Anda di halaman 1dari 24

GANGGUAN

ANSIETAS (3)
GANGGUAN OBSESIF -
KOMPULSI
dr. Ferdinan Leo Sianturi,M.Ked(KJ), Sp.KJ
FK-UHN
Pendahuluan
GOK adalah: Digambarkan sbg pikiran dan tindakan yang
berulang, yang menghabiskan waktu atau menyebabkan distress
dan hendaya yang bermakna.
Obsesi: aktifitas mental seperti pikiran, perasaan, ide, impuls
yang berulang dan intrusif.
Kompulsi: pola perilaku tertentu yang berulang dan disadari
seperti menghitung, memeriksa dan menghindar.yang tidak ber
EPIDEMIOLOGI

Prevalensi GOK : 2-2,4 % per populasi.


Sebagian besar remaja atau dewasa muda : 18 – 24 thn
Tetapi bisa terjadi pada masa Kanak2.

Perbandingan Laki2 : Perempuan = Sama


Etiologi
Multifaktoral, interaksi antara :
1. Faktor biologi
2. Genetik
3. Psikososial
Gambaran Klinis
1.Adanya ide atau impuls yang terus menerus menekan kedalam
kesadaran individu.
2.Perasaan cemas/takut akan ide atau impuls yang aneh.
3.Obsesif dan kompulsif yg Egoalien/Egodistonik ( mengacu kepada
pikiran, dan perilaku yg bertentangan atau tdk sesuai dgn kebutuhan
atau tujuan seseorang).
4. Pasien mengenali Obsesi – Kompulsi merupakan sesuatu yang abstrak
dan irrasional.
5.Adanya keinginan yang kuat untuk melawan.
Gambaran klinis
Ada 4 pola:
1. Kontaminasi
◦ Paling sering adalah obsesi tentang kontaminasi.
◦ Perilaku: mencuci dan membersihkan berulang-ulang dan menghindari objek yang
dicurigai sumber kontaminasi.
2. Sikap ragu-ragu yang patologik
Obsesi tetang ragu2 yg diikuti dgn perilaku kompulsi mengecek/ Memeriksa.
◦ Tema obsesi tetang situasi berbahaya dan kekerasan (cth; lupa mematikan kompor dan
tdk mengunci pintu rumah).
3. Pikiran yang intrusif
◦ Tidak disertai kompulsi.
◦ Pikiran berulang tentang seksual dan tindakan agresif.
4. Simetri
◦ Kebutuhan untuk simetri, ketepatan  sehingga bertindak lambat mis: makan berjam-jam.
Gambaran klinis
Pola yang lain:
Keagamaan (sering berdoa),
Trichotillomania
Menggigit jari.
Diagnosis banding

1. Kondisi medis umum tertentu.


2. Gangguan Tourette.
Perjalanan Penyakit
1.Timbul mendadak : lebih dari 50 %
2.Bisa diawali dengan adanya stressor: misalnya kehamilan,
masalah seksual, kematian keluarga.
3.Sering pasien dtg terlambat berobat krn selalu merahasiakan
gejala2 yg dialami.
4.Beberapa pasien bisa berfluktuasi,Sebagian lg menetap terus
menerus.
Perjalanan penyakit
5. Sepertiga dari GOK disertai gangguan depresif, dan semua pasien
memiliki risiko bunuh diri.
6. kira2 20-30 % : mengalami perbaikan yg signifikan.
kira2 40-50 % : mengalami perbaikan sedang
kira2 20-40 % : gejala menetap dan memburuk.
Prognosis
1. Buruk : Kompulsi yg diikuti onset pada masa kanak2, kompulsi yg
bizarre, kadang memerlukan hospitalisasi,adanya komorbiditas
dgn ggn depresi, adanya kepercayaan yg mengarag ke waham dan
adanya ggn kepribadian skizotifal.

