Anda di halaman 1dari 18

KOROSI DAN PENCEGAHANNYA

Titik Istirokhatun, S.T. M.Sc


Introduction
Korosi adalah kerusakan atau degradasi logam akibat reaksi
redoks antara suatu logam dengan lingkungan menghasilkan
produk yang tidak diinginkan.
Fenomena korosi dapat dilihat apabila sepotong logam terkorosi
dalam larutan elektrolit, sebagian daerah pada logam tersebut
bersifat anodik di mana terjadi reaksi oksidasi logam (logam
terkorosi), sebagian lain bersifat katodik, di mana terjadi
reduksi.
Korosi merupakan proses elektrokimia, yaitu proses (perubahan
/ reaksi kimia) yang melibatkan adanya aliran listrik. Pada proses
korosi, reaksi anodik dan katodik berlangsung secara serempak,
artinya bila salah satu reaksi tidak berlangsung maka korosi
tidak akan terjadi.
Fenomena Korosi
Contoh korosi yang paling lazim adalah peristiwa
perkaratan besi. Di sini besi mengalami oksidasi
sedangkan oksigen mengalami reduksi.
Pada bagian tertentu dari besi bertindak sebagai
anoda di mana besi mengalami oksidasi dan bagian
lain bertindak sebagai katoda di mana oksigen
terreduksi.
Anoda : Fe(s) <--> Fe2+(aq) + 2e
Katoda : O2(g) + 2H2O(l) + 4e <--> 4OH-(aq)
Pengendapan : Fe3+(aq) + 4OH- <--> Fe(OH)3
Fenomena Korosi
Ion besi (II) yang terbentuk pada anoda
selanjutnya teroksidasi membentuk ion besi
(III). Produk proses anoda dan katoda pada
besi kemudian bereaksi lebih lanjut
menghasilkan produk korosi yang kelihatan.
Rumus kimia karat besi adalah Fe2O3.n H2O,
suatu produk hasil proses korosi berupa zat
padat yang berwarna kemerah-merahan.
Fenomena Korosi
Faktor-faktor penyebab korosi :
 Faktor yang berasal dari material
antara lain kemurnian bahan, struktur bahan,
bentuk kristal, unsur-unsur yang ada dalam
bahan, teknik pencampuran bahan dsb.
 Faktor yang berasal dari lingkungan
meliputi tingkat pencemaran udara, suhu,
kelembaban, keberadaan zat yang bersifat
korosif (organik maupun anorganik) dsb.
Fenomena Korosi
Korosi dapat terjadi dalam medium kering
maupun medium basah. Contoh korosi yang
terjadi pada medium kering adalah
penyerangan logam besi oleh gas oksigen (O2)
atau oleh gas belerang dioksida ( SO2).
Sedangkan korosi pada medium basah adalah
apabila besi terendam dalam larutan HCl.
Jenis-jenis korosi
 Korosi seragam (uniform attack)
adalah hasil reaksi kimia atau elektrokimia yang terjadi secara seragam
pada permukaan logam. Korosi ini terjadi jika lingkungan korosif
memiliki akses yang sama ke seluruh bagian dari permukaan logam yang
mempunyai komposisi kimia yang sama.
Contoh : korosi merata pada baja berkarbon rendah dalam larutan
berair.

 Korosi sel konsentrasi


korosi ini termasuk jenis sel galvanis yang memiliki dua elektroda yang
sama dengan larutan elektrolit yang berbeda konsentrasi. Elektroda
yang berada dalam larutan yang lebih encer bersifat anodik (anoda) dan
mengalami korosi sedangkan yang berada dalam larutan yang lebih
pekat akan bersifat katodik (katoda).
Jenis-jenis korosi
 Korosi lubang (pitting corrosion)
adalah jenis korosi lokal yang terjadi pada lokasi
tersembunyi yang membentuk lubang kecil pada
material.
Pitting lebih berbahaya karena kesuitan dalam
mendeteksi, memprediksi dan mendesain ulang.

Courtesy : metalurgist.com
Jenis-jenis korosi
 Korosi batas butir (intergranular corrosion)
adalah korosi lokal yang terjadi karena terbentuknya sel galvanis
skala mikroskopis pada batas butir (grain boundaries) suatu logam
atau paduannya.
Contohnya adalah terbentuknya endapan karbon halus pada batas
butir ketika baja didinginkan.

Courtesy : igc.com
Jenis-jenis korosi
 Korosi tegangan (stress corrosion)
adalah korosi yang disebabkan karena adanya pengaruh
tensile stress dan lingkungan yang korosif. Tegangan ini
berasal dari muatan (beban) yang diterima material, tegangan
sisa dari proses pembuatan material atau kombinasi dari
keduanya. Korosi ini terjadi pada paduan logam yang bisa
mengakibatkan adanya patahan.

