Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN PENDAHULUAN

SUPRAVENTRIKULAR TAKIKARDI (SVT)


DI RUANG ICCU RSUD ULIN BANJARMASIN

Tanggal 3 s.d 8 Februari 2020

OLEH:

MAHMUDDIN, S. Kep
NIM. 1830913310041

PROGRAM PROFESI NERS ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARBARU
2020
LEMBAR PENGESAHAN

NAMA : Mahmuddin, S. Kep


NIM : 1830913310041
JUDUL LP : Laporan Pendahuluan Supraventrikular takikardi (SVT) di
Ruang ICCU RSUD Ulin Banjarmasin

Banjarmasin, Februari 2020

Mengetahui,

Pembimbing Akademik Pembimbing Lahan

Ifa Hafifah, S. Kep., Ns., M. Kep Lukmanul Hakim, S.Kep., Ns., M. Kep
19900819 201803 2 001 NIP. 19760116 199603 1 002
Pemeriksaan penunjang:
Definisi: SUPRAVENTRIKULAR TAKIKARDI 1. EKG
Supraventrikular takikardi (SVT) adalah detak (SVT) 2. Foto dada
jantung yang cepat dan reguler berkisar antara 150- 3. Skan pencitraan miokardia
250 denyut per menit. SVT sering juga disebut Manifestasi klinis: 4. Tes stres latihan
Paroxysmal Supraventrikular Takikardi (PSVT). SVT 1. Dari tanpa gejala sampai berupa sesak nafas, 5. Elektrolit
kebanyakan mempunyai kompleks QRS.normal palpitasi, nyeri dada, kelelahan, berkunang-kunang, 6. AGD
pening, ansietas
2. Tanda yang tampak berupa perubahan gambaran
Etiologi ekg, masing masing tergantung jenis aritmia SVT Klasifikasi
1. Idiopatik, lebih sering pada bayi daripada anak yang terjadi. 1. Takikardi atrium primer (takikardi atrial
3. Perubahan TD ( hipertensi atau hipotensi ); nadi
2. Sindrom Wolf Parkinson White (WPW), Sindrom ektopik)
mungkin tidak teratur; defisit nadi; bunyi jantung
WPW adalah suatu sindrom dengan interval PR irama tak teratur, bunyi ekstra, denyut menurun;
Pada takikardi atrium primer, tampak adanya
yang pendek dan interval QRS yang lebar kulit pucat, sianosis, berkeringat; edema; haluaran gelombang “p” yang agak berbeda dengan
3. Beberapa penyakit jantung bawaan (anomali urin menurun bila curah jantung menurun berat. gelombang p pada waktu irama sinus, tanpa
Ebstein’s, single ventricle, L-TGA) 4. Sinkop, pusing, berdenyut, sakit kepala, disertai pemanjangan interval PR.
4. Takiakrdi atrium sering disebabkan keracunan disorientasi, bingung, letargi, perubahan pupil. 2. Atrioventricular re-entry tachycardia (AVRT)
digitalis 5. Nyeri dada ringan sampai berat, dapat hilang atau Kelainan yang tampak pada EKG adalah
5. efek samping obat-obatan pro aritmia tidak dengan obat anti angina, gelisah. takikardi dengan kompleks QRS yang sempit
6. Flutter atrium dapat terjadi pasca bedah jantung, 6. Napas pendek, batuk, perubahan
dengan gelombang p yang timbul segera setelah
pasca infark miokard, penyakit katup mitral atau kecepatan/kedalaman pernafasan; bunyi nafas
tambahan (krekels, ronki, mengi) mungkin ada kompleks QRS dan terbalik.
tricuspid, atau pada keadaan congenital lainnnya
7. Fibrilasi atrium menunjukkan komplikasi pernafasan seperti pada 3. Atrioventricular nodal reentry tachycardia
gagal jantung kiri (edema paru) atau fenomena (AVNRT)
tromboembolitik pulmonal; hemoptisis. Kelainan pada EKG yang tampak adalah
7. Demam; kemerahan kulit (reaksi obat); inflamasi, takikardi dengan kompleks QRS sempit dengan
Penatalaksanaan: eritema, edema (trombosis siperfisial); kehilangan
1. Manuver vagal gelombang p yang timbul segera setelah
tonus otot/kekuatan
2. Adenosine 8. Asterixis, Kejang, Stupor, Koma kompleks QRS tersebut dan terbalik atau
3. Penghambat kanal kalsium kadang-kadang tidak tampak karena gelombang
4. Penghambat beta p tersebut terbenam di dalam kompleks QRS.
5. Obat-obat antiaritmia
6. Digoxi
7. Kardioversi
Pathway

