Anda di halaman 1dari 41

Mengenal Sifat Kimia

Material
Difusi, Oksidasi, Korosi
Difusi adalah peristiwa di mana terjadi
tranfer materi melalui materi lain.

Transfer materi ini berlangsung karena


atom atau partikel selalu bergerak oleh
agitasi thermal. Walaupun sesungguhnya
gerak tersebut merupakan gerak acak tanpa
arah tertentu, namun secara keseluruhan
ada arah neto dimana entropi akan
meningkat

proses irreversible
Analisis Matematis
Difusi, Analisis Matematis

Kondisi Mantap

materi masuk di
materi keluar di x
xa
Ca

D adalah koefisien
Cx difusi, dC/dx adalah
variasi konsentrasi
dalam keadaan
xa x x mantap di mana C0
dan Cx bernilai
konstan
dC
J x  D
dx

Ini merupakan
Hukum Fick Pertama
Difusi, Analisis Matematis

Kondisi Transien

Ca
materi masuk di xa

t2
materi keluar di x
t1 Cx2
Cx1
t=0
Cx0=0
xa x x

dC x J d  dC x 
 x  
dx  dx 
D
dt x

Ini merupakan Hukum Fick Ke-dua


Jika D tidak tergantung dC x d 2C x
pada konsentrasi maka D
dt dx 2
Difusi, Analisis Matematis
Persamaan Arrhenius
Persamaan Arrhenius adalah persamaan
yang menyangkut laju reaksi

Lr  keQ / RT
Q : energi aktivasi (activation energy),
R : gas (1,98 cal/mole K),
T : temperatur absolut K,
k : konstanta laju reaksi (tidak
tergantung temperatur).
Koefisien Difusi
Dari hasil eksperimen diketahui
bahwa koefisien difusi D

D  D0 e Q / RT
berbentuk sama sepert
persamaan Arrhenius
Macam Difusi
Difusi, Macam Difusi

1. Difusi Volume
Difusi volume (volume diffusion) adalah
transfer materi menembus volume materi lain

2. Difusi Bidang Batas 3. Difusi Permukaan


permukaan

permukaan
retakan

bidang batas butiran

D permukaan Dbidangbatas  Dvolume


Efek Hartley-Kirkendall
Difusi, Efek Hartley-Kirkendal

Efek Hartley-Kirkendal menunjukkan bahwa difusi timbal balik dalam


alloy biner terdiri dari dua jenis pergerakan materi yaitu
A menembus B dan
B menembus A.
Analisis yang dilakukan oleh Darken menunjukkan bahwa dalam
proses yang demikian ini koefisien difusi terdiri dari dua komponen
yang dapat dinyatakan dengan

D  X B D A  X A DB

XA dan XB adalah fraksi molar dari A dan B,


DA adalah koefisien difusi B menembus A,
DB adalah koefisien difusi A menembus B
Difusi dan
Ketidaksempurnaan Kristal
Difusi, Ketidaksempurnaan Kristal

Kekosongan posisi pada kristal hadir dalam keseimbangan thermodinamis


Padatan menjadi “campuran” antara “kekosongan” dan “isian”.

energi yang diperlukan untuk


membuat satu posisi kosong
jumlah posisi kosong
Nv
 e  Ev / kT
N0  Nv
total seluruh posisi

Sebagai gambaran, Ev = 20 000 cal/mole,


 pada 1000K ada satu kekosongan dalam 105 posisi atom.
Difusi, Ketidaksempurnaan Kristal

Dalam kenyataan padatan mengandung pengotoran yang dapat


melipatgandakan jumlah kekosongan,  mempermudah terjadinya difusi.

Selain migrasi kekosongan, migrasi interstisial dapat terjadi apabila


atom materi yang berdifusi berukuran cukup kecil dibandingkan dengan
ukuran atom material yang ditembusnya
Difusi, Ketidaksempurnaan Kristal

Ketidak-sempurnaan Frenkel dan Schottky tidak mengganggu kenetralan listrik,


dan kristal tetap dalam keseimbangan thermodinamis.
Frenkel Schottky
Ketidak-sempurnaan mana yang akan terjadi
tergantung dari besar energi yang diperlukan
untuk membentuk kation interstisial atau
kekosongan anion.
Pada kristal ionik konduktivitas listrik pada
temperatur tinggi terjadi karena difusi ion dan
hampir tidak ada kontribusi elektron. Oleh
karena itu konduktivitas listrik sebanding
dengan koefisien difusi.

