Anda di halaman 1dari 52

Material & Consumable

in Welding
Session 2

• Presented by :
• Dr.-Tech Ir. AGUS PRAMONO, S. T., M. T., Metro Cilegon A1 No. 9-10 Cilegon, Banten – Indonesia 42411
Telp. +62 254 8481 815 / admin@slv.co.id / www.slc.co.id
CSRP., CGL., CPMP
CONTENTS
01
02

03

04

05

06

07
Standart Prosedur Welding
ØBanyak digunakan untuk sambungan bersama-sama bahan
ØGeometri yang sangat kompleks dapat efektif dilas
Menghasilkan garis bersih dan mengurangi biaya Painting

ØMaterial dipanaskan secara lokal untuk temperatur leleh


ØLogam tambahan dapat digunakan kemudian dibiarkan dingin secara alami
ØMemungkinkan kemudahan yang lebih besar untuk desain
ØMemungkinkan untuk Fabrikasi
ØMudah & cepat perubahan
ØPenambahan dengan mudah dapat dibuat
(Lebih murah, sederhana & ringan dari paku keling atau baut)
Persyaratan Pengelasan yang Ideal

ØKontinuitas lengkap harus dipertahankan antara bagian yang akan disambung


ØProses Weld harus dibedakan dari logam induk HAZ dan Base, meskipun kinerja las
yang memuaskan dapat dicapai dalam banyak kasus

ØBahan yg dilas harus memiliki sifat yang mirip dengan logam induk
ØPemilihan yang cermat dari sambungan pengelasan logam sangat penting
Heat Affected Zone (HAZ) Ø Weld pada dasarnya adalah sebuah pengecoran
cepat terbentuk dikelilingi oleh panas yang terkena
zona (HAZ)

Ø Sebuah gradien suhu diatur dalam materi selama


pengelasan

Ø Suhu berkisar dari gradien titik leleh pada titik fusi


temperatur perubahan pada jarak tertentu dari las

Ø Suhu tinggi diikuti dengan pendinginan yang cukup


cepat akan menyebabkan perubahan dalam
metalurgi dari logam dan kualitas dipengaruhi oleh:
a) Struktur. & kualitas logam las
b) Struktur & sifat bagian dari logam di daerah
zona panas
ØDaerah Terpengaruh Panas (HAZ) Cracking - zona yang terkena
panas karena mengelas - berdekatan dengan manik -
dipengaruhi oleh masukan panas & siklus pendinginan -
tergantung pada komposisi namun laju pendinginan dapat
mempengaruhi mikrostruktur - pengerasan - lebih rapuh -
Weld bead HAZ crack
karbida pembentukan

ØKerentanan juga dipengaruhi oleh hidrogen dalam logam las -


HAZ
diperkenalkan dari batang las yang habis

ØPembekuan logam las retak - retak panas - longitudinal pada


lasan fillet - penampilan biru (permukaan teroksidasi) - karena
komposisi bahan dan / atau pengelasan menahan & bentuk
manik (weld restrain & bead shape)
Tingkat pendinginan setelah Welding
Ø Semakin lambat laju pendinginan, semakin dekat struktur untuk keseimbangan
Ø Pendinginan terjadi terutama oleh konduksi dalam logam induk, tergantung pada massa termal (ketebalan &
ukuran bahan induk)

Ø Semakin besar massa termal, semakin cepat laju pendinginan

Butt Weld t = throat


Full penetration Fillet Weld
l1 = vertical leg
l2 = horizontal leg

Partial penetration
t l1

l2
Lamellar Tearing

Ø Terkait dengan non-logam mangan - sulfida & silikat ketika bahan digulung diperpanjang sebagai
inklusi jenis planet (seperti besi tempa)

Ø Lasan berjalan sejajar dengan inklusi & retak diinduksi melalui kontraktil menekankan di tebal pelat

