Anda di halaman 1dari 15

1.

Bahaslah tegangan yang timbul dan tentukan logam mana yang berperan
sebagai anoda dan katoda pada hasil percobaan !
Jawab :
Tegangan yang terjadi ditimbulkan oleh pergerakan electron dari katoda ke
anoda. Pada logam yang memiliki potensial yang lebih rendah atau lebih
negatif (Anoda) akan terjadi pelepasan electron-elektron. Selanjutnya
electron-elektron tersebut akan mengalir keanoda dan menyebabkan
timbulnya aur korosi. Aliran arus yang terjadi memiliki arah yang berlawanan
dengan pergerakkan electron. Arus yang terjadi akan menimbulkan tegangan
antara anoda dan katoda.
Logam yang memiliki nilai potensial yang lebih rendah atau lebih negatif
dibandingkan logam lain akan bertindak sebagai anoda akan mengalami
reaksi oksidasi. Sedangkan logam yang memiliki nilai potensial yang lebih
tinggi atau lebih posif akan bertindak sebagai katoda dan akan mengalami
reaksi reduksi.
Jones, Denny. 1992. Principles and Prevention of Corrosion. New York :
Macmillan Publishing Company

2. Tuliskan masing reaksi anodic dan katodik !


Jawab :
Untuk pasangan logam Cu dan Zn
Cu (Katoda) Zn (Anoda)
Reaksi oksidasi (Anoda) : Zn Zn2+ + 2 e-
Reaksi reduksi (Katoda) : O2 + 2H2O + 4 e- 4 OH-

Untuk pasangan logam Fe dan Zn


Fe (Katoda) Zn (Anoda)
Reaksi oksidasi (Anoda) : Zn Zn2+ + 2 e-
Reaksi reduksi (Katoda) : O2 + 2H2O + 4 e- 4 OH-

Untuk pasangan logam Cu dan Fe


Cu (Katoda) Fe (Anoda)
Reaksi oksidasi (Anoda) : Fe Fe2+ + 2 e-
Reaksi reduksi (Katoda) : O2 + 2H2O + 4 e- 4 OH-
Mangonon, Pat L. 1999. The Principles of Material Selection. London :
Prentice-Hall, Inc.

3. Selain perbedaan jenis logam, konsentrasi dan aerasi, sebutkan aspek-aspek


lain yang mempengaruhi korosi galvanic !
Jawab :
Aspek-aspek yang mempengaruhi korosi galvanic adalah :
a. Lingkungan tempat pasangan galvanik berada.
Laju korosi sel galvanik juga sangat dipengaruhi oleh lingkungan
tempat pasangan galvanic ini diletakkan. Lingkungan yang bersifat
agresif atau korosif akan mempercepat laju korosi suatu sel galvanik.
Dan lingkungan yang mengandung zat-zat inhibitor tertentu dapat
menghambat dan mengurangi laju korosi pada sel galvanic.
b. Jarak antara kedua logam yang menjadi pasangan.
Jarak antara kedua logam yang menjadi pasangan juga sangat
mempengaruhi laju korosi pada sel galvanic. Semakin besar jarak
antara kedua logam maka laju korosi pada sel galvanic akan
semakin rendah. Hal ini dipengaruhi oleh konduktivitas larutan
tempat pasangan sel galvanik ini berada.
c. Luas permukaan anoda dan katoda.
Luas permukaan anoda dan katoda juga mempengaruhi laju koros
pada sel galvanic. Logam dengan luas permukaan yang lebih kecil
akan cenderung menjadi anodik dan akan mengalami korosi dengan
cepat. Hal ini disebabkan karena logam ini memiliki rapat arus yang
lebih besar. Semakin sempit luas permukaan anoda maka laju korosi
pada anoda akan semakin cepat.
Jones, Denny. 1992. Principles and Prevention of Corrosion. New York : Macmillan
Publishing Company
1. Tentukan kondisi yang mengalami reaksi anodic (terkorosi) dan katodik
beserta reaksi-reaksinya !
Jawab :
Logam yang berada pada lingkungan yang memiliki konsentrasi oksigen
yang tinggi akan mengalami oksidasi lebih cepat dibandingkan logam yang berada
pada lingkungan yang memiliki konsentrasi oksigennya lebih rendah. Hal ini
disebabkan karena oksigen dalam larutan akan menyebabkan kereaktifan suatu
larutan bertambah sehingga reaksi reduksi meningkat. Peningkatan reaksi reduksi
juga disertai dengan peningkatan proses oksidasi. Sehingga reaksi korosi yang
terjadi pada logam Fe yang berada pada larutan dengan konsentrasi oksigen yang
tinggi menjadi lebih cepat terjadi dibandingkan dengan logam Fe yang berada
didalam larutan dengan konsentrasi oksigen yang rendah.
Reaksi-reaksi yang terjadi pada masing-masing logam Fe dalam kodisi larutan yang

