Anda di halaman 1dari 15

Fakultas Kedokteran

Universitas Islam Sultan Agung

MODUL KETRAMPILAN KLINIS 3


ASUHAN PERSALINAN NORMAL

BUKU PETUNJUK SKILLS LAB

Fakultas Kedokteran Universitas Islam Sultan Agung


Jl. Raya Kaligawe Km. 4, Semarang 50112
P.O. BOX 1054/SM
Telp. (024) 6583584
Fax. (024) 6594366
BUKU PANDUAN SKILL LAB
FK UNISSULA
Semester :5
Modul : Ketrampilan Klinis 3
LBM :6
Topik Ketrampilan : Asuhan Persalinan Normal (APN)
Waktu : 100 menit luring + 50 menit penugasan
Pemateri : Instruktur

A. SASARAN BELAJAR
1. Menjelaskan tanda-tanda pasti dan semu persalinan normal
2. Melakukan ketrampilan manajemen persalinan normal kala 2 dan 3 pada manekin

3. RENCANA PEMBELAJARAN
Waktu skill lab 1 × 100 menit (online)
Panduan 1. 10 menit pertama pretest
Instruktur 2. 30 menit pertama instruktur memberikan penjelaan dan
memberikan contoh / melihat video jika ada
3. 60 menit berikutnya instruktur melihat mahasiswa berlatih
melakukan Asuhan Persalinan Normal (APN) dan
memberikan feedback / koreksi
4. Instruktur memberikan penilaian dan feedback sesuai video
yang dikumpulkan mahasiswa. Penilaian dilakukan
menggunakan iClass maksimal hari Jum’at, 3 Desember
2021 pukul 12.00 WIB
Tugas Mahasiswa 1. Mahasiswa sudah membaca panduan Asuhan Persalinan
Normal (APN) dan melihat video (jika tersedia) sebelum
memulai skill.
2. Pada 10 menit pertama mengerjakan soal pretest
3. Pada 30 menit pertama praktikum, mahasiswa
mendengarkan penjelasan tutor bagaimana cara melakukan
sirkumsisi
4. Pada 60 menit praktikum, mahasiswa melakukan latihan
Asuhan Persalinan Normal (APN) yang dipandu dan
dikoreksi oleh instruktur.
5. 50 menit penugasan offline : Mahasiswa wajib membuat
video “Asuhan Persalinan Normal” dengan durasi
maksimal 10 menit, dikumpulkan paling lambat Kamis,
2 Desember 2021 pukul 12.00 WIB.
4. DASAR TEORI
I. MENGENALI GEJALA DAN TANDA KALA DUA
1. Mendengar dan melihat tanda Kala Dua persalinan
 Ibu merasa ada dorongan kuat dan meneran
 Ibu merasakan tekanan yang semakin meningkat pada rektum dan / vaginanya
 Perineum menonjol
 Vulva dan sfingter ani membuka

II. MENYIAPKAN PERTOLONGAN PERSALINAN


1. Memastikan kelengkapan peralatan, bahan dan obat-obatan esensial untuk menolong
persalinan dan menatalaksana komplikasi segera pada ibu dan bayi baru lahir.
Untuk asuhan bayi baru lahir atau resusitasi  siapkan:
 Tempat datar, rata, bersih, kering dan hangat
 3 handuk/kain bersih dan kering (termasuk ganjal bahu bayi)
 Alat penghisap lendir
 Lampu sorot 60 watt dengan jarak 60 cm dari tubuh bayi
Untuk ibu:
 Menggelar kain di perut bawah ibu
 Mematahkan ampul oksitosin 10 unit
 Alat suntik steril sekali pakai dalam partus set
2. Mengenakan baju penutup atau celemek plastik bersih yang tidak tembus cairan
dan sepatu boot
3. Melepaskan dan menyimpan semua perhiasan yang dipakai. Mencuci kedua
tangan dengan sabun dan air bersih yang mengalir kemudian mengeringkan
tangan dengan tissue atau handuk pribadi yang bersih dan kering satu kali pakai
4. Memakai sarung tangan disinfeksi tingkat tinggi (DTT) atau steril untuk semua
pemeriksaan dalam (tangan kanan yang akan digunakan untuk VT)
5. Menghisap oksitosin 10 unit ke dalam tabung suntik (gunakan tangan yang
memakai sarung tangan DTT atau steril dan pastikan tidak terjadi kontaminasi
pada alat suntik)
III. MEMASTIKAN PEMBUKAAN LENGKAP DAN KEADAAN JANIN BAIK
1. Membersihkan vulva dan perineum, menyekanya dengan hati-hati dari depan ke
belakang dengan menggunakan kapas atau kasa yang sudah dibasahi air disinfeksi
tingkat tinggi.
 Jika introitus vagina, perineum, atau anus terkontaminasi tinja, bersihkan dengan
seksama dengan cara menyekanya dari depan ke belakang.
 Buang kapas atau kasa yang terkontaminasi dalam wadah yang tersedia.
 Jika terkontaminasi, lakukan dekontaminasi, lepaskan dan rendam sarung tangan
tersebut dalam larutan klorin 0,5%  langkah 9. Pakai sarung tangan DTT/steril
untuk melaksanakan langkah lanjutan
2. Lakukan periksa dalam untuk memastikan pembukaan lengkap.
 Bila selaput ketuban masih utuh saat pembukaan sudah lengkap maka lakukan
amniotomi.
3. Dekontaminasi sarung tangan (celupkan tangan yang masih memakai sarung tangan
kotor ke dalam larutan klorin 0,5 % dan kemudian melepaskannya dalam keadaan
terbalik serta merendamnya di dalam larutan klorin 0,5% selama 10 menit). Cuci
kedua tangan setelah sarung tangan dilepaskan
4. Periksa denyut jantung janin (DJJ) setelah kontraksi uterus mereda (relaksasi) untuk
memastikan bahwa DJJ dalam batas normal (120-160 kali per menit)
 Mengambil tindakan yang sesuai jika DJJ tidak normal
 Mendokumentasikan hasil-hasil periksa dalam, DJJ, semua temuan pemeriksaan
fisik dan asuhan yang diberikan ke dalam partograf