Inclusions
thin planer
types

Lamellar tear
BS 4360 Steel (grade 50C)
Penentuam ekuivalen karbon & kemampuan las
Typical ladle analysis :
Ø C = 0.21% Carbon Equivalent of BS 3460 Steel
Ø Mn = 1.50%
CE = C + Mn / 6 + (Cr + Mo + V ) / 5 + ( Ni + Cu ) / 15
Ø Cr = 0.025%
Ø Mo = 0.015% CE = 0.21 + 1.5 / 6 + (0.025 + 0.015) / 5 + (0.04 + 0.04) / 15
Ø Ni = 0.04% = 0.21 + 0.25 + 0.08 + 0.005
Ø Cu = 0.04%
= 0.473%
Weldability

Ø Beberapa masalah yang ditemui pada nilai <0,25%


Ø Nilai yang lebih tinggi dari 0,30% sampai dengan 0,70% dapat ditoleransi jika pendinginan
dikendalikan & tindakan pencegahan yang diambil untuk menekan kandungan hidrogen dari las &
yang HAZ - hidrogen dapat diperkenalkan oleh kelembaban dalam fluks - cenderung menyebabkan
retak dingin kecuali dibubarkan oleh perlakuan panas

Ø Jika, dari unsur-unsur dalam rumus ini, hanya karbon dan mangan dinyatakan pada lembar pabrik untuk baja karbon dan
karbon mangan, kemudian 0,03 harus ditambahkan ke nilai yang dihitung untuk memungkinkan elemen sisa.

Ø Dimana baja ekuivalen karbon yang berbeda atau kelas sedang bergabung, nilai karbon ekuivalen yang lebih tinggi harus
digunakan

Ø Engineer membuat penyisihan HAZ dalam proses desain (biasanya pengurangan 20N/mm2 dalam kekuatan yield
diterapkan)
Peluruhan Las pada Logam
Weld
Heat Affected Zone

Grain boundaries (scale of Region depleted of chromium &


grains grossly exaggerated) no longer stainless – is attacked
skala butir terlalu berlebihan preferentially by corrosion
Wilayah habis kromium & tidak lagi stainless -
diserang secara istimewa oleh korosi
STUDI KASUS
PENGARUH PENAMBAHAN KANDUNGAN
SILIKON KARBIDA DAN JUMLAH
PENGELASAN ADUKAN GESEK TERHADAP
PEMBENTUKAN STRUKTUR SAMBUNGAN
PADUAN ALUMINIUM ADC12 DAN AC4C

Kasus Pada Logam Non Ferro


INTRODUCTION

Ø Paduan aluminium hypoeutektik adalah paduan aluminium yang memiliki kandungan


silikon (Si) yang rendah (<12,6%). Biasa digunakan pada komponen elektronik,
otomotif, dan industri persenjataan. Memiliki massa jenis yang rendah, konduktivitas
thermal yang tinggi, dan sifat ketahanan yang baik.

Ø Pengelasan adukan gesek (Friction Stir Welding) adalah salah satu teknik
penyambungan logam yang memanfaatkan gaya gesek (friction), yang biasa
digunakan pada bahan/paduan aluminium, dan banyak diaplikasikan pada pesawat
luar angkasa, kendaraan militer (pesawat tempur), pesawat terbang, body kapal laut,
dan lain-lain.
PERMASALAHAN

ØPengelasan adukan gesek pada specimen aluminium paduan


hypoeutektik

ØVariabel jumlah lintasan pengelasan (pass)


ØPenambahan partikel silikon karbida (SiC).
ØAnalisa strukturmikro & kekerasan (hardness)
PEMBATASAN MASALAH

ØSpecimen aluminium paduan hypoeutektik yang digunakan pada pengelasan adalah ADC12
dan AC4C

ØJumlah lintasan pengelasan (pass) adalah 1 kali lewat (1 pass)


ØPenambahan partikel silikon karbida (SiC) pada specimen, dengan jumlah lintasan
pengelasan yang sama (1 - 4 pass)

ØMetode analisa; pengamatan strukturmikro dengan uji metalografi, dan uji kekerasan
dengan uji kekerasan Mikro Vickers
LANDASAN TEORI
ALUMINIUM

Ø Merupakan logam ringan, mempunyai ketahanan korosi yang baik dan hantaran listrik yang
baik dan sifat-sifat baik lainnya sebagai sifat logam, selain itu aluminium juga mempunyai
sifat mampu bentuk (Wrought alloy)

Ø Banyak dilakukan penelitian untuk meningkatkan kekuatan mekaniknya, diantaranya dengan


menambahkan unsur-unsur seperti : Cu, Mg, Si, Mn, Zn, Ni, dan sebagainya

Ø Sifat-sifat aluminium; ringan, tahan karat, penghantar listrik yang baik


pengelasan adukan gesek (Friction Stir Welding)

Ø Ditemukan pada tahun 1991, proses pengelasan adukan gesek (Friction Stir Welding) dikembangkan,
dan dipatenkan oleh The Welding Institute (TWI) di Cambridge, kerajaan Inggris.

Ø Merupakan pengelasan dalam kondisi padat (solid-state).


Ø Dapat menyambung sisi dua buah lempengan yang disejajarkan, dengan perkakas las berbentuk
silinder yang ujungnya terdiri dari punggung (shoulder) untuk menekan bagian las dan pin untuk
mengaduk bagian sambungan las. Perkakas las diputar dengan kecepatan antara 500-1500 rpm dengan
pin diposisikan antara bagian yang akan disambung. Gesekan antara pin dan logam dapat mencapai
temperatur hingga 1200°C, sehingga logam disekelilingnya menjadi plastis dan proses adukan akan
terjadi. Punggung perkakas las ditekan pada permukaan bagian las dan bergerak kearah bagian
sambungan lain dengan kecepatan antara 0,5-2mm per detik.

Ø Secara umum dapat dilakukan dengan dua cara, yakni sambungan temu (Butt Joint) dan sambungan
tumpang tindih (Lap Joint).
Pengelasan adukan gesek (Friction Stir Welding)

Google, Friction Stir Welding, http://aluminium.matter.org.uk


Silikon Karbida

ØSilikon karbida adalah sebuah senyawa dari silikon


dan karbon, dengan rumus kimia SiC.

ØDigunakan dalam aplikasi yang membutuhkan daya


tahan tinggi.

ØDigunakan juga pada aplikasi elektronik


BAHAN DAN PERCOBAAN
Diagram Alir Penelitian : Mulai

KOMPOSISI
BAHAN
PERCOBAAN Studi
Literatur

KOMPOSISI PADUAN ADC12

Material
Cu Si Mg Zn Fe Mn Ni Sn Pb Al ADC12 & AC4C

(%) (%) (%) (%) (%) (%) (%) (%) (%) (%)

2,35 11,82 0,17 0,56 0,81 0,18 0,04 0,02 0,06 Bal • Pemotonganspecimenberukuran 50 x
20 x 5 mm & pencoakan untuk volume
18%,30% dan 38% Cacat
• Pengelasan gesek specimen dengan
kecepatan gerak 7-8 mm/menit,
KOMPOSISI PADUAN AC4C 1200rpm pada kemiringan mata las 10

Cu Si Mg Zn Fe Mn Ni Ti Cr Al
(%) (%) (%) (%) (%) (%) (%) (%) (%) (%)
Pengujian
0,014 7,20 0,36 0,018 0,13 0,007 0,007 0,16 0,003 Bal (Metalograpi &
Vickers)

Baik

Selesai
PROSES PENGELASAN
Alat yang digunakan:

