Anda di halaman 1dari 18

BAGIAN ANESTESI JURNAL READING

FAKULTAS KEDOKTERAN MARET 2018


UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

PRODUK DARAH DAN PROKOAGULAN PADA TRAUMA PERDARAHAN:


KEGUNAAN DAN BUKTI
(Wong H, Curry N, Stanworth SJ. Blood products and procoagulants in traumatic
bleeding: use and evidence. Critical Care 2016; 6:598-606)

Nur Fatima Zulkaidani


111 2016 2074

PEMBIMBING :
dr. Haizah Nurdin, Sp.An, KIC
PENDAHLUAN

Perdarahan yang tidak terkontrol adalah salah satu


penyebab utama dari kematian yang dapat dicegah
pada trauma mayor. Kajian saat ini mencakup kemajuan
terbaru dalam pengembangan dan penggunaan produk
darah dan prokoagulan pada manajemen perdarahan
traumatis.
PENGGUNAAN PRODUK DARAH PADA TRAUMA

Transfusi produk darah secara dini merupakan kunci penting


dalam resusitasi hemostatik. Pada cedera yang parah dan
pendarahan, 20-40% pasien mengalami trauma-induced
coagulopathy (TIC), dimana terkait dengan meningkatnya angka
kematian. Penggunaan produk darah dan prokoagulan telah
berevolusi menjadi pendorong utama TIC.
Tujuan transfusi darah :
1) menyediakan volume sirkulasi yang adekuat;
2) mencegah dan
3) mengobati koagulopati
TRANSFUSI SEL DARAH MERAH

 Umur darah
Sebuah tinjauan sistematis menunjukkan, tidak ada kesimpulan
yang jelas tentang pengaruh usia sel darah merah dengan kematian.
Pada penelitian yang lain, menunjukkan perbedaan yang tidak
signifikan pada kematian antara kelompok darah segar atau kelompok
darah standar.
 Ambang batas transfusi sel darah merah
Analisis subkelompok pasien trauma menunjukkan transfusi restriktif
sel darah merah tampak ditoleransi dengan baik pada pasien yang
sakit kritis pada trauma yang stabil secara hemodinamik
 Transfusi sel darah merah dan risiko kematian
Analisis sekunder menunjukkan bahwa untuk pasien dengan
prediksi resiko kematian kurang dari 20%, transfusi sel darah merah
dikaitkan dengan peningkatan mortalitas, sedangkan pada pasien
dengan prediksi resiko kematian yang tinggi menunjukkan hasil yang
sebaliknya.
PLASMA

Fresh frozen plasma (FFP) merupakan sumber


protein prokoagulan dan antikoagulan dan digunakan
untuk menangani dan mencegah koagulopati.
Penurunan faktor koagulasi (terutama FII) biasanya
mengarah pada pengurangan produksi trombin dan
meningkatkan risiko pendarahan. Penemuan terbaru
menyoroti pentingnya antikoagulan pada plasma,
terutama antitrombin dalam memulihkan keseimbangan
hemostatik setelah trauma .
 Transfusi plasma
Bukti RCT terbaru, mengevaluasi keefektifan dan
keamanan dari transfusi plasma, trombosit, dan sel darah
merah memiliki rasio 1:1:1 vs 1:1:2 pada trauma. Meskipun
kelangsungan hidup secara keseluruhan tidak membaik pada
kelompok rasio 1:1:1, pasien lebih cenderung mencapai
haemostasis anatomis dan kecil kemungkinannya untuk
mengalami kematian karena kehabisan darah. Tidak ada
perbedaan yang signifikan dalam komplikasi antara kedua
kelompok.
 Pendekatan untuk penyediaan plasma secara tepat
Peningkatan hasil dengan transfusi plasma yang lebih
seimbang : transfusi sel darah merah telah memusatkan
perhatian pada pendekatan untuk memfasilitasi penyediaan
plasma secara cepat dan alternative. Untuk mengatasi
potensi penundaan dan meningkatkan persediaan plasma,
alternatif untuk FFP standar seperti plasma A yang belum cair,
cairan dan lyophilized plasma telah dikembangkan.
Cairan plasma berasal dari whole blood, yang belum
pernah dibekukan dan bisa disimpan sampai 26 hari dengan
penghambatan pada faktor koagulasi. Studi lain menunjukkan
penurunan pada faktor V dan kadar protein S pada hari ke 15
menunjukkan penggunaan cairan plasma melewati 15 hari
tidak optimal pada trauma.
 Fresh frozen plasma dan endotelium
Selain menyediakan sumber faktor-faktor koagulasi, FFP
juga dapat mempertahankan kestabilan endotel. Selama
kerusakan endotel, syndecan-1 dilepaskan dan pada pasien
trauma dengan syok perdarahan, kadarnya meningkat.
Dalam sebuah studi tentang transfusi FFP awalnya untuk
prosedur invasif pada pasien kritis yang tidak mengalami
perdarahan, FFP menurunkan kadar syndecan-1 dan dapat
menstabilkan endotelium
KRIOPRESIPITAT DAN KONSENTRAT FIBRINOGEN

 Fibrinogen adalah protein pembekuan yang pertama mencapai kadar


kritis pada pendarahan mayor dan hipofibrinogenaemia merupakan ciri
utama dari TIC.
 dua sumber utama pengganti fibrinogen adalah kriopresipitat dan
konsentrat fibrinogen.
 kedua produk darah ini memberikan perbaikan yang sama pada
koagulopati selama trauma perdarahan.
 saat ini tidak ada bukti kuat tentang keunggulan antara konsentrat
fibrinogen atau kriopresipitat dalam peran sebagai pengganti spesifik
untuk fibrinogen pada trauma perdarahan.
TROMBOSIT

 Transfusi trombosit
• Sebuah studi menunjukkan rasio plasma dan trombosit yang
lebih tinggi pada resusitasi dini dimana berhubungan dengan
penurunan tingkat mortalitas.
• Tidak mungkin membedakan manfaat relatif terapeutik antara
plasma dan trombosit.
• Platelet yang dibekukan atau yang disimpan dalam keadaan
dingin telah meningkatkan keefektifitas hemostatik
 Penatalaksanaan pendarahan pada pasien yang menerima
terapi antiplatelet
Efektivitas transfusi trombosit untuk perdarahan pada
pasien yang menerima terapi antiplatelet masih belum
dijelaskan.
Terdapat beberapa bukti bahwa desmopressin (DDAVP),
analog sintetis vasopresin, bisa menekan disfungsi trombosit
pada pasien yang menerima terapi antiplatelet. Namun, hal
tersebut tidak disarankan untuk semua pasien trauma karena
kurangnya bukti.
WHOLE BLOOD DAN CELL SALVAGE

Perkembangan terakhir menunjukkan bahwa masalah


seperti risiko reaksi transfusi hemolitik jika whole blood grup O
digunakan pada pasien yang bukan grup O dan
menurunkan potensi efek hemostatik dari trombosit whole
blood sudah bisa diatasi. Sebuah studi melaporkan
kelayakan dan keamanan transfusi dua unit uncrossmatched
whole blood grup O titer rendah yang dalam penyimpanan
dingin, secara klinis hemolisis signifikan tidak diamati pada
pasien.
 Cell Salvage (penyelamatan sel)
Dapat mengurangi transfusi darah alogenik namun dapat
secara logistik memberikan tantangan dan terdapat
kekhawatiran akan risiko infeksi.
Sebuah penelitian menunjukkan cell salvage dapat
mengurangi transfusi darah pada 24 jam setelah cedera
dengan tidak adanya peningkatan infeksi pasca
pembedahan.
PROKOAGULAN

 Konsentrat kompleks protrombin


Prothrombin complex concentrates (PCC) terutama
digunakan untuk menghilangkan antagonis vitamin K pada
perdarahan mayor. Empat faktor PCC yang terdiri dari FII, VII,
IX, X lebih efektif saat menekan kumarin dibandingkan
dengan tiga faktor PCC.
Terdapat kekhawatiran tentang efek protrombin dari
PCC dapat bertahan untuk beberapa hari pada trauma
dan peningkatan resiko trombosis.
ANTIFIBRINOLITIK

Hyperfibrinolisis merupakan komponen kunci dari TIC, hal ini


menyebabkan banyak ketertarikan pada TXA sebagai antifibrinolitik.
 Asam traneksamat
TXA menghambat fibrinolisis dengan mencegah pengikatan
plasminogen ke fibrin dan juga menghambat aktivasi enzimatik
plasminogen ke plasmin.
Penelitian yang sedang berlangsung menjelaskan beberapa
kesenjangan pengetahuan dalam penggunaan TXA seperti efek off-
target (pada mediator pro-inflamasi, jalur komplemen, aktivasi sel
inflamasi), dosis dan peran pada cedera otak traumatik.
“ Kesimpulan
Beberapa tahun terakhir telah terlihat kemajuan
dalam mengoptimalkan perawatan trauma perdarahan.
Saat kita mulai memahami mekanisme TIC, urutan dan
prioritas dari transfusi produk darah terus berkembang


dengan lebih tertarik pada penggantian fibrinogen. Ada
juga perkembangan produk darah untuk penyediaan
plasma dan platelet yang tersedia dengan fungsi hemostatik
yang optimal.
Thank You

Anda mungkin juga menyukai