Anda di halaman 1dari 15

MATAKULIAH KOROSI

Ir. Sarjito Jokosisworo, M.Si

GALVANIC CORROSION

JOSUA PUTRA PURMANTO SARAGIH


21090120140113
Latar Belakang
 Korosi merupakan kerusakan material yang disebabkan oleh pengaruh lingkungan sekelilingnya.
Adapun proses korosi yang terjadi disamping oleh reaksi kimia, juga diakibatkan oleh proses
elektrokimia yang melibatkan perpindahan elektron-elektron, entah dari reduksi ion logam maupun
pengendapan logam dari lingkungan sekeliling
 Korosi bisa disebut sebagai kerusakan atau degradasi logam akibat reaksi dengan lingkungan yang
korosif. Korosi dapat juga diartikan sebagai serangan yang merusak logam karena logam bereaksi
secara kimia atau elektrokimia dengan lingkungan. Ada definisi lain yang mengatakan bahwa korosi
adalah kebalikan dari proses ekstraksi logam dari bijih mineralnya. Contohnya, bijih mineral logam
besi di alam bebas ada dalam bentuk senyawa besi oksida atau besi sulfida, setelah diekstraksi dan
diolah, akan dihasilkan besi yang digunakan untuk pembuatan baja atau baja paduan. Selama
pemakaian, baja tersebut akan bereaksi dengan lingkungan yang menyebabkan korosi (kembali
menjadi senyawa besi oksida
 Reaksi anodik dalam setiap reaksi korosi merupakan reaksi oksidasi suatu logam menjadi ionnya
yang ditandai dengan kenaikan valensi atau pelepasan elektron.
Secara umum reaksi anodik dapat dituliskan sebagai berikut :
M𝑀𝑛+ + n e
n = jumlah elektron yang dihasilkan dan nilainya sama dengan valensi ion logam yang terkorosi.
Pengertian Korosi Galvanik
Korosi galvanik atau Galvanic Corrosion adalah jenis korosi yang terjadi ketika dua buah
logam atau paduan yang berbeda, saling kontak atau bersentuhan dalam suatu larutan elektrolit.
Elektrolit  dapat berupa larutan air garam, asam atau basa.
Proses  korosi ini melibatkan reaksi elektrokimia oksidasi-reduksi (redoks). Kedua logam yang
berada dalam larutan elektrolit akan membentuk sebuah sel galvanik. Logam yang memiliki nilai
potensial elektroda yang lebih rendah yaitu logam dengan posisi lebih tinggi dalam daftar seri
Elektrokimia akan menghasilkan reaksi anodik atau oksidasi, sedangkan logam yang memiliki nilai
potensial elektroda lebih tinggi atau lebih mulia  akan menghasilkan reaksi katodik atau reduksi pada
permukaannya.Perbedaan potensial elektroda antara kedua logam yang membentuk sel gavanik
merupakan penentu daya dorong untuk terjadinya korosi.
MEKANISME KOROSI GALVANIK

 korosi ini terjadi karena proses elektro kimiawi dua macam metal yang berbeda potensial
dihubungkan langsung di dalam elektrolit sama. Dimana elektron mengalir dari metal
kurang mulia (Anodik) menuju metal yang lebih mulia (Katodik), akibatnya metal yang
kurang mulia berubah menjadi ion – ion positif karena kehilangan elektron. Ion-ion positif
metal bereaksi dengan ion negatif yang berada di dalam elektrolit menjadi garam metal.
Karena peristiwa tersebut, permukaan anoda kehilangan metal sehingga terbentuklah sumur
- sumur karat (Surface Attack) atau serangan karat permukaan.
  Logam yang mengalami korosi adalah logam yang memiliki potensial lebih rendah dan
logam yang tidak mengalami korosi adalah logam yang memiliki potensial yang lebih
tinggi. Contoh korosi galvanik misalnya pada seng terjadi akibat perbedaan potensial lokal
yang dimilikinya. Perbedaan potensial tersebut dapat berasal dari fasa – fasa, batas – batas
butir, impurity dan bagian – bagian lain. Dengan demikian akan terbentuk suatu anoda dan
katoda lokal pada permukaan logam tersebut. Selanjutnya terjadi aliran elektron dari anoda
ke katoda yan dimiliki oleh oksidasi dari anoda lokal. Pada keadaan tertentu, misalnya seng
tercelup dalam larutan asam klorida pekat, Zn akan terkorosi maka terus sampai habis.
Korosi galvanic corrosion dipengaruhi oleh, lingkungan, jarak, area/luas
GAMBAR PROSES TERJADINYA KOROSI GALVANIK
ELECTROMOTIVE FORCE SERIES
 Bila perbedaan potensial (EMF) dari dua logam tersebut kecil maka akan terjadi korosi yang kecil, bila
perbedaan potensial besar maka korosi yang terjadi juga lebih besar.