Supraventrikel takikardi

Perubahan jantung 150-250 x/menit

Rokok, sindrom wolf Parkinson white, pengerasan arteri, gagal jantung, penyakit tiroid, penyakit paru-
paru kronis, pneumonia, perikarditis, merokok, minum terlalu banyak kafein, stress emosional,
kehamian

reentry otomatis

Adanya dua jalur Akselerasi pada fase


yang berhubungan ke 4

Vena cava Vena Bundle His Atrium A- ventrikel


Aliran listrik salah superior pulmonalis V
satu harus searah
dengan blok

Aliran listrik
antregrad tidak Aliran listrik
memiliki blok retrgrad cepat
searah rangsang
bagian distal
blok searah

Nyeri Perubahan Tekana Darah Nafas pendek, batuk,


Komplikasi
Nyeri Akut
Ketidakefektifan
Ketidakefektifan Ketidakefektifan
Perfusi Jaringan
Pola Nafas bersihan Jalan
Serebral
Nafas
Intoleransi aktivitas Penurunan Curah
Jantung
ASUHAN KEPERAWATAN SVT

PENGKAJIAN
Identitas Klien
Identitas klien meliputi : nama, umur, jenis kelamin, agama, pekerjaan, suku bangsa,alamat,
tanggal masuk rumah sakit, nomor register, tanggal pengkajian dan diagnosa medis.
1. Riwayat Kesehatan
A. Keluhan utama
Biasanya klien datang dengan keluhan kejang-kejang dapat disertai dengan penurunan
kesadaran, Diagnosis Keperawatan:
B. Riwayat Kesehatan Sekarang
Biasanya klien dengan ensefalopati terjadi kelemahan/lesu, gangguan mental, ketidakmampuan 1. Nyeri Akut
untuk berkosentrasi, respirasi cheynes-stokes
2. Ketidakefektifan perfusi jaringan
C. Riwayat Kesehatan Dahulu
Biasanya klien pernah menderita penyakit yang disebabkan oleh virus, infeksi bakteri kelainan 3. Ketidakefektifan Pola Nafas
dalam struktur anatomi listrik dan fungsi kimia, keracunan jaringan otak dan sel-sel (ex : 4. Ketidakefektifan bersihan Jalan Nafas
keracunan alcohol/penyalahgunaan narkoba, keracunan karbon monoksida, obat-obatan, zat 5. INtolerasnsi Aktivitas
beracun)
6. Penurunan Curah Jantung
D. Riwayat Kesehatan Keluarga
Biasanya klien ada kemungkinan cacat lahir (kelainan genetic yang meyebabkan struktur otak
yang abnormal/aktivitas kimia dengan gejala yang di temukan pada saat lahir)
2. Pemeriksaan Fisik
a. Tingkat kesadaran : Adanya penurunan tingkat kesadaran.
b. GCS : Eye respon: … Motorik respon: … Verbal respon: …
c. Kulit : saat diraba kulit terasa agak panas
d. Kepala : terasa kaku pada semua persyarafan yang terkena, kehilangan sensasi (kerusakan pada
saraf kranial).
e. Mata : gangguan pada penglihatan,
f. Telinga : Ketulian atau mungkin hipersensitif terhadap kebisingan.
g. Hidung : adanya gangguan penciuman
h. Mulut dan gigi : membran mukosa kering, lidah terlihat bintik putih dan kotor.
i. Leher: terjadi kaku kuduk dan terasa lemas.
j. Eksremitas atas dan bawah : Tidak ada kekuatan otot dan teraba dingin.
Asuhan Keperawatan Pasien dengan SVT