 Cd qd2 
konduktivitas listrik oleh konduksi ion d  kd   Dd
 kT 
faktor yang tergantung dari
macam ketidak-sempurnaan.
muatan ketidak-sempurnaan
kd = 1 untuk ion interstisial
kd > 1 untuk kekosongan konsentrasi ketidak-sempurnaan
Difusi, Polimer dan Silikat
Difusi Dalam Polimer Dan Silikat

Dalam polimer, difusi terjadi dengan


melibatkan gerakan molekul panjang.
Migrasi atom yang berdifusi mirip seperti
yang terjadi pada migrasi interstisial. Namun
makin panjang molekul polimer gerakan
makin sulit terjadi, dan koefisien difusi makin
rendah.

Pada silikat, ion silikon biasanya berada pada


posisi sentral tetrahedron dikelilingi oleh ion oksigen
Ion positif alkali dapat menempati posisi antar tetrahedra
dengan gaya coulomb yang lemah. Oleh karena itu natrium
dan kalium dapat dengan mudah berdifusi menembus silikat
Selain itu ruang antara pada jaringan silikat tiga dimensi
memberi kemudahan pada atom-atom berukuran kecil seperti
hidrogen dan helium untuk berdifusi dengan cepat.
Oksidasi
Oksidasi

Oksidasi : reaksi kimia di mana oksigen tertambahkan pada unsur lain


Unsur yang menyebabkan terjadinya oksidasi disebut unsur pengoksidasi

Reaksi reduksi : reaksi di mana oksigen dilepaskan dari suatu senyawa


Unsur yang menyebabkan terjadinya reduksi disebut unsur pereduksi.

Reaksi redoks (redox reaction): reaksi dimana satu materi teroksidasi


dan materi yang lain tereduksi.

Tidak semua reaksi redoks melibatkan oksigen. Akan tetapi


semua reaksi redoks melibatkan transfer elektron

Reagen yang kehilangan elektron, Reagen yang memperoleh elektron,


dikatakan sebagai teroksidasi dikatakan sebagai tereduksi

Berikut ini kita akan melihat peristiwa oksidasi


melalui pengertian thermodinamika.
Proses Oksidasi
Oksidasi, Proses Oksidasi

Kecenderungan metal untuk bereaksi dengan oksigen didorong oleh


penurunan energi bebas yang mengikuti pembentukan oksidanya

Energi Bebas Pembentukan Oksida pada 500K dalam


Kilokalori.[12].

Kalsium -138,2 Hidrogen -58,3


Magnesium -130,8 Besi -55,5

Aluminium -120,7 Kobalt -47,9

Titanium -101,2 Nikel -46,1

Natrium -83,0 Tembaga -31,5

Chrom -81,6 Perak +0,6

Zink -71,3 Emas +10,5

Kebanyakan unsur yang tercantum dalam tabel ini memiliki energi


bebas pembentukan oksida bernilai negatif, yang berarti bahwa
unsur ini dengan oksigen mudah berreaksi membentuk oksida
Oksidasi, Proses Oksidasi

Lapisan Permukaan Metal

Energi bebas untuk pembentukan oksida pada perak dan emas bernilai
positif. Unsur ini tidak membentuk oksida.
Namun material ini jika bersentuhan dengan udara akan terlapisi oleh
oksigen; atom-atom oksigen terikat ke permukaan material ini dengan
ikatan lemah van der Waals; mekanisme pelapisan ini disebut adsorbsi.

