Anda di halaman 1dari 4

Step 4:

Nomor 1: Apa saja faktor risiko yang bisa memicu seseorang untuk bunuh diri? (Ayy

Integrasi sosial adalah proses penyesuaian unsur-unsur yang saling berbeda dalam kehidupan
masyarakat sehingga menghasilkan pola kehidupan 
Beberapa jenis bunuh diri yang telah diklasifikasikan Durkheim:
a. Bunuh diri Egoistic  suatu tindak bunuh diri yang dilakukan seseorang karena merasa
tidak dapat berintegrasi dengan masyarakat lainnya (seperti tidak memiliki
kepribadian). Seseorang yang tidak mampu memenuhi peranan yang diharapkan (role
expectation) di dalam role performance (perananan dalam kehidupan sehari-hari),
maka individu tersebut akan frustasi dan melakukan bunuh diri: orang yg tidak menikah
lebih sering bunuh diri.
b. Bunuh diri Anomic  bunuh diri yang terjadi ketika kekuatan regulasi masyarakat
terganggu, di mana terjadi ketidakjelasan norma-norma yang mengatur cara berpikir,
bertindak dan merasa pada anggota masyarakat. Menurut Durkheim, suatu keadaan
anomik dapat dilihat dari indikator ekonomi maupun domestik. Analisis statistik yang
dilakukan Durkheim memperlihatkan krisis ekonomi membuat individu kehilangan arah.
Misalnya seseorang yang karena diberhentikan dari pekerjaannya kemudian
memutuskan untuk bunuh diri.
c. Bunuh diri Altruistic  adanya tuntutan suatu tradisi, individu melakukan bunuh diri
karena “identifikasi terlalu kuat dengan suatu kelompok”: kapten yang tidak mau
meninggalkan kapalnya yang sedang tenggelam.
Sumber:
Aulia, N., Yulastri, Y., & Sasmita, H. (2019). Analisis Hubungan Faktor Risiko Bunuh Diri dengan
Ide Bunuh Diri pada Remaja. Jurnal Keperawatan, 11(4), 307–314.
https://doi.org/10.32583/keperawatan.v11i4.534
Idham, A. F., Sumantri, M. A., & Rahayu, P. (2019). Ide dan Upaya Bunuh Diri pada Mahasiswa.
Intuisi, 11(3), 177–183.
Sumber: Willy F.Maramis, Albert A.Maramis. Catatan Ilmu Kedokteran Jiwa Edisi 2. Surabaya: Airlangga
University Press, 2009; p.38

Nomor 6: Gangguan apa yang mungkin menyebabkan kondisi bunuh diri ? (Kadek H)

Gangguan suasana perasaan (mood/ afektif) :

- Episode manik
- Ggn afektif bipolar
- Episode depresif
- Ggn depresif berulang

Episode depresif: masuk ke gangguan perasaan . Untuk episode depresif dari ketiga tiggkat keparahan
tersebut diperlukan masa sekurang kurangnya 2 minggu untuk menegakan diagnosis

 Gejala utama (pada derajat ringan, sedang, dan berat):


- Afek depresif
- Kehilangan minat dan kegembiraan, dan
- Berkurangnya energi yang menuju meningkatnya keadaan mudah lelah (rasa lelah yang
nyata sesudah kerja sedikit saja) dan menurunnya aktivitas.

 Gejala lainnya: a) Konsentrasi dan perhatiannya berkurang; b) Harga diri dan kepercayaan diri
berkurang; c) Gagasan tentang rasa bersalah dan tidak berguna; d) Pandangan masa depat yang suram
dan pesimistis; e) Gagasan atau perbuatan membahayakan diri atau bunuh diri; f) Tidur terganggu; g)
Nafsu makan berkurang.

 Untuk episode depresif dari ketiga tingkat keparahan tersebut diperlukan masa sekurang-kurangnya 2
minggu untuk penegakkan diagnosis, akan tetapi periode lebih pendek dapat dibenarkan jika gejala luar
biasa beratnya dan berlangsung cepat.

Klasifikasi:

- Depresi tunggal:
o Depresi ringan : min 2 dari 3 gejala depresi, tanpa gejala berat (bisa dengan gejala
somatic dan tidak)
o Sedang: min ada 2 dari 3 gejala utama + 3 gejala lainnya (bisa dengan gejala somatic dan
tidak)
o Berat : 3 gejala utama + min 4 gejala lainnya
 Dengan gejala psikotik

Disertai waham, halusinasi atau stupor depresif. Waham biasanya melibatkan


ide tentang dosa, kemiskinan atau malapetaka yang mengancam, dan pasien
merasa bertanggung jawab atas hal itu. Halusinasi auditorik atau alfatorik
biasanya berupa suara yang menghina atau menuduh, atau bau kotoron atau
daging membusuk. Retardasi psikomotor yang berat dapat menuju pada stupor.

