ATRIOVENTRICULAR
REENTRANT
TACHYCARDIA (AVRT)
Supervisior Pembimbing :
Dr. dr. Muzakkir Amir, Sp. JP(K)
TABLE OF CONTENS
Sumber :
1. Buku Ajar IPD edisi 5, Interna Publishing, Jakarta 2009:1644-1651
2. Wang, Paul J dan N.A. Mark Estes II. Supraventricular Tachycardia. Website http://circ.ahajournals.org/content/106/25/e206.full.pdf Accessed juli 6th, 2015
DEFINISI
Atrioventricular Reentrant Tachycardia adalah suatu
mekanisme takikardia melalui sistem pemasukan kembali
(reentrant) dengan sirkuit yang nyata yang terdiri dari 2
jalur yang berbeda, konduksi sistem AV normal dan jalur
aksesoris AV dihubungkan dengan jaringan atrium dan
ventrikel.
Sumber :
1. Buku Ajar IPD edisi 5, Interna Publishing, Jakarta 2009:1644-1651
2. Issa, Miller, Zipes, Braunwald’s Heart Disease. Clinical arrythmology andelectrophysiology, Saunders, Philadephia; 2009: 319-363.
ETIOLOGI
Atrioventricular Reenterant
Tachycardia merupakan takikardi
yang amat bergantung pada
keberadaan jaras tambahan
(accessory pathway) dan melibatkan
ventrikel dalam sirkuit takikardi.
PATOFISIOLOGI
KLASIFIKASI
ORTHODROMIC ANTIDROMIC
https://litfl.com/atrioventricular-re-entry-tachycardia-avrt/
DIAGNOSIS
takikardi,takipneu,hipotensi,
gejala yang khas pada Pemeriksaan
pulsasi vena jugularis dapat
anamnesis yaitu onset yang Laboratorium
terlihat
tiba-tiba, cepat, palpitasi EKG
yang reguler
Gambaran EKG
KESIMPULAN
atrioventricular reenterant tachycardia (avrt) adalah kondisi yang dikenal sebagai takikardia supraventricular (svt).
svt dapat dipicu oleh mekanisme reentry. Mekanisme reentrant merupakan pembentukan impuls karena
adanya blok atau perlambatan hantaran. Pada AVRT terdapat 2 jalur konduksi secara antegrade dan retrograde.
Pengobatan AVRT menggunakan obat antiaritmia yang bekerja pada AV node, jaringan miokard, atau Accessoris
Pathway. Gejala yang timbul biasanya berupa palpitasi, dizziness, sesak napas, sinkop, nyeri dada, kelelahan,
diaforesis, dan mual dan semua gejala yang disebabkan oleh volume sekuncup yang rendah. Pemeriksaan
penunjang yang dapat dilakukan antara lain pemeriksaan hematologi, elektrokardiografi. Penatalaksanaan
terbagi menjadi short term therapy dan long term therapy. Pemberian adenosin, Ca channel blocker, dan beta
blocker dapat menjadi terapi untuk pasien SVT dan Ablasi merupakan terapi definitive.
TATALAKSANA