1. Mesin las (mesin frais milling) 2. Landasan (meja las) 3. Holder

4. Perkakakas lasBaja HSS


PROSES PENGELASAN

ØMaterial aluminium hypoeutektik yang telah dipotong berukuran


50mm x 20mm x 5mm dan mempunyai volume coak 18%, 30%
dan 38%, diletakan pada meja las dengan posisi pengelasan
sambungan temu (Butt Joint)

ØDilas gesek tekan pada mesin las sampai kedua specimen


tersambung

ØProses pengelasan dilakukan beberapa kali lewat (pass) pada


partikel penambah (silikon karbida) pada variabel jumlah
pengelasan 1, 2, 3, dan 4 kali atau 1 - 4 pass
PROSES PENGELASAN

Google, Friction Stir Welding Process, http://www.esabna.com/ for more information about our products
Diagram Alir Uji Kekerasan : Diagram Alir Uji Metalografi :

Mulai Mulai

Material
ADC12 & AC4C
Material
ADC12 & AC4C
Pengampalasan
(Grinding)

Pengamplasan
dengan kertas Pemolesan Cacat
amplas (Polishing)
No 100-2000

Pengetsaan
(Etching)
Pengujian

Strukturmikro

Pengambilan Data Baik

Analisa

Selesai Selesai
ANALISIS
STRUKTURMIKRO

Ø Paduan hypoeutektik Al-Si disusun oleh fasa utama larutan padat Al-α dan fiber kristal-
kristal Silikon (Si). Formasi kristal-kristal Si pada matrik Al-α tergantung pada komposisi
paduan, perlakuan mekanik dan panas, serta proses pembentukan. Pada paduan
hypoeutektik kandungan Silikon (Si) sangat tinggi, sehingga pada struktur mikro paduan
hypoeutektik fiber kristal-kristal Si terlihat jelas.

Ø Sambungan las terdiri dari bagian-bagian paduan induk (base metal), pengaruh panas (heat
affected zone), pengaruh panas termomekanik (thermomechanical affected zone) dan
adukan gesek (stir zone)
STRUKTURMIKRO Pemetaan strukturmikro yang diamati pada hasil lasan :
adukan gesek
(Stir Zone) pengaruh panas termomekanik
(thermomechanical affected zone)

logam induk
(base metal)
Transisi / pengaruh panas
(heat affected zone)

Pada bagian stir zone, Fiber-fiber Si kasar pada bahan asal (ingot) terpotong-potong
menjadi partikel-partikel halus atau nugget pada matriks Al, sedangkan pada bagian
thermomechanical affected zone partikel Si masih berbentuk kasar karena hanya terkena
pengaruh panas termomekanik dari gesekan. Kemudian bagian transisi, menunjukkan
peralihan antara base metal dan bagian adukan yang hanya terkena pengaruh panas (heat
affected zone).
STRUKTURMIKRO
ADC12 1 Pass (tanpa partikel penambah)
(1) (2)
Partikel
halus Si

22,4 µm

(3) (4)

(5) (6)
Serat Si
Bagian adukan
Al-α

ADC12 Plat Si
STRUKTURMIKRO
ADC12 + 18% SiC 4 Pass
(1) (2)

22,4 µm

(3) (4) SiC


Semakin halus
SiC

(5) (6)
Al-α
ADC12

Bagian adukan Serat Si

Plat Si
STRUKTURMIKRO

ADC12 + 30% SiC 4 Pass


(1) SiC semakin halus (2)

(3) (4) SiC

SiC semakin halus

(5) (6)
Al-α
ADC12

Plat Si
Bagian adukan
Serat Si
Strukturmikro
ADC12 + 38% SiC 4 Pass
(1) (2)
Poros

22,4 µm

(3) (4)
SiC makin alus SiC

(5) (6)
Al-α
Bagian adukan

Serat Si
ADC12 Plat Si
Strukturmikro
AC4C 1 Pass (tanpa penambahan partikel)
(1) (2)

22,4 µm

(3) (4)

(5) (6)

Al-α
Bagian adukan
Partikel
AC4C Si dalam
struktur
eutektik
Strukturmikro
AC4C + 18% SiC 4 Pass
(1) (2)
SiC semakin halus

22,4 µm

(3) (4)
SiC

(5) (6)

AC4C
AC4C Al-α
Partikel
Si dalam
Bagianadukan
Bagian adukan
struktur
eutektik
Strukturmikro
AC4C + 30% SiC 4 Pass
(1) (2)

SiC

22,4 µm

(3) (4)
SiC semakin halus SiC semakin halus

(5)
(6)
AC4C

Partikel
Bagian adukan Si dalam
struktur Al-α
eutektik
Strukturmikro
AC4C + 38% SiC 4 Pass
(1) SiC semakin halus (2)

22,4 µm

(3) (4)

SiC
semakin
SiC halus
semakin SiC
halus

(5) (6)

Al-α
Bagian adukan
Partikel
Si dalam
AC4C struktur
eutektik
STRUKTURMIKRO
Tabel. Nilai rata-rata diameter dan faktor rasio partikel Si, Si+18% SiC, Si+30% SiC dan Si+38% SiC pada paduan ADC12

ADC12 + 18% ADC12 + 30% ADC12 + 38%


ADC12
SiC SiC SiC
(D)
Bagian
Partikel
(F) (D) Partikel (D) Partikel (D) Partikel
(µm) (F) Rasio (F) Rasio (F) Rasio
Rasio (µm) (µm) (µm)

15,12
4,49
Logam Induk ± - - - - - -
±
8,14
2,60

Pass
1,75 1,19
± ± 24,25 1,54 13,77 1,93 10,82 1,69
1 0,66 0,38 ± ± ± ± ± ±
17,60 0,64 4,16 0,17 1,23 0,24

A 1,48 10,60 1,44 7,16 7,79 1,47


D 2 ± ± ± ± ± ±
U 0,31 1,56 0,24 1,50 3,74 0,08
K
A
9,54 1,46 11,85 1,55 9,32 1,44
N
3 ± ± ± ± ± ±
0,70 0,11 3,24 0,19 0,94 0,10

1,44 10,14 9,36 1,61 7,23 1,47


4 ± ± ± ± ± ±
0,22 0,56 1,53 0,06 0.39 0,17
strukturmikro
Tabel. Nilai rata-rata diameter dan faktor rasio partikel Si, Si+18% SiC, Si+30% SiC dan Si+38% SiC pada paduan AC4C

AC4C AC4C + 18% SiC AC4C + 30% SiC AC4C + 38% SiC
(D)
Bagian Partikel
(F) (D) Partikel (D) Partikel (D) Partikel
(µm) (F) Rasio (F) Rasio (F) Rasio
Rasio (µm) (µm) (µm)

10,73
2,46 ±
Logam Induk ± 0,42 - - - - - -
0,19

Pass

1,90 1,18 1,51 8,86 1,61 10,17 1,45 5,99


1 ± ± ± ± ± ± ± ±
0,75 0,35 0,17 6,66 0,26 4,02 0,16 2,82

A 1,37 6,03 1,41 4,21 1,42 4,16


D 2 ± ± ± ± ± ±
U 0,14 2,52 0,08 0,21 0,04 0,51
K
A
N 1,39 4,76 1,40 4,97 1,45 6,25
3 ± ± ± ± ± ±
0,03 0,39 0,05 0,62 0,04 7,81

1,45 4,30 1,48 4,69 1,42 4,63


4 ± ± ± ± ± ±
0,04 0,86 0,17 2,60 0,11 1,15
STRUKTURMIKRO

Diameter Partikel & Faktor Rasio

Diameter partikel Si pada logam induk rata-rata mencapai angka sekitar 2,46 µm,
berbeda dengan hasil yang ditunjukkan pada proses pengelasan adukan gesek.
Selama proses pengelasan adukan gesek, partikel Si pada bagian adukan terpecah
atau terpotong-potong, dan memiliki ukuran diameter partikel rata-rata sekitar 1,4 µm.

