ Garis Penyatuan (Fusion Line): Batas antara daerah HAZ dan daerah Logam Las.
Problem and Solving:
1. Cacat Incomplete Fusion adalah sebuah hasil pengelasan yang tidak dikehendaki
karena ketidaksempurnaan proses penyambungan antara logam las dan logam
induk.
Solving: perbaiki Posisi Sudut Elektroda, naikkan ampere sesuai dengan WPS atau
Ampere Recommended, sudut kampuh sesuai dengan yang di WPS, Melakukan
persiapan pengelasan yang benar, membersihkan semua kotoran, atur Travel Speed
yang sesuai.
2. Hot Crack (retak panas): sebuah retak pada pengelasan dimana retak itu terjadi
setelah proses pengelasan selesai atau saat proses pemadatan logam lasan.
Solving: gunakan elektroda yang sesuai dengan WPS atau Low Hidrogen yang
mempunyai sifat regangan yang tinggi, dan lakukan perlakuan panas (PWHT dan
Preheat)
3. Cold Cracking (retak dingin) adalah sebuah retak yang terjadi pada daerah lasan
setelah beberapa waktu (memerlukan waktu, bisa 1 menit, 1 jam, atau 1 hari)
proses pengelasan selesai.
Solving: Perlambat pendinginan setelah proses pengelasan, Panas yang diterima
sesuaikan dengan WPS, gunakan arus yang direkomendasi, travel speed pengelasan
tidak terlalu cepat (lihat WPS yang ada), lakukan pre heat (untuk material yang
karbon ekuivalen diatas 0,40 maka harus dipreheat).
2. BUATLAH DIAGRAM ATAU GAMBAR YANG MENDISKRIPSIKAN TENTANG DEFINISI WELDING
3. BUATLAH DIAGRAM ATAU GAMBAR YANG MENDISKRIPSIKAN TENTANG DEFINISI
SOLDERING
1. Soldering
Ciri-ciri:
1. Logam yang akan disambung tidak ikut meleleh pada proses soldering.
2. Titik lumer filler metal pada soft soldering berada di bawah temperatur 400°C,
sedangkan titik lumer filler metal pada hard soldering berkisar 450°C.
3. Filler metal yang digunakan pada soft soldering merupakan paduan timah
sedangkan pada hard soldering paduan timah dengan tembaga (40% tembaga)
4. Hard soldering sering disebut juga silver soldering atau brazing.
5. Hasil sambungan dari hard soldering lebih kuat dan lebih baik dibandingkan soft
soldering
2. Soft Soldering (Solder Lunak)
Solder lunak adalah proses penyambungan dua atau lebih logam dengan
menggunakan paduan logam yang titik didihnya tergolong rendah, misalnya timah yang
memiliki titik didih berkisar 400oC/752oF. Biasanya, soft soldering digunakan untuk
penyambungan material elektronik. Ikatan logam soft soldering tergolong lemah
dibandingkan dengan ikatan hard soldering. Beberapa contoh logam penyolderan lunak
ini diantaranya adalah seng-seng untuk ikatan aluminium, timah-timah untuk
penggunaan umum; seng-aluminium untuk aluminium, kadmium-perak untuk daya
pada suhu tinggi; timah-perak untuk kekuatan yang lebih tinggi dari suhu ruangan,
timah-perak & timah-bismut untuk produk listrik.
3. Hard Soldering (Solder Keras)
Solder Keras adalah proses penyambungan dua atau lebih logam dengan
menggunakan paduan logam yang titik didihnya lebih dari 450oC/840oF. Titik cair bahan
tinggi menciptakan ikatan yang lebih kuat dibandingkan dengan solder lunak. Bahan ini
biasanya kuningan atau perak dan membutuhkan penggunaan nyala api untuk meleleh.
Logam yang diikat dikenal sebagai logam dasar, dipanaskan sampai titik di mana solder
kuningan atau perak meleleh, menciptakan sambungan yang kuat saat mendingin.
4. Silver Soldering (Solder Perak)
Solder Perak adalah adalah proses penyambungan dua atau lebih logam dengan
menggunakan paduan logam perak sebagai bahan solder (logam pengisi). Silver
soldering digunakan untuk menggabungkan potongan tembaga, kuningan atau perak.
Hard soldering dibagi menjadi silver soldering dan braze soldering. Meskipun logam
perak meleleh pada suhu yang lebih rendah dibandingkan dengan kuningan namun
harganya lebih mahal.
5. Braze Soldering (Brazing)
Braze Soldering adalah proses penyambungan dua terminal logam dasar yang
menghasilkan persendian sambungan yang sangat kuat. Brazing memanfaatkan logam
kuningan sebagai agen pengisi ruang yang memiliki titik cair lebih tinggi dibandingkan
perak.
Link: https://www.youtube.com/watch?v=8MUEQBe1ebE&ab_channel=ImamMuhtarom