EFEK GALVANIK
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KOROSI
GALVANIK
 .      Lingkungan

Ttingkatan korosi galvanik tergantung pada keagresifan dari lingkungannya. Pada umumnya logam dengan ketahanan
korosi yang lebih rendah dalam suatu lingkungan berfungsi sebagai anoda. Biasanya baja dan seng keduanya akan
terkorosi akan tetapi jika keduanya dihubungkan maka Zn akan terkorosi sedangkan baja akan terlindungi.
Pada kondisi khusus, sebagai contoh dalam lingkungan air dengan temperature 180 oF, terjadi hal sebaliknya yaitu baja
mengalami korosi sedangkan Zn terlindungi. Rupanya dalam kasus ini produk korosi pada Zn bertindak sebagai
permukaan yang lebih mulia terhadap baja. Menurut Haney, Zn menjadi kurang aktif dan potensialnya menjadi
kebalikannya jika ada ion-ion penghalang seperti nitrat, bikarbonat atau karbonat dalam air.
Berdasarkan dibeberapa macam kondisi lingkungan, dapat ditarik kesimpulan bahwa :
1. Zn bersifat anodik terhadap baja pada semua kondisi
2. Al sifatnya bervariasi
3. Sn selalu bersifat sebagai katodik
4. Ni selalu bersifat sebagai katodik
Korosi galvanik tidak terjadi jika kedua logam benar-benar kering karena tidak ada elektrolit yang memindahkan arus
dintara anoda dan katoda.
 2.      Jarak
 Laju korosi pada umumnya paling besar pada daerah dekat pertemuan kedua logam. Laju korosi berkurang dengan
makin bertambahnya jarak dari pertemuan kedua logam tersebut. Pengaruh jarak ini tergantung pada konduktivitas
larutan dan korosi galvanik dapat diketahui dengan adanya serangan korosi lokal pada daerah dekat pertemuan
logam.

 3.      Luas penampang
luas penampang elektroda terhadap korosi galvanik adalah pengaruh perbandingan luas penampang katodik
terhadap anodik. Jika luas penampang katodik jauh lebih besar dari pada katoda. Makin besar rapat arus pada
daerah anoda mengakibatkan laju korosi makin cepat pula. Korosi di daerah anodik akan menjadi 100-1000 kali
lebih besar jika dibandingkan dengan keseimbangan luas penampang anodik dan katodik. Contoh lain luas
penampang elektroda adalah ratusan tangki penyimpanan yang besar dipasang pada bagian utama pabrik yang
mengalami program ekspansi. Tangki-tangki yang pertama digunakan adalah terbuat dari baja karbon dan
permukaan dalamnya dilapisi atau dilindungi oleh cat phenolik. Tangki-tangki ini dapat digunakan dengan baik
untuk beberapa tahun. Akan tetapi lama kelamaan lapisan cat bagian bawah rusak dan menyebabkan terjadinya
kontaminasi. Oleh karena itu tangki-tangki yang baru, bagian bawahnya dilengkapi dengan stainless steel yang
melindungi baja karbon (stainless steel-clad carbon steel) untuk pemakaian yang lebih baik dan mengurangi biaya
perawatan. Kemudian cat pelapis pheonik juga diberikan diseluruh permukaan-permukaan dinding tangki
sedangkan bagian bawah tangki yang dilapisi stainless steel tidak diberi lapisan cat karena mempunyai sifat
ketahanan korosi yang baik. Namun setelah beberapa bulan dioperasikan, mulai terlihat adanya kebocoran di
dinding tangki yaitu di atas penyambung logam/las-lasnya. 
JENIS-JENIS KOROSI GALVANIK

 Korosi Galvanik Sistem Besi-Seng.


