Anda di halaman 1dari 12

TUGAS 3 RINGKASAN WELDING MATERIAL DAN WELDING

METALURGY
Teknologi Pengelasan dan Fabrikasi Logam

Nama : Imam Muhtarom

NIM : 20722251005

TUGAS 3:

RINGKASAN WELDING MATERIAL

A. Memahami Jenis Bahan

Pengetahuan material pengelasan (welding material) sangat penting


untuk menghasilkan pengelasan yang baik. Memahami jenis bahan dan
paduan pada pengelasan digunakan untuk menentukan bagaimana proses
pengelasan dilakukan, baik persiapan, pelaksanaan/proses, maupun
finishing. Pada tahap persiapan, akan ditetapkan proses las yang digunakan
(SMAW, GTAW, GMAW, OAW, SAW) berikut gas pelindungnya, jenis
elektroda yang digunakan, adanya pre heating/post heating, jenis polaritas
yang digunakan (AC/DC+/DC-), besar kecilnya arus pengelasan, jenis nyala
las untuk OAW atau tindakan-tindakan lain sehingga mengasilkan
pengelasan yang baik yang memiliki kekuatan mekanis, kimiawi, maupun
yang lainnya relatif sama dengan bahan dasar yang dilas. Pada proses
pengelasan. Hasil dari pengelasan yang baik ini akan memberikan jaminan
bagi pengguna/lingkungan akan keselamatan kerja dan umur konstruksi.
Inti pengetahuan bahan teknik dapat dilihat pada bagan berikut.
Gambar 1. Bagan bahan teknik
PENJELASAN:
LOGAM
Definisi: Logam atau metal merupakan sebuah unsur, atau senyawa yang
sulit ditembus, mengkilap dan memiliki konduktivitas listrik yang baik.
Sifat:
1. Liat: dapat ditempa dan ditekan serta mengalami perubahan bentuk
tanpa mengalami kerusakan atau pecah.
2. Mengkilat: Jika logam digosok atau terkena cahaya, maka logam
akan mengkilap karena didalam logam terdapat elektron bebas yang
akan menyerap cahaya pada logam dan memantulkan nya dalam
bentuk radiasi elektromagnetik. Dan dari pemantulan cahaya inilah,
logam terlihat mengkilap
3. Keras: Logam memiliki susunan atom, kesimetrisan susunan atom
dapat mempengaruhi logam agar lebih mudah dipukul atau
digembleng. Selain itu, didalam logam juga terdapat kation atau ion
positifyang dikelilingi oleh elektron valensi dan daya tarik antar dua
partikel ini sama ke semua arah.
4. Angka didih dan lelehnya tinggi: ikatan antara atom didalamnya
sangat kuat. Dan ikatan ini membutuhkan energi panas yang besar
sehingga membuat titik didih dan titik leleh dalam logam menjadi
tinggi.
5. Penghantar panas dan listrik: Didalam logam terdapat partikel yang
tidak terikat, selain itu didalamlogam juga terdapat muatan listrik.
Contoh: timah, aluminium, nikel, emas, dan besi. Adapun contoh unsur
logam, diantaranya Alumunium (Al), Nikel (Ni), Besi (Fe), Timah (St) dan
Emas (Au).
Logam dibedakan menjadi dua:
1. Logam Besi (Ferro) yakni sebuah logam paduan yang terdiri dari
campuran unsur karbon dengan besi. Untuk menghasilkan suatu
logam paduan yang mempunyai 2 sifat yang berbeda dengan
besi dan karbon, maka dicampur dengan berbagai macam logam
lainnya.
Logam ferro dibedakan menjadi:

• Baja atau besi tempa: kadar karbonnya kurang dari 1,7% dan
bisa ditempa contohnya baja konstruksi dan baja perkakas.
• Bahan tuang: kadar karbonnya antara 2,3 hingga 3,6 % dan
tidak bisa ditempa. Contohnya besi tuang dan baja tuang.

2. Logam Bukan Besi (Non Ferro) yakni jenis logam yang secara
kimiawi tidak memiliki unsur besi atau Ferro (Fe). Oleh karena
itu, logam jenis ini disebut sebagai logam bukan Besi (Non-
Ferro).
Logam non ferro dibedakan menjadi:
• logam berat: suatu jenis atau unsur logam yang memiliki
sebuah densitas, nomor atom atau berat atom dengan kriteria
tinggi yang didasarkan oleh penggunaan yang bervariasi atau
dicampurkan dengan metaloid atau logam yang massa
jenisnya di atas 5g/cm3. Contoh logam berat adalah nikel,
seng, tembaga, timah putih dan timah hitam.
Turunan logam berat adalah logam murni (Cu, Zn, Cr, Si,
Ni, Pb), logam paduan (Cu-Zn, Cu-Sn), dan logam mulia
(Au, Ag, Pt)
• logam ringan: suatu jenis atau unsur logam yang memiliki
sebuah densitas, nomor atom atau berat atom dengan kriteria
rendah yang didasarkan oleh penggunaan yang bervariasi
atau dicampurkan dengan metaloid atau logam yang massa
jenisnya di bawah 5g/cm3. Contoh logam ringan
adalah alumunium, barium, dan kalsium
Turunan logam ringan adalah logam murni (Al, Mg, Be,
Ti) dan Logam paduan (Aluman Pelapisan)

NON LOGAM

Definsi: Non logam atau metaloid adalah salah satu unsur kimia yang
bersifat elektronegatif (mudah menarik elektron valensi dari atom lain dan
lebih sulit untuk melepaskan elektron valensi).

Sifat:

1. tidak mengkilap: non logam tidak dapat memantulkan cahaya


2. sulit untuk dibentuk: lunak
3. isolator: elektron terikat dan tidak dapat bergerak bebas
4. Titik didihnya kecil

Contoh: unsur non logam adalah oksigen. Dan ada beberapa unsur non
logam seperti, Helium (He) Karbon (C), Hidrogen (H), Oksigen (O), dan
Nitrogen (N).

Bahan bukan logam dibedakan menjadi:

1. Bahan sintesis: bahan olahan manusia yang mencampurkan bahan


kimia atau zat kimia. Contohnya plastik, nilon, karet sintesis dll
2. Bahan alami: bahan lunak yang diperolah dari alam sekitar dan cara
pengolahannya juga secara alami tidak dicampur maupun
dikombinasi dengan bahan buatan. Bahan alami dibagi lagi menjadi
bahan murni (kayu, batu, belerang, batubara, minyak bumi dll) dan
bahan olahan (kulit, karet, arang kayu dll).
RINGKASAN WELDING METALLURGY
Perbedaan antara metalurgi dan metalurgi pengelasan adalah sebagai
berikut:
• Metalurgi merupakan ilmu yang mempelajari sifat-sifat logam yang
terdiri dari:
1. metalurgi fisik antara lain heat treatment (perlakuan panas),
mechanical testing, metallography dan penomeran sesuai standar,
2. proses metalugi yaitu reproduksi bijih besi, ekstrasi bijih logam dan
logam paduan melalui dapur, proses pengecoran logam serta
proses pengelasan.
• Metalurgi pengelasan adalah ilmu yang mepelajari sifat dan teknologi
penyatuan logam pada proses pengelasan. Pada metalurgi pengelasan
didalamnya akan mempelajari fenomena yang berhubungan dengan
peleburan, solidifikasi, siklus panas, pengaruh elemen-elemen paduan
dan perubahan metalurgi dari logam yang dilas baik dalam keadaan cair
(liquid) maupun keadaan padat (solid).

Pada proses pengelasan, daerah lasan bisa diasumsikan sebagai daerah


pada proses pengecoran dalam sekala kecil, yang membedankan adalah
pada proses pengelasan, proses solidifikasi diawali dari bentuk butiran-
butiran (grains) yang sudah terbentuk pada fusion line (garis las) dan
tumbuh secara teratur menuju pusat lasan selama proses pengelasan.
Gambar 2. Siklus thermal
Pada proses pengelasan, kecepatan sumber panas lebih besar dari
pada kecepatan aliran panas dan kecepatan aliran panas searah dengan
gerak busur listrik lebih kecil dibandingkan dengan kecepatan pada arah
tegak lurus gerak busur listrik. Dengan demikian daerah disekitar las
mengalami siklus termal berupa pemanasan (heating) sampai suhu
maksimum tercapai kemudian diikuti dengan pendinginan (cooling) seperti
terlihat pada Gambar 1.1. Bagian yang terpenting pada siklus thermal
adalah pendinginan, karena sangat mempengaruhi transformasi fasa yang
berarti berpengaruh pada struktur mikro di logam las dan daerah pengaruh
panas (heat affected zone/HAZ).

DAERAH LAS
Proses pengelasan pada las cair (fusion welding) memerlukan panas
untuk mencairkan logam las dan logam induk sehingga membentuk
sambungan. Panas yang terjadi juga mempengaruhi struktur mikro di
daerah sekitar sambungan las yang selanjutnya terdapat hubungan antara
daerah las sepetri dijelaskan pada Gambar 2.9 (a dan b).
Gambar 3. a) Daerah las pada baja karbon, b) fasa diagram

1. Daerah Logam Las Cair (fusion zone/FZ)


FZ adalah daerah dimana logam las mencair dan suhunya di atas titik
cair (untuk logam murni) atau di atas garis cair (liquidus) untuk logam
paduan.
2. Daerah Cair Sebagian (partially melted zone/PMZ)
Daerah ini biasanya terdapat pada logam paduan di mana suhunya di
antara garis cair (liquidus) dan garis padat (solidus). Daerah PMZ
dipengaruhi suhu maksimum (Tmax) ketika siklus termal berlangsung,
semakin tinggi Tmax semakin banyak jumlah logam cair di daerah ini.
3. Daerah Terpengaruh Panas (heat affected zone/HAZ)
Dearah logam induk yang dipengaruhi panas akan tetapi panas yang
terjadi tidak sampai mencairkan logam tersebut. Daerah HAZ melebar
dari daerah dekat PMZ di mana suhunya berada pada garis solidus
sampai suhunya sedikit diatas suhu transformasi padat. Struktur mikro
pada daerah HAZ akan terjadi perubahan seperti diperlihatkan pada
Gambar 4. berikut.
Gambar 4. Struktur mikro pada HAZ

Gambar 5. Skema perubahan struktur pada HAZ


4. Garis Batas Logam Las Cair dan HAZ (fusion line atau
fusion boundary)
Garis ini terlihat pada logam murni akan tetapi definisi fusion lane
tidak berlaku pada logam paduan,
5. Logam Induk Tak Terpengaruh Panas (unaffected base
metal)
Di daerah ini, panas yang terjadi cukup rendah (dibawah suhu
rekristalisasi), sehingga tidak menyebabkan perubahan struktur
mikro. Pada kenyataannya, proses pengelasan tidak berlangsung
pada kondisi kesetimbangan (non equilibrium condition) karena
kecepatan pendinginan las sangat cepat sehingga berakibat:
a) Struktur mikro yang terjadi tidak selalu seperti pada diagram
fasa

b) Mekanisme perubahan struktur mikro dan sifat-sifat mekanis


menjadi sangat kompleks dibandingkan dengan proses
kesetimbangan

SOLIDIFIKASI PADA PROSES LAS


Solidifikasi dari suatu lasan akan sangat menetukan sifat mekanis
dan metalurgis dari lasan tersebut. Solidifikasi dari lasan dipengaruhi oleh
beberapa faktor, diantaranya material yang dilas, persiapan pengelasan,
parameter las, kondisi lingkungan dan lain-lain. Pengaruh-pengaruh
tersebut diatas akan mengakibatkan terjadinya perubahan struktur mikro
pada daerah yang terkena panas sehingga akan menentukan mutu dari
hasil lasan. Solidifikasi terjadi secara cepat serta pada setiap saat gradien
panas berubah sesuai dengan pergerakan dari sumber panas disepanjang
garis lasan (fusion line).
Proses pengelasan pada las cair (fusion welding) memerlukan panas
untuk mencairkan bahan pengisi dan logam induk sehingga membentuk
sambungan. Panas yang terjadi juga mempengaruhi stuktur mikro didaerah
sekitar sambungan las yang selanjutnya terdapat hubungan antara daerah
tersebut dengan diagram fasa seperti diperlihatkan pada Gambar 6.

Gambar 6. Hubungan antara fasa diagram dan temperature


proses las

Solidifikasi lasan merupakan perubahan logam dari cair ke


solid/padat yang diawali dengan proses pengintian (nucleus), pembesaran
inti, perubahan bentuk inti dari bulat menjadi cabang ini disebabkan oleh
laju pendinginan yang tidak merata, kemudian terbentuk dendrit (equiaxed
dendrite) sampai temperatur konstan, sedangkan dikedua sisinya berbentuk
laminer atau memanjang ini terjadi karena laju pendinginan yang cepat
akibat perbedaan temperatur antara logam cair dan benda alas (weld
metal) proses ini terjadi selama proses pengelasan disepanjang lintasan
atau garis las seperti diperlihatkan pada Gambar 6.
Gambar 7. Proses pengintian sampai terbentuknya denrit pada
proses pengelasan

Anda mungkin juga menyukai