Pada umumnya atom-atom di permukaan material membentuk


lapisan senyawa apabila bersentuhan dengan oksigen. Senyawa
dengan oksigen ini benar-benar merupakan hasil proses reaksi
kimia dengan ketebalan satu atau dua molekul; pelapisan ini
mungkin juga berupa lapisan oksigen satu atom yang disebut
kemisorbsi (chemisorbtion).
Oksidasi, Proses Oksidasi
Rasio Pilling-Bedworth
Lapisan oksida di permukaan metal bisa berpori (misalnya dalam kasus
natrium, kalium, magnesium) bisa pula rapat tidak berpori (misalnya
dalam kasus besi, tembaga, nikel).
Muncul atau tidak munculnya pori pada lapisan oksida berkorelasi dengan
perbandingan volume oksida yang terbentuk dengan volume metal yang
teroksidasi. Perbandingan ini dikenal sebagai Pilling-Bedworth Ratio:

volume oksida M am Md
 
volume metal D d amD
M : berat molekul oksida (dengan rumus MaOb),
D : kerapatan oksida,
a : jumlah atom metal per molekul oksida,
m : atom metal,
d : kerapatan metal.
Jika < 1, lapisan oksida yang terbentuk akan berpori.
Jika  1 , lapisan oksida yang terbentuk adalah rapat, tidak berpori.
Jika >> 1, lapisan oksida akan retak-retak.
Penebalan Lapisan Oksida
Oksidasi, Penebalan Lapisan Oksida

a). Jika lapisan oksida yang pertama-tama terbentuk adalah berpori, maka
molekul oksigen bisa masuk melalui pori-pori tersebut dan kemudian
bereaksi dengan metal di perbatasan metal-oksida. Lapisan oksida
bertambah tebal.

Situasi ini terjadi jika rasio lapisan oksida


volume oksida-metal kurang dari berpori
satu. Lapisan oksida ini bersifat metal
non-protektif, tidak memberikan oksigen menembus
perlindungan pada metal yang pori-pori
dilapisinya terhadap proses
oksidasi lebih lanjut.

daerah terjadinya
oksidasi lebih lanjut
Oksidasi, Penebalan Lapisan Oksida

b). Jika lapisan oksida tidak berpori, ion metal bisa berdifusi menembus
lapisan oksida menuju bidang batas oksida-udara; dan di perbatasan
oksida-udara ini metal bereaksi dengan oksigen dan menambah tebal
lapisan oksida yang telah ada.

lapisan oksida
Proses oksidasi berlanjut di
metal tidak berpori
permukaan. Dalam hal ini
elektron bergerak dengan arah Ion logam berdifusi
yang sama agar pertukaran M+ menembus oksida
elektron dalam reaksi ini bisa e Elektron bermigrasi dari
terjadi. metal ke permukaan
oksida
daerah terjadinya oksidasi lebih lanjut
Oksidasi, Penebalan Lapisan Oksida

c). Jika lapisan oksida tidak berpori, ion oksigen dapat berdifusi menuju
bidang batas metal-oksida dan bereaksi dengan metal di bidang batas
metal-oksida.

Elektron yang dibebaskan lapisan oksida


dari permukaan logam tetap metal tidak berpori
bergerak ke arah bidang Ion oksigen berdifusi
batas oksida-udara. Proses O2 menembus oksida
oksidasi berlanjut di e Elektron bermigrasi dari
perbatasan metal-oksida. metal ke permukaan
oksida

daerah terjadinya oksidasi lebih lanjut

d). Mekanisme lain yang mungkin terjadi adalah gabungan antara b) dan c)
di mana ion metal dan elektron bergerak ke arah luar sedang ion oksigen
bergerak ke arah dalam. Reaksi oksidasi bisa terjadi di dalam lapisan
oksida.
Oksidasi, Penebalan Lapisan Oksida

Terjadinya difusi ion, baik ion metal maupun ion oksigen,


memerlukan koefisien difusi yang cukup tinggi. Sementara
itu gerakan elektron menembus lapisan oksida memerlukan
konduktivitas listrik oksida yang cukup tinggi pula. Oleh
karena itu jika lapisan oksida memiliki konduktivitas listrik
rendah, laju penambahan ketebalan lapisan juga rendah
karena terlalu sedikitnya elektron yang bermigrasi dari metal
menuju perbatasan oksida-udara yang diperlukan untuk
pertukaran elektron dalam reaksi.

Jika koefisien difusi rendah, pergerakan ion metal ke arah


perbatasan oksida-udara akan lebih lambat dari migrasi
elektron. Penumpukan ion metal akan terjadi di bagian dalam
lapisan oksida dan penumpukan ion ini akan menghalangi difusi
ion metal lebih lanjut. Koefisien difusi yang rendah dan
konduktivitas listrik yang rendah dapat membuat lapisan oksida
bersifat protektif, menghalangi proses oksidasi lebih lanjut.
Oksidasi, Penebalan Lapisan Oksida
Laju Penebalan Lapisan Oksida
Jika lapisan oksida berpori dan ion oksigen mudah berdifusi melalui
lapisan oksida ini, maka oksidasi di permukaan metal (permukaan batas
metal-oksida) akan terjadi dengan laju yang hampir konstan. Lapisan
oksida ini nonprotektif.

Jika x : ketebalan lapisan oksida maka


dx x  k1t  k2
 k1 dan
dt

Jika lapisan oksida bersifat protektif, transfer ion dan elektron masih
mungkin terjadi walaupun dengan lambat. Dalam keadaan demikian ini
komposisi di kedua sisi permukaan oksida (yaitu permukaan batas oksida-
metal dan oksida-udara) bisa dianggap konstan. Kita dapat
mengaplikasikan Hukum Fick Pertama, sehingga

dx k3
 dan x 2  k3t  k4
dt x
Oksidasi, Penebalan Lapisan Oksida

Jika lapisan oksida bersifat sangat protektif dengan konduktivitas listrik


yang rendah, maka
x  A log( Bt  C )

A, B, dan C adalah konstan. Kondisi ini berlaku jika terjadi pemumpukan


muatan (ion, elektron) yang dikenal dengan muatan ruang, yang
menghalangi gerakan ion dan elektron lebih lanjut.

Agar lapisan oksida menjadi protektif, beberapa hal perlu dipenuhi oleh
lapisan ini.
Ia tak mudah ditembus ion, sebagaimana;
Ia harus melekat dengan baik ke permukaan metal; adhesivitas antara
oksida dan metal ini sangat dipengaruhi oleh bentuk permukaan
metal, koefisien muai panjang relatif antara oksida dan metal, laju
kenaikan temperatur relatif antara oksida dan metal; temperatur
sangat berpengaruh pada sifat protektif oksida.
Ia harus nonvolatile, tidak mudah menguap pada temperatur kerja dan
juga harus tidak reaktif dengan lingkungannya.
Oksidasi, Penebalan Lapisan Oksida

Oksidasi Selektif
Oksidasi Selektif. Oksidasi selektif terjadi pada larutan biner metal di
mana salah satu metal lebih mudah teroksidasi dari yang lain. Peristiwa
ini terjadi jika salah satu komponen memiliki energi bebas jauh lebih
negatif dibanding dengan komponen yang lain dalam pembentukan
oksida. Kehadiran chrom dalam alloy misalnya, memberikan ketahanan
lebih baik terhadap terjadinya oksidasi

Oksidasi Internal. Dalam alloy berbahan dasar tembaga dengan


kandungan alluminium bisa terjadi oksidasi internal dan terbentuk Al2O3
dalam matriksnya. Penyebaran oksida yang terbentuk itu membuat
material ini menjadi keras.

Oksidasi Intergranular. Dalam beberapa alloy oksidasi selektif di bidang


batas antar butiran terjadi jauh sebelum butiran itu sendiri teroksidasi.
Peristiwa in membuat berkurangnya luas penampang metal yang
menyebabkan penurunan kekuatannya.
Oksidasi selektif bisa memberi manfaat bisa pula merugikan.
Korosi

Korosi Karena Perbedaan Metal Elektroda


Peristiwa korosi ini merupakan peristiwa elektro-kimia, karena ia terjadi
jika dua metal berbeda yang saling kontak secara listrik berada dalam
lingkungan elektrolit
hubungan listrik

perbedaan G yang terjadi apabila kedua metal anoda katoda


terionisasi dan melarutkan ion dari permukaan M1 M2
masing-masing ke elektrolit dalam jumlah yang
ekivalen elektrolit
n m
M1 M2

M1  (n / m)M 2 m  M1 n  (n / m)M 2

Jika G < 0  M1  elektron  mereduksi ion M2


 M1 mengalami korosi
Beda tegangan muncul antara M1 dan M2
Korosi

1 mole metal mentransfer 1 mole elektron  96.500 coulomb


Angka ini disebut konstanta Faraday, dan diberi simbol F.

tegangan antara M1 dan M2


perubahan energi bebas (dalam volt)
G  nVF

perubahan G adalah negatif jika tegangan V positif

m n
Reaksi M1  (n / m)M 2  M1  (n / m)M 2
dapat dipandang sebagai dua kali setengah-reaksi
dengan masing-masing setengah-reaksi adalah

M1  M1 n  ne dengan G1  nV1F

M 2  M 2 m  me  dengan G2  nV2F


Korosi

Deret emf Deret emf pada 25o C, volt. [12].


