Anda di halaman 1dari 6

KAJIAN EKSPERIMEN PENGUJIAN TARIK BAJA KARBON MEDIUM YANG

DISAMBUNG DENGAN LAS SMAW DAN QUENCHING DENGAN AIR LAUT

Erizal
Dosen Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Prof DR. Hazairin SH
Email: salamerizal@gmail.com

ABSTRAK

Telah dilakukan penelitian tentang pengaruh media pendingin air laut terhadap sifat mekanik
baja karbon medium yang disambung dengan las SMAW. Dilakukan pengujian pada 2 jenis
specimen yaitu baja karbon medium yang dilas dan tanpa dilas, dilakukan quenching pada
temperature 850 ⁰C, kemudian dilakukan uji tarik. Hasil penelitian pengaruh media pendingin air
laut terhadap sifat mekanik baja karbon medium yang disambung dengan las SMAW pada uji
tarik diketahui bahwa rata-rata keuletan tarik pada spesimen yang dilas lebih rendah daripada
yang tidak dilas. Pada specimen yang diquenching baik yang dilas maupun tidak dilas
mengalami peningkatan rata-rata keuletan tarik (σu). Akan tetapi rata-rata nilai keuletan tarik
(σu) pada specimen yang dilas dan diquenching lebih rendah dibanding yang tidak dilas.
Kata kunci : Las SMAW, Uji Tarik, Quenching dengan Air Laut.

1.PENDAHULUAN karbon medium. Baja karbon medium


banyak digunakan sebagai komponen mesin
Proses penyambungan pelat ataupun yang bergerak dinamis dengan kekuatan
logam dengan cara pengelasan pada saat ini yang baik, dan jenis baja ini memiliki
banyak sekali digunakan, hal ini keunggulan yaitu sifat mekaniknya dapat
dikarenakan proses penyambungan lebih ditingkatkan melalui perlakuan panas, akan
cepat dan penyatuan sambungan lasnya tetapi memiliki kelemahan yaitu mudah
lebih kuat (Putri, 2009). Pengelasan mengalami retak las.
merupakan proses penyambungan antara dua Baja karbon medium mempunyai
bagian logam atau lebih dengan kandungan karbon (C) antara 0,2 - 0,5%.
menggunakan energi panas. Proses Sifat kekerasannya relatif rendah, lunak dan
pengelasan dengan busur listrik atau keuletannya tinggi. Baja karbon medium
elektroda terbungkus yang sering disebut banyak digunakan dalam bentuk plat, profil,
Shielded Metal Arc Welding (SMAW) sekrup, ulir dan baut. Baja jenis ini dapat
merupakan proses pengelasan yang paling dikeraskan dan ditempiring, dapat dilas dan
banyak digunakan, karena proses pengelasan mudah dikerjakan pada mesin yang baik
dengan cara ini dapat menghasilkan (Surdia, 1991). Dalam pengerjaannya sering
sambungan yang kuat juga mudah untuk dilakukan dengan metode pengelasan. Pada
digunakan. proses ini terjadinya perubahan-perubahan
Dalam dunia industri, baja merupakan metalurgi yang rumit, deformasi dan
logam yang penting dan paling banyak tegangan-tegangan termal pada daerah
dipakai sebagai material teknik dalam sekitar lasan karena daerah tersebut
bidang konstruksi. Terdapat beberapa jenis mengalami siklus termal yang cepat
logam baja yang dapat dipilih sebagai (Setiawan, A dan Wardana.2006).
bahan material konstruksi, maupun Proses perlakuan panas akan
komponen mesin, salah satunya adalah baja menurunkan atau meningkatkan kekerasan

1
baja. Oleh karena itu media pendingin 2. Alat uji tarik (Universal Testing
yang digunakan akan sangat berpengaruh Machine) type RAT-3Op dengan
terhadap kenaikan kekerasan baja. Media kap.30 TF
pendingin yang biasa digunakan adalah air, 3. Tungku pemanasan
minyak, air laut atau air garam, oli, udara. 4. Elektroda terbungkus
Proses perlakuan panas salah satunya adalah 5. Ragum
quenching dapat menyebabkan perubahan 6. Gergaji Besi
pada struktur mikro. Pada umumnya struktur 7. Gurinda
mikro dari baja tergantung pada kecepatan 8. Amplas
pendinginannya dari suhu daerah austenite
sampai ke suhu kamar. Akibat terjadi 3. CARA PENELITIAN
perubahan struktur maka sifat mekanik yang
dimilikinya akan berubah juga. Bahan yang dipakai adalah baja
Sifat-sifat logam utamanya sifat karbon medium diameter 10 mm, dipotong
mekanik, sangat dipengaruhi oleh struktur dengan menggunakan gergaji mesin
mikro logam disamping posisi kimianya, sebanyak 12 spesimen dengan ukuran 300
contohnya suatu logam atau paduan akan mm, untuk pengujian tarik tanpa dilas dan
mempunyai sifat mekanis yang berbeda- memotong lagi sebanyak 24 potong
beda bila struktur mikronya diubah. Adanya spesimen dengan ukuran 150 mm untuk
pemanasan atau pendinginan dengan dilas sambung menjadi 12 spesimen,
kecepatan tertentu maka bahan-bahan logam sebelumnya dibersihkan pada bagian
dan paduan memperlihatkan perubahan permukaan bekas penggergajian dengan
strukturnya. Suatu paduan dengan komposisi menggunakan mesin gurinda mesin sampai
kimia yang sama dapat memiliki struktur bersih dan rata.
mikro yang berbeda, dan sifat mekaniknya Pengelasan:
akan berbeda. Struktur mikro tergantung Pengelasan spesimen yang dipotong 24
pada proses pengerjaan yang dialami, spesimen dilas menjadi 12 spesimen untuk
terutama proses perlakuan-panas yang disambung dengan menggunakan jenis
diterima selama proses pengerjaan. kawat las AWS: A5.1 E7016 dan dibuat
Proses perlakuan panas adalah kampu V kemudian dilas keliling sampai
kombinasi dari operasi pemanasan dan penuh terisi dengan kawat lasan, setelah
pendinginan dengan kecepatan tertentu yang selesai pengelasan semua biarkan sampai
dilakukan terhadap logam atau paduan dingin, baru digurinda sampai rata pada
dalam keadaan padat, sebagai suatu upaya bagian sambungan lasan tersebut.
untuk memperoleh sifat-sifat tertentu. Pemanasan:
Dengan kata lain bahwa proses perlakuan Memanaskan material sampai temperatur
panas pada dasarnya terdiri dari beberapa 850⁰C dengan holding time 30 menit
tahapan, dimulai dengan pemanasan sampai kemudian didinginkan dengan air laut
ke temperatur tertentu, lalu diikuti dengan sampai mencapai suhu kamar.
penahanan selama beberapa saat, baru
kemudian dilakukan pendinginan dengan Pengujian Tarik :
kecepatan tertentu. Kecepatan pendinginan Untuk mengetahui sifat mekanik atas
dan batas temperature sangat menentukan. kekuatan maksimum dari A material
dilakukan pengujian tarik dengan (tensile
2. ALAT PENELITIAN test). Pengujian tarik merupakan jenis
pengujian material yang paling banyak
1. Mesin las busur listrik SMAW dilakukan karena mampu memberikan

2
informasi representatif dan perilaku mekanis Hubungan antara beban dan perpanjangan
material. Prinsip pengujian ini yaitu sampel
atau benda uji dengan ukuran dan bentuk
yang telah ditetapkan diberi beban gaya tarik
sesumbu yang bertambah besar secara
kontinue pada kedua ujung spesimen tarik
hingga putus, bersamaan dengan itu
dilakukan pengamatan mengenai
perpanjangan yang dialami benda uji.
Tegangan yang dipergunakan pada
kurva adalah tegangan membujur rata-rata
dari pengujian tarik. Pada spesimen panjang Gambar 2. Kurva P-∆
bagian tengahnya lebih kecil luas
penampangnya dibandingkan kedua Batas elastis bahan dimana bahan akan
ujungnya, agar patahan terjadi pada bagian kembali kepada panjang semula bila
tengah. Data yang diukur secara manual tegangan luar dihilangkan. Daerah
yakni: diameter spesimen, luas penampang proposionalitas merupakan bagian dari
dan data yang terekam dari mesin tarik, batas elastis bila beban terus diberikan,
berupa (F) yang diberikan i (lead cell) dan maka batas elastis pada akhirnya akan
strain ∈ yang terbaca. Dn reduk
i sikan menjadi terlampaui sehingga bahan tidak kembali
kurva tegangan reganga d mana : seperti ukuran semula. Batas elastis
= = ∈.E merupakan titik dimana tegangan yang
diberikan akan menyebabkan terjadinya
deformasi plastis untuk pertama kali,
kebanyakan material teknik mempunyai
batas elastis yang hampir berhimpitan
dengan batas proposionalitasnya.
Batas proposionalitas didefinisikan: daerah
dimana tegangan mempunyai hubungan
proposionalitas dengan lainnya, setiap
penambahan tegangan akan diikuti
dengan
enambahan
p tegangan
secara
roposionalita
p s dalam hubungan
linier,
merupakan us de
∆ifat beban garis lur ngan beban.
Gambar 1. Kurva tegangan regangan S di sini mengikuti Hukum
Hooke yaitu :
Pada pengujian tarik kecepatan cross head ₀.
∆ =
tetap selama pengujian. Beban tarik yang ₀
diperlukan serta penebalan panjang ya ng ∆ imana :
terjadi direkam oleh alat yang ada pa da C = perpanjangan
mesin uji tarik dalam bentuk diagram di l₀ = konstanta
antara beban dan penambahan panjang (∆ ) p = panjang awal
sifat mekanik sangat dipengaruhi oleh beb an A = beban
luar baik secara elastis maupun plastis. ₀ = Penampang awal

3
Dimana C = ∈ dan E disebut modulus elastis yaitu sebagai berikut 74,56 kgf/mm² -
58,55 kgf/mm² = 16,01 kgf/mm².
dari mulai titik awal A logam mulur,
mencapai titik B sebagai beban maksimum b. Pengujian pada specimen yang dilas
dan akhirnya akan patah pada titik C. Perubahan pada baja karbon sedang yang
Dalam diagram tersebut dapat disebabkan dilas sambung menggunakan kawat las
antara daerah elastis dan plastis. Demikian jenis RD 260 E 6013 non perlakuan nilai
pula daerah regangan seragam dan regangan rata-ratanya σu 37,46 kgf/mm², dan baja
tidak seragam. Pengenalan penampang pada karbon sedang yang dilassaambung
daerah panjang uji (gaya length) menggunakan kawat las jenis RD 260 E
dimaksudkan agar perubahan bentuk atau 6013 diquenching pada 850°C holding
deformasi hanya akan terjadi di daerah time 30 menit nilai rata-ratanya σu 40,25
tersebut setelah beban tarik mencapai harga kgf/mm², jadi selisih kenaikan angka σu
maksimum. Maka pada batang uji akan sebagai berikut 40,25 kgf/mm² - 37,46
terjadi pengecilan penampang setempat atau kgf/mm² = 2,79 kgf/mm².
necking beban tarik mengecil dan akhirnya
bahan uji tersebut patah. Berdas arkan beban Tabel. 4.1. Hasil Data Uji Tarik Non Perlakuan Panas Tanpa
tarik dengan pertamba han pa jang dapat Dilas

n pula di hitung: σy σu σf
φ A₀
No (kgf/ kgf/ kgf/ e%
Tegangan tarik : = ( ) (mm) (mm²)
mm²) mm²) mm²)
1 10 70,84 42,34 59,28 46,30 30,26
Keuletan tarik : σu = ( ) (9,5)
2 10 70,84 42,34 59,99 49,26 32,89
(9,5)
Batas luluh : σy = ₀
3 10 70,84 39,96 57,17 43,76 30,26
(9,5)
4 10 70,84 41,36 58,58 44,46 30,26
Keuletan : =

(9,5)
5 10 70,84 39,52 57,73 38,53 31,57
(9,5)

4. HASIL PENELITIAN Nilai rata-rata 41,10 58,55 44,46 31,04

4.1 Pengujian Tarik


Dari hasil pengujian tarik (universal testing
machine) pada baja karbon medium sebagai 70 58.55
berikut: 60
44.46
a. Pengujian pada specimen tanpa dilas 50 41.1
kgf/mm²

Dari hasil pengujian tarik (universal 40


30
testing machine) didapatkan nilai rata-
20
rata baja karbon sedang non perlakuan 10
σu 58,55 kgf/mm², dan setelah 0
mendapatkan perlakuan panas σy σu σf
(quenching) pada temperatur 850°C
holding time 30 menit, didinginkan pakai
air laut dan di uji tarik terjadi perubahan Gambar 4.1 Grafik uji tarik rata rata Non
kekuatan, angka rata-rata σu menjadi Perlakuan Panas Tanpa Dilas
74,56 kgf/mm², selisih σu baja karbon
sedang setelah di quenching dengan air
laut pada 850°C holding time 30 menit

4
Tabel 4.2 Hasil Data Pengujian Non Perlakuan Panas Dilas

σy σu σf 50
φ A₀ 40.25
No (kgf/ kgf/ kgf/ e%
(mm) (mm²) 40 32.57
mm²) mm²) mm²) 31.07
1 10 70,84 36,98 51,10 46,58 14,47
kgf/m3m0
(9,5)
2 10 70,84 35,14 36,42 32,89 3,94 ² 20
(9,5)
3 10 70,84 29,75 34,30 28,23 3,94 10
(9,5)
4 10 70,84 33,17 36,98 32,46 5,25 0
(9,5) σy σu σf
5 10 70,84 24,95 28,51 28,51 3,94
(9,5)
Gambar 4.3 Grafik uji tarik rata-rata Dilas dan Quenching
Nilai rata-rata 31,99 37,46 33,73 6,30
850°C

Tabel 4.4 Hasil Data Pengujian Tanpa Dilas dan di Quencing


850°

37.46 σy σu σf
A₀
38 No φ (mm)
(mm²)
(kgf/ kgf/ kgf/ e%
mm²) mm²) mm²)
36 1 10 70,84 37,15 74,81 66,02 10,52
33.73
(9,5)
kgf/m34 31.99 2 10 70,84 40,51 73,68 56,74 9,21
m² 32 (9,5)
3 10 70,84 32,49 74,25 65,64 10,52
30 (9,5)
28 4 10 70,84 47,11 75,52 62,81 10,52
(9,5)
σy σu σf
Nilai rata-rata 39,32 74,56 62,80 10,19

Gambar 4.2 Grafik uji tarik rata-rata non


perlakuan dilas
Tabel 4.3 Hasil Data Pengujian Dilas dan Quenching 850°C

φ σy σu σf
A₀ (kgf/ kgf/ kgf/ 80 74.56
No (mm e% 62.8
(mm²) mm²) mm²) mm²)
)
60
1 10 70,84 34,16 36,84 31,47 2,63 39.32
(9,5) kgf/m4m0²
2 10 70,84 31,20 36,84 25,55 2,63
(9,5) 20
3 10 70,84 25,41 36,98 22,58 3,94
(9,5) 0
4 10 70,84 36,92 44,74 44,74 3,94
(9,5) σy σu σf
5 10 70,84 35,15 45,87 31,05 2,63
(9,5) Gambar 4.4 Grafik uji tarik rata-rata tanpa dilas dan quencing
850°
Nilai rata-rata 32,57 40,25 31,07 3,15

5
5. KESIMPULAN Putri, F. 2009. Pengaruh besar arus listrik
1. Perbandingan secara analisis bahwa dan panjang busur api terhadap hasil
pengaruh media pendingin air laut pengelasan. Jurnal Jurusan Teknik
terhadap sifat mekanik baja karbon Mesin Politeknik Negeri Sriwijaya.
medium yang disambung dengan las Volume 1 No. 2
SMAW pada uji tarik dapat diketahui
bahwa rata-rata keuletan tarik pada Rahman, A.F dan Soeharto.2013. Pengaruh
specimen yang dilas lebih rendah waktu temper perlakuan panas
daripada yang tidak dilas. Pada Quenching Temper terhadap umur
specimen yang diquenching baik yang lelah baja St 41 pada pembebanan
dilas maupun tidak dilas mengalami lentur putar siklus tinggi. Jurnal
peningkatan rata-rata keuletan tarik Teknik Pomits Vol.2, No.1.1SSN:
(σu). Akan tetapi rata-rata nilai keuletan 2337-3539; 21-25
tarik (σu) pada specimen yang dilas dan
diquenching lebih rendah. Setiawan, A dan Wardana.2006. Analisa
ketangguhan dan Struktur Mikro
pada daerah las dan HAZ hasil
DAFTAR PUSTAKA pengelasan Sumerged Arc Welding
Agustriyana, L. dan Purwanto. 2011. pada Baja SM 490. Jurnal Teknik
Pengaruh kuat arus dan waktu Mesin Vol.8, No. 2. 57-63
pengelasan pada proses las titik (Spot
Welding) terhadap kekuatan tarik dan Tata,Surdia.,1989 Pengetahuan Bahan
mikrostrukur hasil las dari baja fasa Teknik, PT. Pradian Paramita,
ganda (Ferrite-Martensite). Jurnal Jakarta.
Rekayasa Mesin Vol.2 No.3. 175- Wiryosumarto H dan Okumura T, 2000,
181. ISSN 0216-468X Teknologi pengelasan logam,
Cetakan kedelapan, Pradnya
ASM International. (1991). ASM Paramita, Jakarta.
International Volume 4 ; ” Heat
treating”.USA : ASM International.
Made, K. M.2009. Kekuatan sambungan las
aluminium seri 1100 dengan variasi
kuat arus listrik pada proses Las
Metal iner Gas (MIG).Jurnal Ilmiah
Teknik Mesin Cakra M. Vol.3 No. 1.
11-17
Murtiono, A. 2012. Pengaruh Quenching
dan Tempering terhadap kekerasan
dan kekuatan tarik serta struktur
mikro baja karbon sedang untuk
mata pisau pemanen sawit. Jurnal e-
Dinamis volume 11 No.2 Fak.
Teknik USU ISSN 2338 – 1035.

Anda mungkin juga menyukai