Penambahan 18%, 30%, dan 38% SiC (silikon karbida) pada bagian adukan
membuat efektifitas penghalusan partikel menurun, sehingga rata-rata diameter
partikel cenderung sedikit lebih besar.

Bertambah besarnya diameter partikel dimungkinkan dengan adanya penambahan


18%, 30% dan 38% SiC (silikon karbida) membuat bertambahnya beban proses
pengelasan adukan gesek atau akibat dari partikel SiC (silikon karbida) yang tidak
terdistribusi dengan rata.
STRUKTURMIKRO

Diameter Partikel & Faktor Rasio

Hasil rata-rata diameter partikel yang diperoleh, menunjukkan bahwa


bentuk partikel-pertikel Si yang tidak beraturan namun masih dalam
orbit bulat atau mendekati bulat. Pada strukturmikro paduan
hypoeutektik, fiber-fiber kasar Si dengan kandungan yang tinggi
terbentuk pada matrik Al.

Sebaliknya faktor rasio partikel Si pada bagian adukan sambungan


las baik menggunakan atau tidak menggunakan 18%, 30% dan 38% SiC
(silikon karbida) mendekati 1,4 µm menunjukkan kecenderungan bentuk
partikel mendekati bentuk bulat.
kekerasan
Pemetaan jejak identor pada uji kekerasan Mikro Vickers :

Arah
pengujian
kekerasan

Tabel. Haraga kekersan sample ADC12


KEKRASAN
NO INTERVAL/JARAK KETRANGAN AREA
MIKRO VICKERS
Uji (µm) PENGUJIAN
(HV)
1. 0 72,10 Base Metal 1
2. 500 73,40 Base Metal 1
3. 1000 60,20 Base Metal 1
4. 1200 74,20 Base Metal 1-Daerah lasan
5. 1400 74,60 Daerah lasan
6. 1900 79,40 Daerah lasan
7. 2200 80,30 Daerah lasan
8. 2400 78,10 Daerah lasan
9. 2700 75,80 Daerah lasan
10. 3200 73,40 Daerah lasan
11. 3400 76,80 Daerah lasan 2-Base metal
12. 3600 65,30 Base Metal 2
13. 4100 72,20 Base Metal 2
14. 4600 71,60 Base Metal 2
kekerasan

Tabel. Haraga kekersan sample ADC12 + 18% SiC


KEKRASAN
NO INTERVAL/JARAK KETRANGAN AREA
MIKRO VICKERS
Uji (µm) PENGUJIAN
(HV)
1. 0 93,64 Base Metal 1
2. 500 75,68 Base Metal 1
3. 1000 71,86 Base Metal 1
4. 1200 71,86 Base Metal 1-Daerah lasan
5. 1400 82,89 Daerah lasan
6. 1900 75,38 Daerah lasan
7. 2400 71,86 Daerah lasan
8. 3300 75,68 Daerah lasan
9. 3400 64,79 Daerah lasan
10. 3800 73,29 Daerah lasan
11. 4000 60,64 Daerah lasan 2-Base Metal
12. 4200 100,3 Base Metal 2
13. 4700 91,58 Base Metal 2
14. 5200 81,16 Base Metal 2
kekerasan

Tabel. Haraga kekersan sample ADC12 + 30% SiC


KEKRASAN
NO INTERVAL/JARAK KETRANGAN AREA
MIKRO VICKERS
Uji (µm) PENGUJIAN
(HV)
1. 0 91,58 Base Metal 1
2. 500 91,58 Base Metal 1
3. 1000 86,51 Base Metal 1
4. 1200 93,23 Base Metal 1-Daerah lasan
5. 1400 88,40 Daerah lasan
6. 1900 82,89 Daerah lasan
7. 2300 74,77 Daerah lasan
8. 2400 76,30 Daerah lasan
9. 2800 77,87 Daerah lasan
10. 3300 84,67 Daerah lasan
11. 3500 75,68 Daerah lasan 2-Base Metal
12. 3700 94,49 Base Metal 2
13. 4200 98,91 Base Metal 2
14. 4700 81,16 Base Metal 2
kekerasan
Tabel. Haraga kekersan sample ADC12 + 38% SiC
KEKRASAN
NO INTERVAL/JARAK KETRANGAN AREA
MIKRO VICKERS
Uji (µm) PENGUJIAN
(HV)
1. 0 83,95 Base Metal 1
2. 500 62,43 Base Metal 1
3. 1000 41,56 Base Metal 1
4. 1200 90,37 Base Metal 1-Daerah lasan
5. 1400 79,49 Daerah lasan
6. 1900 92,39 Daerah lasan
7. 2200 73,29 Daerah lasan
8. 2360 67,80 Daerah lasan
9. 3660 83,95 Daerah lasan
10. 3160 91,58 Daerah lasan
11. 3360 69,11 Daerah lasan 2-Base Metal
12. 3560 59,56 Base Metal 2
13. 4060 67,28 Base Metal 2
14. 4560 85,76 Base Metal 2
kekerasan
Tabel. Haraga kekersan sample AC4C
KEKRASAN
NO INTERVAL/JARAK KETRANGAN AREA
MIKRO VICKERS
Uji (µm) PENGUJIAN
(HV)
1. 0 60,4 Base Metal 1
2. 500 55,7 Base Metal 1
3. 1000 56,8 Base Metal 1
4. 1200 66,1 Base Metal 1-Daerah lasan
5. 1400 61,2 Daerah lasan
6. 1900 56,4 Daerah lasan
7. 2200 54,3 Daerah lasan
8. 2400 53,8 Daerah lasan
9. 2700 65,9 Daerah lasan
10. 3200 70,2 Daerah lasan
11. 3400 59,9 Daerah lasan 2-Base Metal
12. 3600 47,5 Base Metal 2
13. 4100 44,5 Base Metal 2
14. 4600 51,2 Base Metal 2
kekerasan
Tabel. Haraga kekersan sample AC4C + 18% SiC
KEKRASAN
NO INTERVAL/JARAK KETRANGAN AREA
MIKRO VICKERS
Uji (µm) PENGUJIAN
(HV)
1. 0 51,51 Base Metal 1
2. 500 51,51 Base Metal 1
3. 1000 51,51 Base Metal 1
4. 1200 51,51 Base Metal 1-Daerah lasan
5. 1400 54,19 Daerah lasan
6. 1650 54,56 Daerah lasan
7. 2150 54,19 Daerah lasan
8. 2650 58,09 Daerah lasan
9. 3100 58,09 Daerah lasan
10. 3350 55,51 Daerah lasan
11. 3550 51,51 Daerah lasan 2-Base Metal
12. 3750 51,51 Base Metal 2
13. 4250 51,51 Base Metal 2
14. 4750 51,51 Base Metal 2
kekerasan
Tabel. Haraga kekersan sample AC4C + 30% SiC
KEKRASAN
NO INTERVAL/JARAK KETRANGAN AREA
MIKRO VICKERS
Uji (µm) PENGUJIAN
(HV)
1. 0 51,51 Base Metal 1
2. 500 52,30 Base Metal 1
3. 1000 51,51 Base Metal 1
4. 1200 49,84 Base Metal 1-Daerah lasan
5. 1400 40,10 Daerah lasan
6. 1900 47,78 Daerah lasan
7. 2300 51,51 Daerah lasan
8. 2400 52,38 Daerah lasan
9. 2800 48,55 Daerah lasan
10. 3300 49,84 Daerah lasan
11. 3500 52,38 Daerah lasan 2-Base Metal
12. 3700 47,47 Base Metal 2
13. 4200 44,57 Base Metal 2
14. 4700 49,84 Base Metal 2
kekerasan
Tabel. Haraga kekersan sample AC4C + 38% SiC
KEKRASAN
NO INTERVAL/JARAK KETRANGAN AREA
MIKRO VICKERS
Uji (µm) PENGUJIAN
(HV)
1. 0 45,99 Base Metal 1
2. 500 47,02 Base Metal 1
3. 1000 51,51 Base Metal 1
4. 1200 52,73 Base Metal 1-Daerah lasan
5. 1400 51,51 Daerah lasan
6. 1900 50,66 Daerah lasan
7. 2200 49,84 Daerah lasan
8. 2400 49,35 Daerah lasan
9. 2700 50,66 Daerah lasan
10. 3200 49,03 Daerah lasan
11. 3400 46,72 Daerah lasan 2-Base Metal
12. 3600 44,57 Base Metal 2
13. 4100 42,57 Base Metal 2
14. 4600 44,16 Base Metal 2
kekerasan