Dengan pandangan setengah Reaksi Elektroda Potensial Elektroda
reaksi, tegangan antara NaNa+ + e + 2,172
anoda M1 dan katoda M2 MgMg+2 + 2e + 2,34
dapat dinyatakan sebagai AlAl+3 + 3e + 1,67
jumlah dari potensial ZnZn+2 + 2e + 0,672
setengah reaksi. Potensial CrCr+3 + 3e + 0,71
setengah reaksi membentuk
FeFe+2 + 2e + 0,440
deret yang disebut deret emf
NiNi+2 + 2e + 0,250
(electromotive force series).
SnSn+2 + 2e + 0,136
PbPb+2 + 2e + 0,126
basis H22H+ + 2e 0,000
CuCu+2 + 2e  0,345
CuCu+ + e  0,522
AgAg+ + e  0,800
PtPt+2 + 2e  1,2
AuAu+3 + 3e  1,42
AuAu+ + e  1,68
Korosi

Korosi Karena Perbedaan Konsentrasi Ion Dalam Elektrolit

dua metal sama


anoda membran katoda
tercelup dalam elektrolit dengan konsentrasi Fe Fe
berbeda
G per mole tergantung dari konsentrasi larutan.
Fe+2 Fe+2

Anoda melepaskan ion dari


permukaannya ke elektrolit dan
memberikan elektron
mereduksi ion pada katoda

membran untuk memisahkan elektrolit di mana anoda


tercelup dengan elektrolit di mana katoda tercelup
agar perbedaan konsentrasi dapat dibuat
Korosi

Dalam praktik, tidak harus ada membran


Perbedaan kecepatan aliran fluida pada suatu permukaan
metal dapat menyebabkan terjadinya perbedaan
konsentrasi ion pada permukaan metal tersebut

Contoh

fluida Kecepatan fluida di bagian tengah


cakram lebih rendah dari bagian
pinggirnya
cakram
logam Konsentrasi ion di bagian tengah
berputar lebih tinggi dibandingkan dengan
bagian pinggir
Bagian pinggir akan menjadi anoda
dan mengalami korosi
Korosi

Korosi Karena Perbedaan Kandungan Gas Dalam Elektrolit

Apabila ion yang tersedia untuk proses sangat


anoda membran katoda
Fe Fe minim, kelanjutan proses yang terjadi
tergantung dari keasaman elektrolit

O2 O2 Elektrolit bersifat basa atau netral


OH terbentuk dari oksigen yang
terlarut dan air
Elektrolit bersifat asam
ion hidrogen pada katoda terjadi reaksi
akan ter-reduksi O 2  2H 2 O  4e   4OH 
H hasil reduksi menempel dan  konsentrasi oksigen menurun
melapisi permukaan katoda;
 konsentrasi ion OH di permukaan
terjadilah polarisasi pada katoda.
katoda meningkat
Polarisasi menghambat proses  terjadi polarisasi katoda  transfer
selanjutnya dan menurunkan V. elektron dari anoda ke katoda menurun
Namun pada umumnya atom dan V juga menurun
hidrogen membentuk molekul gas
Depolarisasi katoda dapat terjadi jika
hidrogen dan terjadi depolarisasi
kandungan oksigen di sekitar katoda
katoda.
bertambah melalui penambahan
oksigen dari luar
Korosi

Breather valve Dalam praktik, perbedaan kandungan oksigen ini


terjadi misalnya pada fluida dalam tangki metal
Permukaan fluida bersentuhan langsung dengan
udara sehingga terjadi difusi gas melalui
permukaan fluida.
Kandungan oksigen di daerah permukaan
menjadi lebih tinggi dari daerah yang lebih jauh
dari permukaan
Dinding metal di daerah permukaan fluida akan
menjadi katoda
sedangkan yang lebih jauh akan menjadi anoda
Korosi

Korosi Karena Perbedaan Stress


Yang mendorong terjadinya korosi adalah perubahan energi bebas
Apabila pada suhu kamar terjadi deformasi pada sebatang logam (di
daerah plastis), bagian yang mengalami deformasi akan memiliki
energi bebas lebih tinggi dari bagian yang tidak mengalami
deformasi.
Bagian metal di mana terjadi konsentrasi stress akan menjadi anoda
dan bagian yang tidak mengalami stress menjadi katoda.
Korosi

Kondisi Permukaan Elektroda


Proses korosi melibatkan aliran elektron, atau arus listrik.
Jika permukaan katoda lebih kecil dari anoda, maka kerapatan arus
listrik di katoda akan lebih besar dari kerapatan arus di anoda.
Keadaan ini menyebabkan polarisasi katoda lebih cepat terjadi dan
menghentikan aliran elektron; proses korosi akan terhenti.
Jika permukaan anoda lebih kecil dari katoda, kerapatan arus di
permukaan katoda lebih kecil dari kerapatan arus di anoda. Polarisasi
katoda akan lebih lambat dan korosi akan lebih cepat terjadi.

Terbentuknya oksida yang bersifat protektif akan melindungi metal


terhadap proses oksidasi lebih lanjut. Lapisan oksida ini juga dapat
melindungi metal terhadap terjadinya korosi.
Ketahanan terhadap korosi karena adanya perlindungan oleh oksida
disebut pasivasi. Pasivasi ini terjadi karena anoda terlindung oleh
lapisan permukaan yang memisahkannya dari elektrolit. Namun
apabila lingkungan merupakan pereduksi, lapisan pelindung dapat
tereduksi dan metal tidak lagi terlindungi.
Course Ware