2. Baik : Adanya penyesuaian sosial, pekerjaan yg baik, adanya


peristiwa yg menjadi pencetus, gejalanya yg episodic.
Penatalaksanaan
1.Farmakoterapi : obat2 an seperti SSRI
2.Psikoterapi : terapi perilaku
Gangguan Stress Paska
Trauma
dr. Ferdinan Leo Sianturi,M.Ked(KJ), Sp.KJ

FK- UHN
Pendahuluan
1. Gangguan psikologis setelah mengalami peristiwa traumatik
atau stres berat.
2. Individu minimal mengalami suatu peristiwa traumatik, 25%
mengalami gangguan stres paska trauma.
3. Stresor berat berupa bencana alam, kekerasan rumah tangga
atau kekerasan lain.
4. Bisa mengalami GSPT disertai gangguan lain, mis: depresi
major, gangguan panik, gangguan cemas menyeluruh dan
penyalahgunaan zat.
Epidemiologi

Kasus ini dijumpai :


* 0,3 % utk laki2 dan 18,3 % utk perempuan.
* Salah satu kasus psikiatri yg cukup sering dijumpai.
Etiologi
Faktor predisposisi:
◦ Adanya gangguan psikiatri sebelum peristiwa traumatik baik
individu yg bersangkutan maupun keluarganya.
◦ Adanya trauma masa anak, kekerasan fisik maupun seksual.
◦ Kecenderungan utk mudah khawatir.
◦ Ciri kepribadian ambang, paranoid,dependen atau
antisosial.
◦ Terpapar kejadian-kejadian dalam kehidupan yang luar
biasa
Etiologi
Tipe kejadian
◦ Yang mengalami tindak kekerasan interpersonal.
◦ Yang mengalami kecelakaan atau bencana alam yang
mengancam nyawanya.
◦ Taruma berulang dan bersifat kronis.

DSM IV : Ada beberapa kejadian potensial yang meningkatkan


GSPT yaitu :kekerasan personal: fisik, seksual, penculikan,
penyanderaan, serangan militer, teroris, penyiksaan, dll
Etiologi
Karakteristik peristiwa traumatik :
◦ Durasi dan intensitas stressor yg dialami.
◦ Derajat dengan kaitan ancaman dgn kehidupan seseorang.
◦ Berat-ringannya kehilangan yang dialami.
◦ Perilaku korban yg selamat sewaktu peristiwa traumatik tsb.
◦ Kepribadian individu  ekstrovert dan lebih berpikir positif
jarang mengalami GSPT.
Etiologi
Aspek biologic
◦ Gejala GSPT timbul akibat respons biologik dan psikologik individu
◦ Peristiwa traumaik  respons takut otak menilai kondisi berbahaya 
mengorganisasi respon perilaku yang sesuai.
◦ Bagian otak yang paling berperan: amigdala
◦ Peristiwa traumatik  respons amigdala  stimulus tanda darurat kepada:
◦ system syaraf simpatis (katekolamin)  HR meningkat
◦ system parasimpatis dan
◦ aksis hipotalamus hipofisis kelenjar adrenal (aksis HPA)
◦ Katekolamin berperan menyediakan energi yang cukup dari organ vital yang beraksi
◦ Hormon kortisol berperan: mengecilkan aktivasi sistim syaraf simpatik.
Etiologi
Aspek psikodinamik :
◦ GSPT terjadi oleh karena reaktivasi konflik psikologis yang lama yang
belum terselesaikan.
◦ Sistem ego teraktivasi dan berusaha mengatasi masalah dan
meredakan kecelakaan.
◦ Hal-hal yang berkaitan dengan aspek psikodinamik GSPT:
◦ Arti subjektif stressor.
◦ Aktivasi konflik-konflik masa lalu.
◦ Refleksi peristiwa traumatik timbul sebagai keluhan somatik.
Gambaran klinis
Adanya stress akut yang berat atau trauma berkelanjutan.
Ingatan-ingatan kembali akan peristiwa traumatik yang pernah dialami
Mimpi-mimpi buruk.
Menghindari situasi yang mengingatkan kembali peristiwa traumatik.
Datang ke dokter dengan gejala-gejala depresi, ide bunuh diri dan penarikan diri
Keluhan-keluhan fisik
Selalu ditanya peristiwa traumatik yang pernah dialami masa lampau.
Penatalaksanaan
Farmakoterapi  antidepresan SSRI  12 bulan
Psikoterapi dan edukasi, relaksasi
Dukungan psikososial.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai