Anda di halaman 1dari 27

LAPORAN KASUS

HERNIA INGUINALIS LATERALIS


DEXTRA

Penyusun:
Nur Fatima Zulkaidani
Pembimbing:
dr. Rudianto Joto, M.Kes
LAPORAN KASUS
 Nama : An. T
 Umur : 14 tahun
 Jenis kelamin : Laki-laki
 Pekerjaanc : Pelajar
 Alamat : Jl. Baji pamai
 Agama : Islam
 Tanggal masuk RS : 18 April 2018
ANAMNESIS
Keluhan Utama :
 Pasien mengeluhkan adanya benjolan pada
lipatan paha kanan
RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG
 Pasien mengaku sejak kurang lebih 4 tahun yang lalu
merasakan ada benjolan di lipat paha kanan yang timbul
saat beraktivitas seperti berlari dan hilang saat istirahat.
Benjolan pada awalnya tidak menimbulkan rasa nyeri,
namun membuat pasien merasa tidak nyaman akan hal
tersebut. Pada tahun 2016, pasien dibawa oleh ibunya ke
poliklinik untuk diperiksa kerana gejalanya hampir sering
muncul. Setelah diperiksa, dokternya menyarankan ibunya
supaya pasien di operasi agar benjolan tidak muncul lagi
tetapi pasien belum bersedia dan terdapat beberapa
halangan yang menyebabkan operasi di tunda. Pada saat
ini pasien datang lagi ke poliklinik kerna benjolan
dirasakan makin membesar sejak kurang lebih 1 tahun
terakhir, benjolan masih bisa keluar masuk spontan saat
berlari, batuk dan mengedan dan kadang-kadang disertai
rasa nyeri di lipat paha kanan. Nyeri perut (-), mual (-),
muntah (-), demam (-), BAB & BAK biasa.
Riwayat Penyakit Dahulu (RPD) :
 Pasien menyangkal adanya alergi terhadap obat atau
makanan tertentu. Riwayat DM, hipertensi, asma, dan
penyakit jantung disangkal.

Riwayat Penyakit Keluarga (RPK) :


 Riw. Dm (-),riw. Hipertensi(-),riw.asma (-),riw. Pnyakit
jantung (-). Tidak ada saudara pasien yang mengalami
gejala sama seperti pasien.

Riwayat Pribadi dan Sosial Ekonomi (RSE) :


 Pasien adalah seorang anak laki-laki dengan status gizi
cukup. Pasien sekarang berstatus sebagai pelajar di
Sekolah Dasar dan dapat beraktivitas normal di
lingkungan sekolahnya.
PEMERIKSAAN FISIK
 Keadan umum : Tampak sakit sedang
 Kesadaran : Compos mentis
Vital sign
 Tekanan Darah : 100/70 mmHg
 Nadi : 92x/menit
 Pernafasan : 20x/menit
 Suhu : 36,3° C
STATUS GENERALIS
Kepala  Septum : terletak ditengah
 Normochepali dan simetris
 Tidak tampak adanya  Mukosa hidung : tidak
deformitas hiperemis
 Cavum nasi : tidak ada tanda
perdarahan
Mata
 Tidak terdapat ptosis pada
palpebra dan tidak terdapat Telinga
oedem  Daun telinga : normal
 Konjungtiva tidak anemis  Membrana timpani : intake
 Sklera tidak tampak ikterik  Nyeri tekan mastoid : tidak
 Pupil: isokor kiri kanan nyeri tekan
 Serumen : tidak ada
Hidung  Sekret : tidak ada
 Bagian luar: normal, tidak
terdapat deformitas
Mulut dan tenggorokan  Palpasi : vocal fremitus sama pada

 Bibir : tidak pucat dan tidak


kedua paru
sianosis  Perkusi : sonor pada seluruh
lapangan paru
 Gigi geligi : lengkap, ada karies
 Auskultasi : suara nafas
 Palatum : tidak ditemukan torus
vesikuler di kedua paru, ronkhi -/-,
 Lidah : normoglosia whezing -/-
 Tonsil : T1/T1 tenang
 Faring : tidak hiperemis Jantung
 Inspeksi : ictus cordis tidak terlihat
Leher  Palpasi : ictus cordis teraba pada
ICS V midclavicular line
 Kelenjar getah bening :Tidak
teraba membesar  Perkusi :
 Kelenjar tiroid : tidak teraba Batas atas : ICS II linea
membesar parasternalis sinistra
 Trakea : letak di tengah
Batas kanan : ICS III-IV linea
sternalis dextra
Batas kiri :ICS V, 1 cm lateral linea
Thorax midclavicularis sinistra
Paru-Paru  Auskultasi : S1 S2 reguler
tunggal, murmur (-), gallop (-)
 Inspeksi : pergerakan nafas saat
statis dan dinamis
Abdomen
 Lihat status lokalis

Ekstremitas atas
 Regio kanan : akral hangat, tidak terdapat oedem

 Regio kiri : akral hangat, tidak terdapat oedem


Ekstremitas Bawah
 Regio kanan : akral hangat, tidak terdapat oedem

 Regio kiri : akral hangat, tidak terdapat oedem


STATUS LOKALIS
 Regio : Inguinal dextra
 Inspeksi : Tidak tampak benjolan , warna
sama dengan kulit sekitar, dan tidak terdapat
tanda-tanda radang.
 Palpasi : teraba massa kecil ,kenyal yang
keluar saat pasien disuruh mengedan dan
terdapat nyeri tekan.
 Auskultasi: tidak terdengar bunyi peristaltik
usus.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Tanggal periksa: 18 April 2018
Hematologi
 Hb : 13,1 g/dl
 Eritrosit : 4,69 juta/mm3
 Ht : 41%
 Leukosit : 8300/μl
 Trombosit : 432.000/dl
 Bleeding time : 3 menit
 Clotting time : 12 menit
 GDS : 101 mg/dL
Diagnosa kerja
 Hernia Inguinalis Lateralis Dextra Reponibel

Diagnosa Banding
 Hernia femoralis,

 kista sebasea

 Tumor
PENATALAKSANAAN
Operatif : Herniotomi
Teknik Operasi :

 Disinfeksi lapangan pembedahan.Tutup dengan kain steril.


 Irisan 2 cm medial spina iliaca superior (SIAS) sampai
tuberkulum pubikum.
 Dipasang kain berlubang. Aponeurosis muskulus obliquus
eksternus (MOE) dibuka kecil dengan pisau dan dengan bantuan
pinset anatomis dan gunting dibuka lebih lanjut ke kranial
sampai annulus internus dan ke kaudal sampai membuka
annulus eksternus.
 Dengan menjepit MOE dengan kocher , aponeurosis dibebaskan
dari dasar ke lateral sampai tampak ligamentum inguinalis
Pourpati dank e medial sampai conjoint tendon (muskulus
obliquus internus dan transverses).
 Dengan bantuan 2 pinset chirurgis dan gunting
,kantong dibuka. Setelah eksplorasi isi kantong
hernia, isinya dikembalikan kedalam rongga abdomen
. Dengan memasukkan jari kedua tangan kiri
kedalam lubang dan sedikit tarikan , kantong
dibebaskan secara tumpul dan tajam .
 Kantong hernia dibebaskan se proksimal mungkin
sampai tampak jaringan lemak pre-peritoneal
.Kantong diplintir dan diikat dengan plain catgut no.1.
 Bila mulut kantong proksimal lebar,dapat ditutup
tabakzaknaad.Kemudian kantong hernia dipotong.
 Herniotomi selesai.
Medikamentosa
 Cefotaxim 1 gr/8 jam/iv

 Ranitidin 1 amp/12 jam/iv

 Santagesik 1 amp/8 jam/iv

 Neurosanbe (1 amp) + Vitamin C (3 amp) drips/hari

Edukatif post operatif : bed rest total, puasa sampai


bising usus terdengar
Prognosis
 Ad vitam : ad bonam
 Ad sanationam : ad bonam
 Ad fungsionam : ad bonam
TINJAUAN PUSTAKA
Definisi
 Hernia merupakan protrusi atau penonjolan isi
suatu rongga melalui defek atau bagian lemah
dari dinding rongga yang bersangkutan.
 Hernia inguinalis lateralis - tonjolan dari perut
di lateral pembuluh epigastrica inferior, yang
keluar melalui dua pintu dan saluran yaitu
annulus dan canalis inguinalis .
 Hernia inguinalis medialis - suatu tonjolan
melalui fascia transversa yang melemah pada
trigonum Hasselbach .
BAGIAN HERNIA
Tekanan
intra
Kelemaha abdomen
n dinding meningk
perut at

Kelainan
kongenit
al

ETIOLOGI
hereditas

Keadaan Jenis
badan kelamin
Faktor
resiko

Kelahiran
prematur umur
& BBLR
KLASIFIKASI HERNIA

Hernia reponibel Hernia ireponibel


• isi Hernia dapat keluar • kantong tidak dapat
masuk. dikembalikan ke dalam
• Usus keluar jika berdiri rongga.
atau mengejan dan
masuk lagi jika berbaring
atau didorong masuk
• tidak ada keluhan nyeri.
Hernia inkarserata Hernia strangulata
• bila isi kantong hernia • bila terjadi gangguan
terjepit oleh cincin hernia, vaskularisasi dari mulai
sehingga tidak dapat bendungan sampai
dikembalikan lagi, nekrosis, pada saat isi
akibatnya terjadi hernia terjepit oleh
gangguan pasase dan cincinnya
tanda-tanda sumbatan
usus.
PATOFISIOLOGI

Akibat
kelemahan keluar
otot dinding melalui dua
abdomen dan pintu dan
peningkatan saluran, yaitu
Hernia tekanan annulus dan
inguinalis intraabdomen kanalis
lateralis , menonjol inguinalis,
dari perut di tampak
lateral tonjolan
pembuluh berbentuk
epigastrika lonjong
inferior
KOMPLIKASI

 Hernia yang reponibilis dapat tertahan pada


kantong hernia dan menjadi hernia ireponibilis
dan bila terjadi perforasi akan menimbulkan
abses local, fistel atau bahkan peritonitis.
PENATALAKSANAAN

 Terapi konservatif
 Terapi operatif
PROGNOSIS

 Prognosis pada kasus hernia inguinalis


reponibilis adalah baik namun bila berkembang
menjadi ireponibilis yang memiliki kemungkinan
terjadi inkarserata dan strangulasi maka
prognosisnya menjadi dubia dan membutuhkan
penanganan segera.

Anda mungkin juga menyukai