berbeda adalah :

Anoda : Fe Fe2+ + 2e-


Katoda : O2 + 4e- + 2H2O 4 OH-
Ion Fe2+ akan dilepaskan dan akan mengalir menuju permukaan
katoda dalam bentuk endapan sedangkan permukaan elektroda dipenuhi
elektron yang berasal dari aliran arus.

Jones, Denny. 1992. Principles and Prevention of Corrosion. New York :


Macmillan Publishing Company

2. Jelaskan mekanisme terjadinya korosi celah !


Jawab :
Korosi celah adalah serangan yang terjadi karena sebagian permukaan
logam terhalang atau terasing dari lingkungan dibandingkan bagian lain
logam yang menghadapi elektrolit dalam volume besar. Gambar 2 dibawah
ini adalah diagram skematik tentang peristiwa-peristiwa yang terjadi dalam
system logam atau elektrolit apabila celah memegang peranan penting dalam
terjadinya korosi.

Adapun mekanisme terjadinya korosi celah (crevice corrosion) adalah


sebagai berikut :
a. Mula-mula, elektrolit diasumsikan memiliki komposisi yang sama.
Korosi akan terjadi secara perlahan di seluruh permukaan logam
yang terbuka baik didalam maupun diluar celah.
b. Pengambilan oksigen yang terlarut menyebabkan lebih banyak lagi
difusi oksigen dari permukaan-permukaan elektrolit yang kontak
dengan atmosfer. Oksigen di permukaan logam yang berhadapan
dengan sebagain besar elektrolit lebih mudah dikonsumsi
dibandingkan yang terdapat di celah. Di dalam celah, kekurangan
oksigen menghalangi proses katodik sehinggga pembangkitan ion-
ion hidroksil yang negatif dari tempat yang terkurung juga
berkurang.
c. Produksi ion-ion positif yang berlebihan dalam celah menyebabkan
ion-ion negatif dari elektrolit di luar celah berdifusi ke dalam celah
untuk mempertahankan keadaan dengan energi potensial yang
minimum.
d. Peningkatan konsentrasi ion hydrogen akan mempercepat proses
pelarutan logam yang akan membuat masalah semakin memburuk.
Dan pada saat yang sama, peningkatan konsentrasi anion (klorida)
di dalam celah juga akan memperburuk keadaan.

Chamberlain, J. 1988. Korosi untuk Mahasiswa & Rekayasawan. Jakarta : PT


Gramedia
Gambar 2. Mekanisme Korosi Celah
(a) Kondisi awal : Korosi terjadi di seluruh permukaan logam
(b) Kondisi akhir : Pelarutan logam Terjadi di Sebelah Dalam Celah
1. Bahaslah pengaruh perbedaan konsentrasi CuSO4 terhadap arus atau tegangan yang
terjadi !
Jawab :
Perbedaan konsentrasi atau kadar larutan akan menyebabkan salah satu dari logam

tersebut akan bersifat anodik dan logam yang lain akan bersifat katodik. Proses korosi

akan berlangsung jika timbul arus korosi pada sel konsentrasi. Arus korosi dapat

disebabkan karena suatu logam dicelupkan kedalam garamnya sehingga akan terjadi

reaksi oksidasi pada anoda dan reaksi reduksi pada katoda tepatnya pada permukaan

kedua logam tersebut. Arus akan mengalir dari larutan dengan konsentrasi elektrolit

yang tinggi menuju konsentrasi elektrolit yang endah. Sedangkan aliran elektron hanya

mengalir pada rangkaian yaitu dari anoda (reaksi oksidasi) menuju katoda (reaksi

reduksi). Sehingga anoda akan menjadi kutub negatif dan katoda akan menjadi kutub

positif.

