in Welding
Session 2
• Presented by :
• Dr.-Tech Ir. AGUS PRAMONO, S. T., M. T., Metro Cilegon A1 No. 9-10 Cilegon, Banten – Indonesia 42411
Telp. +62 254 8481 815 / admin@slv.co.id / www.slc.co.id
CSRP., CGL., CPMP
CONTENTS
01
02
03
04
05
06
07
Standart Prosedur Welding
ØBanyak digunakan untuk sambungan bersama-sama bahan
ØGeometri yang sangat kompleks dapat efektif dilas
Menghasilkan garis bersih dan mengurangi biaya Painting
ØBahan yg dilas harus memiliki sifat yang mirip dengan logam induk
ØPemilihan yang cermat dari sambungan pengelasan logam sangat penting
Heat Affected Zone (HAZ) Ø Weld pada dasarnya adalah sebuah pengecoran
cepat terbentuk dikelilingi oleh panas yang terkena
zona (HAZ)
Partial penetration
t l1
l2
Lamellar Tearing
Ø Terkait dengan non-logam mangan - sulfida & silikat ketika bahan digulung diperpanjang sebagai
inklusi jenis planet (seperti besi tempa)
Ø Lasan berjalan sejajar dengan inklusi & retak diinduksi melalui kontraktil menekankan di tebal pelat
Inclusions
thin planer
types
Lamellar tear
BS 4360 Steel (grade 50C)
Penentuam ekuivalen karbon & kemampuan las
Typical ladle analysis :
Ø C = 0.21% Carbon Equivalent of BS 3460 Steel
Ø Mn = 1.50%
CE = C + Mn / 6 + (Cr + Mo + V ) / 5 + ( Ni + Cu ) / 15
Ø Cr = 0.025%
Ø Mo = 0.015% CE = 0.21 + 1.5 / 6 + (0.025 + 0.015) / 5 + (0.04 + 0.04) / 15
Ø Ni = 0.04% = 0.21 + 0.25 + 0.08 + 0.005
Ø Cu = 0.04%
= 0.473%
Weldability
Ø Jika, dari unsur-unsur dalam rumus ini, hanya karbon dan mangan dinyatakan pada lembar pabrik untuk baja karbon dan
karbon mangan, kemudian 0,03 harus ditambahkan ke nilai yang dihitung untuk memungkinkan elemen sisa.
Ø Dimana baja ekuivalen karbon yang berbeda atau kelas sedang bergabung, nilai karbon ekuivalen yang lebih tinggi harus
digunakan
Ø Engineer membuat penyisihan HAZ dalam proses desain (biasanya pengurangan 20N/mm2 dalam kekuatan yield
diterapkan)
Peluruhan Las pada Logam
Weld
Heat Affected Zone
Ø Pengelasan adukan gesek (Friction Stir Welding) adalah salah satu teknik
penyambungan logam yang memanfaatkan gaya gesek (friction), yang biasa
digunakan pada bahan/paduan aluminium, dan banyak diaplikasikan pada pesawat
luar angkasa, kendaraan militer (pesawat tempur), pesawat terbang, body kapal laut,
dan lain-lain.
PERMASALAHAN
ØSpecimen aluminium paduan hypoeutektik yang digunakan pada pengelasan adalah ADC12
dan AC4C
ØMetode analisa; pengamatan strukturmikro dengan uji metalografi, dan uji kekerasan
dengan uji kekerasan Mikro Vickers
LANDASAN TEORI
ALUMINIUM
Ø Merupakan logam ringan, mempunyai ketahanan korosi yang baik dan hantaran listrik yang
baik dan sifat-sifat baik lainnya sebagai sifat logam, selain itu aluminium juga mempunyai
sifat mampu bentuk (Wrought alloy)
Ø Ditemukan pada tahun 1991, proses pengelasan adukan gesek (Friction Stir Welding) dikembangkan,
dan dipatenkan oleh The Welding Institute (TWI) di Cambridge, kerajaan Inggris.
Ø Secara umum dapat dilakukan dengan dua cara, yakni sambungan temu (Butt Joint) dan sambungan
tumpang tindih (Lap Joint).
Pengelasan adukan gesek (Friction Stir Welding)
KOMPOSISI
BAHAN
PERCOBAAN Studi
Literatur
Material
Cu Si Mg Zn Fe Mn Ni Sn Pb Al ADC12 & AC4C
(%) (%) (%) (%) (%) (%) (%) (%) (%) (%)
2,35 11,82 0,17 0,56 0,81 0,18 0,04 0,02 0,06 Bal • Pemotonganspecimenberukuran 50 x
20 x 5 mm & pencoakan untuk volume
18%,30% dan 38% Cacat
• Pengelasan gesek specimen dengan
kecepatan gerak 7-8 mm/menit,
KOMPOSISI PADUAN AC4C 1200rpm pada kemiringan mata las 10
Cu Si Mg Zn Fe Mn Ni Ti Cr Al
(%) (%) (%) (%) (%) (%) (%) (%) (%) (%)
Pengujian
0,014 7,20 0,36 0,018 0,13 0,007 0,007 0,16 0,003 Bal (Metalograpi &
Vickers)
Baik
Selesai
PROSES PENGELASAN
Alat yang digunakan:
Google, Friction Stir Welding Process, http://www.esabna.com/ for more information about our products
Diagram Alir Uji Kekerasan : Diagram Alir Uji Metalografi :
Mulai Mulai
Material
ADC12 & AC4C
Material
ADC12 & AC4C
Pengampalasan
(Grinding)
Pengamplasan
dengan kertas Pemolesan Cacat
amplas (Polishing)
No 100-2000
Pengetsaan
(Etching)
Pengujian
Strukturmikro
Analisa
Selesai Selesai
ANALISIS
STRUKTURMIKRO
Ø Paduan hypoeutektik Al-Si disusun oleh fasa utama larutan padat Al-α dan fiber kristal-
kristal Silikon (Si). Formasi kristal-kristal Si pada matrik Al-α tergantung pada komposisi
paduan, perlakuan mekanik dan panas, serta proses pembentukan. Pada paduan
hypoeutektik kandungan Silikon (Si) sangat tinggi, sehingga pada struktur mikro paduan
hypoeutektik fiber kristal-kristal Si terlihat jelas.
Ø Sambungan las terdiri dari bagian-bagian paduan induk (base metal), pengaruh panas (heat
affected zone), pengaruh panas termomekanik (thermomechanical affected zone) dan
adukan gesek (stir zone)
STRUKTURMIKRO Pemetaan strukturmikro yang diamati pada hasil lasan :
adukan gesek
(Stir Zone) pengaruh panas termomekanik
(thermomechanical affected zone)
logam induk
(base metal)
Transisi / pengaruh panas
(heat affected zone)
Pada bagian stir zone, Fiber-fiber Si kasar pada bahan asal (ingot) terpotong-potong
menjadi partikel-partikel halus atau nugget pada matriks Al, sedangkan pada bagian
thermomechanical affected zone partikel Si masih berbentuk kasar karena hanya terkena
pengaruh panas termomekanik dari gesekan. Kemudian bagian transisi, menunjukkan
peralihan antara base metal dan bagian adukan yang hanya terkena pengaruh panas (heat
affected zone).
STRUKTURMIKRO
ADC12 1 Pass (tanpa partikel penambah)
(1) (2)
Partikel
halus Si
22,4 µm
(3) (4)
(5) (6)
Serat Si
Bagian adukan
Al-α
ADC12 Plat Si
STRUKTURMIKRO
ADC12 + 18% SiC 4 Pass
(1) (2)
22,4 µm
(5) (6)
Al-α
ADC12
Plat Si
STRUKTURMIKRO
(5) (6)
Al-α
ADC12
Plat Si
Bagian adukan
Serat Si
Strukturmikro
ADC12 + 38% SiC 4 Pass
(1) (2)
Poros
22,4 µm
(3) (4)
SiC makin alus SiC
(5) (6)
Al-α
Bagian adukan
Serat Si
ADC12 Plat Si
Strukturmikro
AC4C 1 Pass (tanpa penambahan partikel)
(1) (2)
22,4 µm
(3) (4)
(5) (6)
Al-α
Bagian adukan
Partikel
AC4C Si dalam
struktur
eutektik
Strukturmikro
AC4C + 18% SiC 4 Pass
(1) (2)
SiC semakin halus
22,4 µm
(3) (4)
SiC
(5) (6)
AC4C
AC4C Al-α
Partikel
Si dalam
Bagianadukan
Bagian adukan
struktur
eutektik
Strukturmikro
AC4C + 30% SiC 4 Pass
(1) (2)
SiC
22,4 µm
(3) (4)
SiC semakin halus SiC semakin halus
(5)
(6)
AC4C
Partikel
Bagian adukan Si dalam
struktur Al-α
eutektik
Strukturmikro
AC4C + 38% SiC 4 Pass
(1) SiC semakin halus (2)
22,4 µm
(3) (4)
SiC
semakin
SiC halus
semakin SiC
halus
(5) (6)
Al-α
Bagian adukan
Partikel
Si dalam
AC4C struktur
eutektik
STRUKTURMIKRO
Tabel. Nilai rata-rata diameter dan faktor rasio partikel Si, Si+18% SiC, Si+30% SiC dan Si+38% SiC pada paduan ADC12
15,12
4,49
Logam Induk ± - - - - - -
±
8,14
2,60
Pass
1,75 1,19
± ± 24,25 1,54 13,77 1,93 10,82 1,69
1 0,66 0,38 ± ± ± ± ± ±
17,60 0,64 4,16 0,17 1,23 0,24
AC4C AC4C + 18% SiC AC4C + 30% SiC AC4C + 38% SiC
(D)
Bagian Partikel
(F) (D) Partikel (D) Partikel (D) Partikel
(µm) (F) Rasio (F) Rasio (F) Rasio
Rasio (µm) (µm) (µm)
10,73
2,46 ±
Logam Induk ± 0,42 - - - - - -
0,19
Pass
Diameter partikel Si pada logam induk rata-rata mencapai angka sekitar 2,46 µm,
berbeda dengan hasil yang ditunjukkan pada proses pengelasan adukan gesek.
Selama proses pengelasan adukan gesek, partikel Si pada bagian adukan terpecah
atau terpotong-potong, dan memiliki ukuran diameter partikel rata-rata sekitar 1,4 µm.
Penambahan 18%, 30%, dan 38% SiC (silikon karbida) pada bagian adukan
membuat efektifitas penghalusan partikel menurun, sehingga rata-rata diameter
partikel cenderung sedikit lebih besar.
Arah
pengujian
kekerasan
• Ingot ADC12 disusun oleh serat Silikon (Si), plat Silikon (Si) dan eutektik Al-Si yang
tersusun dalam Al-α. Untuk ingot AC4C disusun oleh partikel Si dalam struktur
eutektik yang tersusun dalam Al-α.
• Sambungan las terdiri dari bagian-bagian paduan induk (base metal), pengaruh
panas (heat affected zone), pengaruh panas termomekanik (thermomechanical
affected zone) dan adukan gesek (stir zone).
• Pada bagian adukan las ADC12, partikel-partikel Si semakin halus dalam Al-α.
Untuk AC4C pada bagian adukan las, partikel-partikel Si menjadi halus dan struktur
eutektik menyebar merata dalam Al-α.
RESUME
Ø Pada bagian adukan las ADC12 dengan penambahan partikel SiC (silikon karbida), partikel-partikel Si menjadi halus dan SiC (silikon
karbida) cenderung menggumpal dalam Al-α. Untuk AC4C pada bagian adukan las, partikel-partikel Si menjadi halus dan struktur
eutektik menyebar merata dalam Al-α, sedangkan SiC (silikon karbida) cenderung menggumpal dalam Al-α.
Ø Diameter Si dan SiC (silikon karbida) lebih halus dan faktor rasio lebih kecil (cenderung bulat) dengan penambahan jumlah las untuk
paduan ADC12 dan AC4C.
Ø Partikel SiC (silikon karbida) lebih besar pada bagian adukan las dengan penambahan jumlah bubuk SiC (silikon karbida) hingga
38% volume.
Ø Bagian sambungan las dengan penambahan SiC (silikon karbida) tidak homogen.
Ø Penambahan 18% partikel SiC (silikon karbida) pada paduan AC4C saat pengelasan adukan gesek dapat membuat paduan lebih
keras, terutama pada daerah adukan las. Paduan pengelasan tanpa penambahan partikel Sic pada paduan ADC12 dan AC4C ada
kenaikan terutama pada daerah lasan tetapi masih pada rentangan kekerasan logam induknya, sama halnya pada paduan adukan
las AC4C + 30% SiC, AC4C +38% SiC dan ADC12 + 38% SiC. Untuk ADC12 + 18% SiC dan ADC12 + 30% SiC cenderung turun.
PENGELASAN ADUKAN GESEK
Mechanical Engineering Laboratory
SEKIAN DAN TERIMA KASIH