Tanda Vital
• Tekanan darah : 100/80 mmHg
• Respirasi : 26x/menit
• Suhu : 37,2˚C
BB : 55 kg
TB : 150 cm
Mata
• Letak Simetris
• Palpebrae edema (-/-)
• Pupil bulat, isokor, refleks cahaya (+/+)
• Konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-)
Telinga
Deformitas (-/-), edema (-/-), sekret (-/-), hiperemis (-/-)
Hidung
Simetris, deviasi septum (-), corpus alienum (-), mucosa hiperemis (-), edema (-), sekret (-), PCH (-)
Mulut
• Bibir : tidak kering
• Mukosa : basah
• Lidah : tidak kotor, tidak tremor , papilla terlihat jelas
• Tonsil : T1-T1 tidak hiperemis
• Faring : tidak hiperemis
Leher
• Simetris, jaringan parut (-)
• Pembesaran KGB (-)
• Deviasi trakea (-)
• Pembesaran tiroid (-)
• JVP 5+5 mmH2o
Thorax (Paru-paru) Perkusi:
Inspeksi • Sonor di kedua lapang paru
• Bentuk normal, pergerakan simetris, deformitas • BPH pada ICS V
(-), retraksi (-), rose spot (-)
• Sela iga terlihat membesar Auskultasi:
• VBS (+/+) Ka=Ki, ronchi (-/-), wheezing
Palpasi : (-/-)
• Pelebaran ICS (-), vocal fremitus ka=ki, chest
• Vocal Resonance: Ka=Ki
expansion simetris ka=ki
• Sudut arcus costarum >90 derajat
Thorax (Jantung)
Inspeksi : ictus cordis terlihat
Palpasi : ictus cordis teraba pada ICS V linea mid axilla sinistra
Perkusi
batas atas : ICS II parasternal sinistra
batas kanan : ICS V linea Parasternal dextra
batas kiri : ICS V linea midaxillary Sinistra
Auskultasi : bunyi jantung S1 dan S2 murni, reguler, murmur (-), gallop (-)
Abdomen Palpasi
Inspeksi • hepatomegali (-),
• Cembung, supel splenomegali (-)
• Jaringan parut (-)
Perkusi
Auskultasi • Timpanik seluruh
• Bising usus (+) 18x/menit kuadran
• Pekak samping (-)
• Pekak pindah (-)
Punggung
simetris Ka=Ki
PEMBAHASAN
HEART FAILURE
Definisi
◦ (Lilly) Ketidakmampuan jantung untuk memompa darah dalam kecepatan yang cukup untuk
memenuhi kebutuhan metabolic tubuh [forward damage], atau kemampuan tersebut hanya dapat
dilakukan jika tekanan pengisian jantung secara abnormal tinggi (backward failure), atau
keduanya.
◦ (Braunwald) Gangguan progresif yang terjadi setelah sebuah “peristiwa indeks” dimana terjadi
kerusakan otot jantung, yang mengakibatkan hilangnya fungsi myosit jantung, ataupun adanya
gangguan myocardium untuk menghasilkan gaya, sehingga jantung tidak dapat berkontraksi
dengan normal.
(Harisson) Sebuah sindrom klinis yang terjadi pada pasien, akibat abnormalitas struktur dan/atau
fungsi jantung baik yang didapat maupun diturunkan, berkembanglah sekumpulan gejala-gejala klinis
(dyspnea dan lelah) dan tanda-tanda (edema dan rales) yang mengakibatkan pasien tersebut sering
berobat ke RS, kualitas hidupnya buruk, dan angka harapan hidupnya memendek
(PERKI) Gagal jantung adalah kumpulan gejala yang kompleks dimana seorang pasien harus
memiliki tampilan berupa: Gejala gagal jantung (nafas pendek yang tipikal saat istrahat atau saat
melakukan aktifitas disertai / tidak kelelahan); tanda retensi cairan (kongesti paru atau edema
pergelangan kaki); adanya bukti objektif dari gangguan struktur atau fungsi jantung saat istrahat.
HEART FAILURE
A. Epidemiologi
HF merupakan masalah di seluruh dunia., dengan lebih dari 20 juta orang mengalami hal ini.
Prevalensi keseluruhannya pada populasi orang dewasa di negara berkembang adalah 2%.
B. Etiologi
Setiap kondisi yang menyebabkan perubahan dalam struktur atau fungsi ventrikel kiri. HF dapat
menjadi manifestasi akhir dan paling parah dari hampir semua penyakit jantung, termasuk
CAD,MI, valvular disease, hipertensi, CHD, dan cardiomyopati.
HEART FAILURE
C. Faktor Resiko
Hipertensi
Obesitas
Merokok
Stress, emosi, dll
E. ETIOLOGI
Serangan jantung coroner
Tekanan darah tinggi (hipertensi)
Penyakit katup jantung
Penyakit jantung bawaan
Kardiomiopati
Miokarditis
Aritmia
Hipertiroid
Etiologi
Kelainan Peningkatan beban kontraksi vent.
mekanis (hipertensi pulmonal, stenosis aorta,
stenosis pulmonal)
Peningkatan beban volume (regurgitasi
aorta, mitral, trikuspid, dan shunt:
ASD, VSD, PDA)
Obstruksi terhadap pengisian ventrikel
(stenosis mitralis atau trikuspidalis)
• Iskemik miokardium
Kelainan • Miokarditis
miokardiu • Kardiomiopati
m
• Kelainan metabolik
Berubahnya
irama • Henti jantung
jantung atau • Fibrilasi
urutan • Takikardi atau bradikardi yang berat
konduksi
1. KLASIFIKASI DAN
TERMINOLOGI
Berdasarkan presentasinya gagal jantung dibagi menjadi gagal jantung akut,
kronis/menahun, dan acute on chronic heart failure.
◦ Gagal jantung akut;
timbulnya sesak nafas secara cepat kurang dari 24 jam akibat kelainan fungsi jantung,
gangguan fungsi sistolik atau diastolik atau irama jantung, atau kelebihan beban
awal/preload, beban akhir/afterload, atau kontraktilitas.
adanya tanda dan gejala gagal jantung yang disertai penurunan nilai fraksi ejeksi ventrikel kiri.
Adanya tanda dan gejala gagal jantung, namun nilai fraksi ejeksi normal atau menurun sedikit, serta
tidak ada dilatasi ventrikel kiri. Kondisi ini berhubungan dengan kelainana struktural, seperti hipertrofi
ventrikel kiri atau atrium kiri dan/atau disfungsi diastolik.
3. Klasifikasi berdasarkan posisi anatomi
Gagal jantung kirigangguan pemompaan darah pada ventrikel kiritekanan dan
volume akhir diastolik ventrikel meningkat↑tekanan atrium kiri dan menghambat
aliran vena pulmonalbendungan paru
PERKI 2015
b) Foto thorax pembesaran jantung dan opasifikasi hilus yang bisa mencapai apek paru
serta efusi pleura
c) Ekokardiografi :
- Fraksi ejeksi <35-40% disfungsi sistolik, kelainan katup/PJK/Shunt
- Fraksi ejeksi >40-50% LVH HHD; HCM (Hypertensi cardiomyopathi) /Amiloid
Perikard Efusi /tamponade; Perikarditis
d) Laboratorium
◦ Hb
◦ Leukosit
◦ Elekrolit, khususnya Natrium-kalium
◦ Ureum-kreatinin
◦ SGOT-SGPT-Bilirubin
e) Peptida Natriuretik
Terdapat bukti - bukti yang mendukung penggunaan kadar plasma peptidanatriuretik untuk
diagnosis, membuat keputusan merawat atau memulangkan pasien, dan mengidentifikasi
pasien pasien yang berisiko mengalami dekompensasi
f) Troponin I atau T
Pemeriksaan troponin dilakukan pada penderita gagal jantung jika gambaran klinisnya disertai
dugaan sindroma koroner akut. Peningkatan ringan kadar troponin kardiak sering pada gagal
jantung berat atau selama episode dekompensasi gagal jantung pada penderita tanpa iskemia
miokard.
I. MANAGEMENT &TREATMENT
Tujuan terapi pada pasien gagal jantung kongestif (CHF) berdasarkan American Heart
Association antara lain sebagai berikut :
a. Mencegah terjadinya CHF pada orang yang telah mempunyai faktor resiko.
b. Deteksi dini asimptomatik disfungsi LV.
c. Meringankan gejala dan memperbaiki kualitas hidup.
d. Progresifitas penyakit berjalan dengan lambat.
Management
Penggolongan obat sangat erat kaitannya dengan algoritma pada terapi gagal jantung kongestif. Berdasarkan Pharmacoterapy
Handbook , penggolongan obat pada terapi gagal jantung kongestif (CHF) adalah sebagai berikut :
4. Diuretik (co:Furosemid)
5. Antagonis aldosterone
6. Antagonis aldosterone
7. Digoksin
ANTAGONIS ALDOSTERON • Fraksi ejeksi ventrikel kiri ≤ 40 % • Konsentrasi serum kalium > 5,0
• Gejala sedang sampai berat (kelas mmol/L
fungsional III- IV NYHA) • Serum kreatinin> 2,5 mg/dL
• Dosis optimal penyekat β dan ACEI atau • Bersamaan dengan diuretik hemat
ARB (tetapi tidak ACEI dan ARB) kalium atau suplemen kalium
• Kombinasi ACEI dan ARB
ANGIOTENSIN RECEPTOR Fraksi ejeksi ventrikel kiri ≤ 40 % Sama seperti ACEI, kecuali angioedema
BLOCKERS (ARB) Sebagai pilihan alternatif pada pasien Pasien yang diterapi ACEI dan
dengan gejala ringan antagonis aldosteron bersamaan
sampai berat (kelas fungsional II - IV NYHA) Monitor fungsi ginjal dan serum
yang intoleran ACEI elektrolit serial ketika ARB
ARB dapat menyebabkan perburukan fungsi digunakan bersama ACEI
ginjal, hiperkalemia,
dan hipotensi simtomatik sama sepert ACEI,
tetapi ARB tidak
menyebabkan batuk
HYDRALAZINE DAN Pengganti ACEI dan ARB dimana keduanya Hipotensi simtomatik
ISOSORBIDE DINITRATE (H- tidak dapat ditoleransi Sindroma lupus
ISDN) Sebagai terapi tambahan ACEI jika ARB atau Gagal ginjal berat
antagonis
aldosteron tidak dapat ditoleransi
Jika gejala pasien menetap walaupun sudah
diterapi dengan ACEI,
penyekat β dan ARB atau antagonis
aldosteron
DIGOKSIN Fibrilasi atrial Blok AV derajat 2 dan 3 (tanpa pacu
dengan irama ventrikular saat istrahat > 80 jantung tetap); hat-hat jika
x/menit atau saat pasien diduga sindroma sinus sakit
aktifitas> 110 - 120 x/menit Sindroma pre-eksitasi
Irama sinus Riwayat intoleransi digoksinACEI dan
Fraksi ejeksi ventrikel kiri ≤ 40 % ARB
Gejala ringan sampai berat (kelas
fungsional II-IV NYHA)
Dosis optimalACEI dan/atau ARB, penyekat
β dan antagonis
aldosteron jika ada indikasi.
DIURETIK direkomendasikan pada pasien gagal jantung
dengan tanda klinis
atau gejala kongesti (kelas rekomendasi I,
tingkatan bukit B).Tujuan dari
pemberian diuretik adalah untuk mencapai
status euvolemia (kering dan
hangat) dengan dosis yang serendah
mungkin, yaitu harus diatur sesuai
kebutuhan pasien, untuk menghindari
dehidrasi atau reistensi.
KOMPLIKASI
• Komplikasi terdekat adalah ke paru-paru. Respiratory distress, infeksi, dll.
• Peripheral edema dan edema hepar menjadi salah satu ancaman yang dapat
memperburuk prognosis.
thrombo-emboli yang dapat berbahaya bila menyebar ke otak, paru, dan ginjal.
Osteoarthritis
1. Osteoarthritis Primer
Osteoarthritis yang tidak berhubungan dengan penyakit sistemik maupun proses
perubahan lokal pada sendi dan tidak diketahui penyebabnya. Bisa disebut sebagai OA
idiopatik.
2. Osteoartritis sekunder
Merupakan OA yang didasari oleh kelainan endokrin, inflamasi, metabolik, pertumbuhan,
herediter, jejas mikro dan makro, serta imobilisasi yang terlalu lama.
Manifestasi klinis
Nyeri Sendi
Hambatan Gerakan Sendi
Kaku Pagi
Krepitasi
Pembesaran sendi (deformitas)
Perubahan Gaya Berjalan
Diagnosis. 1. Anamnesis.
nyeri hilangnya fungsi gejala lainnya
Hambatan Gerak
Krepitasi
Pembengkakan sendi yang sering kali asimetris
Tanda-tanda peradangan
Deformitas sendi yang permanen
Perubahan Gaya Berjalan
Radiologis