NO. DIAGNOSIS NOC NIC


1. Nyeri Akut NOC: Pain level, pain control, NIC:
comfort level Pain Management
Setelah dilakukan tindakan 1. Lakukan pengkajian
keperawatan selama (1x60 lengkap pada nyeri
menit) nyeri klien akan
termasuk lokasi, sifat,
berkurang dengan kriteria hasil
klien akan: onset/durasi, frekuensi,
1. Mampu mengenali nyeri kualitas, intensitas atau
(skala, intensitas, beratnya nyeri dan faktor
frekuensi, dan hal yang pencetusnya.
memperberat nyeri) 2. Kaji isyarat nonverbal
2. Mampu mengontrol nyeri ketidaknyamanan,
(tahu penyebab nyeri, khususnya pada mereka
mampu menggunakan
yang tidak dapat
teknik nonfarmakologi
untuk mengurangi nyeri) berkomunikasi dengan
3. Melaporkan bahwa nyeri efektif
berkurang dengan 3. Pastikan pasien
menggunakan manajemen mendapatkan pengobatan
nyeri analgesik
4. Menyatakan rasa nyaman 4. Gunakan strategi
setelah nyeri berkurang komunikasi terapeutik
untuk mengetahui
pengalaman nyeri dan
sampaikan respon
penerimaan pasien
terhadap nyeri
5. Gali kepercayaan dan
pengetahuan klien tentang
nyeri
6. Sadari adanya pengaruh
budaya dengan respon
terhadap nyeri
7. Tentukan pengaruh
pengalaman nyeri terhadap
kualitas hidup klien

Analgegesic Administrasion
1. Tentukan lokasi,
karakteristik, kualitas, dan
derajat nyeri sebelum
pemberian obat
2. Cek instruksi dokter tentang
jenis obat,dosis, dan
frekuensi
3. Cek riwayat alergi
4. Pilih analgesik yang
diperlukan atau
kombinasi dari analgesik
ketika
pemberian lebih dari satu
5. Tentukan pilihan analgesik
tergantung tipe dan
beratnya nyeri
6. Tentukan analgesik pilihan,
rute pemberian, dan dosis
optimal
7. Pilih rute pemberian secara
IV, IM untuk pengobatan
nyeri secara teratur
8. Monitor vital sign sebelum
dan sesudah
9. Pemberian analgesik
pertama kali

2 Ketidakefektifan perfusi jaringan NOC: Circulation status, NIC:


Tissue Prefusion : cerebral Circulatory Precautions
1. Monitor tanda-tanda vital
Setelah dilakukan tindakan 2. Lakukan penilaian
keperawatan dalam 3x60 menit komprehensif terhadap
perfusi jaringan menjadi efektif, sirkulasi perifer (misalnya
dengan kriteria hasil: memeriksa denyut perifer,
1. Mendemonstrasikan status edema, CRT, suhu dan
sirkulasi warna)
2. Mendemonstrasikan 3. Monitor ekstremitas pada
kemampuan kognitif area yang panas,
kemerahan, nyeri atau
pembengkakan
4. Mempetahankan hidrasi
yang adekuat untuk
mencegah peningkatan
kekentalan darah
5. Pantau perbedaan ketajaman
atau ketumpulan, panas atau
dingin
6. Pantau parestesia, kebas,
kesemutan, hiperestesia dan
hipoestesia
7. Kolaborasi pemberian O2
jika diperlukan

3 Ketidakefektifan Pola Nafas NOC: NIC:


Setelah dilakukan tindakan Manajemen Jalan Nafas
keperawatan dalam 3x60, pola 1. Posisikan pasien untuk
nafas menjadi efektif memaksimalkan ventilasi
2. Pasang mayo bila perlu
Status Pernafasan
3. Lakukan fisioterapi dada
1. Mendemonstrasikan batuk
jika perlu
efektif dan suara nafas yang 4. Keluarkan sekret dengan
bersih, tidak ada sianosis batuk atau suction
dan dyspneu (mampu 5. Auskultasi suara nafas,
mengeluarkan sputum, catat adanya suara
mampu bernafas dg mudah, tambahan
tidakada pursed lips) 6. Berikan bronkodilator :
2. Menunjukkan jalan nafas 7. Berikan pelembab udara
yang paten (klien tidak Kassa basah NaCl Lembab
merasa tercekik, irama 8. Atur intake untuk cairan
nafas, frekuensi pernafasan mengoptimalkan
dalam rentang normal, tidak keseimbangan.
ada suara nafas abnormal) 9. Monitor respirasi dan status
3. Tanda Tanda vital dalam O2
10. Bersihkan mulut, hidung
rentang normal (tekanan
dan secret trakea
darah, nadi, pernafasan)
11. Pertahankan jalan nafas
yang paten
12. Observasi adanya tanda
tanda hipoventilasi
13. Monitor adanya kecemasan
pasien terhadap oksigenasi
14. Monitor vital sign
15. Informasikan pada pasien
dan keluarga tentang tehnik
relaksasi untuk
memperbaiki pola nafas.
16. Ajarkan bagaimana batuk
efektiMonitor pola nafas

