Alquran tidak membicaran asal usuk alam secara detail namun dalam bentuk isyarat yang
menggambarkan penciptaan memalui proses bertahap dan memerlukan waktu. Allah berfirman:
Dan Dialah yang menciptakan langit dan bumi dalam enam hari, adapun arasy-Nya tegak pada air
untuk menguji siapa diantara kalian yang lebih tinggi amalnya (QS. Surat Hud: 7).
Pada abad 20 para pakar fisika muslim mulai memahami ayat-ayat yang berkaitan dengan alam semesta
dengan menggunakan latar belakang ilmu mereka. Menurut mereka, Al Quran ternyata memberikan
konsep mendasar bagi pengetahuan manusia tentang alam raya ini. Firman Allah:
Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi serta silih berganti malam dan siang, terdapat ayat-
ayat Allah bagi orang yang berakal (Qs. Ali Imran: 190)
Ayat diatas mendorong manusia utuk menyelidiki sifat-sifat dan kelakuan alam sekitarnya yang menjadi
tempat tinggal dan sumber kehidupannya. Segala yang diciptakan Allah tidak ada yang sia-sia.
1. Alam dalam pandangan Islam adalah makhluk Allah yang diperuntukkan bagi manusia dan
menjadikannya sebagai pendorong untuk menyelidiki fenomena yang terjadi didalamnya.
Penyelidikan terhadap alam raya ini merupakan bagian dari tugas manusia sebagai khalifah di
muka bumi.
2. Alam jagat raya ini milik Allah, manusia hanya memiliki hak guna pakai selama hidup. Allah
berfirman:
Tuhan telah menundukkan bagimu apa saja yang ada dilangit dan dibumi secara keseluruhannya
(QS. Al. Jaatsiyah; 13)
Kesimpulan
1. Ilmu pengetahuan ini seyogyanya dijadikan sebagai alat untuk mencapai kesejahteraan seluruh
makhluk, dengan cara mendayagunakan dan memamfaatkan alam sebaik-baiknya (tidak bebas
nilai),
2. Ilmu pengetahuan yang berlandaskan Al Quran menjadikan Allah sebagai titik berangkat dan
sekaligus titik tujuan dan direalisasikan dalam bentuk nyata (amal saleh).
Pada ayat diatas dengan jelas menunjukkan bahwa manusia tersusun dari dua unsur yaitu:
1. Unsur materi (jasmani) dari tanah.
2. Unsur inmateri (Rohani) dari alam gaib.
Tubuh memiliki daya yang bersifat fisik:
1. Mendengar, melihat, mencium dan merasakan
2. Bergerak
Jiwa (nafs) memiliki dua macam daya:
1. Daya pikir yang disebut akal
2. Daya rasa yang berpusat didalam dada (Qalbu).
Martabat Manusia
Letak perbedaan utama manusia dengan makhluk lainnya adalah kemampuannya melahirkan kebudayaan.
Kebudayaan hanya dimiliki manusia, sedangkan binatang hanya memiliki kebiasaan yang bersifat
instingtif.
Manusia memiliki karakter yang khas, kekhasan inilah yang menurut Al Quran menyebabkan adanya
konsekuensi kemanusiaan, diantaranya kesedaran tanggung jawab dan pembalasan.
Diantara Karakter Manusia:
1. Aspek kreasi: organ-organ tubuh manusia memiliki fungsi yang lebih sempurna dibandingkan
makhluk lainnya,
2. Aspek ilmu: hanya manusia yang memiliki kemampuan memahami lebih jauh hakikat alam
semesta ini,
3. Aspek kehendak: manusia memiliki kehendak yang menyebabkan bisa mengandalakan pilihan
dalam hidupnya,
4. Aspek akhlak: manusia dapat dibentuk akhlaknya.
Kesimpulan bahwa agama sangat perlu bagi manusia terutama bagi orang yang berilmu, apapun
disiplin ilmunya. Sebab karena dengan agama ilmunya akan lebih bermakna (bagi kita umat Islam,
agama yang dimaksud adalah agama Islam).
Kenapa Islam?
Karena agama Islam adalah agama akhir yang mutahir. Agama Islam adalah agama keseimbangan dunia
dan akhirat agama yang tidak mempertentangkan iman dan ilmu, bahkan menurut Rasullulah SAW.
agama yang mewajibkan manusia, baik pria maupun wanita menuntut ilmu pengetahuan mulai dari bayi
hingga liang lahat (Long life education).
NAMA-NAMA ALQURAN
1. Alquran. Disebutkan dalam firman Allah surah Al Hasyr:
Sekiranya Kami turunkan Al Quran ini kepada sebuah gunung, pasti kamu akan melihatnya
tunduk terpecah-belah disebabkan takut kepada Allah (QS. Al Hasyr; 21).
2. Dari kata: Qara’a: Yaqra’u: Qur’anan. Yang berarti bacaan atau harus dibaca.
3. Al-Furqan: Pembeda atau pemisah antara yang hak dan batil.
Maha suci Allah yang telah menurunkan Al-Furqan kepada hambanya, agar menjadi pemberi
peringatan kepada seluruh alam (QS. Al Furqan; 1)
4. Azzikra, peringatan, yaitu kitab yang berisi peringatan Allah kepada manusia.
Sesungguhnya Kamilah yang menurunkan Al Quran dan sesunggunya Kami benar-benar
memeliharanya (QS. Al Hijr; 9)
5. Al Kitab: Tulisan atau yang tertulis dan dibukukan, yaitu kitab yang ditulis dalam muhsaf.
Segala puji Allah yang telah menurunkan kepada hamba-Nya Al kitab dan Dia tidak mengadakan
kebengkokan didalamnya (QS. Al Kahfi, 18: 1).
KODIFIKASI AL QURAN
1. Pada masa Rasullulah
a. Setiap ayat turun langsung dihafal diluar kepala oleh Nabi dan diajarkan kepada sahabat. Sahabat
langsung menghafal selanjutnya mengajarkan kepada sahabat lain,
b. Setiap ayat turun Nabi memberi petunjuk kepada sahabat dan sekertarisnya untuk menulis ayat
yang turun pada alat-alat tulis yang mereka miliki seperti: pelepa kurma, batu-batu tipis,
dedaunan dan kulit binatang kemudian disimpan dirumah Rasulullah.
2. Kodifikasi pada masa sahabat
a. Masa khalifah Abu Bakar dan Umar bin Khattab menyarankan Al Quran ditulis dan dikumpulkan
dalam suatu muhsaf karena sahabat menghafal Al Quran banyak meninggal dalam peperangan.
b. Abu Bakar memerintahkan Ali, Zaid bin Tsabit dan Ubay bin Ka’b serta Usman bin Affan
menulis dan membukukannya.
AL SUNNAH
Pengertian
As sunnah/hadis = berita atau sesuatu yang baru, pekerjaan atau cara dan perjalanan
(bhs)
Menurut istilah segala perkataan, perbuatan dan sikap diam nabi tanda setuju (Taqriri).
Macam-macam sunnah/hadis
a. Sunnah Qauliyah : Perkataan atau ucapan Rasulullah tentang sesuatu,
b. Sunnah Fi’liyah : perbuatan yang dilakukan dan dicontohkan Rasulullah,
c. Sunnah Taqririyah : ketetapan, diamnya dan keizinan Rasulullah (Perbuatan sahabat).
FUNGSI SUNNAH
1. Menjelaskan ketentuan yang terdapat dalam Al Quran, misalnya mengenai shalat,
2. Penjelasan isi kandungan Al Quran yang bersifat global (Rinciaan pelaksanaan ibadah),
3. Menguatkan hukum yang ditetapkan dalam Al Quran, misalnya puasa,
4. Mengembangkan sesuatu yang samr-samar ketentuannya didalam Al Quran, misalnya:
Larangan menikahi dalam waktu bersamaan seorang gadis dan bibinya,
Rasulullah melarang memakan sesuatu yang mempunyai taring dari binatang dan semua burung
yang bercakar (HR. Muslim dan Ibnu Abbas).
Hadis dapat dilihat dari segi, yaitu dari segi jumlah orang yang meriwayatkan dan dari segi kualitas
(diterima dan ditolak hadis tersebut):
Dari segi jumlah orang yang meriwayatkan:
1. Hadis Mutawar : hadis yang diriwayatkan sejumlah orang (15-30 orang). Secara terus-menerus
tanpa putus dan secara adat parawinya tidak mungkin berbohong,
2. Hadis Masyhur : hadis yang diriwayatkan sejumlah orang (5-20 orang). Tapi tidak mencapai
derajat mutawatir,
3. Hadis Ahad : hadis yang diriwayatkan oleh seorang, dua orang atau lebih, tapi tidak mencapai
syarat masyhur,
Dari segi kualitas (diterima atau ditolak)
a. Hadis Shahih : hadis yang sanadnya tidak terputus, diriwayatkan orang-orang adil, sempurna
ingatannya, kuat hafalannya, tidak cacat dan tidak bertentangan dengan dalil yang lebih kuat,
b. Hadis Hasan : hadis yang memenuhi syarat hadis shahih, tapi orang yang meriwayatkannya kurang
kuat ingatannya dan kurang baik hafalannya,
c. Hadis Dhait : hadis yang tidak lengkap syaratnya (tertolak), tau tidak memiliki syarat yang terdapat
dalam hadis shahih dan hasan.
PENELITIAN HADIS
1. Abu Abdullah Muhammad bin Ismail bin Ibrahim Al Mughirah Al Bardizbah Al Ja’fi Al Bukhari
yang terkenal dengan nama Imam Bukhari (194-256 H).
• Berguru pada 1080 orang guru ahli hadis,
• Berjalan kaki 80.000 km,
• Mengumpulkan hadis sebanyak 1.000.000 dan
• Menghafal hadis shahih 100.000 dan 200.000 yang tidak shahih.
2. Abu Al Husain Muslim bin Al Hajaj Al Qusyairy Al Naisaburi yang terkenal Imam Muslim (204-261
H).
MACAM-MACAM IJTIHAD
1. Qiyas : menurut bahasa yaitu mengukur sesuatu dengan lainnya dan
mempersamakannya,
Dari segi istilah: menetapkan sesuatu perbuatan yang belum ada ketentuan hukumnya yang telah
ditetapkan nash, disebabkan adanya persamaan antara keduanya (Illatnya).
2. Ijma, menurut bahasa yaitu sepakat, setuju atau sependapat.
Dari segi istilah ijma: kebulatan pendapat semua ahli ijtihad setelah wafatnya Rasulullah pada suatu
masa tentang suatu hokum,
3. Istihsan : menetapkan hukum terhadap sesuatu persoalan atas dasar prinsip-
prinsip yang berkaitan dengan kebaikan, keadilan dan kasih sayang.
4. Mashalihul Mursalah : menetapkan hukum terhadap sesuatu persoalan atas dasar pertimbangan
pemanfaatannya.
TASAWUF
1. Arti Tasawuf
a. Tasawuf berasal dari kata suf artinya bulu domba kasar atau wol kasar,
b. Berasal dari kata shaf artinya sahabat-sahabat nabi yang senantiasa menempati shaf terdepan,
c. Ahlusuffah, artinya sahabat nabi yang senantiasa menggunakan pelana kudanya sebagai bantal
dan tempat tidurnya adalah pelataran masjid.
2. Tasawuf dalam Al Quran dan hadis
Dalam Al Quran terdapat ayat-ayat yang menyatakan bahwa manusia sangat dekat dengan tuhan.
• Jika hamba-Ku bertanya kepadamu tentang diri-Ku, maka Aku dekat dan mengabulkan seruan
yang memanggil jika Aku dipanggil (QS. Al Baqarah; 186)
• Dialah Allah beserta kamu dimana saja kamu berada.
• Dan engkau beribadah kepada Allah seperti halnya engkau melihat Allah.
Tasawuf adalah upaya mendekatkan diri kepada Allah dan untuk mempuh jalan itu kaum sufi atau
seorang calon sufi harus menempuh jalan (Thaqiqah) yang panjang melalui stasion (Maqanat-maqanat)
tertentu:
a. Tobat: meminta ampunan yang tidak membawa kembali berbuat dosa lagi, baik dosa besar maupun
dosa kecil,
b. Zuhud: meninggalkan hidup kematerian, atau sikap jiwa yang tidak meletakkan kehidupan sebagai
tujuan. Tapi dunia dipandang sebagai alat untuk mencapai tujuan hakiki yaitu Taqarrub pada Allah.
c. Waraa: meninggalkan segala sesuatu yang didalamnya terdapat subhat (keragu-raguan) tentang
halalnya sesuatu,
d. Kefakiran: tidak meminta lebih dari apa yang telah ada pada dirinya. Tidak meminta rezeki kecuali
hanya untuk dapat menjalankan kewajiban.
Mengobati penyakit jiwa tersebut diatas dalam pandangan ahli tasawuf adalah dengan cara meninggalkan
watak yang terpendam dalam diri, seperti:
1. Sifat syukur: menerima apa yang kita peroleh sebagai anugrah Allah yang patut diterima dengan
hati lapang,
2. Sifat iffah (pemaaf): membuka lebar-lebar hati dan perasaan kita kepada orang lain dengan penuh
keikhlasan.
3. Rahmah: penghayatan terhadap jatidiri kita sebagai manusia yang tidak mungkin selamanya berbuat
benar dan baik. Karena sifat benar dan salah adalah sifat yang manusiawi.
SYARIAH
Syariah menurut bahasa adalah jalan ke sumber (mata) air. Dalam bahasa arab disebut Syari’, secara
harfiah berarti jalan yang harus dilalui oleh setiap muslim.
Sedang menurut istilah adalah system norma yang mengatur hubungan manusia dengan Tuhan, manusia
dengan manusia dan hubungan manusia dengan alam.