Besarnya nilai potensial reduksi pada logam tersebut dapat diperoleh dengan perhitungan dengan menggunakan
persamaan Nerst . Adapun persamaan Nerst yang digunakan adalah sebagai berikut.

Reaksi reduksi : Cu+2 + 2e- = Cu


Ered = Eo + RT/nF ln aCu+2

Mangonon, Principles of Material Selection and Engineering Design,


hal 397

2. Sebutkan contoh kasus akibat perbedaan konsentrasi !


Jawab :
Contoh kasus korosi akibat perbedaan konsentrasi adalah sebagai berikut :
Sebuah concrete yang ditanamkan ke dalam tanah. Pada tanah tersebut
terdapat perbedaan kadar konsentrasi ion antara tanah yang terletak didekat
perbatasan dengan udara dengan tanah yang terletak jauh didalam
permukaan bumi.

Concrete

Tanah dengan kadar Anodik


mineral logam yang
rendah

Katodik

Tanah dengan kadar mineral


logam yang tinggi

Adanya perbedan konsentrasi mineral logam pada struktur yang


ditanam dalam tanah akan menyebabkan pada concrete tersebut akan
terdapat perbedaan sifat. Concrete yang berada pada lingkungan tanah yang
kaya akan mineral logam akan menjadi bersifat katodik. Sedangkan dengan
Concrete yang berada pada lingkungan tanah yang rendah akan menjadi
bersifat anodik. Sehingga terjadi korosi pada concrete yang bersifat anodik.
Cara mengatasi atau mengurangi proses korosi akibat perbedaan
konsentrasi adalah dengan cara :
Mencegah kontak langsung antara benda yang ingin
dilindungi dengan lingkungan.
Melapis benda yang dilindungi baik dengan logam maupun
dengan nonlogam.
Fontana .G. Corrossion Engineering. hal 275 - 276)
1. Tuliskan reaksi anodic dan katodik dalam percobaan pada masing-masing
pH!
Jawab :
Reaksi anodic dan katodik dalam percobaan pada masing-masing pH adalah :
Logam Fe dalam larutan dengan tingkat keasaman rendah (pH~2) yaitu
H2SO4 .
Reaksi oksidasi (Anoda) : Fe Fe2+ + 2e-
Reaksi reduksi (Katoda) : 2H+ + 2e H2

Logam Fe dalam larutan dengan tingkat keasaman tinggi (pH~10) yaitu


NaOH.
Reaksi oksidasi (Anoda) : Fe Fe2+ + 2e-
Reaksi reduksi (Katoda) : O2 + H2O + 2e 2OH-

Logam Fe dalam larutan dengan tingkat keasaman netral (pH~6) yaituair


ledeng.
Dalam larutan air ledeng Fe hampir tidak terkorosi, namun terbentuk ion
dalam jumlah sedikit dan reaksi berlangsung lambat.
Reaksi oksidasi (Anoda) : Fe Fe2+ + 2e- (lambat)
Reaksi reduksi (Katoda) : 2H+ + 2e H2

Pourbaix, Marcel. Lectures on Electrochemical Corrosion


JJ Moore,Chemical Metallurgy

2. Bagaimana hubungan pH terhadap kondisi korosi pada logam Fe !


Jawab :
Hubungan pH terhadap kondisi korosi Fe dapat dilihat dengan cara dalam
memplotnya pada diagram Pourbaix. Pada diagram Pourbaix terdapat beberapa daerah
yang akan menggambarkan kondisi logam Fe. Daerah tersebut dibagi menjadi tiga
bagian yaitu :
Daerah immun yaitu daerah dimana logam tetap dalam
keadaannya untuk logam murni dan logam Fe tidak mengalami
korosi.
Daerah korosif (aktif) yaitu daerah dimana logam Fe akan
membentuk ion logam yang larut dalam elektrolit.
Daerah pasif yaitu daerah dimana logam Fe akan terkorosi secara
lambat karena pada permukaan logam Fe akan membentuk
lapisan film oksida/hidrat pasif yang menghambat laju korosi
selanjutnya.
Karakteristik logam Fe pada berbagai lingkungan dengan tingkat keasaman (pH) yang
berbeda adalah :
Pada lingkungan dengan tingkat keasaman yang rendah.
Logam Fe akan berada dalam kondisi imun dan jika berada
dalam beda potensial yang tinggi maka logam Fe memiliki
kecenderungan untuk terkorosi secara merata membentuk
ion Fe2+ dan ion Fe3+. Reaksi yang terjadi adalah :
Reaksi Oksidasi (Anoda) :
Fe Fe2+ + 2e-
Reaksi Reduksi (Katoda) :
2H+ + 2e H2
Pada lingkungan dengan tingkat keasaman yang tinggi.
Logam Fe akan berada dalam daerah immun, korosif
(HFeO2-) dan terbentuk lapisan pasif Fe 2O3. Reaksi yang
terjadi adalah :
Reaksi Oksidasi (Anoda) :
Fe Fe2+ + 2e-
Reaksi Reduksi (Katoda) :
O2 + H2O + 2e 2OH-
Pada lingkungan dengan tingkat keasaman netral .
Logam Fe akan berada dalam daerah immun dan membentuk
lapisan pasif memiliki bentuk Fe 2O3 dan Fe3O4 serta sedikit
terkorosi.

Mars, Fontana. Corrossion Engineering. Hal : 453

3. Jelaskan mekanisme yang terjadi jika pH lingkungan diubah dari asam


menjadi pH 8 !
Jawab :
Berdasarkan diagram Pourbaix untuk setiap kondisi logam Fe dalam
lingkungan pH maka dapat diketahui bahwa jika logam Fe berada dalam kondisi
lingkungan dengan tingkat keasaman atau pH~8 ,logam Fe akan mengalami proses
pasifasi. Hal ini sangat menguntungkan karena laju korosi dapat diturunkan.
Pada saat kondisi lingkungan memiliki tingkat keasaman yang rendah atau
bersifat asam maka ion-ion Fe akan larut kedalam larutan dan permukaan logam
menjadi teroksidasi. Sedangkan pada kondisi lingkungan dengan pH~8 akan terbentuk
produk korosi berupa oksida [FeO(OH)] yang melapisi permukaan logam Fe. Proses
pelapisan ini mengakibatkan laju korosi menjadi terhambat. Akan tetapi dengan adanya
keadaan lingkungan dengan pH tersebut tidak menutup kemungkinan laju korosi akan
meningkat karena peranan atmosfer.

Jones, Denny. 1992. Principles and Prevention of Corrosion.


Hal : 53

1. Jelaskan prinsip proteksi katodik dengan metode anoda korban berdasarkan


pada bentuk kurva polarisasi !
Jawab :
Apabila dua buah logam yang berbeda ( anoda dan katoda )
dihubungkan maka kesetimbangan reaksi antara kedua logam tersebut
menjadi terganggu. Logam yang memiliki potensial negatif akan mengalami
reaksi oksidasi dan akan menekan reaksi reduksi pada permukaan
logamnya. Sebaliknya logam yang memiliki potensial positif akan mengalami
reaksi reduksi yang akan menekan reaksi oksidasi pada permukaan
logamnya.
Hal ini akan menyebabkan logam yang memiliki niali potensial lebih
negatif akan bersifat lebih anodik. Peristiwa ini ditandai pada kurva polarisasi
dengan Ecorr yang bergerak semakin ke atas. Pada logam yang memiliki nilai
potensial lebih positif akan bersifat lebih katodik. Sehingga pada kurva
polarisasi Ecorr logam katodik akan bergerak semakin ke bawah.
Logam katoda akan menghasilkan E corr baru yang nilainya lebih kecil
dibandingkan Ecorr namun lebih besar dibandingkan Ecorr logam anoda. Hal
ini akan menyebabkan laju oksidasi logam katoda akan menurun sedangkan
laju oksidasi logam anoda akan meningkat. Sehingga logam Fe akan
terproteksi apabila dihubungkan dengan logam lain yang lebih anodik. Pada
kurva polarisasi dapat diketahui bahwa E corr c-A berada diantara Ecorr c dan
Ecorr A, . Kurva polarisasi antara logam K (katoda) dan A (anoda) dapat dilihat
pada gambar 6 dibawah ini.
E rev H20 O2+2H2O+4e-= 4OH- K = Km+ + me-

E corr K

Erev F+2/K

A = Am+ + me-

Ecorr couple
E corr A

E rev A

io i corr K i corr A icorr couple

Gambar6. . Kurva Polarisasi Logam Fe Dalam Larutan NaCl


3%
Piron, The Electrochemistry of Corrosion, hal.235

2. Gambarkan dan jelaskan bentuk-bentuk anoda korban !


Jawab :
Gambar rangkaian proteksi anoda korban adalah :
Jenis material anoda korban yang digunakan adalah sebagai berikut :

Material Potensial,volts vs
Cu / CuSO4 Electrode

Mg 1,4 Mn -1,75
91 Mg 6 - Al 3 Zn -1,55
Zinc -1,10
95 Al - 5 Zn -1,05
Aluminium -0,8
Steel (Clean) -0,7
Steel (Rusted) -0,3
Gray Cast Iron -0,5
Lead -0,5
High Silicon Cast Iron -0,2
Copper, Brass, Bronze -0,2
Mill Scale on Steel -0,2
Graphite +0,3

Dalam aplikasinya hanya ada 3 buah logam yang sering dijadikan


sebagai anoda korban yaitu logam Seng, Aluminium dan Magnesium. Logam
ini banyak digunakan karena masing-masing logam ini memiliki karakteristik
yang baik untuk melindungi struktur yang akan diproteksi terutama pada baja.
Untuk logam Magnesium memiliki potensial korosi bebas yang sangat negatif sehingga
logam tersebut terlalu cepat larut dalam air laut. Dengan demikian, penggunaan logam
Magnesium dibatasi hanya untuk melindungi jalur pipa yang dikubur dalam tanah, atau
struktur perairan yang memiliki hambatan yang cukup tinggi untuk membatasi paduan
magnesium.
Sedangkan untuk logam Aluminium dan Seng memiliki efisiensi yang
cukup baik yaitu sekitar 90% dan mempunyai nisbah daya listrik yang jauh
lebih besar.

Chamberlain, J. Korosi untuk Mahasiswa & Rekayasawan. Hal : 320-321

3. Jelaskan bagaimana cara menentukan umur pakai anoda korban !


Jawab :
Sebelum melakukan proteksi dengan menggunakan anoda korban ada beberapa
parameter proteksi katodik yang harus diperhatikan yaitu :
Luas permukaan area yang harus diproteksi
Jumlah arus yang diperlukan
Jumlah anoda yang diperlukan
Adapun langkah-langkah perancangan proteksi katodik adalah sebagai berikut :
1. Menentukan luas area yang akan diproteksi
Misalnya : Suatu struktur tangki air yang berisi air laut memiliki panjang
10 m, lebar 3m, dan tinggi 1m. Bagian dalam tangki tidak menggunakan
lapis lindung, dan berat anoda yang diperlukan 24,24 kg. Kerapatan arus
air laut adalah 60 mA/m2. Dan untuk memproteksi tangki tersebut akan
digunakan anoda Aluminium tipe SRF-A-14,6 yang mempunyai berat
bersih 14 kg. Aluminium anoda ini akan dipasang dengan cara di las ke
struktur tangki.

Luas daerah yang harus dilindungi adalah :


= (Panjang x Lebar) + 2(Panjang x Tinggi) + 2 (Lebar x Tinggi)
= (10 x 3) + 2 (10 x 1) + 2 (3 x 1)
= 56 m2.
2. Menentukan apakah kondisi permukaannya dicoated atau uncoated.
3. Menentukan rapat arus proteksi yang akan diberikan.
Hal ini disesuaikan dengan kondisi lingkungan. Keperluan arus proteksi
diperoleh berdasarkan data empiris untuk lingkungan air laut. Data yang
diperlukan telah dipublikasikan oleh NACE dalam recommendation
practice RP 0176-83 yaitu sebagai berikut :
Wilayah Resistance Temp Turbulensi atau Rapat
Arus Air Arus
(Ohm-cm)
(mA/m2)
Teluk Mexico 20 22 Sedang/Sedang 54-65
Pantai barat AS 24 15 Sedang/Sedang 76-106
Cock Inlet 50 2 Rendah/Tinggi 380-430
Laut Utara 26-33 0-12 Tinggi/Rendah 86-216
Teluk Persia 15 30 Sedang/Rendah 54-86
Indonesia 19 24 Sedang/Sedang 54-65

4. Menghitung kebutuhan arus total.


Jumlah arus proteksi yang diperlukan :
= Luas Area x Rapat Arus
= 56 m2 x 60 mA/m2
= 3360 m A
= 3,36 A
5. Menghitung kebutuhan anoda korban W (kg atau ton)
Jumlah anoda yang diperlukan adalah sebesar 24,24 Kg
6. Menghitung umur anoda T (year).

W=IxT
CxU
T=WxCxU
I
Dimana :
W : Berat anoda korban,
I : Arus total,
T : Jangka waktu proteksi atau umur anoda,
C : Kapasitas anoda,
U : Faktor utilitas.
Jangka waktu proteksi atau umur anoda adalah :
= 24,24 x 8766 x 0,9
2700
= 2 tahun
7. Jumlah anoda yang diperlukan
= 24,24 kg
14 kg
= 2 unit
Diktat Kuliah Korosi dan Perlindungan Logam
4. Jelaskan factor-faktor yang mempengaruhi karakteristik anoda korban !
Jawab :
1. Potensial korosi material anoda harus cukup negatif (bersifat lebih aktif
dalam deret galvanik) untuk menghasilkan aliran arus protektif melalui
elektrolit. Semakin besar resistensi elektrolit dan jarak antara katoda-
anoda, maka potensial anoda korban harus semakin negatif.
2. Elektroda yang digunakan tidak boleh bersifat pasif sewaktu digunakan.
( Material selection for corrosion application, hal 373)
3. Berat ekuivalen elektroda harus rendah untuk menjaga konsumsi
dengan berat minimum.
4. Anoda harus memiliki electrochemical equivalent (out put) yang tinggi
sehingga charge yang tersedia untuk memberikan arus galvanik per unit
massa dapat berjalan baik.
5. Anoda korban harus memiliki polarisasi yang cukup rendah untuk
memungkinkan terjadinya aliran arus.
6. Efisiensi dari anoda harus tinggi agar proteksi lebih ekonomis dan
penggunaan energi efisien.
(Chamberlain, J. Korosi untuk Mahasiswa & Rekayasawan. Hal : 320-321)
(Hand book of Corrossion Engineering)
4 a.) Mengapa perlu dilakukan Hull Cell, Jelaskan !
Jawab :
Sebelum dilakukan proses pelapisan listrik, pada percobaan kali ini
dilakukan percobaan Hull Cell. Hull Cell berfungsi untuk mengetahui current
density yang optimal. Percobaan Hull Cell dilakukan dengan menggunakan
sel percobaan yang berbentuk trapesium. Sel percobaan ini diletakkan
diantara katoda dan anoda dalam keadaan tidak sejajar. Ketidaksejajaran ini
akan menyebabkan terjadinya perbedaan rapat arus yang mengalir pada
sepanjang permukaan katoda. Semakin kecil jarak maka hambatan yang
dihasilkan semakin kecil sehingga rapat arus yang dihasilkan lebih besar.
Jarak yang semakin kecil akan menyebabkan sel percobaan terbakar dan
terkorosi. Dengan adanya percobaan Hull Cell dapat diketahui efek jarak
antara anoda dan katoda terhadap karakteristik yang dihasilkan. Rapat arus
yang tinggi akan memberikan deposit logam yang banyak, sedangkan rapat
arus yang rendah akan memberikan deposit logam yang rendah.
Diktat Kuliah Rekayasa Permukaan, Elektroplating

Anda mungkin juga menyukai