Mengenal Sifat Kimia Material


#3 Difusi, Oksidasi, Korosi

Sudaryatno Sudirham

Anda mungkin juga menyukai

  • Digital 124990 R040860 Analisis Kerusakan Kesimpulan
    Digital 124990 R040860 Analisis Kerusakan Kesimpulan
    Dokumen1 halaman
    Digital 124990 R040860 Analisis Kerusakan Kesimpulan
    Sutan Andreas Parlindungan Hutauruk
    Belum ada peringkat
  • Skripsi Metalurgi
    Skripsi Metalurgi
    Dokumen43 halaman
    Skripsi Metalurgi
    Milandia Anistasia
    Belum ada peringkat
  • OPTIMASI KEGUATAN LOGAM
    OPTIMASI KEGUATAN LOGAM
    Dokumen62 halaman
    OPTIMASI KEGUATAN LOGAM
    Angga Pamilu Putra
    Belum ada peringkat
  • 3967 8511 1 SM PDF
    3967 8511 1 SM PDF
    Dokumen9 halaman
    3967 8511 1 SM PDF
    Fausa Okta Ananta Laksa
    Belum ada peringkat
  • Pemanfaatan Microsoft Word Untuk Penulisan Skripsi
    Pemanfaatan Microsoft Word Untuk Penulisan Skripsi
    Dokumen37 halaman
    Pemanfaatan Microsoft Word Untuk Penulisan Skripsi
    Sutan Andreas Parlindungan Hutauruk
    Belum ada peringkat
  • Pemanfaatan Microsoft Word Untuk Penulisan Skripsi
    Pemanfaatan Microsoft Word Untuk Penulisan Skripsi
    Dokumen37 halaman
    Pemanfaatan Microsoft Word Untuk Penulisan Skripsi
    Sutan Andreas Parlindungan Hutauruk
    Belum ada peringkat
  • Gatau
    Gatau
    Dokumen5 halaman
    Gatau
    Sutan Andreas Parlindungan Hutauruk
    Belum ada peringkat
  • Peraturan Praktikan Praktikum Lab. Metalurgi 2 2018
    Peraturan Praktikan Praktikum Lab. Metalurgi 2 2018
    Dokumen5 halaman
    Peraturan Praktikan Praktikum Lab. Metalurgi 2 2018
    Sutan Andreas Parlindungan Hutauruk
    Belum ada peringkat
  • BAB I Tarik
    BAB I Tarik
    Dokumen6 halaman
    BAB I Tarik
    Sutan Andreas Parlindungan Hutauruk
    Belum ada peringkat
  • LAPORAN PRAKTIKUM METALURGI
    LAPORAN PRAKTIKUM METALURGI
    Dokumen24 halaman
    LAPORAN PRAKTIKUM METALURGI
    Sutan Andreas Parlindungan Hutauruk
    Belum ada peringkat
  • Bab I
    Bab I
    Dokumen2 halaman
    Bab I
    Sutan Andreas Parlindungan Hutauruk
    Belum ada peringkat
  • Bab I
    Bab I
    Dokumen2 halaman
    Bab I
    Sutan Andreas Parlindungan Hutauruk
    Belum ada peringkat
  • Latihan Word
    Latihan Word
    Dokumen24 halaman
    Latihan Word
    Sutan Andreas Parlindungan Hutauruk
    Belum ada peringkat
  • SOP Mahasiswa
    SOP Mahasiswa
    Dokumen1 halaman
    SOP Mahasiswa
    Sutan Andreas Parlindungan Hutauruk
    Belum ada peringkat
  • Daftar Isi
    Daftar Isi
    Dokumen6 halaman
    Daftar Isi
    Sutan Andreas Parlindungan Hutauruk
    Belum ada peringkat
  • Modul Praktikum Labmet 2 2018
    Modul Praktikum Labmet 2 2018
    Dokumen53 halaman
    Modul Praktikum Labmet 2 2018
    Ivan Pratama
    Belum ada peringkat
  • Master-Thesis PDF
    Master-Thesis PDF
    Dokumen143 halaman
    Master-Thesis PDF
    Sutan Andreas Parlindungan Hutauruk
    Belum ada peringkat
  • Catatan Sitasi Daftar Pustaka 2016
    Catatan Sitasi Daftar Pustaka 2016
    Dokumen11 halaman
    Catatan Sitasi Daftar Pustaka 2016
    Aditya Zulfikar
    Belum ada peringkat
  • Komunikasi Zaman Sekarang
    Komunikasi Zaman Sekarang
    Dokumen7 halaman
    Komunikasi Zaman Sekarang
    Sutan Andreas Parlindungan Hutauruk
    Belum ada peringkat
  • Jurnal
    Jurnal
    Dokumen68 halaman
    Jurnal
    Sutan Andreas Parlindungan Hutauruk
    Belum ada peringkat
  • Igbiugiug
    Igbiugiug
    Dokumen6 halaman
    Igbiugiug
    Aditya Prawira
    Belum ada peringkat
  • Pembuatan Besi Dengan Blast Furnace
    Pembuatan Besi Dengan Blast Furnace
    Dokumen43 halaman
    Pembuatan Besi Dengan Blast Furnace
    Gading Ibnu Sabil
    Belum ada peringkat
  • Pirometalurgi Emas
    Pirometalurgi Emas
    Dokumen22 halaman
    Pirometalurgi Emas
    Sutan Andreas Parlindungan Hutauruk
    Belum ada peringkat
  • Lampiran A
    Lampiran A
    Dokumen3 halaman
    Lampiran A
    Sutan Andreas Parlindungan Hutauruk
    Belum ada peringkat
  • Karakteristik Zirkonium
    Karakteristik Zirkonium
    Dokumen11 halaman
    Karakteristik Zirkonium
    Sutan Andreas Parlindungan Hutauruk
    Belum ada peringkat
  • PL Tugas5 1718
    PL Tugas5 1718
    Dokumen1 halaman
    PL Tugas5 1718
    Sutan Andreas Parlindungan Hutauruk
    Belum ada peringkat
  • Jurnal
    Jurnal
    Dokumen68 halaman
    Jurnal
    Sutan Andreas Parlindungan Hutauruk
    Belum ada peringkat
  • Lampiran A Dan B
    Lampiran A Dan B
    Dokumen11 halaman
    Lampiran A Dan B
    Sutan Andreas Parlindungan Hutauruk
    Belum ada peringkat
  • KOROSI INTERCOOLER
    KOROSI INTERCOOLER
    Dokumen5 halaman
    KOROSI INTERCOOLER
    Sutan Andreas Parlindungan Hutauruk
    Belum ada peringkat