Anda di halaman 1dari 40

BAGIAN OBSTETRI DAN GINEKOLOGI REFERAT

FAKULTAS KEDOKTERAN AGUSTUS 2018


UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

KEHAMILAN NORMAL

DISUSUN OLEH :

Nur Fatima Zulkaidani

111 2016 2074

PEMBIMBING :

dr. Nurqalbi Faizal

DIBAWAKAN DALAM RANGKA TUGAS KEPANITERAAN KLINIK


BAGIAN OBSTETRI DAN GINEKOLOGI
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
MAKASSAR
2018
HALAMAN PENGESAHAN

Yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan bahwa :

Nama : Nur Fatima Zulkaidani

Stambuk : 111 2016 2074

Judul : Kehamilan Normal

Telah menyelesaikan tugas dalam rangka kepanitraan klinik pada bagian Obstetri

dan Ginekologi Fakultas Kedokteran Universitas Muslim Indonesia.

Makassar, Agustus 2017


Pembimbing,

dr. Nulqalbi Faizal

2
DAFTAR ISI

Sampul..................................................................................................................1

Halaman Pengesahan............................................................................................2

Daftar Isi...............................................................................................................3

Bab I Pendahuluan................................................................................................4

Bab II Tinjauan Pustaka

2.1 Definisi................................................................................................6

2.2 Epidemiologi.......................................................................................6

2.3 Anatomi…………………………………………………………….7

2.4 Etiologi…………………………………………………………….11

2.5 Patofisiologi…………........................................................................13

2.6 Manifestasi Klinis...............................................................................14

2.7 Diagnosis............................................................................................18

2.8 Diagnosa Banding…………………………………………………23

2.9 Penatalaksanaan..................................................................................24

2.10 Komplikasi……………………………………………………… .28

2. 11Prognosis……...................................................................................30

Bab III Penutup....................................................................................................31

Daftar Pustaka......................................................................................................33

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 PENDAHULUAN 1

Kehamilan adalah Suatu Proses fisiologis yang normal. Mayoritas dari


Kehamilan diterima oleh ibu sebagai hal yang memang harus dijalaninya. Dengan
demikian intervensi pada proses ini seharusnya diyakini memberi manfaat dan
dapat diterima oleh setiap ibu hamil.

Seorang wanita disebut hamil jika sel telur berhasil dibuahi oleh sel sperma
laki laki (Fertilisasi). Hasil pembuahan akan menghasilkan zigot, yang lalu
berkembang ( dengan cara pembelahan sel secara besar besaran ) menjadi embrio.
Pembuahan itu sendiri berlangsung setelah terjadinya hubungan seksual
(persetubuhan) antar lawan jenis, meskipun tidak semua hubungan seksual akan
menghasilkan pembuahan.

4
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 DEFINISI

Kehamilan adalah masa dimana terdapat janin didalam rahim seorang


perempuan. Masa kehamilan didahului oleh terjadinya pembuahan yaitu
bertemunya sperma laki-laki dengan sel telur yang dihasilkan oleh indung telur.
Setelah pembuahan, terbentuk kehidupan baru berupa janin dan tumbuh didalam
rahim ibu yang merupakan tempat berlindung yang aman dan nyaman bagi janin.2

Kehamilan didefinisikan sebagai fertilisasi atau penyatuan dari spermatozoa


dan ovum dan dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi. Bila dihitung dari saat
fertilisasi hingga lahirnya bayi, kehamilan normal akan brlangsung dalam waktu 40
minggu atau 10 bulan lunar atau 9 bulan menurut kalender internasional. Kehamilan
terbagi dalam 3 trimester, dimana trimester kesatu berlangsung dalam 12 minggu,
trimester kedua 15 minggu ( minggu ke 13 – ke 27 ), dan trimester ketiga 13 minggu
(minggu ke – 28 hingga minggu ke 40 ).3

2.2 MEKANISME KEHAMILAN

Untuk terjadinya kehamilan harus ada spermatozoa, ovum, pembuahan


ovum (konsepsi), dan nidasi (implantasi) hasil konsepsi. Setiap Spermatozoa terdiri
atas tiga bagian yaitu kaput atau kepala yang berbentuk lonjong agak gepeng dan
mengandung bahan nukleus, ekor, dan bagian yang silindrik (leher)
menghubungkan kepla dan ekor. Dengan getaran ekornya spermatozoa dapat
bergerak cepat.

Dalam pertumbuhan embrional spermatogonium berasal dari sel-sel primitif


tubulus-tubulus testis. Setelah janin dilahirkan, jumlah spermatogonium yang ada
tidak mengalami perubahan sampai masa pubertas tiba. Pada masa pubertas sel-sel
spermatogonium tersebut dalam pengaruh sel-sel leydig mulai aktif mengadakan
mitosis, dan terjadilah proses spermatogenesis yang sangat kompleks. Setiap

5
spermatogonium membelah dua dan menghasilkan spermatosit primer. Spermatosit
primer ini membelah dua dan menjadi dua spermatosit sekunder, kemudian
spermatosit sekunder membelah dua lagi dengan hasil dua spermatid yang masing-
masing memiliki jumlah kromosom setengah dari jumlah yang khas untuk jenis itu.
Dari spermatid ini kemudian tumbuh spermatozoa.

Ovum mempunyai diameter 0,1 mm ditengah-tengahnya dijumpai nukleus


yang berada dalam metafase pada pembelahan pematangan kedua, terapung-apung
dalam sitoplasma yang kekuning-kuningan disebut vitelus. Vitelus ini yang
mengandung karbohidrat dan asam amino. Ovum dilingkari oleh zona pelusida.
Diluar zona pelusida ini ditemukan sel-sel korona radiata, dan didalamnya terdapat
ruang perivitelina, tempat benda-benda kutub. Bahan-bahan dari sel-sel korona
radiata dapat disalurkan ke ovum melalui saluran-saluran halus di zona pelusida.
Jumlah sel-sel korona radiata didalam perjalanan ovum diampula tuba makin
berkurang, sehingga ovum hanya dilingkari oleh zona pelusida pada waktu berada
dekat pada perbatasan ampula dan ismus tuba, tempat pembuahan umumnya terjadi.

a. Pembuahan

Jutaan spermatozoa ditumpahkan di forniks vagina dan disekitar porsio


pada waktu koitus. Hanya beberapa ratus ribu spermatozoa dapat terus ke
kavum uteri dan tuba, dan hanya beberapa ratus dapat sampai kebagian ampula
tuba dimana spermatozoa dapat memasuki ovum yang telah siap untuk dibuahi.
Hanya satu spermatozoa yang mempunyai kemampuan (kapasitasi) untuk
membuahi.
Fertilisasi (pembuahan) adalah penyatuan ovum dan spermatozoa yag
biasanya berlangsung diampula tuba. Fertilisasi meliputi penetrasi spermatozoa
kedalam ovum, fusi spermatozoa dan ovum, diakhiri dengan fusi materi genetik.
Hanya satu spermatozoa yang telah mengalami proses kapasitasi mampu
melakukan penetrasi membran sel ovum. Untuk mencapai ovum, spermatozoa
harus melewati korona radiata (lapisan sel diluar ovum) dan zona pelusida suatu
bentuk glikoprotein ekstra seluler), yaitu dua lapisan yang menutupi dan
mencegah ovum mengalami fertilisasi lebih dari satu spermatozoa.

6
Pada saat spermatozoa menembus zona pelusida terjadi reaksi korteks
ovum. Granula korteks didalam ovum berfusi dengan membran plasma sel,
sehinga enzim didalam granula-granula dikeluarkan secara eksositosis ke zona
pelusida. Hal ini menyebabkan glikoprotein di zona pelusida berkaitan satu
sama lain membentuk suatu materi yang keras dan tidak dapat ditembus oleh
spermatozoa. Proses ini mencegah ovum dibuahi lebih dari satu sperma.
Spermatozoa yang telah masuk ke vitelus kehilangan membran
nukleusnya yang tinggal hanya pronukleusnya, sedangkan ekor spermatozoa
dan mitokondrianya berdegenerasi. Itulah sebabnya seluruh mitokondria pada
manusia barasal dari ibu (maternal). Masuknya spermatozoa kedalam vitelus
membangkitkan nukleus ovum yang masih dalam metafase untuk proses
pembelahan selanjutnya. Sesudah anafase kemudian timbul telofase, dan benda
utub kedua menuju ruang perivielina. Ovum sekarang hanya mempunyai
pronukleus yang haploid. Pronukleus spermatozoa juga telah mengandung
jumlah kromosom yang haploid.
Kedua pronukleus dekat mendekati dan bersatu membentuk zigot yang
terdiri atas bahan genetik dari perempuan dan laki-laki. Pada manusia terdapat
46 kromosom, ialah 44 kromosom otosom dan 2 kromosom kelamin; pada
seorang laki-laki satu X dan satu Y. Sesudah pembelahan kematangan, maka
ovum matang mempunyai 22 kromosom otosom serta 1 kromosom X, dan suatu
spermatozoa mempunyai 22 kromosom otosom serta 1 kromosom X atau 22
kromosom otosom serta 1 kromosom Y. Zigot sebagai hasil pembuahan yang
memiliki 44 kromosom otosom serta 2 kromosom X akan umbuh sebagai janin
perempuan, sedang yang memiliki 44 kromosom otosom serta 1 kromosom X
dan 1 kromosom Y akan tumbuh sebaai janin laki-laki.
Dalam beberapa jam setelah pembuahan terjadi, mulailah pembelahan
zigot. Hal ini dapat berlangsung oleh karena sitoplasma ovum mengandung
banyak zat asam amino dan enzim. Segera setelah pembelahan ini terjadi,
pembelahan-pembelahan selanjutnya berjalan dengan lancar, dan dalam 3 hari
terbentuk suatu kelompok sel yang sama besarnya. Hasil konsepsi berada dalam
stadium morula. Energi untuk pembelahan ini diperoleh dari vitelus, hingga