4 Ketidakefektifan bersihan jalan NOC: NIC:


napas Status pernafasan: pertukaran Monitor pernafasan
gas 1. Monitor RR, ritme,
Setelah dilakukan tindakan kedalaman, dan usaha
keperawatan selama 1x60 menit pernapasan
masalah pasien teratasi dengam 2. Catat adanya
kriteria hasil: ketidaksimetrisan
1. RR 12-20x/menit pergerakan dinding dada
2. Irama pernapasan regular 3. Monitor suara napas, seperti
3. Saturasi oksigen di atas snoring dan crowing
96% 4. Monitor adanya abnormal
4. Tidak ada suara nafas pola napas: bradipnea,
tambahan takipnea, hiperventilasi,
5. Batuk efektif pernapasan kusmaul,
cheney-stokes, dan apne.
5. Posisikan pasien untuk
memaksimalkan ventilasi
6. Keluarkan sekret dengan
batuk atau suction
7. Berikan alat bantu napas
atau nebulisasi jika
diperlukan.

Terapi oksigen
1. Bersihkan mulut, hidun dan
trachea dengan tepat.
2. Siapkan peralatan oksigen
dan berikan melalui sistem
humidifier.
3. Berikan oksigen tambahan
sesuai advis.

5 Intoleransi aktivitas Konservasi energy : Terapi aktivitas:


 Istirahat dan aktivitas klien  Tentukan penyebab
seimbang intoleransi aktivitas
 Klien mengetahui  Berikan perioe istirahat saat
keterbatasan energinya. beraktivitas
 Klien mengubah gaya  Pantau respon kerja
hidup sesuai tingkat energy kardiopulmona
 Klien memelihara nutrisi  Tingkatkan aktivitas secara
yang adekuat bertahap
 Persediaan energy klien  Ubah posisi pasien secara
cukup untuk beraktivitas perlahan dan monitor gejala
Toleransi aktivitas: intoleransi
 Saturasi oksigen dalam  Ajarkan klien teknik
batas normal mengontrol pernapasan saat
 IIR dalam batas normal beraktifitas
 RR dalam batas normal  Monitor dan catat
 TTV dalam batas normal kemampuan untuk
mentoleransi aktivitas
 Monitor intake nutrisi
untuk memastikan
kecukupan sumber energy
 Kolaborasi dengan
fisioterapi untuk
peningkatan level aktivitas.

6 Penurunan curah jantung Pompa jantung efektif : Cardiac care :


 IIR dalam batas normal  Catat urine output
 RR dalam batas normal  Pantau EKG 12 lead
 Toleransi aktivitas  Fasilitasi bedrest dan
Status sirkulasi : lingkungan yang tenang
 Warna kulit normal  Posisikan supinasi dengan
 Tidak terjadi disritmia elevasi kepala 300 dan
 Tidak terdapat suara elevasi kaki
jantung yang abnormal  Anjurkan mencegah
 Tidak terdapat angina valsava maneuver Atau
 Tidak terdapat edema mengejan
perifer, edema pulmo  Berikan makanan dalam
 Tidak terdapat mual komposiis lunak
 Berikan oksigenasi dan
medikasi
 Monitor TTV, bunyi
frekuensi, dan irama
jantung
 Monitor parameter
hemodinamik dan perfusi
perifer.
Circulation care:
 Monitor kulit dan
ekstremitas
 Monitor TTV
 Monitor pemenuhan cairan
 Evaluasi nadi dan edema
perifer.
DAFTAR PUSTAKA

Brunner and Suddarth. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, edisi 8 volume
2. Jakarta: EGC
Carpenito, L.J., 2006, Rencana asuhan dan pendokumentasian keperawatan (Edisi 2),
Alih. Bahasa Monica Ester, Jakarta : EGC.
Doengoes, Marilyn E, 2001, Rencana Asuhan Keperawatan Pedoman Untuk.
Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien, Edisi 3, Jakarta: EGC
Muttaqin, Arif dan Kumala Sari. 2011. Asuhan Keperawatan Gangguan Sistem
Perkemihan. Jakarta : Salemba Medika
Nahas, Meguid El & Adeera Levin.2010.Chronic Kidney Disease: A Practical Guide to
Understanding and Management. USA : Oxford University Press.
Nurarif, Amin Huda dan Hardhi Kusuma.2015.Aplikasi Asuhan Keperawatan
Berdasarkan Diagnosa Medis & NANDA NIC-NOC. Jogjakarta; MediAction.
Smeltzer, S. 2009. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner dan Suddarth.
Volume 2 Edisi 8. Jakarta : EGC..

Anda mungkin juga menyukai