KEHAMILAN NORMAL
DISUSUN OLEH :
PEMBIMBING :
Telah menyelesaikan tugas dalam rangka kepanitraan klinik pada bagian Obstetri
2
DAFTAR ISI
Sampul..................................................................................................................1
Halaman Pengesahan............................................................................................2
Daftar Isi...............................................................................................................3
Bab I Pendahuluan................................................................................................4
2.1 Definisi................................................................................................6
2.2 Epidemiologi.......................................................................................6
2.3 Anatomi…………………………………………………………….7
2.4 Etiologi…………………………………………………………….11
2.5 Patofisiologi…………........................................................................13
2.7 Diagnosis............................................................................................18
2.9 Penatalaksanaan..................................................................................24
2. 11Prognosis……...................................................................................30
Daftar Pustaka......................................................................................................33
3
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 PENDAHULUAN 1
Seorang wanita disebut hamil jika sel telur berhasil dibuahi oleh sel sperma
laki laki (Fertilisasi). Hasil pembuahan akan menghasilkan zigot, yang lalu
berkembang ( dengan cara pembelahan sel secara besar besaran ) menjadi embrio.
Pembuahan itu sendiri berlangsung setelah terjadinya hubungan seksual
(persetubuhan) antar lawan jenis, meskipun tidak semua hubungan seksual akan
menghasilkan pembuahan.
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 DEFINISI
5
spermatogonium membelah dua dan menghasilkan spermatosit primer. Spermatosit
primer ini membelah dua dan menjadi dua spermatosit sekunder, kemudian
spermatosit sekunder membelah dua lagi dengan hasil dua spermatid yang masing-
masing memiliki jumlah kromosom setengah dari jumlah yang khas untuk jenis itu.
Dari spermatid ini kemudian tumbuh spermatozoa.
a. Pembuahan
6
Pada saat spermatozoa menembus zona pelusida terjadi reaksi korteks
ovum. Granula korteks didalam ovum berfusi dengan membran plasma sel,
sehinga enzim didalam granula-granula dikeluarkan secara eksositosis ke zona
pelusida. Hal ini menyebabkan glikoprotein di zona pelusida berkaitan satu
sama lain membentuk suatu materi yang keras dan tidak dapat ditembus oleh
spermatozoa. Proses ini mencegah ovum dibuahi lebih dari satu sperma.
Spermatozoa yang telah masuk ke vitelus kehilangan membran
nukleusnya yang tinggal hanya pronukleusnya, sedangkan ekor spermatozoa
dan mitokondrianya berdegenerasi. Itulah sebabnya seluruh mitokondria pada
manusia barasal dari ibu (maternal). Masuknya spermatozoa kedalam vitelus
membangkitkan nukleus ovum yang masih dalam metafase untuk proses
pembelahan selanjutnya. Sesudah anafase kemudian timbul telofase, dan benda
utub kedua menuju ruang perivielina. Ovum sekarang hanya mempunyai
pronukleus yang haploid. Pronukleus spermatozoa juga telah mengandung
jumlah kromosom yang haploid.
Kedua pronukleus dekat mendekati dan bersatu membentuk zigot yang
terdiri atas bahan genetik dari perempuan dan laki-laki. Pada manusia terdapat
46 kromosom, ialah 44 kromosom otosom dan 2 kromosom kelamin; pada
seorang laki-laki satu X dan satu Y. Sesudah pembelahan kematangan, maka
ovum matang mempunyai 22 kromosom otosom serta 1 kromosom X, dan suatu
spermatozoa mempunyai 22 kromosom otosom serta 1 kromosom X atau 22
kromosom otosom serta 1 kromosom Y. Zigot sebagai hasil pembuahan yang
memiliki 44 kromosom otosom serta 2 kromosom X akan umbuh sebagai janin
perempuan, sedang yang memiliki 44 kromosom otosom serta 1 kromosom X
dan 1 kromosom Y akan tumbuh sebaai janin laki-laki.
Dalam beberapa jam setelah pembuahan terjadi, mulailah pembelahan
zigot. Hal ini dapat berlangsung oleh karena sitoplasma ovum mengandung
banyak zat asam amino dan enzim. Segera setelah pembelahan ini terjadi,
pembelahan-pembelahan selanjutnya berjalan dengan lancar, dan dalam 3 hari
terbentuk suatu kelompok sel yang sama besarnya. Hasil konsepsi berada dalam
stadium morula. Energi untuk pembelahan ini diperoleh dari vitelus, hingga
7
volume vitelus makin berkurang dan terisi seluruhnya oleh morula. Dengan
demkian, zona pelusida tetap utuh, atau dengan perkataan lain, besarnya hasil
konsepsi tetap sama. Dalam ukuran yag sama ini hasil konsepsi disalurkan terus
sampai ke pars ismika dan pars interstisialis tuba (bagian-bagian tuba yang
sempit) dan terus disalurkan ke arah kavum uteri oleh arus serta getaran silia
pada permukaan sel-sel tuba dan kontraksi tuba.
b. Nidasi
8
glikogen serta mudah dihancurkan oleh trofoblas. Nidasi diatur oleh suatu
proses yang kompleks antara trofoblas dan endometrium. Di satu sisi trofoblas
mempunyai kemampuan invasif yang kuat, disisi lain endometrium mengontrol
invasi trofoblas dengan menyekresikan faktor-faktor yang aktif setempat (lokal)
yaitu inhibitor cytokines dan protease. Keberhasilan nidasi dan plasentasi yang
normal adalah hasil keseimbangan proses antara trofoblas dan endometrium.
9
kembali. Kadang-kadang pada saat nidasi yakni masuknya ovum kedalam
endometrium terjadi perdarahan pada luka desidua (tanda Hartman).
10
c. Plasentasi
11
sendiri diselubungi oleh jonjot-jonjot yang dinamakan vili korialis dan
berpangkal pada korion. Sel-sel fibrolas mesodermal tumbuh disekitar embrio
dan melapisi pula sebelah dalam tropoblas. Dengan demikian, terbentuk
chorionic membrane yang kelak menjadi korion. Selain itu, vili korialis yang
behubungan dengan desidua basalis tumbuh dan bercabang-cabang dengan
baik, disini korion disebut korion frondosum. Yang berhubungan dengan
desidua kapsularis kurang mendapat makanan, karena hasil konsepsi bertumbuh
kearah kavum uteri sehingga lambat-laun menghilang; korion yang gundul ini
disebut korion laeve.
Darah ibu dan janin dipisahkan oleh dinding pembuluh darah janin dan
lapisan korion. Plasenta yang demikian dinamakan plasenta jenis hemokorial.
Disini jelas tidak ada pencampuran darah antara janin dan darah ibu. Ada juga
sel-sel desidua yang tidak dapat dihancurkan oleh tropoblas dan sel-sel ini
akhirnya membentuk lapisan fibrinoid yang disebut lapisan Nitabuch. Ketika
proses melahirkan, plasenta terlepas dari endometrium pada lapisan Nitabuch
ini.
12
a) Struktur Plasenta
Janin dan plasenta dihubungkan dengan tali pusat yang berisi 2 arteri
dan satu vena, vena berisi darah penuh oksigen, sedangkan arteri yang
kembali dari janin berisi darah kotor. Bila terdapat hanya satu arteri ada
resiko 15% kelainan kardiovaskular, ini dapat terjadi pada 1 : 200
kehamilan. Tali pusat berisi massa mukopolisakarida yang disebut jeli
wharton dan bagian luar adalah epitel amnion. Panjang tali pusat bervariasi,
yaitu 30 – 90 cm. Pembuluh darah tali pusat berkembang dan berbentuk
seperti heliks, maksudnya agar terdapat fleksibilitas dan terhindar dari torsi.
13
Tekanan darah arteri pada akhir kehamilan diperkirkan 70/60 mmHg,
sedangkan tekanan vena diperkirakn 25 mmHg. Tekanan darah yang relatif
tinggi pada kapiler, termasuk pada vili maksudnya ialah seandainya terjadi
kebocoran, darah ibu tidak masuk kejanin.
Pada kehamilan aterm arus darah pada tali pusat berkisar 350
ml/menit. Pada bagian ibu dimana arteri spiralis menyemburkan darah,
tekanan relatif rendah yaitu 10 mmHg. Arus darah uteroplasenta pada
kehamilan aterm diperkirakan 500 – 750 ml/menit.
c) Fungsi Plasenta
14
neonatus dini. Asam lemak bebas yang berikatan dengan albumin atau
lipoprotein seperti trigliserida akan dipasok melalui sirkulasi darah.
f) Makna Klinik
15
cairan yang kurang disebut oligohidroamnion yang berkaitan dengan
kelainan ginjal janin, trisomi 21 atau 13, atau hipoksia janin. Setelah 38
minggu volume akan berkurang, tetapi pada postterm oligohidroamnion
merupakan penanda serius apalagi bila bercampur mekonium.
1. Perkembangan Konseptus
ke-7). Setelah minggu ke-10 hasil konsepsi disebut janin konseptus ialah semua
jaringan konsepsi yang membagi diri menjadi berbagai jaringan embrio, korion,
16
Gangguan atau teratogen akan mempunyai dampak berat apabila terjadi pada
gestasi kurang dari 12 minggu, terlebih pada minggu ke-3.
17
Usia gestasi 29 - 32 minggu tampak pembentukan organ : bila bayi
dilahirkan, ada kemungkinan untuk hidup ( 50 – 70 % ). Tulang telah terbentuk
sempurna , gerakan napas telah reguler, suhu relatif stabil.
3. Sistem Kardiovaskular
18
mengalir kearah foramen ovale. Sebaliknya, sebagian kecil akan mengalir ke
arah ventrikel kanan.
Darah dari ventrikel kanan akan mengalir ke arah paru. Karena paru
belum berkembang, sebagian besar darah dari jantung kanan melalui arteri
pulmonalis akan dialirkan ke aorta melalui suatu pembuluh duktus arteriosus.
Darah itu akan bergabung di aorta desending, bercampur dengan darah bersih
yang akan dialirkan keseluruh tubuh.
4. Sistem Respirasi
Gerakan napas janin telah dapat dilihat sejak kehamilan 12 minggu dan
pada 34 minggu secara regular gerak napas ialah 40 – 60 X/menit dan diantara
jeda adalah periode apnea. Cairan ketuban akan masuk sampai bronkioli,
sementara didalam alveolus terdapat cairan alveoli.
Alveoli terdiri atas dua lapis sel epitel yang mengandung sel tipe I dan
II. Sel tipe II membuat sekresi fosfolipid suatu surfaktan yang penting untuk
fungsi pengembangan napas. Surfaktan yang utama ialah sfingomielin dan
lesitin serta fosfatidil gliserol. Produksi sfingomielin dan fosfatidil gliserol akan
memuncak pada 32 minggu, sekalipun sudah dihasilkan sejak 24 minggu. Pada
kondisi tertentu, misalnya diabetes, produksi surfaktan ini kurang; juga pada
preterm ternyata dapat dirangsang untuk meningkat dengan cara pemberian
kortikosteroid pada ibunya. Pemeriksaan kadar L/S rasio pada air ketuban
merupakan cara untuk mengukur tingkat kematangan paru, dimana rasio L/S >
2 menandakan paru sudah matang.
19
5. Sistem Gastrointestinal
baru nyata pada periode neonatal. Janin meminum air ketuban dan akan tampak
gerakan peristaltik usus. Protein dan cairan amnion yang ditelan akan
sampai partus, kecuali pada kondisi hipoksia dan stres, akan tampak cairan
6. Sistem Ginjal
minggu ke-36. Pada janin hanya 2 % dari curah jantung mengalir ke ginjal,
7. Sistem Saraf
Janin sudah mampu mendengar sejak 16 minggu atau 120 hari. Ia akan
mendengar suara ibunya karena rambat suara internal lebih baik dari pada suara
eksternal. Kemampuan melihat cahaya agaknya baru jelas pada akhir
kehamilan, sementara gerak bola mata sudah lebih awal. Gerakan ini dikaitkan
dengan perilaku janin.
20
8. Kelenjar Endokrin
6 hormon, yaitu (1) laktotrop, yag menghsilkan prolaktin; (2) somatotrop, yang
sudah dihasilkan.
9. Pembentukan Kelamin
Sistem reproduksi
1. Uterus
21
Trimester 1
22
Trimester 2
2. Serviks
Satu bulan setelah konsepsi serviks akan menjadi lebih lunak dan
kebiruan. Perubahan terjadi akibat penambahan vaskularisasi dan terjadinya
23
edema pada seluruh serviks bersamaan dengan terjadinya hipertrofi dan
hiperplasia pada kelenjar-kelenjar serviks. Jaringan ikat ekstraseluler serviks
terutama kolagen tipe 1 dan 3 dan sedikit tipe 4 pada membrana basalis. Dimana
molekul-molekul kolagen itu, berkatalasi glikosaminoglikan dan proteoglikan
terutama dermatan sulfat, asam hialuronat dan heparin sulfat. Juga ditemukan
fibronektin dan elastin diantara serabut kolagen.
Serviks didominasi jaringan ikat fibrosa. Komposisi berupa jaringan
matriks ekstraseluler terutama kolagen dengan elastin dan proteglikan dan
bagian sel yang mengandung otot dan fibroblas, epitel serta pembuluh darah.
Pada akhir trimester pertama kehamlian, berkas kolagen menjadi kurang
kuat terbungkus. Hal ini akibat penurunan konsentrasi kolagen secara
keseluruhan, dengan sel otot polos dan jaringan elastis, serabut kolagen bersatu
ke arah paralel terhadap sesamanya sehingga serviks menjadi lunak.
Kelenjar-kelenjar di serviks akan berfungsi lebih dan akan
mengeluarkan sekresi lebih banyak. Kadang-kadang wanita yang sedang hamil
mengeluh mengeluarkan cairan pervaginam lebih banyak. Pada keadaan ini
sampai batas tertentu masih merupakan keadaan fisiologik, karena
peningakatan hormon progesteron. Selain itu prostaglandin bekerja pada
serabut kolagen, terutama pada minggu-minggu akhir kehamilan. Serviks
menjadi lunak dan lebih mudah berdilatasi pada waktu persalinan.
3. Ovarium
24
Vagina dan vulva terjadi perubahan karena pengaruh estrogen.
Akibat hipervaskularisasi, vagina dan vulva terlihat lebih merah atau kebiruan.
Warna livid pada vagina atau portio serviks disebut tanda Chadwick.
Dinding vagina mengalami banyak perubahan dengan meningkatnya
ketebalan mukosa, mengendornya jaringan ikat dan hipertrofi sel otot polos.
Perubahan ini mengakibatkan bertambahnya panjang dinding vagina.
Peningkatan volume sekresi vagina juga terjadi, dimana sekresinya
berwarna keputihan, menebal, dan pH antara 3,5-6 yang merupakan hasil dari
peningkatan produksi asam lakatat glikogen yang dihasilkan oleh epitel vagina
sebagai aksi dari lactobacillus acidophilus.
Kulit
Payudara
25
- Menimbulkan penimbunan lemak dan air serta garam sehingga payudara
tampak makin besar.
- Tekanan serat syaraf akibat penimbunan lemak, air dan garam menyebabkan
rasa sakit pada payudara.
Progesteron, berfungsi :
- Mempersiapkan asinus sehingga dapat berfungsi.
- Menambah sel asinus.
Somatomamotropin, berfungsi :
-Mempengaruhi sel asinus untuk membuat kasein, laktalbumin
dan laktoglobulin.
- Penimbunan lemak sekitar alveolus payudara.
b) Perubahan payudara pada ibu hamil
- Payudara menjadi lebih besar
- Areola payudara makin hitam karena hiperpigmentasi.
- Glandula Montgomery makin tampak menonjol dipermukaan areola mamae.
- Pada kehamilan 12 minggu keatas dari puting susu keluar cairan putih jernih
(kolostrum) yang berasal dari kelenjar asinus yang mulai bereaksi.
- Pengeluaran ASI belum berjalan oleh karena prolaktin ini ditekan oleh PIH
(Prolaktine Inhibiting Hormone)
- Setelah persalinan , dengan dilahirkannya plasenta pengaruh estrogen,
progesterone dan somotomammotropin terhadap hipotalamus hilang sehingga
prolaktin dapat dikeluarkan dan laktasi terjadi.
Perubahan Metabolik
26
Peningkatan jumlah cairan selam kehamilan adalah fisiologis yang
disebabkan oleh turunnya osmolaritas dari 10 mOsm/kg yang diinduksi oleh makin
rendahnya ambang rasa haus dan vasopresin.
Selama kehamilan ibu akan menyimpan 30g kalsium yang sebagian besar
akan digunakan untuk pertumbuhan janin. Zinc sangat penting bagi pertumbuhan
dan perkembangan janin. Asam folat dibutuhkan untuk pertumbuhan dan
pembelahan sel dalam sisntesis DNA/RNA. Defisiensi asam folat selama
kehamilan akan menyebabkan terjadinya anemia megaloblastik dan defisiensi pada
masa prakonsepsi serta awal kehamilan diduga akan menyebabkan neural tube
defect pada janin, asupan asam folat 0,4mg/hari sampai usia 12 minggu.
Sistem Kardiovaskular
Pada minggu ke 5 cardiac output akan meningkat dan perubahan ini untuk
mengurangi resistensi vaskuar sistemik. Selain itu terjadi peningkatan denyut
jantung. Antara minggu ke 10 dan 20 terjadi peningkatan volume plasma sehingga
27
juga terjadi peningkatan preload. Performa ventrikel selama kehamilan dipengaruhi
oleh penurunan resistensi vaskular sistemik dan perubahan pada aliran pulsasi
arterial. Kapasitas vaskukar juga meningkat. Peningkatan estrogem dan progesteron
menyebabkan terjadinya vasodilatasi dan penurunan resistensi vaskular perifer.
Volume dan darah total dan volume plasma darah naik pesat sejak akhir
trimester pertama. Volume darah akan bertambah banyak, kira – kira 25 % dengan
puncaknya pada kehamilan 32 minggu, diikuti curah jantung (cardiac output) yang
meningkat sebanyak kurang lebih 30%. Akibat hemodilusi yang mulai jelas
kelihatan pada kehamilan 4 bulan, ibu yang menderita penyakit jantung dapat jatuh
dalam keadaan dekompensasio kordis. Kenaikan plasma darah dapat mencapai 40%
saat mendekati cukup bulan.
Traktus Digestivus
28
traktus digestivus menurun sehingga motilitas seluruh traktus digestivus juga
berkurang. Makanan lebih lama berada di dalam lambung dan apa yang telah
dicernakan lebih lama berada dalam usus – usus. Hal ini mungkin baik untuk
resorpsi akan tetapi menimbulkan pola obstipasi yang memang merupakan salah
satu keluhan utama wanita hamil. Tidak jarang dijumpai pada bulan – bulan
pertama kehamilan gejala muntah (emesis). Biasanya terjadi pada pagi hari, dikenal
sebagai morning sickness. Emesis, bila terlampau sering dan terlalu banyak
dikeluarkan disebut hiperemesis gravidarum, keadaan ini patologik. Salivasi ini
adalah pengeluaran air liur berlebihan daripada biasa. Bila terlampau banyak, ini
pun menjadi patologik.
Traktus Urinarius
29
Sistem Endokrin
Sistem Muskuloskletal
Lordosis yang progersif akan menjadi bentuk yang umum pada kehamilan.
Akibat kompensasi dari pembesaran uterus ke posisis anterior, lordosis menggeser
pusat daya berat ke belakang ke arah dua tungkai. Sendi sakroilliaka, sakrokoksigis
dan pubis akan meningkat mobilitasnya yang diperkirakan karena pengaruh
hormonal. Mobiltas tersebut dapat mengakibatkan perubahan sikap ibu dan pada
akhirnya menyebabkan perasaan tidak enak pada bagian bawah punggung terutama
pada akhir kehamilan.
30
2.5 TANDA KEHAMILAN
Adalah sekumpulan tanda atau gejala yang timbul pada wanita hamil yang
1. Presumsi
Adalah perubahan yang dirasakan ibu / Kemungkinan /Dugaan hamil.
Tanda- tanda dugaan hamil :
1) Amenorea (terlambat datang bulan)
2) Mual dan Muntah
Biasanya terjadi pada bulan-bulan pertama kehamilan hingga akhir triwulan
pertama. Gejala ini sering terjadi pada pagi hari disebut morning sickness
of pregnancy. Bila terlampau sering, dapat mengakibatkan gangguan
kesehatan disebut dengan Hiperemesis Gravidarum.
3) Mengidam
Pada beberapa wanita ditemukan adanya (ngidam makanan) yang mungkin
berkaitan dengan persepsi individu wanita tersebut mengenai apa yang bisa
mengurangi rasa mual dan muntah. Kondisi lainnya adalah “Pica”
(mengidam) yang sering dikaitkan dengan anemia akibat defisiensi zat besi
ataupun adanya suatu tradisi.
4) Sinkope atau Pingsan
5) Pingmentasi Kulit
Sekitar Pipi (Cloasma Gravidarum) Keluarnya Melanophore
Stimulating Hormone (MSH) hipofisis anterior menyebabkan
pigmentasi pada kulit.
Dinding perut
- Stria livide dan albican
- Linea Ningra dan alba
Sekitar Payudara
- Hiperpigmentasi areola mamae
- Putting susu makin menonjol
31
- Kelenjar montgomery menonjol
- Pembuluh darah manifes sekitar payudara
6) Salivasi berlebihan
7) Anoreksia atau tidak ada selera makan
Biasanya timbul pada TM I, kemudian nafsu makan akan muncul kembali.
8) Epulis (Hipertropi dari papil gusi)
9) Varices
Karena pengaruh dari estrogen dan progesteron terjadi penampakan
pembuluh darah vena, terutama bagi mereka yang mempunyai bakat.
Penampakan pembuluh darah itu terjadi disekitar genetalia eksterna, kaki,
betis dan payudara dan dapat menghilang setelah persalinan.
10) Payudara tegang
Pengaruh estrogen dan progesteron dan somamotropin menimbulkan
deposit lemak, air dan garam pada payudara. Payudara membesar dan
tegang, ujung syaraf tertekan menyebabkan rasa sakit terutama pada hamil
pertama.
11) Sering Kencing
Uterus yang membesar pada TM I akan menyebabkan tertekannya kandung
kencing. Pada TM II umumnya keluhan ini hilang oleh karena uterus yang
membesar keluar dari rongga panggul dan pada TM III gejala ini dapat
timbul lagi karena janin mulai masuk ke ruang panggul dan menekan
kembali kandung kencing.
12) Obstipasi
Karena pengaruh hormon progesteron dapat menghambat peristaltik usus
sehingga menyebabkan kesulitan untuk BAB.
32
- Tanda Hegar
Pada minggu-minggu pertama istmus uteri mengadakan hipertropi sehingga
lebih panjang dan lebih lunak. Pada VT jika 2 jari tangan dalam diletakkan
pada forniks posterior dan tangan yang satunya pada dinding perut depan
diatas simpisis, maka istmus uteri sedemikian lunaknya, seolah-olah corpus
uteri tidak berhubungan dengan serviks.
- Tanda Brackston Hicks
Kontraksi tidak teratur yang tidak menimbulkan rasa nyeri pada waktu
pemeriksaan. Maka kadang-kadang corpus uteri yang lunak menjadi lebih
keras. Hal tersebut disebabkan karena timbulnya kontraksi.
- Tanda Piscasek
Uterus membesar kesalah satu jurusan hingga menonjol jelas kejurusan
tersebut. Sehingga pertumbuhan uterus tidak rata, uterus lebih cepat tumbuh
didaerah implantasi dari blastosit dan daerah insersi plasenta.
- Tanda Goodell
Pelunakkan serviks dikarenakan pembuluh darah dalam serviks bertambah
dan karena timbulnya oedema dari serviks dan hiperplasia kelenjar-kelenjar
serviks. Jaringan ikat pada serviks banyak mengandung kolagen, akibat
kadar estrogen meningkat, menyebabkan hipervaskularisasi maka
kosistensi serviks menjadi lunak.
- Tanda Chadwicks
Peningkatan vaskularisasi yang menimbulkan warna unggu kebiruan pada
mukosa vagina, vulva dan serviks akibat meningkatnya hormon estrogen.
Warna portio pun tampak livide.
3. Teraba ballotemen
Adalah gerakan janin yang belum engaged, teraba pada minggu ke 16-18.
Balotement adalah tehnik mempalpasi suatu struktur terapung dengan
menekan perlahan struktur tersebut dan merasakan pantulannya. Jari
pemeriksa dalam vagina mendorong dengan lembut kearah atas, janin
terdorong keatas kemudian janin turun kembali dan jari merasakan benturan
lunak.
33
4. Pemeriksaan Tes Biologis Kehamilan positif
Uji kehamilan
Urin
Uji semacam ini tersedia dipasaran atau distribusi medis. Uji tersebut
dinyatakan positif jika konsentrasi hCG dalam urin mencapai 25 mI, biasanya
terjadi pada saat tidak menstruasi atau 12-14 hari setelah konsepsi. Uji dengan
hasil positif mempunyai nilai prediksi terhadap kehamilan sebanyak 99,5 %. Hasil
negatif palsu dapat terjadi karena rendahnya konsentrasi hCG, sebagai akibat urin
yang terlalu encer, tanggal yang tidak akurat, KE atau gangguan pada ovum.
Serum Beta hCG
a. Dideteksi 7 sampai 11 hari setelah konsepsi
b. Dilakukan 2 kali setiap 2 hari selama 10 minggu
34
c. Penyebab turunnya hCG biasanya karena aborsi spontan, ovum yang
Protein:
Memberitahukan kepada ibu tentang makanan berprotein tinggi &
jumlah protein yang dibutuhkan (85 gr/hari).
Jelaskan akibat dari defisiensi protein kelahiran premature,
anemia dan edema.
Kalsium:
35
Zat besi:
Asam folat:
3. Perawatan Payudara
Payudara perlu dipersiapkan sebelum bayi lahir sehingga dapat segera
berfungsi dengan baik pada saat diperlukan.
4. Perawatan gigi
Paling tidak dibutuhkan dua kali pemeriksaan selama kehamilan yaitu
pada trimester pertama terkait dengan hiperemesis dan ptialisme (produksi
liur yang berlebihan) sehingga perlu menjaga kebersihan rongga mulut.
Anjuran untuk menyikat gigi setelah makan karena ibu hamil sangat
rentan terhadap karies dan gingivitis.
5. Kebersihan tubuh dan pakaian
Perubahan anatomic pad aperut, area genitalia/lipatpaha, dan payudara
menyebabkan lipatan-lipatan kulit menjadi lebih lembab dan mudah
terinvestasi oleh mikroorganisme.
Gunakan pakaian yang longgar, bersih dan nyaman dan hindarkan sepatu
hak tinggi (high heels) dan alas kaki yang keras (tidak elastis) serta korset
penahan perut.
6. Pembatasan aktivitas sehari-hari
Jangan melakukan pekerjaan rumah tangga yang berat dan hindarkan
kerja fisik yang dapat menimbulkan kelelahan yang berlebihan.
36
Istirahat cukup, minimal 8 jam pada malam hari, dan 2 jam pada siang
hari.
Tidak dianjurkan untuk merokok menimbulkan vasospasme yang
berakibat anoksia janin, BBLR, prematuritas, kelainan congenital dan
solusio plasenta.
7. Pemilihan olah raga
Lakukan gerakan tubuh ringan, misalnyaberjalan kaki, terutama pada
pagi hari.
Anjurkan untuk mengikuti senam hamil.
8. Penyesuaian kebiasaan hidup
Kebiasaan buang air besar (b.a.b) selama kehamilan cenderung menjadi
tidak teratur. Sehingga upayakan untuk minum banyak, makan-makanan
yang mengandung serat seperti sayuran dan buah.
Kebiasaan koitus, hubungan seksual tidak berbahaya untuk dilakukan
kapan saja selama kehamilan, dengan syarat tidak ada penyulit kehamilan
seperti ketuban pecah, persalinan premature, dan cervix inkompeten.
hati-hati pada kehamilan muda, dan sebaiknya ditinggalkan di akhir
masa kehamilan karena uterus yang menjadi lebih sensitif.
9. Batasi penggunaan obat-obatan yang belebihan / polifarmasi
10. Selain memperhatikan keadaan fisik, aspek kejiwaan juga harus diperhatikan.
Keadaan kejiwaan ibu, orang-orang sekitarnya dan sikap ibu tersebut
terhadap kehamilannya. hendaknya bahagia menanti kelahiran
anaknya.
Pengertian kepada keadaan calon ibu dan keluarga sangat diperlukan,
terutama dari suami.
Tujuan penyampaiannya adalah agar apabila terjadi hal-hal demikian, baik ibu
dan keluarga dapat segera datang kerumah sakit atau pelayanan kesehatan terdekat.
37
Perdarahan
Preeklampsi , dengan gejala dan tanda antara lain:
- Sakit kepala atau cephalgia (frontal atau oksipital) yang tidak
membaik dengan pengobatan umum
- Gangguan penglihatan seperti pandangan kabur, silau atau berkunang-
kunang
- Nyeri epigastric
- Oliguria (urine kurangdari 500ml/24 jam)
- Edema menyeluruh
2. Menjelaskan gejala dan tanda yang harus diwaspadai
Muntah berlebihan
Disuria
Menggigil atau demam
Ketuban pecah dini
Uterus lebih besar atau lebih kecil dari usia kehamilan
38
waktu, tidak bertambah kuat jika dibawa berjalan, tidak berpengaruh pada
pendataran cervix.
3. Penjelasan tanda-tanda persalinan
Timbulnya his persalinan, yaitu his pembukaan dengan sifat nyeri
melingkar dari punggung, memancar ke perut bagian depan, teratur,
makin lama makin pendek intervalnya, jika dibawa berjalan menjadi
bertambah kuat, dan berpengaruh pada pendataran cervix.
Keluarnya lender berdarah dari jalan lahir.
Pecahnya ketuban dalam jumlah banyak dari jalan lahir.
4. Penjelasan mengenai tenaga mengejan
Setelah pembukaan lengkap dan ketuban pecah, tenaga yang
mendorong bayi keluar tenaga mengejan hanya dapat berhasil jika
pembukaan sudah lengkap, dan paling efektif sewaktu kontraksi uterus.
39
DAFTAR PUSTAKA
40