 Tanpa gejala psikotik


- Depresi berulang : Episode masing-masing rata-rata lamanya sekitar 6 bulan
o Ringan
o Sedang
o Berat

Sumber: PPDGJ III, ppk psikiatri 2019

Nomor 8:: Apa saja upaya pencegahan bunuh diri yang dapat dilakukan? (MS)

Penggunaan ECT (electroconvulsive therapy)

Indikasi:

- ECT diindikasikan pada pasien dengan depresi yang resistan terhadap pengobatan atau depresi
berat yang mengganggu aktivitas kehidupan sehari-hari.

Definisi depresi yang resistan terhadap pengobatan adalah depresi yang tidak responsif
terhadap beberapa uji coba pengobatan antidepresan.

- Ada juga saran untuk ECT sebagai pengobatan untuk bunuh diri, psikosis berat, penolakan
makanan sekunder untuk depresi, dan katatonia (ggn psikomotor). Pasien depresi dan manik
bipolar juga dapat menerima pengobatan dengan ECT.
- ECT mungkin memiliki profil yang lebih aman daripada antidepresan atau antipsikotik pada
pasien yang lemah, lanjut usia, hamil dan menyusui. Ide bunuh diri dengan cepat dihilangkan
dengan ECT dibandingkan dengan pengobatan farmakologis.
- ECT juga direkomendasikan untuk pasien yang telah menunjukkan respon yang baik terhadap
ECT sebelumnya.

Kontraindikasi:

- Kejang yang dihasilkan dari ECT dapat menyebabkan peningkatan sementara pada tekanan
darah, konsumsi oksigen miokard, denyut jantung, dan tekanan intrakranial. Perawatan
diperlukan untuk pasien dengan gangguan kardiovaskular, paru, atau sistem saraf pusat.
- Feokromositoma ( Feokromositoma adalah adalah tumor langka yang biasanya tumbuh di
kelenjar adrenal, tepatnya di atas ginjal) dan peningkatan tekanan intrakranial dengan efek
massa merupakan kontraindikasi mutlak untuk ECT. Kontraindikasi relatif termasuk peningkatan
tekanan intrakranial tanpa efek massa, cacat konduksi kardiovaskular, kehamilan berisiko tinggi,
aneurisma aorta dan serebral.
Salik I, Marwaha R. Electroconvulsive Therapy. [Updated 2022 May 8]. In:
StatPearls [Internet]. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2022
Jan-. Available from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK538266/

Apakah kasus Di skenario (Bunuh diri) termasuk dalam kegawatdaruratan psikiatri? Jenis”
kegawatdaruratan psikiatri apa saja? (Yospar)

3 Gejala kedaruratan psikiatri yang perlu dirawat di rumah sakit (Hospitalisasi) :

a) Agitasi : Perilaku verbal atau motorik patologi yang meningkat namun tidak bertujuan
Manifestasi :
- Marah – marah tanpa sebab
- Kekasaran verbal
- Ansietas / ketakutan yang berlebih
- Kurang tidur
- Daya nilai terganggu
- Penderitaan yang ekstrim
- Respons stimulus eks/internal meningkat
- Iritabilitas
- Perilaku destruktif - Hostilitas - Sikap mengancam
- Gaduh Gelisah
- Fluktuasi symptom sangat cepat
 Bisa mengganggu hubungan (wawancara psikiatri) antara pasien dengan dokter
Faktor Risiko :
- Waham kejar / halusinasi perintah
- Ada gg, kepribadian
- Tidak punya pekerjaan  Mudah marah
- Riwayat kekerasan
- Tidak patuh terhadap pengobatan
- Ada gg. neurologi
- Penyalahgunaan zat / alkohol  Harus hati– hati karena jika pendekatannya salah, pasien
dapat emosi dan melakukan tindakan agitasi secara verbal/fisik
b) Agresif : Berbentuk agresi verbal atau fisik terhadap benda/seseorang
c) Kekerasan (Violence) : Agresi fisik oleh seseorang yang bertujuan melukai orang lain

Willy F.Maramis, Albert A.Maramis. Catatan Ilmu Kedokteran Jiwa Edisi 2. Surabaya: Airlangga University
Press, 2009; p.38

Anda mungkin juga menyukai