7
volume vitelus makin berkurang dan terisi seluruhnya oleh morula. Dengan
demkian, zona pelusida tetap utuh, atau dengan perkataan lain, besarnya hasil
konsepsi tetap sama. Dalam ukuran yag sama ini hasil konsepsi disalurkan terus
sampai ke pars ismika dan pars interstisialis tuba (bagian-bagian tuba yang
sempit) dan terus disalurkan ke arah kavum uteri oleh arus serta getaran silia
pada permukaan sel-sel tuba dan kontraksi tuba.

b. Nidasi

Pada hari keempat hasil konsepsi mencapai stadium blastula disebut


blastokista, suatu bentuk yang bagian luarnya adalah trofoblas dan dibagian
dalamnya disebut massa inner cell. Massa inner cell ini berkembang menjadi
janin dan trofoblas akan berkembang menjadi plasenta. Dengan demikian,
blastokista diselubungi oleh suatu simpai yang disebut trofoblas. Tropoblas ini
sangat kritis untuk keberhasilan kehamilan terkait dengan keberhasilan nidasi,
produksi hormon kehamilan, proteksi imunitas terhadap janin, peningkatan
aliran darah maternal kedalam plasenta, dan kelahiran bayi. Sejak trofoblas
terbentuk, produksi hormon human chorionic gonadotropin (hCG) dimulai,
suatu hormon yang memastikan bahwa endometrium akan menerima (reseptif)
dalam proses implantasi embrio.

Tropoblas yang mempunyai kemampuan menghancurkan dan


mencairkan jaringan menemukan endometrium dalam masa sekresi, dengan sel-
sel desidua. Sel-sel desidua ini besar-besar dan mengandung lebih banyak

8
glikogen serta mudah dihancurkan oleh trofoblas. Nidasi diatur oleh suatu
proses yang kompleks antara trofoblas dan endometrium. Di satu sisi trofoblas
mempunyai kemampuan invasif yang kuat, disisi lain endometrium mengontrol
invasi trofoblas dengan menyekresikan faktor-faktor yang aktif setempat (lokal)
yaitu inhibitor cytokines dan protease. Keberhasilan nidasi dan plasentasi yang
normal adalah hasil keseimbangan proses antara trofoblas dan endometrium.

Dalam perkembangan diferensiasi trofoblas, sitotrofoblas yang belum


berdiferensiasi dapat berkembang dan berdiferensiasi menjadi 3 jenis, yaitu 1)
sinsiotrofoblas yang aktif menghasilkan hormon, 2) trofoblas jangkar ekstravili
yang akan menempel pada endometrium, dan 3) trofoblas yang invasif.

Invasi trofoblas diatur oleh pengaturan kadar hCG. Sinsisiotrofoblas


menghasilkan hCG yang akan mengubah sitotrofoblas menyekkresikan hormon
yang non invasif. Trofoblas yang semakin dekat dengan endometrium
menghasilkan kadar hCG yang semakin rendah, dan membuat trofoblas
berdiferensiasi dalam sel-sel jangkar yang menghasilkan protein perekat
plasenta yaitu tropouteronectin. Trofoblas-trofoblas invasif lain yang lepas dan
bermigrasi kedalam endometrium dan miometrium akan menghasilkan protease
dan inhibitor protease yang diduga memfasilitai proses invasi ke dalam jaringan
maternal.

Dalam tingkat nidasi, trofoblas antara lain menghasilkan hormon human


chorionic gonadotropin. Produksi hormon human chorionic gonadotropin
meningkat sampai kurang lebih hari ke-60 kehamilan untuk kemudian turun
lagi. Diduga bahwa fungsinya ialah mempengaruhi korpus luteum untuk
tumbuh terus, dan menghasilkan terus progesteron, sampai plasenta dapat
membuat cukup progesteron sendiri. Hormon human korionik gonadotropin
inilah yang khas untuk menentukan ada tidaknya kehamilan. Hormon tersebut
dapat ditemukan didalam air kemih ibu hamil.

Blastokista dengan bagian yang mengandung massa inner cell aktif


mudah masuk dalam lapisan desidua, dan luka pada desidua kemudian menutup

9
kembali. Kadang-kadang pada saat nidasi yakni masuknya ovum kedalam
endometrium terjadi perdarahan pada luka desidua (tanda Hartman).

Pada umumnya blastokista masuk di endometrium dengan bagian mana


massa inner-cell berlokasi. Dikemukkan bahwa hal inilah yang menyebabkan
tali pusat berpangkal sentral atau parasentral. Bila sebaliknya dengan bagian
lain blastokista memasuki endometrium, maka terdapatlah tali pusat dengan
insersio velamentosa. Umumnya nidasi terjadi di dinding depan atau belakang
uterus, dekat pada fundus uteri. Jika nidasi ini terjadi, barulah dapat disebut
adanya kehamilan.

Setelah nidasi berhasil, selanjutnya hasil konsepsi akan bertumbuh dan


berkembang didalam endometrium. Embrio ini selalu terpisahkan dari darah
dan jaringan ibu oleh suatu lapisan sitotrofoblas disisi bagian dalam dan
sinsiotrofoblas disisi bagian luar. Kondisi ini kritis tidak hanya untuk pertukaran
nutrisi, tetapi juga untuk melindungi janin yang bertumbuh dan berkembang
dari serangan imunologik maternal. Bila nidasi telah berhasil terjadi, mulailah
diferensiasi sel-sel blastokista. Sel-sel yang lebih kecil, yang dekat pada ruang
eksoselom, membentuk entoderm dan yolk sac sedangkan sel-sel yang lebih
besar menjadi ektoderm dan membentuk ruang amnion.

Pertumbuhan embrio terjadi dari embryonal plate yang selanjutnya


terdiri atas tiga unsur lapisan, yakni sel-sel ektoderm, mesoderm, dan entoderm.
Sementara itu, ruang amnion tumbuh dengan cepat dan mendesak eksoselom
akhirnya dinding ruang amnion dan embrio menjadi padat, dinamakan
bodystalk, dan merupakan hubungan antara embrio dan dinding trofoblas. Body
stalk menjadi tali pusat. Dalam tali pusat sendiri yang berasal dari body stalk,
terdapat pembulu-pembuluh darah sehingga ada yang menamakannnya
vaskular stalk. Dari perkembangan ruang amnion dapat dilihat bahwa bagian
luar tali pusat berasal dari lapisan amnion . didalamnya terdapat jaringa lembek,
selei wharton, yang berfungsi melindungi 2 arteria umbilikalis dan 1 vena
umbilikalis yang berada di dalam tali pusat.

10
c. Plasentasi

Plasentasi adalah proses pembentukan struktur dan jenis plasenta.


Setelah nidasi embrio kedalam endometrium, plasentasi dimulai. Pada manusia
plasentasi berlangsung sampai 12 – 18 minggu setelah fertilisasi.

Dalam 2 minggu pertama perkembangan hasil konsepsi, trofoblas


invasif telah melakukan penetrasi ke pembuluh darah endometrium.
Terbentuklah sinus intertrofoblastik yaitu ruangan-ruangan yang berisi darah
maternal dari pembuluh-pembuluh darah yang dihancurkan. Pertumbuhan ini
berjalan terus, sehingga timbul ruangan-ruangan interviler dimana vili korialis
seolah-olah terpung-apung diantara ruangan-ruangan tersebut sampai
terbentuknya plasenta.

Tiga minggu pascafertilisasi sirkulasi darah janin dini dapat


diidentifikasi dan dimulai pembentukan vili korialis. Sirkulasi darah janin ini
berakhir dilengkung kapilar (capilarry loops) didalam vili korialis yang ruang
intervilinya dipenuhi dengan darah meternal yang dipasok oleh arteri spiralis
dan dikeluarkan melalui vena uterina. Vili korialis ini akan bertumbuh menjadi
suatu massa jaringan yaitu plasenta.

Lapisan desidua yang meliputi hasil konsepsi kearah kavum uteri


disebut desidua kapsularis yang terletak antara hasil konsepsi dan dinding
uterus disebut desidua basalis disitu plasenta akan dibentuk. Desidua yang
meliputi dinding uterus yang lain adalah desidua pariealis. Hasil konsepsi

11
sendiri diselubungi oleh jonjot-jonjot yang dinamakan vili korialis dan
berpangkal pada korion. Sel-sel fibrolas mesodermal tumbuh disekitar embrio
dan melapisi pula sebelah dalam tropoblas. Dengan demikian, terbentuk
chorionic membrane yang kelak menjadi korion. Selain itu, vili korialis yang
behubungan dengan desidua basalis tumbuh dan bercabang-cabang dengan
baik, disini korion disebut korion frondosum. Yang berhubungan dengan
desidua kapsularis kurang mendapat makanan, karena hasil konsepsi bertumbuh
kearah kavum uteri sehingga lambat-laun menghilang; korion yang gundul ini
disebut korion laeve.

Darah ibu dan janin dipisahkan oleh dinding pembuluh darah janin dan
lapisan korion. Plasenta yang demikian dinamakan plasenta jenis hemokorial.
Disini jelas tidak ada pencampuran darah antara janin dan darah ibu. Ada juga
sel-sel desidua yang tidak dapat dihancurkan oleh tropoblas dan sel-sel ini
akhirnya membentuk lapisan fibrinoid yang disebut lapisan Nitabuch. Ketika
proses melahirkan, plasenta terlepas dari endometrium pada lapisan Nitabuch
ini.

12
a) Struktur Plasenta

Vili akan berkembang seperti akar pohon dimana dibagian tengah


akan mengandung pembuluh darah janin. Pokok vili (stem villi) akan
berjumlah lebih kurang 200, tetapi sebagian besar yang diperifer akan
menjadi atrofik, sehingga tinggal 40 – 50 berkelompok sebagai kotiledon.

Luas kotiledon pada plasenta aterm diperkirakan 11 m2. Bagian


tengah vili adalah stroma yang terdiri atas fibroblas, beberapa sel besar (sel
hoffbauer), dan cabang kapilar janin. Bagian luar vili ada 2 lapis, yaitu
sinsisiotrofoblas dan sitotrofoblas, yang pada kehamilan akhir lapisan
saitotrofoblas akan menipis. Ada, beberapa bagian sinsiotrofoblas yang
menebal dan melipat yang disebut sebagai simpul (syncitial knots). Bila
sitotrofoblas mengalami hipertrofi, maka itu pertanda hipoksia.

b) Arus Darah Utero Plasenta

Janin dan plasenta dihubungkan dengan tali pusat yang berisi 2 arteri
dan satu vena, vena berisi darah penuh oksigen, sedangkan arteri yang
kembali dari janin berisi darah kotor. Bila terdapat hanya satu arteri ada
resiko 15% kelainan kardiovaskular, ini dapat terjadi pada 1 : 200
kehamilan. Tali pusat berisi massa mukopolisakarida yang disebut jeli
wharton dan bagian luar adalah epitel amnion. Panjang tali pusat bervariasi,
yaitu 30 – 90 cm. Pembuluh darah tali pusat berkembang dan berbentuk
seperti heliks, maksudnya agar terdapat fleksibilitas dan terhindar dari torsi.

13
Tekanan darah arteri pada akhir kehamilan diperkirkan 70/60 mmHg,
sedangkan tekanan vena diperkirakn 25 mmHg. Tekanan darah yang relatif
tinggi pada kapiler, termasuk pada vili maksudnya ialah seandainya terjadi
kebocoran, darah ibu tidak masuk kejanin.

Pada kehamilan aterm arus darah pada tali pusat berkisar 350
ml/menit. Pada bagian ibu dimana arteri spiralis menyemburkan darah,
tekanan relatif rendah yaitu 10 mmHg. Arus darah uteroplasenta pada
kehamilan aterm diperkirakan 500 – 750 ml/menit.

c) Fungsi Plasenta

Pertukaran gas yang terpenting ialah transfer oksigen dan karbon


dioksida. Saturasi oksigen pada ruang intervili plasenta ialah 90%,
sedangkan tekanan parsial ialah 90 mmHg. Sekalipun tekanan pO2 janin
hanya 25 mmHg, tingginya hemoglobin F janin memungkinkan penyerapan
oksigen dari plasenta.

Keseimbangan asam basa bergantung pada kadar H+, asam laktat,


dan bikarbonat pada sirkulasi janin-plasenta. Pada umumnya asidosis terjadi
akibat kekurangan oksigen.

Metabolisme karbohidrat terutama ditentukan oleh kadar glukosa


yang dipasok oleh ibu. Sebanyak 90 % dari kebutuhan energi berasal dari
glukosa. Kelebihan glukosa akan disimpan sebagai glikogen dan lemak.
Glikogen disimpan di hati, otot, dan plasenta; sedangkan lemak disekitar
jantung dan belakang skapula. Pada pertengahan kehamilan, 70% glukosa
akan mengalami metabolisme dengan cara glikolisis. Cadangan glikogen
janin amat diperlukan sebagai sumber energi, misalnya pada keadaan
asfiksia.

Janin membutuhkan asam lemak bebas untuk pembentukan


membran sel dan cadangan yang berguna untuk sumber energi pada periode

14
neonatus dini. Asam lemak bebas yang berikatan dengan albumin atau
lipoprotein seperti trigliserida akan dipasok melalui sirkulasi darah.

d) Selaput dan Cairan Amnion

Selaput amnion merupakan jaringan avaskular yang lentur tapi kuat.


Bagian dalam selaput yang berhubungan dengan cairan merupakan jaringan
sel kuboid yang asalnya ektoderm. Bagian luar dari selaput ialah jaringan
mesenkim yang berasal dari mesoderm. Sel mesenkim berfungsi
menghasilkan kolagen sehingga selaput menjadi lentur dan kuat.
Masalah pada klinik ialah pecahnya ketuban berkaitan dengan
kekuatan selaput. Pada perokok dan infeksi terjadi pelemahan pada
ketahanan selaput sehingga pecah. Sejak awal kehamilan cairan amnion
telah dibentuk. Cairan amnion merupakan pelindung dan bantalan untuk
proteksi sekaligus menunjang pertumbuhan. Fungsi cairan amnion yang
juga penting ialah menghambat bakteri karena mengandung zat seperti
fosfat dan seng.
e) Pembentukan Cairan

Selaput amnion yang meliputi permukaan plasenta akan


mendapatkan difusi dari pembuluh darah korion dipermukaan. Volume
cairan amnion pada kehamilan aterm rata-rata ialah 800 ml, cairan amnion
mempunyai pH 7,2 dan massa jenis 1,008. Setelah 20 minggu produksi
cairan berasal dari urin janin. Sebelumnya cairan amnion juga banyak
berasal dari rembesan kulit, selaput amnion, dan plasenta. Janin juga
meminum cairan amnion (diperkirakan 500ml/hari). Selain itu, cairan ada
yang masuk ke paru sehingga penting untuk perkembangannya.

f) Makna Klinik

Secara klinik cairan amnion akan dapat bermanfaat untuk deteksi


dini kelainan kromoson dan kelainan DNA dari 12 minggu sampai 20
minggu. Cairan amnion yang terlalu banyak disebut polihidroamnion (>2
liter) yang mungkin berkaitan dengan diabetes atau trisomi 18. Sebaliknya

15
cairan yang kurang disebut oligohidroamnion yang berkaitan dengan
kelainan ginjal janin, trisomi 21 atau 13, atau hipoksia janin. Setelah 38
minggu volume akan berkurang, tetapi pada postterm oligohidroamnion
merupakan penanda serius apalagi bila bercampur mekonium.

2.3 FISIOLOGI JANIN

1. Perkembangan Konseptus

Sejak konsepsi perkembangan konseptus terjadi sangat cepat yaitu zigot

mengalami pembelahan menjadi morula (terdiri atas 16 blastomer), kemudian

menjadi blastokis (terdapat cairan di tengah) yang mencapai uterus, dan

kemudian sel-sel mengelompok, berkembang menjadi embrio (sampai minggu

ke-7). Setelah minggu ke-10 hasil konsepsi disebut janin konseptus ialah semua

jaringan konsepsi yang membagi diri menjadi berbagai jaringan embrio, korion,

amnion, dan plasenta.

2. Embrio dan Janin

Dalam beberapa jam setelah ovulasi akan terjadi fertilisasi di ampula


tuba. Oleh karena itu, sperma harus sudah ada disana sebelumnya, kemudian
terjadilah fertilisasi ovum oleh sperma. Namun, konseptus tersebut mungkin
sempurna, mungkin tidak sempurna.

Embrio akan berkembang sejak usia 3 minggu hasil konsepsi. Secara


klinik pada usia gestasi 4 minggu dengan USG akan tampak sebagai kantong
gestasi berdiameter 1 cm, tetapi embrio belum tampak. Pada minggu ke-6 dari
haid terakhir - usia konsepsi 4 minggu – embrio berukuran mm, kantong gestasi
berukuran 2 – 3 cm. Pada saat itu akan tampak denyut jantung secara USG. Pada
akhir minggu ke-8 usia gestasi – 6 minggu usia embrio – embrio berukuran 22
– 24 mm, dimana akan tampak kepala yang relatif besar dan tonjolan jari.

16
Gangguan atau teratogen akan mempunyai dampak berat apabila terjadi pada
gestasi kurang dari 12 minggu, terlebih pada minggu ke-3.

Usia gestasi 6 minggu tampak pembentukan organ : Pembentukan


hidung, dagu, palatum, dan tonjolan paru. Jari-jari telah brbentuk, namun masih
tergenggam. Jantung telah terbentuk penuh.

Usia gestasi 7 minggu tampak pembentukan organ : Mata tampak pada


muka. Pembentukan alis dan lidah.

Usia gestasi 8 minggu tampak pembentukan organ : Mirip Bentuk


Manusia, mulai pembentukan genitalia eksterna. Sirkulasi melalui tali pusat
dimulai. Tulang mulai terbentuk.

Usia gestasi 9 minggu tampak pembentukan organ : kepala meliputi


separuh besar janin, terbentuk muka janin; kelopak mata terbentuk namun tak
akan membuka sampai 28 minggu.

Usia gestasi 13 – 16 minggu tampak pembentukan organ : janin


berukuran 15 cm. Ini merupakan awal dari trimester ke-2. Kulit janin masih
transparan, telah mulai tumbuh lanugo (rambut janin). Janin bergerak aktif,
yaitu menghisap dan menelan air ketuban. Telah terbentuk mekonium (feses)
dalam usus. Jantung berdenyut 120 – 150 x/menit.

Usia gestasi 17 – 24 minggu tampak pembentukan organ : Komponen


mata terbentuk penuh, juga sidik jari. Seluruh tubuh diliputi oleh verniks
kaseosa (lemak). Janin mempunyai refleks.

Usia gestasi 25 - 28 minggu tampak pembentukan organ : Saat ini


disebut permulaan trimester ke-3, dimana terdapat perkembangan otak yang
cepat. Sistem saraf mengendalikan gerakan dan fungsi tubuh, mata sudah
membuka. Kelangsungan hidup pada periode ini sangat sulit bila lahir.

17
Usia gestasi 29 - 32 minggu tampak pembentukan organ : bila bayi
dilahirkan, ada kemungkinan untuk hidup ( 50 – 70 % ). Tulang telah terbentuk
sempurna , gerakan napas telah reguler, suhu relatif stabil.

Usia gestasi 33 - 36 minggu tampak pembentukan organ : berat janin


1500 – 2500 gram. Bulu kulit janin (lanugo) mulai berkurang, pada saat 35
minggu paru telah matur. Janin akan dapat hidup tanpa kesulitan.

Usia gestasi 38 - 40 minggu tampak pembentukan organ : sejak 38


minggu kehamilan disebut aterm, dimana bayi akan meliputi seluruh uterus. Air
ketuban mulai berkurang, tetapi masih dalam batas normal.

3. Sistem Kardiovaskular

Mengingat semua kebutuhan janin disalurkan melalui vena umbilikal,


maka sirkulasi menjadi khusus. Tali pusat berisi satu vena dan 2 arteri. Vena ini
menyalurkan oksigen dan makanan dari plasenta ke janin. Sebaliknya, kedua
arteri menjadi pembuluh balik yang menyalurkan darah kearah plasenta utuk
dibersihkan dari sisa metabolisme.

Perjalanan darah dari plasenta melalui vena umbilikal adalah sebagai


berikut. Setelah melewati dinding abdomen, pembuluh vena umbilikal
mengarah ke atas menuju hati, membagi menjadi 2, yaitu sinus porta ke kanan
– memasok darah ke hati – dan duktus venosus yang berdiameter lebih besar,
akan bergabung dengan vena kava inferior masuk ke atrium kanan. Darah yang
masuk ke jantung kanan ini mempunyai kadar oksigen seperti arteri – meski
bercampur sedikit dengan darah dari vena kava.

Darah ini akan langsung menyemprot melalui foramen ovale pada


septum, masuk ke atrium kiri dan selanjutnya melalui ventrikel kiri akan
menuju aorta dan seluruh tubuh. Darah yang bersi banyak oksigen itu terutama
akan memperdarahi organ vital jantung dan otak.

Adanya krista dividens sebagai pembatas pada vena kava


memungkinkan sebagian besar darah bersih dari duktus venosus langsung akan

18
mengalir kearah foramen ovale. Sebaliknya, sebagian kecil akan mengalir ke
arah ventrikel kanan.

Darah dari ventrikel kanan akan mengalir ke arah paru. Karena paru
belum berkembang, sebagian besar darah dari jantung kanan melalui arteri
pulmonalis akan dialirkan ke aorta melalui suatu pembuluh duktus arteriosus.
Darah itu akan bergabung di aorta desending, bercampur dengan darah bersih
yang akan dialirkan keseluruh tubuh.

Setelah bayi lahir, semua pembuluh umbilikal, duktus venosus, dan


duktus arteriosus akan mengerut. Pada saat lahir akan terjadi perubahan
sirkulasi, dimana terjadi pengembangan paru dan penyempitan tali pusat.
Akibat peningkatan kadar oksigen pada sirkulasi paru dan vena pulmonlis,
duktus arteriosus akan menutup dalam 3 hari dan total pada minggu ke-2.

4. Sistem Respirasi

Gerakan napas janin telah dapat dilihat sejak kehamilan 12 minggu dan
pada 34 minggu secara regular gerak napas ialah 40 – 60 X/menit dan diantara
jeda adalah periode apnea. Cairan ketuban akan masuk sampai bronkioli,
sementara didalam alveolus terdapat cairan alveoli.

Alveoli terdiri atas dua lapis sel epitel yang mengandung sel tipe I dan
II. Sel tipe II membuat sekresi fosfolipid suatu surfaktan yang penting untuk
fungsi pengembangan napas. Surfaktan yang utama ialah sfingomielin dan
lesitin serta fosfatidil gliserol. Produksi sfingomielin dan fosfatidil gliserol akan
memuncak pada 32 minggu, sekalipun sudah dihasilkan sejak 24 minggu. Pada
kondisi tertentu, misalnya diabetes, produksi surfaktan ini kurang; juga pada
preterm ternyata dapat dirangsang untuk meningkat dengan cara pemberian
kortikosteroid pada ibunya. Pemeriksaan kadar L/S rasio pada air ketuban
merupakan cara untuk mengukur tingkat kematangan paru, dimana rasio L/S >
2 menandakan paru sudah matang.

19
5. Sistem Gastrointestinal

Perkembangan dapat dilihat diatas 12 minggu dimana akan nyata pada

pemeriksaan USG. Pada 26 minggu enzim sudah terbentuk meskipun amilase

baru nyata pada periode neonatal. Janin meminum air ketuban dan akan tampak

gerakan peristaltik usus. Protein dan cairan amnion yang ditelan akan

menghasilkan mekonium didalam usus. Mekonium ini akan tetap tersimpan

sampai partus, kecuali pada kondisi hipoksia dan stres, akan tampak cairan

amnion bercampur mekonium.

6. Sistem Ginjal

Pada 22 minggu akan tampak pembentukan korpuskel ginjal di zona

jukstag glomerularis yang berfungsi filtrasi. Ginjal terbentuk sempurna pada

minggu ke-36. Pada janin hanya 2 % dari curah jantung mengalir ke ginjal,

mengingat sebagian besar sisa metabolisme dialirkan ke plasenta.

7. Sistem Saraf

Mielinisasi saraf spinal terbentuk pada pertengahan kehamilan dan


berlanjut sampai usia bayi 1 tahun. Fungsi saraf sudah tampak pada usia 10
minggu yaitu janin bergerak, fleksi kaki; sedangkan genggaman tangan lengkap
dapat dilihat pada 4 bulan. Janin sudah dapat menelan pada sepuluh minggu,
sedangkan gerak respirasi pada 14 – 16 minggu.

Janin sudah mampu mendengar sejak 16 minggu atau 120 hari. Ia akan
mendengar suara ibunya karena rambat suara internal lebih baik dari pada suara
eksternal. Kemampuan melihat cahaya agaknya baru jelas pada akhir
kehamilan, sementara gerak bola mata sudah lebih awal. Gerakan ini dikaitkan
dengan perilaku janin.

20
8. Kelenjar Endokrin

Sistem endokrin janin telah bekerja sebelum sistem saraf mencapai

maturitas. Kelenjar hipofisis anterior mempunyai 5 jenis sel yang mengeluarkan

6 hormon, yaitu (1) laktotrop, yag menghsilkan prolaktin; (2) somatotrop, yang

menghasilkan hormon pertumbuhan (GH); (3) Kortikotrop, yang menghasilkan

kortikotropin (ACTH); (5) tirotrop, yang menghasilkan TSH; dan (6)

gonadotrof, yang menghasilkan Lh, FSH. Pada kehamilan 7 minggu sudah

dapat diketahui produksi ACTH, dan menjelang 17 minggu semua hormon

sudah dihasilkan.

9. Pembentukan Kelamin

Kelamin janin sudah ditentukan sejak konsepsi. Apabila terdapat


kromosm Y, akan terbentuk testis. Sel benih primordial yang berasal dari yolk
sac bermigrasi kelekukan bakal gonad. Perkembangan testis diatur oleh gen
testis determining factor (TDF) atau disebut sex determining region (SRY). Sel
sertoli pada testis mengeluarkan zat mullerian-inhibiting substance yang
berfungsi represi duktus muller. Testosteron di produksi oleh testis akibat
rangsang hCG dan LH.

Sebaliknya, apabila tidak terdapat testis, akan terbentuk gonad dan


fenotip perempuan. Pada kondisi janin perempuan, akibat terpapar androgen
berlebihn, akan timbul genitalia ambiguitas.

2.4 PERUBAHAN PADA IBU HAMIL

Perubahan Anatomi dan Fisiologi pada Perempuan Hamil1

Sistem reproduksi

1. Uterus

21
Trimester 1

Pembesaran uterus meliputi peregangan dan penebalan sel-sel otot


sementara produksi meosit yang baru sangat terbatas. Bersamaan dengan hal itu
terjadi akumulasi jaringan ikat dan elastik, terutama pada lapisan otot luar.
Kerja sama tersebut akan meningkatkan kekuatan dinding uterus. Daerah
korpus pada bulan-bulan pertama akan menebal, tetapi seiring dengan
bertambahanya usia kehamilan akan menipis pada akhir kehamilan ketebalanya
hanya sekitar 1,5 cm bahkan kurang.
Pada awal kehamilan penebalan uterus distimulasi terutama oleh
hormon esterogen dan sedikit oleh progesteron.akan tetapi, setelah kehamilan
12 minggu lebih penambahan ukuran uterus didominasi oleh desakan dari hasil
konsepsi. Pada awal kehamilan tuba fallopi,ovarium,dan ligamentum rotundum
berada sedikit dibawah apeks fundus,sementara pada akhir kehamilan akan
berada sedikit di atas pertengahan uterus.posisi plasenta juga mempengaruhi
penebalan sel-sel otot uterus, dimana bagian uterus yang mengelilingi
implantasi plasenta akan bertambah besar lebih cepat dibandingkan bagian
lainnya. Sehingga akan menyebabkan uterus tidak rata. Fenomena ini dikenal
dengan tanda piscaseck.
Pada minggu-minggu pertama kehamilan uterus masih seperti bentuk
aslinya seperti buah alvokat. Seiring dengan perkembangan kehamilannya,
daerah fundus dan korpus akan membulat dan akan menjadi bentuk sferis pada
usia kehamilan 12 minggu.
Isthmus uteri pada minggu pertama mengadakan hipertrofi seperti
korpus uteri yang mengakibatkan isthmus menjadi lebih panjang dan lunak
yang dikenal dengan tanda Hegar.
Pada akhir kehamilan 12 minggu uterus akan menyentuh dinding
abdominal mendorong usus seiring perkembangannya, uterus akan menyentuh
dinding abdominal mendorong usus kesamping, dan keatas, terus tumbuh
hingga hampir menyentuh hati. Sejak trimester I kehamilan uterus akan
mengalami kontraksi yang tidak teratur dan umumnya tidak disertai nyeri.

22
Trimester 2

Bentuk uterus pada kehamilan empat bulan berbentuk bulat sedangkan


pada akhir kehamilan berbentuk bujur telur. Pada kehamilan lima bulan,rahim
teraba seperti berisi cairan ketuban dan dinding rahim terasa tipis.
Posisi rahim :
a. Pada empat bulan kehamilan,rahim tetap berada pada rongga pelvis.
b. setelah itu, mulai memasuki rongga perut yang dalam pembesarannya dapat
mencapai batas hati.
c. rahim yang hamil biasa nya mobilitas nya, lebih mengisi rongga abdomen
kanan atau kiri
Pada kehamilan 16 minggu, kavum uteri seluruh nya di isi oleh amnion
dimana desidua kapsularis dan desidua vera (parietalis) telah menjadi satu.
Tinggi TFU terletak antara pertengahan simpisis pusat. Plansenta telah
terbentuk seluruh nya. Pada kehamilan 20 minggu, TFU terletak 2-3 jari di
bawah pusat. Pada kehamilan 24 minggu, TFU terletak setinggi pusat.
Trimester 3
Berat uterus naik secara luar biasa dari 30 gram-1000 gram pada akhir
kehamilan empat puluh minggu. Pada kehamilan 28 minggu, TFU terletak 2-3
jari diatas pusat, pada kehamilan 36 minggu tinggi TFU satu jari dibawah Px.
Dan pada kehamilan 40 minggu, TFU berada tiga jari dibawah px. Pada
trimester III , istmus uteri lebih nyata menjadi corpus uteri dan berkembang
menjadi segmen bawah uterus atau segmen bawah rahim (SBR). Pada
kehamilan tua, kontraksi otot-otot bagian atas uterus menyebabkan SBR
menjadi lebih lebar dan tipis (tampak batas yang nyata antara bagian atas yang
lebih tebal dan segmen bawah yang lebih tipis). Batas ini dikenal sebagai
lingkaran retraksi fisiologik. Dinding uterus diatas lingkaran ini jauh lebih tebal
daripada SBR.

2. Serviks
Satu bulan setelah konsepsi serviks akan menjadi lebih lunak dan
kebiruan. Perubahan terjadi akibat penambahan vaskularisasi dan terjadinya

23
edema pada seluruh serviks bersamaan dengan terjadinya hipertrofi dan
hiperplasia pada kelenjar-kelenjar serviks. Jaringan ikat ekstraseluler serviks
terutama kolagen tipe 1 dan 3 dan sedikit tipe 4 pada membrana basalis. Dimana
molekul-molekul kolagen itu, berkatalasi glikosaminoglikan dan proteoglikan
terutama dermatan sulfat, asam hialuronat dan heparin sulfat. Juga ditemukan
fibronektin dan elastin diantara serabut kolagen.
Serviks didominasi jaringan ikat fibrosa. Komposisi berupa jaringan
matriks ekstraseluler terutama kolagen dengan elastin dan proteglikan dan
bagian sel yang mengandung otot dan fibroblas, epitel serta pembuluh darah.
Pada akhir trimester pertama kehamlian, berkas kolagen menjadi kurang
kuat terbungkus. Hal ini akibat penurunan konsentrasi kolagen secara
keseluruhan, dengan sel otot polos dan jaringan elastis, serabut kolagen bersatu
ke arah paralel terhadap sesamanya sehingga serviks menjadi lunak.
Kelenjar-kelenjar di serviks akan berfungsi lebih dan akan
mengeluarkan sekresi lebih banyak. Kadang-kadang wanita yang sedang hamil
mengeluh mengeluarkan cairan pervaginam lebih banyak. Pada keadaan ini
sampai batas tertentu masih merupakan keadaan fisiologik, karena
peningakatan hormon progesteron. Selain itu prostaglandin bekerja pada
serabut kolagen, terutama pada minggu-minggu akhir kehamilan. Serviks
menjadi lunak dan lebih mudah berdilatasi pada waktu persalinan.
3. Ovarium

Proses ovulasi selama kehamilan akan terhenti dari pematangan folikel


baru juga ditunda. Hanya 1 korpus luteum yang dapat ditemukan di ovarium.
Folikel ini akan berfungsi maksimal selama 6-7 minggu awal kehamilan dan
setelah itu akan berperan sebagai penghasil progesteron dalam jumlah minimal.

Relaksin disekresikan oleh korpus luteum, desidua, placenta dan hati.


Fungsinya dalam proses remodelling jaringan ikat pada saluran reproduksi yang
kemudia akan mengakomodasi kehamilan dan keberhasilan proses persalinan.

4. Vagina dan perineum

24
Vagina dan vulva terjadi perubahan karena pengaruh estrogen.
Akibat hipervaskularisasi, vagina dan vulva terlihat lebih merah atau kebiruan.
Warna livid pada vagina atau portio serviks disebut tanda Chadwick.
Dinding vagina mengalami banyak perubahan dengan meningkatnya
ketebalan mukosa, mengendornya jaringan ikat dan hipertrofi sel otot polos.
Perubahan ini mengakibatkan bertambahnya panjang dinding vagina.
Peningkatan volume sekresi vagina juga terjadi, dimana sekresinya
berwarna keputihan, menebal, dan pH antara 3,5-6 yang merupakan hasil dari
peningkatan produksi asam lakatat glikogen yang dihasilkan oleh epitel vagina
sebagai aksi dari lactobacillus acidophilus.

Kulit

Pada kulit dinding perut terjadi perubahan warna menjadi kemerahan ,


kusam dan kadang juga mengenai paha dan payudara, ini dikenal sebagai striae
gravidarum. Kulit perut pada linea alba bertambah pigmentasinya dan disebut linea
nigra. Kadang-kadang akan mucul pada wajah dan leher disebut chloasma atau
melasma gravidarum.

Payudara

Selama kahamilan payudara bertambah besar, tegang, berat. Dapat teraba


noduli – noduli, akibat hipertrofi kelenjar alveoli, bayangan vena – vena lebih
membiru. Hiperpigmentasi pada puting susu dan areola payudara. Dan terdapat
kolostrum berwarna kuning.
Perkembangan payudara ini karena pengaruh hormon saat kehamilan yaitu
estrogen, progesteron dan somatomamotropin.
a) Fungsi hormon yang mempersiapkan payudara untuk pemberian ASI, antara
lain:
Estrogen, berfungsi :
- Menimbulkan hipertrofi sistem saluran payudara.

25
- Menimbulkan penimbunan lemak dan air serta garam sehingga payudara
tampak makin besar.
- Tekanan serat syaraf akibat penimbunan lemak, air dan garam menyebabkan
rasa sakit pada payudara.
Progesteron, berfungsi :
- Mempersiapkan asinus sehingga dapat berfungsi.
- Menambah sel asinus.
Somatomamotropin, berfungsi :
-Mempengaruhi sel asinus untuk membuat kasein, laktalbumin
dan laktoglobulin.
- Penimbunan lemak sekitar alveolus payudara.
b) Perubahan payudara pada ibu hamil
- Payudara menjadi lebih besar
- Areola payudara makin hitam karena hiperpigmentasi.
- Glandula Montgomery makin tampak menonjol dipermukaan areola mamae.
- Pada kehamilan 12 minggu keatas dari puting susu keluar cairan putih jernih
(kolostrum) yang berasal dari kelenjar asinus yang mulai bereaksi.
- Pengeluaran ASI belum berjalan oleh karena prolaktin ini ditekan oleh PIH
(Prolaktine Inhibiting Hormone)
- Setelah persalinan , dengan dilahirkannya plasenta pengaruh estrogen,
progesterone dan somotomammotropin terhadap hipotalamus hilang sehingga
prolaktin dapat dikeluarkan dan laktasi terjadi.

Perubahan Metabolik

Sebagian besar penambahan berat badan selam kehamilan berasal dari


uterus dan isinya. Kemudian payudara, volume darah dan cairan ekstraseluler.
Diperkirakan selama kehamilan berat badan akan bertambah 12,5kg.

26
Peningkatan jumlah cairan selam kehamilan adalah fisiologis yang
disebabkan oleh turunnya osmolaritas dari 10 mOsm/kg yang diinduksi oleh makin
rendahnya ambang rasa haus dan vasopresin.

Penambahan tekanan vena dibagian bawah uterus dan mengakibatkan oklusi


parsial vena kava yang bermanifestasi pada adanya pitting edema di kaki dan
tungkai terutama pada akhir kehamilan. Penurunan tekanan osmotik koloid di
interstisial juga akan menyebabkan edema pada akhir kehamilan. Hasil konsepsi ,
uterus, dan darah ibu secara relatif mempunyai kadar protein yang lebih tinggi
dibandingkan lemak dan karbohidrat. WHO menganjurkan asupan protein per hari
51 g.

Pada kehamilan normal akan terjadi hipoglikemia puasa yang disebabkan


oleh kenaikan kadar insulin, hiperglikemia postprnadial dan hiperinsulinisme.
Konsemtrasi lemak , lipoprotein adan aplipoprotein dalam plasma akan meningkat
selama kehamilan. Lemak akan disimpan sebagian besar di sentral yang kemudian
akan digunakna janin sebagai nutrisi sehingga cadangan lemak itu akan berkurang.
LDL akan mencapai puncaknya pada minggu ke 36 sementara HDL akan mencapai
puncaknya pada minggu ke 25 berkurang sampai minggu ke 32 dan kemudian
menetap. Hal ini dipengaruhi oleh kenaikan hormon progesteron dan estrogen.

Selama kehamilan ibu akan menyimpan 30g kalsium yang sebagian besar
akan digunakan untuk pertumbuhan janin. Zinc sangat penting bagi pertumbuhan
dan perkembangan janin. Asam folat dibutuhkan untuk pertumbuhan dan
pembelahan sel dalam sisntesis DNA/RNA. Defisiensi asam folat selama
kehamilan akan menyebabkan terjadinya anemia megaloblastik dan defisiensi pada
masa prakonsepsi serta awal kehamilan diduga akan menyebabkan neural tube
defect pada janin, asupan asam folat 0,4mg/hari sampai usia 12 minggu.

Sistem Kardiovaskular

Pada minggu ke 5 cardiac output akan meningkat dan perubahan ini untuk
mengurangi resistensi vaskuar sistemik. Selain itu terjadi peningkatan denyut
jantung. Antara minggu ke 10 dan 20 terjadi peningkatan volume plasma sehingga

27
juga terjadi peningkatan preload. Performa ventrikel selama kehamilan dipengaruhi
oleh penurunan resistensi vaskular sistemik dan perubahan pada aliran pulsasi
arterial. Kapasitas vaskukar juga meningkat. Peningkatan estrogem dan progesteron
menyebabkan terjadinya vasodilatasi dan penurunan resistensi vaskular perifer.

Ventrikel kiri akan mengalami hipertrfi dan dllatasi untuk memfasilitasi


perubahan cardiac output, tetapi kontraktilitasmya tidak berubah. Bersamaan
dengan perubahan posisi diafragma , apeks akan bergerak ke anterior dan ke kiri
sehingga pada pemeriksaan EKG akan terjadi deviasi aksis kiri, depresi aksis kiri,
depresi segmen ST, dan inverse atau pendataran gelombang T pada lead III.

Volume dan darah total dan volume plasma darah naik pesat sejak akhir
trimester pertama. Volume darah akan bertambah banyak, kira – kira 25 % dengan
puncaknya pada kehamilan 32 minggu, diikuti curah jantung (cardiac output) yang
meningkat sebanyak kurang lebih 30%. Akibat hemodilusi yang mulai jelas
kelihatan pada kehamilan 4 bulan, ibu yang menderita penyakit jantung dapat jatuh
dalam keadaan dekompensasio kordis. Kenaikan plasma darah dapat mencapai 40%
saat mendekati cukup bulan.

Hipervolemi selama kehamilan mempunyai fungsi berikut :

 Untuk menyesuaikan pembesaran uterus terhadap hipertrofi sistem


vaskular.
 Untuk melindungi ibu dan janin terhadap efek yang merusak dari arus balik
vena dalam posisi terlentang dan berdiri.
 Untuk menjaga ibu dari efek kehilangan darah yang banyak pada saat
pesalinan.
Volume darah ini akan kembali seperti sediakala pada 2-6 minggu setelah
persalinan.

Traktus Digestivus

Pada bulan – bulan pertama kehamilan terdapat perasaan enek (nausea).


Mungkin ini akibat kadar hormon estrogen yang meningkat. Tonus otot – otot

28
traktus digestivus menurun sehingga motilitas seluruh traktus digestivus juga
berkurang. Makanan lebih lama berada di dalam lambung dan apa yang telah
dicernakan lebih lama berada dalam usus – usus. Hal ini mungkin baik untuk
resorpsi akan tetapi menimbulkan pola obstipasi yang memang merupakan salah
satu keluhan utama wanita hamil. Tidak jarang dijumpai pada bulan – bulan
pertama kehamilan gejala muntah (emesis). Biasanya terjadi pada pagi hari, dikenal
sebagai morning sickness. Emesis, bila terlampau sering dan terlalu banyak
dikeluarkan disebut hiperemesis gravidarum, keadaan ini patologik. Salivasi ini
adalah pengeluaran air liur berlebihan daripada biasa. Bila terlampau banyak, ini
pun menjadi patologik.

Traktus Urinarius

Pada bulan – bulan pertama kehamilan kandung kencing tertekan oleh


uterus yang mulai membesar sehingga timbul sering kencing. Keadaan ini hilang
dengan makin tuanya kehamilan bila uterus gravidus keluar dari rongga panggul.
Pada akhir kehamilan, bila kepala janin mulai turun ke bawah pintu atas panggul,
keluhan sering kencing akan timbul lagi karena kandung kencing mulai tertekan
kembali. Dalam kehamilan, ureter kanan dan kiri membesar karena pengaruh
progesterone. Akan tetapi ureter kanan lebih membesar daripada ureter kiri karena
mengalami lebih banyak tekanan dibandingkan dengan ureter kiri. Hal ini
disebabkan oleh karena uterus lebih sering memutar ke arah kanan. Mungkin karena
orang bergerak lebih sering memakai tangan kanannya atau disebabkan oleh letak
kolon dan sigmoid yang berada di belakang kiri uterus. Akibat tekanan pada ureter
kanan tersebut lebih sering dijumpai hidroureter dekstra dan pielitis dekstra.
Disamping sering kencing tersebut diatas terdapat pula poliuri. Poliuri disebabkan
oleh adanya peningkatan sirkulasi darah di ginjal pada kehamilan sehingga filtrasi
glomerulus juga meningkat sampai 69 %. Reabsorbsi di tubulus tidak berubah
sehingga lebih banyak dapat dikeluarkan urea, asam folik dalam kehamilan.

29
Sistem Endokrin

Selama kehamilan normal kelenjar hipofisis akan membesar ±135 %.


Prolaktin akan meningkat 10x lipat pada saat kehamilan aterm. Sebaliknya setelah
persalinan konsentrasi dalam plasma akan menurun.

Kelenjar tiroid akan mengalami pembesaran hingga 15,0 ml pada saat


persalinan akibat dari hiperplasia kelenjar dan peningkatan vaskularisasi.

Pengaturan konsentrasi kalsium berhubungan dengan magnesium, fosfat,


hormon paratiroid, vitamin D dan kalsitonin. Konsentarsi hormon paratiroid akan
menurun pada trimester pertama kemudian akan meningkat secara progresif. Fungsi
paratoroid untuk memasok janin dengan kalsium yang adekuat dan mempunyai
peran dalam produksi peptida pada janin, plasenta dan ibu. Pada saat hamil dan
menyusui dianjurkan untuk mendapat asupan vitamin D 10 µg atau 400 IU10.

Kelenjar adrenal pada kehamilan akan mengecil sedangkan hormon


androstenedion, testosteron, dioksikortikosteron, aldosteron, dan kortisol akan
meningkat. Sementara itu dehidropiandrosteron sulfat akan menurun.

Sistem Muskuloskletal

Lordosis yang progersif akan menjadi bentuk yang umum pada kehamilan.
Akibat kompensasi dari pembesaran uterus ke posisis anterior, lordosis menggeser
pusat daya berat ke belakang ke arah dua tungkai. Sendi sakroilliaka, sakrokoksigis
dan pubis akan meningkat mobilitasnya yang diperkirakan karena pengaruh
hormonal. Mobiltas tersebut dapat mengakibatkan perubahan sikap ibu dan pada
akhirnya menyebabkan perasaan tidak enak pada bagian bawah punggung terutama
pada akhir kehamilan.

Untuk dapat menegakkan kehamilan maka dapat ditetapkan dengan


melakukan penilaian terhadap beberapa tanda dan gejala hamil sehingga bidan
dapat mendiagnosa kehamilan

30
2.5 TANDA KEHAMILAN

Adalah sekumpulan tanda atau gejala yang timbul pada wanita hamil yang

terjadi akibat perubahan fisiologi dan psikologi pada masa kehamilan.

Kategori Tanda Kehamilan

1. Presumsi
Adalah perubahan yang dirasakan ibu / Kemungkinan /Dugaan hamil.
Tanda- tanda dugaan hamil :
1) Amenorea (terlambat datang bulan)
2) Mual dan Muntah
Biasanya terjadi pada bulan-bulan pertama kehamilan hingga akhir triwulan
pertama. Gejala ini sering terjadi pada pagi hari disebut morning sickness
of pregnancy. Bila terlampau sering, dapat mengakibatkan gangguan
kesehatan disebut dengan Hiperemesis Gravidarum.
3) Mengidam
Pada beberapa wanita ditemukan adanya (ngidam makanan) yang mungkin
berkaitan dengan persepsi individu wanita tersebut mengenai apa yang bisa
mengurangi rasa mual dan muntah. Kondisi lainnya adalah “Pica”
(mengidam) yang sering dikaitkan dengan anemia akibat defisiensi zat besi
ataupun adanya suatu tradisi.
4) Sinkope atau Pingsan
5) Pingmentasi Kulit
 Sekitar Pipi (Cloasma Gravidarum) Keluarnya Melanophore
Stimulating Hormone (MSH) hipofisis anterior menyebabkan
pigmentasi pada kulit.
 Dinding perut
- Stria livide dan albican
- Linea Ningra dan alba
 Sekitar Payudara
- Hiperpigmentasi areola mamae
- Putting susu makin menonjol

31
- Kelenjar montgomery menonjol
- Pembuluh darah manifes sekitar payudara
6) Salivasi berlebihan
7) Anoreksia atau tidak ada selera makan
Biasanya timbul pada TM I, kemudian nafsu makan akan muncul kembali.
8) Epulis (Hipertropi dari papil gusi)
9) Varices
Karena pengaruh dari estrogen dan progesteron terjadi penampakan
pembuluh darah vena, terutama bagi mereka yang mempunyai bakat.
Penampakan pembuluh darah itu terjadi disekitar genetalia eksterna, kaki,
betis dan payudara dan dapat menghilang setelah persalinan.
10) Payudara tegang
Pengaruh estrogen dan progesteron dan somamotropin menimbulkan
deposit lemak, air dan garam pada payudara. Payudara membesar dan
tegang, ujung syaraf tertekan menyebabkan rasa sakit terutama pada hamil
pertama.
11) Sering Kencing
Uterus yang membesar pada TM I akan menyebabkan tertekannya kandung
kencing. Pada TM II umumnya keluhan ini hilang oleh karena uterus yang
membesar keluar dari rongga panggul dan pada TM III gejala ini dapat
timbul lagi karena janin mulai masuk ke ruang panggul dan menekan
kembali kandung kencing.
12) Obstipasi
Karena pengaruh hormon progesteron dapat menghambat peristaltik usus
sehingga menyebabkan kesulitan untuk BAB.

2. Tanda tidak pasti kehamilan


Tanda tidak pasti kehamilan dapat ditentukan dengan :
1. Pembesaran uterus
2. Pada pemeriksaan dalam dijumpai :

32
- Tanda Hegar
Pada minggu-minggu pertama istmus uteri mengadakan hipertropi sehingga
lebih panjang dan lebih lunak. Pada VT jika 2 jari tangan dalam diletakkan
pada forniks posterior dan tangan yang satunya pada dinding perut depan
diatas simpisis, maka istmus uteri sedemikian lunaknya, seolah-olah corpus
uteri tidak berhubungan dengan serviks.
- Tanda Brackston Hicks
Kontraksi tidak teratur yang tidak menimbulkan rasa nyeri pada waktu
pemeriksaan. Maka kadang-kadang corpus uteri yang lunak menjadi lebih
keras. Hal tersebut disebabkan karena timbulnya kontraksi.
- Tanda Piscasek
Uterus membesar kesalah satu jurusan hingga menonjol jelas kejurusan
tersebut. Sehingga pertumbuhan uterus tidak rata, uterus lebih cepat tumbuh
didaerah implantasi dari blastosit dan daerah insersi plasenta.
- Tanda Goodell
Pelunakkan serviks dikarenakan pembuluh darah dalam serviks bertambah
dan karena timbulnya oedema dari serviks dan hiperplasia kelenjar-kelenjar
serviks. Jaringan ikat pada serviks banyak mengandung kolagen, akibat
kadar estrogen meningkat, menyebabkan hipervaskularisasi maka
kosistensi serviks menjadi lunak.
- Tanda Chadwicks
Peningkatan vaskularisasi yang menimbulkan warna unggu kebiruan pada
mukosa vagina, vulva dan serviks akibat meningkatnya hormon estrogen.
Warna portio pun tampak livide.
3. Teraba ballotemen
Adalah gerakan janin yang belum engaged, teraba pada minggu ke 16-18.
Balotement adalah tehnik mempalpasi suatu struktur terapung dengan
menekan perlahan struktur tersebut dan merasakan pantulannya. Jari
pemeriksa dalam vagina mendorong dengan lembut kearah atas, janin
terdorong keatas kemudian janin turun kembali dan jari merasakan benturan
lunak.

33
4. Pemeriksaan Tes Biologis Kehamilan positif

3. Tanda pasti kehamilan


a. Teraba bagian-bagian janin dan dapat dikenal bagian-bagian janin
b. Terdengar dan dapat dicatat bunyi jantung janin
c. Dapat dirasakan gerakan janin
d. Pada pemeriksaan dengan sinar Rontgen tampak kerangka janin.
e. Dengan alat USG dapat diketahui kantung janin, panjang janin, dan dapat
diperkirakan tuanya kehamilan serta dapat menilai pertumbuhan janin

2.6 DIAGNOSTIK KEHAMILAN

Pemeriksaan Diagnostik Kehamilan.


 Riwayat
 Pemeriksaan fisik
 Pemeriksaan panggul
 Uji Lab

Uji kehamilan
 Urin
Uji semacam ini tersedia dipasaran atau distribusi medis. Uji tersebut
dinyatakan positif jika konsentrasi hCG dalam urin mencapai 25 mI, biasanya
terjadi pada saat tidak menstruasi atau 12-14 hari setelah konsepsi. Uji dengan
hasil positif mempunyai nilai prediksi terhadap kehamilan sebanyak 99,5 %. Hasil
negatif palsu dapat terjadi karena rendahnya konsentrasi hCG, sebagai akibat urin
yang terlalu encer, tanggal yang tidak akurat, KE atau gangguan pada ovum.
 Serum Beta hCG
a. Dideteksi 7 sampai 11 hari setelah konsepsi
b. Dilakukan 2 kali setiap 2 hari selama 10 minggu

34
c. Penyebab turunnya hCG biasanya karena aborsi spontan, ovum yang

terganggu, dan kehamilan yang dipertahankan setelah 12 minggu.

2.7 EDUKASI KESEHATAN BAGI IBU HAMIL2

Ditujukan untuk menjaga kehamilan tetap sehat dan berkualitas. Beberapa


informasi penting yang dapat disampaikan yaitu sebagai berikut:

1. Memastikan Ibu akan kembali melakukan pemeriksaan kehamilan


berikutnya.
Pasien ini baru memasuki trimester I, maka perlu pemeriksaan tiap bulan.
2. Nutrisi yang adekuat:
 Kalori:

 Memberitahukan kepada ibu tentang makanan cukup kalori &


jumlah kalori yang dibutuhkan ibu hamil (2500 kal/hari).
 Anjurkan peningkatan BB tidak melebihi 10-12 kg selama hamil.
 Jumlah kalori yang berlebihan dapat menyebabkan obesitas yang
merupakan factor predisposes iuntuk terjadinya preeclampsia.

 Protein:
 Memberitahukan kepada ibu tentang makanan berprotein tinggi &
jumlah protein yang dibutuhkan (85 gr/hari).
 Jelaskan akibat dari defisiensi protein kelahiran premature,
anemia dan edema.
 Kalsium:

 Memberitahukan kepada ibu tentang makanan berkalsium & jumlah


kalsium yang dibutuhkan (1,5 gr/hari).
 Kalsium dibutuhkan untuk pertumbuhan janin, terutama
perkembangan otot dan rangka.
 Jelaskan akibat dari defisiensi kalsium  riketsia pada bayi atau
osteomalacia pada Ibu.

35
 Zat besi:

 Memberitahukan kepada ibu tentang jumlah zat besi yang


dibutuhkan (30 mg/hari) & manfaat zat besi dalam menjaga
konsentrasi Hb.
 Jelaskan akibat dari defisiensi zat besi anemia defisiensi zat besi.

 Asam folat:

 Memberitahukan kepada ibu tentang jumlah asam folat yang


dibutuhkan (400 mikrogram/hari) yang berguna untuk pematangan
sel.
 Jelaskan akibat dari defisiensi asam folatanemia megaloblastik
pada Ibu hamil.

3. Perawatan Payudara
Payudara perlu dipersiapkan sebelum bayi lahir sehingga dapat segera
berfungsi dengan baik pada saat diperlukan.
4. Perawatan gigi
Paling tidak dibutuhkan dua kali pemeriksaan selama kehamilan yaitu
pada trimester pertama  terkait dengan hiperemesis dan ptialisme (produksi
liur yang berlebihan) sehingga perlu menjaga kebersihan rongga mulut.
Anjuran untuk menyikat gigi setelah makan karena ibu hamil sangat
rentan terhadap karies dan gingivitis.
5. Kebersihan tubuh dan pakaian
 Perubahan anatomic pad aperut, area genitalia/lipatpaha, dan payudara
menyebabkan lipatan-lipatan kulit menjadi lebih lembab dan mudah
terinvestasi oleh mikroorganisme.
 Gunakan pakaian yang longgar, bersih dan nyaman dan hindarkan sepatu
hak tinggi (high heels) dan alas kaki yang keras (tidak elastis) serta korset
penahan perut.
6. Pembatasan aktivitas sehari-hari
 Jangan melakukan pekerjaan rumah tangga yang berat dan hindarkan
kerja fisik yang dapat menimbulkan kelelahan yang berlebihan.

36
 Istirahat cukup, minimal 8 jam pada malam hari, dan 2 jam pada siang
hari.
 Tidak dianjurkan untuk merokok  menimbulkan vasospasme yang
berakibat anoksia janin, BBLR, prematuritas, kelainan congenital dan
solusio plasenta.
7. Pemilihan olah raga
 Lakukan gerakan tubuh ringan, misalnyaberjalan kaki, terutama pada
pagi hari.
 Anjurkan untuk mengikuti senam hamil.
8. Penyesuaian kebiasaan hidup
 Kebiasaan buang air besar (b.a.b) selama kehamilan cenderung menjadi
tidak teratur. Sehingga upayakan untuk minum banyak, makan-makanan
yang mengandung serat seperti sayuran dan buah.
 Kebiasaan koitus, hubungan seksual tidak berbahaya untuk dilakukan
kapan saja selama kehamilan, dengan syarat tidak ada penyulit kehamilan
seperti ketuban pecah, persalinan premature, dan cervix inkompeten.
hati-hati pada kehamilan muda, dan sebaiknya ditinggalkan di akhir
masa kehamilan karena uterus yang menjadi lebih sensitif.
9. Batasi penggunaan obat-obatan yang belebihan / polifarmasi
10. Selain memperhatikan keadaan fisik, aspek kejiwaan juga harus diperhatikan.
 Keadaan kejiwaan ibu, orang-orang sekitarnya dan sikap ibu tersebut
terhadap kehamilannya.  hendaknya bahagia menanti kelahiran
anaknya.
 Pengertian kepada keadaan calon ibu dan keluarga sangat diperlukan,
terutama dari suami.

Edukasi Gejala dan Tanda Bahaya Selama Kehamilan

Tujuan penyampaiannya adalah agar apabila terjadi hal-hal demikian, baik ibu
dan keluarga dapat segera datang kerumah sakit atau pelayanan kesehatan terdekat.

1. Menjelaskan tanda-tanda bahaya yang sering terjadi

37
 Perdarahan
 Preeklampsi , dengan gejala dan tanda antara lain:
- Sakit kepala atau cephalgia (frontal atau oksipital) yang tidak
membaik dengan pengobatan umum
- Gangguan penglihatan seperti pandangan kabur, silau atau berkunang-
kunang
- Nyeri epigastric
- Oliguria (urine kurangdari 500ml/24 jam)
- Edema menyeluruh
2. Menjelaskan gejala dan tanda yang harus diwaspadai
 Muntah berlebihan
 Disuria
 Menggigil atau demam
 Ketuban pecah dini
 Uterus lebih besar atau lebih kecil dari usia kehamilan

Edukasi Tentang MasaPersalinan

Apalagi pasien ini primigravida yang belum pernah mengalami persalinan,


sehingga perlu untuk dijelaskan tentang kesiapan untuk persalinan, antara lain:

1. Perencanaan proses persalinan


 Dimana tempatnya, penolong, dana, serta pendamping
2. Penjelasan tentang tanda-tanda persalinan sudah dekat
 Beberapa minggu sebelum persalinan, calon ibu merasakan keadaan
dimana sesak berkurang, tetapi berjalan menjadi sedikit lebih sukar, dan
sering nyeri pada anggota bawah
 His (kontraksi) pendahuluan/his palsu pada tiga atau empat minggu
sebelum persalinan.
 Kontraksi pendahuluan bersifat: nyeri dan hanya terasa diperut bagian
bawah, tidak teratur, durasi pendek, tidak bertambah kuat dengan majunya

38
waktu, tidak bertambah kuat jika dibawa berjalan, tidak berpengaruh pada
pendataran cervix.
3. Penjelasan tanda-tanda persalinan
 Timbulnya his persalinan, yaitu his pembukaan dengan sifat nyeri
melingkar dari punggung, memancar ke perut bagian depan, teratur,
makin lama makin pendek intervalnya, jika dibawa berjalan menjadi
bertambah kuat, dan berpengaruh pada pendataran cervix.
 Keluarnya lender berdarah dari jalan lahir.
 Pecahnya ketuban dalam jumlah banyak dari jalan lahir.
4. Penjelasan mengenai tenaga mengejan
Setelah pembukaan lengkap dan ketuban pecah, tenaga yang
mendorong bayi keluar  tenaga mengejan hanya dapat berhasil jika
pembukaan sudah lengkap, dan paling efektif sewaktu kontraksi uterus.

Edukasi Mengenai Masa Setelah Persalinan

1. Melakukanpemberian ASI eksklusif


 Dapat diawali dengan inisiasi dini yaitu usaha untuk memperkenalkan
ASI sedini mungkin. Satu jam pertama kontak ibu dengan bayi baru lahir.
2. Penjelasan mengenai program KB (keluarga berencana)
 Ini perlu disampaikan mengingat usia ibu yang masih muda dan masih
merupakan kehamilan anak pertama.1,2

39
DAFTAR PUSTAKA

1. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Jakarta: 2009


2. Adriaansz G. Asuhan Antenatal. In: Saifuddin AB, Rachimhadhi T,
Wiknjosastro GH, editors. IlmuKebidananSarwonoPrawirohardjo. 4th ed.
Jakarta: PT. BinaPustakaSarwonoPrawirohardjo; 2009. p. 281-7.

3. Wirakusumah FF, Mose JC, Handono B. Obstetri Fisiologi


IlmuKesehatanReproduksi. 2nd ed. Jakarta: EGC; 2010. p. 110-21; 129-31;
152-3.
4. Cunningham, Mac Donald, Gant, 2002,Wiliam Obstetric, Edisi 21, EGC,
Jakarta
5. Sweet, Betty R, 1993, Mayes Midwifery, London : Bailliere Tindal
6. Wicaksana I.B. REFERAT ASUHAN PRA NATAL. Fakultas Kedokteran
Udayana/Subdivisi Fetomaternal SMF OBSGIN. RSUP SANGLAH
DNPASAR: 2012.

40

Anda mungkin juga menyukai