Courtesy : climbcaymanbrac
Jenis-jenis korosi
 Korosi erosi (erosion corrosion)
adalah meningkatnya kecepatan hilangnya
permukaan logam karena adanya aliran fluida korosif.
Logam akan berubah menjadi ion terlarut yang
menyebabkan perubahan bentuk pada permukaan
logam.

Courtesy : www.copper.org
Jenis-jenis korosi
 Selective Leaching
adalah korosi yang terjadi pada larutan padat ketika komponen
paduan terlepas dari material.
Contohnya adalah hilangnya seng dari paduan perunggu
(dezincification).

 Korosi Galvanik (Galvanic Corrosion)


Sel Galvanik terdiri atas dua elektroda yang berbeda fungsinya
dan memiliki perbedaan potensial elektroda di mana salah satu
elektroda berfungsi sebagai anoda dan elektroda lain berfungsi
sebagai katoda. Jika keduanya dikontakkan (dihubungkan secara
elektrik) perbedaan potensial akan menghasilkan aliran elektron.
Laju Korosi
Laju korosi dipengaruhi oleh :
 Rapat arus
adalah arus yang dihasilkan pada elektroda yang
dihubungkan langsung dengan katoda. Rapat arus
sebanding dengan laju korosi, semakin besar rapat arus
maka semakin besar pula laju korosi.
 Polarisasi katodik
terjadi karena pereaksi dari elektrolit diserap dekat
permukaan elektroda. Hal ini menyebabkan adanya
hambatan suplay elektron dari anoda ke katoda yang
berpengaruh pada berkurangnya rapat arus sehingga
menurunkan laju korosi.
Laju Korosi
 Pasifisasi
Pasifisasi adalah terbentuknya lapisan oksida
pada anoda sehingga anoda terisolir dari
elektrolit. Adanya lapisan oksida ini akan
menyebabkan anoda sukar larut dalam
elektrolit yang berpengaruh pada penurunan
laju korosi. Hal ini menyebabkan adanya
hambatan suplay elektron dari anoda ke
katoda yang berpengaruh pada berkurangnya
rapat arus sehingga menurunkan laju korosi.
Pengendalian Korosi
 Penempelan lapisan pelindung (coating)
melindungi lapisan logam dengan melapisi permukaan logam
dengan bahan logam atau non logam yang terdiri dari
campuran senyawa kimia untuk mencegah kontak langsung
antara logam yang dilindungi dengan lingkunganya.
Pengendalian Korosi
 Proteksi katodik
• Impressed current
Struktur yang dilindungi sebagai penyuplai elektron sehingga
potensialnya menjadi lebih katodik. Arus yang digunakan adalah
arus searah, dimana arus negatif dihubungkan dengan logam
yang dilindungi sedangkan arus positif dihubungkan dengan
anoda pembantu.
• Anoda korban (sacrificial protection)
Menggunakan prinsip galvanik, dimana struktur yang dilindungi
dihubungkan dengan logam lain yang bersifat anodik. Bertujuan
untuk melindungi struktur / logam induk dengan logam lain yang
lebih aktif dari logam induk. Logam aktif inilah yang bertindak
sebagai anoda korban.
Pengendalian Korosi
 Proteksi anodik (pasifisasi)
Pada umumnya dilakukan pada logam yang bersifat
pasif. Lapisan pasif akan dipertebal (terbentuknya
lapisan pelindung pada permukaan anoda) dengan
memberikan potensial ke arah anodik.
 Pemilihan material
Jenis material yang digunakan harus memiliki
ketahanan korosi yang tinggi di suatu media
tertentu sesuai dengan lingkungan tempat
aplikasinya.
Pengendalian Korosi
 Inhibitor
Penambahan zat kimia dengan konsentrasi rendah ke media lingkungan
untuk menghambat korosi. Adapun jenis - jenis inhibitor adalah,
1. Inhibitor Anodik
Anion inhibitor berpindah ke anoda dan membentuk lapisan pasif yang
menghambat terjadinya reaksi anodik. Contoh inhibitor anodik adalah
khromat, nitrit, silikat, benzoat dan lain-lain.
2. Inhibitor Katodik
Kation inhibitor berpindah ke katoda dan membentuk lapisan pasif yang
menghambat terjadinya reaksi katodik. . Contoh inhibitor katodik adalah
Ca(HCO3), ZnSO4, poliphospat dan lain-lain.
3. Inhibitor Campuran
Inhibitor ini berfungsi untuk menghambat reaksi katodik dan anodik. .
Contoh inhibitor campuran adalah: arsenat, triazols, selenat dan lain-lain.

Anda mungkin juga menyukai