Potensial elektroda standar dari logam seng adalah: E0Zn = -0,763 V, dan potensial logam besi adalah
E0Fe = -0,44 V. Sehingga perbedaan potensial keduanya adalah E0Fe – E0Zn = 0,323 V.
Diketahui bahwa potensial Zn lebih rendah daripada potensial Fe, oleh karena itu, Zn larut dalam
elektrolit menurut reaksi anodik sebagai berikut:
Zn = Zn2+ + 2e-
System galvanik ini menyebabkan seng terkorosi dengan melepaskan elektron. Elektron mengalir  dari
daerah anoda seng ke katoda besi. Kemudian dipermukaan katoda besi, elektron ini habis digunakan
dalam reaksi katodik seperti berikut:
H+ + e- = H
 Korosi Galvanik Sistem Besi-Tembaga
Potensial elektroda standar logam besi adalah: E0Fe= -0.44 V, dan potensial logam tembaga adalah E0Cu = 0,337 V.
Sehingga perbedaan potensial kedua logam tersebut adalah: E0Cu – E0Fe = 0,777 V.
diketahui bahwa Potensial besi Fe lebih rendah dari pada potensial tembaga, oleh karena itu pada permukaan logam besi
terjadi reaksi anodic, Fe larut dalam sistem berikut:
Fe = Fe2+ + 2e-
Sel gavanik ini menyebabkan logam besi, Fe terkorosi. Pada permukaan tembaga terjadi reaksi katodik antara elektron
dengan ion hidrogen sesuai reaksi berikut:
H+ + e- = H.
Katoda akan terpolarisasi oleh kehadiran ion-ion hydrogen yang menghasilkan lapisan film dan menutupi permukaan
katoda. Lapisan film yang terbentuk ini mempengaruhi kinetika atau kecepatan korosi berikutnya. Reaksi katodik
menjadi lambat. Reaksi  antara electron dengan ion hydrogen yang terlarutpun menjadi lebih lambat. Melambatnya
reaksi katodik menyebabkan melambatnya reaksi
Pada larutan elektrolit  yang memiliki konsentrasi ion hidrogen tinggi seperti larutan asam,  maka ion hidrogen akan
teradsorpsi pada permukaan katoda dan membentuk gas hidrogen yang meninggalkan permukaan katoda, sesuai dengan
reaksi berikut:
2H = H2.
Reaksi ini mampu menyebabkan terjadinya korosi yang berkelanjutan. Reaksi pembentukan gas hydrogen, H2 di
katodik berjalan terus akan diikuti dengan reaksi pelepasan ion logam di daerah anoda. Sehingga jika reaksi
pembentukan gas hidrogen terjadi, maka korosi terjadi.
Pada umumnya Larutan air adalah teraerasi atau mengandung oksigen terlarut, oleh karenanya, ion hidrogen yang
terbentuk pada permukaan katoda bereaksi dengan oksigen sesuai reaksi berikut:
1/2O2 + 2H = H2O.
Kinetika untuk reaksi ini sangat ditentukan oleh laju difusi oksigen ke permukaan katodik. Selama katoda
menghasilkan reaksi ini, maka reaksi pelarutan logan di anoda juga terjadi.
CARA PENANGGULANGAN KOROSI GALVANI
 a)      Menghindari kontak logam yang berbeda (logamnya harus sama)
 b)      Mencegah kontak listrik antara 2 komponen logam
 c)      Penggunaan pengaruh luas permukaan
 d)      Menghindari daerah yang basah pada logam
 e)      Merancang dengan baik agar dapat mengganti bagian-bagian anoda yang rusak dengan menggunakan bahan-
bahan yang siap pakai atau buatlah anodik yang lebih tebal agar lebih tahan lama.
 f)       Menambahkan inhibitor untuk mengurangi keagresifan lingkungan.
Jenis/mekanisme inhibitor terbagi menjadi beberapa macam, yaitu:
- Physical inhibitor - Passivator (anodic. Inh) 
- Precipitation inhibitor (cath. Inh) - Destimulator
 g)      Menghindarkan terjadinya hubungan galvanik logam, hal ini dapat dilakukan dengan cara memilih material yang
memiliki potensial yang ridak jauh berbeda (berdekatan pada galvanik series) pada saat perencanaan.
 h)      Menghindarkan terjadinya cacat lapisan, pada pelapisan logam hubungan galvanik akan terjadi apabila
lapisannya pecah, oleh karena itu pada saat proses pelapisan dilakukan harus dihindarkan terjadinya cacat pelapisan
yang dapat menjadi anoda yang sangat kecil.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai