Anda di halaman 1dari 6

Jawaban paket D

1.

A. Jenis korosi : intergranular corrosion

B. Korosi ini terjadi karena adanya pengurangan atau penambahan unsur paduan didaerah batas
butir.

C. Proses korosi dimulai dengan terjadinya sensitasi paduan. Sensitasi terjadi ketika baja tahan
karat mengalami pemanasan pada suhu 550-850 o C. Kromium yang ada didalam butir akan
terdifusi ke batas butir. Bersamaan dengan itu, adanya kandungan karbon terlarut dalam baja
tahan karat menyebabkan adanya reaksi antara kromium dan karbon membentuk kromium
karbida. Kromium karbida akan mengalami pengendapan dibatas butir. Difusi kromium ke batas
butir ini menyebabkan pada bagian dekat batas butir mengalami kekurangan kromium sehingga
mudah terjadi korosi pada lingkungan agresif dibanding pada bagian yang jauh dari batas butir.
Selain itu, pembentukan kromium karbida juga menyebabkan penggetasan pada batas butir
sehingga butir menjadi rentan terhadap cracking.

D. - Solution treatment,dimana baja akan dipanaskan diatas suhu 1000 o C sehingga kromium
karbida dibatas butir akan terlarut didalam butir. Selanjutnya dilakukan quenching sehingga
kromium tidak akan terdifusi kembali ke batas butir.

- Penambahan Ti,Nb atau Ta. Ketiganya merupakan unsur pembentuk karbida sehingga nantinya
yang akan membentuk karbida adalah unsur unsur tersebut bukan kromium.

- Menurunkan kadar karbon dibawah 0.02%


2.

Jika Al dimasukkan kedalam larutan dengan pH netral yaitu 7, maka Al akan berada di Zona
immunity jika potensial lebih kekcil dari -2 V dan akan mengalami pasivasi jika potensial diatas
-2 V. Daerah-daerah untuk logam Al pada kondisi tertentu yaitu :

A. Zona immunity, yaitu zona dimana logam berada dalam kondisi paling stabilnya sehingga
tidak akan mengalami reaksi dengan lingkungan.

B. Zona corrosion, yaitu zona dimana Al akan stabil dalan bentuk ion nya. Pada zona ini akan
terjadi reaksi antara Al dan lingkungan hingga menyebabkan terjadinya korosi.

C. Zona pasivasi, yaitu zona dimana laju korosi Al sangat tinggi sehingga akan membentuk
lapisan oksida tipis pada permukaan secara cepat. Lapisan oksida ini nantinya akan melindungi
Al dari lingkungan sehingga proses korosi akan terhenti dan logam menjadi pasif.

3. Polarisasi ada 3 jenis, yaitu :

A. Polarisasi aktivasi,yaitu polarisasi yang dibutuhkan untuk terjadinya reaksi elektrokimia pada
kondisi dan laju reaksi tertentu. Polarisasi ini berhubungan dengan energi yang dibutuhkan untuk
terjadi reaksi di anoda dan katoda. Faktor yang mempengaruhi yaitu rapat arus, kekasaran
permukaan, material, suhu, tekanan, pH, agitasi dan tingkat adsorbsi ion.
B. Polarisasi konsentrasi, yaitu polarisasi yang berhubungan dengan perubahan komposisi
elektrolit. Polarisasi ini terjadi pada saat laju reaksi yang tinggi, diman akan terjadi penurunan
konsentrasi reaktan pada permukaan elektroda. Saat konsentrasi menurun, maka dibutuhkan
polarisasi tambahan hingga akhirnya tidak lagi terdapat reaktan disekitar elektroda sehingga arus
berhenti mengalir dan limiting current dicapai. Faktor yang mempengaruhi yaitu agitasi, suhu,
Velocity, konsentrasi ion dan geometri.
C. Polarisasi resistansi, yaitu polarisasi yang terjadi karena adanya resistansi yang cukup
berpengaruh pada elektrolit dalam mengalirkan arus listrik. Polarisasi ini akan dipengaruhi oleh
jarak antara anoda dan katoda. Larutan elektrolit yang memiliki resistansi tinggi akan
mengakibatkan adanya potential drop yang menyebabkan perbedaan potensial anoda dan katoda.
Potential drop akan menurunkan driving force polarisasi aktivasi sehingga antara anoda dan
katoda tidak terpolarisasi pada potensial yang sama.
4. Coating merupakan proses pencegahan korosi dengan memberikan lapisan tipis material tahan
korosi pada permukaan logam induk. Tujuan dilakukannya coating adalah untuk melindungi
logam dari lingkungan korosif dan sebagai penambah unsur dekoratif. Jika coating yang
dimaksud adalah berdasarkan rumus ohm, maka hubungan nya akan sebagai berikut. Hukum
ohm menunjukan antara kuat arus, potensial dan hambatan bahan. Rumus untuk hukum ohm
adalah :

I = E/R

Nilai kuat arus akan berbanding terbalik dengan hambatan bahan, sehingga jika hambatan bahan
dinaikkan, maka diperlukan beda potensial yang lebih tinggi agar menghasilkan kuat arus yang
sama seperti sebelumnya atau dengan kata lain semakin tinggi hambatan maka akan semakin
kecil arus yang mengalir. Pada prinsip coating dengan hukum ohm ini, maka material yang
digunakan sebagai bahan coating merupakan material dengan hambatan bahan yang tinggi.
Dengan demikian, apabila logam telah terlapisi oleh coating dengan material berhambatan tinggi
maka dibutuhkan lingkungan yang lebih korosif lagi agar mampu terjadi proses korosi. Coating
ini juga akan menghambat arus yang mengalir dalam sistem elektrokimia sehingga laju korosi
melambat dan korosi dapat dicegah.

5. A. Stray current merupakan arus liar dan tidak terkendali yang mengalir pada sekitar struktur
yang terproteksi sehingga mempengaruhi potensial struktur yang tidak terproteksi di sekitarnya,
biasanya arus ini dihasilkan oleh sistem arus DC. Arus liar dapat memicu perbedaan potensial
pada struktur yang dilaluinya dan menimbulkan korosi.

B. - Cathodic protection system

- Arus kereta bawah tanah

C. Jenis material yang cocok untuk anoda korban di air laut adalah Zn dan Al karena memiliki
nilai resitivitas yang rendah. Sedangkan untuk dibawah tanah material untuk anoda korban yang
dapat digunakan adalah Mg dan Zn

D. 3 logam yang umum digunakan sebagai anoda korban adalah Al, Zn dan Mg. Karakteristik
yang dimiliki yaitu memiliki potensial yang rendah, memiliki ke elektro negatif an yang tinggi,
memiliki efisiensi pemakaian yang tinggi, dll

Anda mungkin juga menyukai