Ø Penambahan 18%, 30% dan 38% SiC (silikon karbida), dapat


membuat paduan lebih keras, namun hal tersebut tidak terlalu
signifikan. Hal tersebut terjadi pada paduan ADC12 + 18% SiC
dan ADC12 + 30% SiC pada paduan tersebut kekersan
cenderung turun.

Ø Penambahan 18%, 30% dan 38% SiC (silikon karbida), tingkat


kekerasan meningkat terutama pada bagian adukan las.
RESUME

• Ingot ADC12 disusun oleh serat Silikon (Si), plat Silikon (Si) dan eutektik Al-Si yang
tersusun dalam Al-α. Untuk ingot AC4C disusun oleh partikel Si dalam struktur
eutektik yang tersusun dalam Al-α.
• Sambungan las terdiri dari bagian-bagian paduan induk (base metal), pengaruh
panas (heat affected zone), pengaruh panas termomekanik (thermomechanical
affected zone) dan adukan gesek (stir zone).
• Pada bagian adukan las ADC12, partikel-partikel Si semakin halus dalam Al-α.
Untuk AC4C pada bagian adukan las, partikel-partikel Si menjadi halus dan struktur
eutektik menyebar merata dalam Al-α.
RESUME

Ø Pada bagian adukan las ADC12 dengan penambahan partikel SiC (silikon karbida), partikel-partikel Si menjadi halus dan SiC (silikon
karbida) cenderung menggumpal dalam Al-α. Untuk AC4C pada bagian adukan las, partikel-partikel Si menjadi halus dan struktur
eutektik menyebar merata dalam Al-α, sedangkan SiC (silikon karbida) cenderung menggumpal dalam Al-α.

Ø Diameter Si dan SiC (silikon karbida) lebih halus dan faktor rasio lebih kecil (cenderung bulat) dengan penambahan jumlah las untuk
paduan ADC12 dan AC4C.

Ø Partikel SiC (silikon karbida) lebih besar pada bagian adukan las dengan penambahan jumlah bubuk SiC (silikon karbida) hingga
38% volume.

Ø Bagian sambungan las dengan penambahan SiC (silikon karbida) tidak homogen.
Ø Penambahan 18% partikel SiC (silikon karbida) pada paduan AC4C saat pengelasan adukan gesek dapat membuat paduan lebih
keras, terutama pada daerah adukan las. Paduan pengelasan tanpa penambahan partikel Sic pada paduan ADC12 dan AC4C ada
kenaikan terutama pada daerah lasan tetapi masih pada rentangan kekerasan logam induknya, sama halnya pada paduan adukan
las AC4C + 30% SiC, AC4C +38% SiC dan ADC12 + 38% SiC. Untuk ADC12 + 18% SiC dan ADC12 + 30% SiC cenderung turun.
PENGELASAN ADUKAN GESEK
Mechanical Engineering Laboratory
SEKIAN DAN TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai