Endokarditis terjadi oleh karena interaksi kompleks antara host (endotel katup, sistem imun,
mekanisme hemostasis, anatomi jantung), mikroorganisme yang menginfeksi (apakah
memproduksi toksin dan enzim), dan kejadian yang dapat menyebabkan bakteremia.
Pada umumnya, penyakit jantung katup (organik)disebabkan karena infeksi rematik, kelainan
degeneratif, dan “modern type” atau etiologi baru penyakit jantung katup. Etiologi baru atau
”modern type” ini antara lain adalah akibat infeksi HIV, akibat obat-obatan (obat penekan
napsu makan), dan kelainan idiopatik lainnya (sindrom antiphospholipid). Pada registri katup
Eropa, kelainan katup yang paling banyak adalah stenosis aorta akibat degeneratif
(kalsifikasi).
2. Kardiomiopati hipertrofik
Gambaran mikroskopis yang penting pada kelainan ini adalah terjadinya: (1) hipertrofi
miokardium yang ekstensif yang jarang dijumpai pada keadaan lain, dengan diameter
transversal miokardium >40 mikrometer dimana nilai normalnya adalah kurang lebih 15
mikrometer (2) terjadi miofiber disarray yaitu susunan miokardium yang berubah, antara lain
miosit terlihat sendiri-sendiri dan susunan yang tidak teratur (3) terjadinya fibrosis interstitial
dan fibrosis penganti jaringan yang rusak (Gambar 3).
3. Atrial fibrillation/flutter
4. Sinus bradikardia
Sinus bradikardia adalah irama jantung dengan depolarisasi otot jantung yang tepat
yang dimulai dari nodus sinus dan kecepatannya kurang dari 60 denyut per menit
(bpm). Diagnosis kondisi ini memerlukan EKG yang menunjukkan ritme sinus
normal dengan kecepatan lebih rendah dari 60 bpm. Mayoritas pasien tidak
menunjukkan gejala sementara yang lain mungkin datang dengan kelelahan, pusing,
pusing, intoleransi olahraga, sinkop atau prasinkop, memburuknya gejala angina,
memburuknya gagal jantung atau perlambatan kognitif. Kegiatan ini menguraikan
evaluasi dan pengelolaan sinus bradikardia dan menyoroti peran tim interprofessional
dalam meningkatkan perawatan pasien dengan kondisi ini.
Sick sinus syndrome adalah ketidakmampuan alat pacu jantung alami ( simpul sinus )
untuk menciptakan detak jantung yang sesuai dengan kebutuhan tubuh. Ini
menyebabkan irama jantung tidak teratur (aritmia). Sindrom sakit sinus juga dikenal
sebagai sinus disfungsi node atau sinus penyakit simpul.
8. Sinus tachycardia
irama yang berasal dari nodus sinus dengan laju > 100 kpm (kali per
menit).Takikardia sinus umumnya terjadi sebagai respons terhadap stimulus fisiologis
seperti kegiatan olahraga atau terdapat stimulus yang berlebihan seperti hipertiroid.
Kegagalan terhadap mekanisme untuk mengendalikan laju sinus akan menyebabkan
takikardia sinus tak padan. Takikardia sinus juga dapat terjadi sebagai respons
terhadap perubahan postur tubuh (sindrom takikardia postural ortostatik). Mekanisme
reentri juga dapat terjadi di atau dekat dengan nodus sinoatrial sehingga
mengakibatkan timbulnya takikardia reentri nodus sinus, kadang dikenal juga dengan
nama reentri sinoatrial
.-takikardia sinus fisiologis : peningkatan laju sinus sebagai respons terhadap latihan
atau kondisi yang meningkatkan tonus simpatis
-takikardia sinus tak padan : laju sinus jantung > 100 kpm pada kondisi istirahat
dengan rerata laju jantung selama 24 jam > 90 kpm yang bukan diakibatkan oleh
respon fisiologis atau adanya penyebab primer (hipertiroid atau anemia)
-takikardia reentri nodus sinus : suatu tipe takikardia atrium yang disebabkan
mikroreentri di kompleks nodus sinus, yang ditandai onset dan terminasi yang
mendadak sehingga menghasilkan morfologi gelombang P yang serupa dengan yang
berasal dari nodus sinus.
9. Supraventricular tachycardia
Takikardia QRS lebar yang sering didapatkan adalah takikardia ventrikel (TV). Oleh
karena itu sangat penting untuk dapat membedakan TaSuV QRS lebar dengan TV
karena keduanya memiliki tatalaksana dan prognosis yang sangat berbeda. TaSuV
dengan blok berkas cabang semula jadi mudah diketahui dari rekaman irama sinus
sebelum nya. TaRAV antidromik ditandai dengan adanya gelombang delta saat irama
sinus dan tanda-tanda lain yang telah dijelaskan pada pembahasan TaRAV
sebelumnya. Pada TaSuV dengan jaras tambahan yang bersifat bystander akan
didapatkan pola EKG yang sesuai dengan masing-masing jenis TaSuV disertai dengan
gelombang delta. Yang menantang adalah membedakan TaRNAV aberansi dari
takikardia ventrikel. Terdapat beberapa algoritme yang secara khusus ditujukan untuk
membedakan keduanya. Salah satu yang sering dipergunakan adalah algoritme dari
Brugada dkk
Sumber :
1. Soesanto AM. Penyakit Jantung Katup di Indonesia : masalah yang hampir terlupakan. J
Kardiol Indones. 2012;33(4):205–6.
2. Ghufron M, Airlangga MP. ANTIBIOTIK PROFILAKSIS PADA PENYAKIT JANTUN. Magna Med.
2019;6(1):41–2.