IV. MENYIAPKAN IBU DAN KELUARGA UNTUK MEMBANTU PROSES


MENERAN
1. Beritahukan pada ibu bahwa pembukaan sudah lengkap dan keadaan janin baik,
kemudian bantu ibu menemukan posisi yang nyaman sesuai keinginannya.
 Tunggu hingga timbul kontraksi atau rasa ingin meneran, lanjutkan
pemantauan kondisi dan kenyamanan ibu serta janin (ikuti pedoman
penatalaksanaan fase aktif) dan dokumentasikan semua temuan-temuan.
 Jelaskan kepada anggota keluarga tentang peran mereka untuk mendukung
dan memberi semangat kepada ibu dan meneran secara benar.
2. Minta keluarga membantu menyiapkan posisi meneran jika ada rasa ingin
meneran atau kontraksi yang kuat. Pada kondisi tersebut, ibu diposisikan setengah
duduk atau posisi lain yang diinginkan dan pastikan ibu merasa nyaman.
3. Laksanakan bimbingan meneran pada saat ibu merasa ingin meneran atau timbul
kontraksi yang kuat:
 Membimbing ibu agar dapat meneran secara benar dan efektif
 Mendukung dan memberi semangat pada saat meneran dan perbaiki cara
meneran apabila caranya tidak sesuai
 Membantu ibu mengambil posisi yang nyaman sesuai pilihannya (kecuali
posisi berbaring terlentang dalam waktu yang lama)
 Menganjurkan ibu untuk beristirahat di antara kontraksi
 Menganjurkan keluarga memberi dukungan dan semangat pada ibu
 Berikan cukup asupan cairan per oral (minum)
 Menilai DJJ setiap kontraksi uterus selesai
 Segera rujuk jika bayi belum lahir atau kelahiran bayi belum akan terjadi
segera setelah pembukaan lengkap dan dipimpin meneran ≥ 120 menit (2 jam)
pada primigravida atau ≥ 60 menit (1 jam) pada multigravida
4. Menganjurkan ibu untuk berjalan, berjongkok, atau mengambil posisi yang
nyaman, jika ibu belum merasa ada dorongan untuk meneran dalam waktu 60
menit. Menganjurkan ibu untuk mulai meneran pada puncak kontraksi-kontraksi
tersebut dan beristirahat diantara kontraksi

V. PERSIAPAN UNTUK MELAHIRKAN BAYI


1. Meletakkan handuk bersih (untuk mengeringkan bayi) di perut bawah ibu, jika
kepala bayi telah membuka vulva dengan diameter 5-6 cm.
2. Meletakkan kain yang bersih dilipat 1/3 bagian sebagai alas di bawah bokong
ibu
3. Membuka tutup partus set dan memperhatikan kembali kelengkapan alat dan
bahan
4. Memakai sarung tangan DTT atau steril pada kedua tangan
VI. MENOLONG KELAHIRAN BAYI
Lahirnya kepala
1. Setelah tampak kepala bayi dengan diameter 5-6 cm membuka vulva, lindungi
perineum dengan satu tangan yang dilapisi kain bersih dan kering, letakkan
tangan yang lain menahan belakang kepala bayi untuk mempertahankan posisi
defleksi dan membantu lahirnya kepala perlahan-lahan. Anjurkan ibu untuk
meneran secara efektif atau bernapas cepat dan dangkal.
2. Periksa kemungkinan adanya lilitan tali pusat dan mengambil tindakan yang
sesuai jika terjadi, dan segera lanjutkan proses kelahiran bayi :
 Jika tali pusat melilit leher dengan longgar, lepaskan lilitan lewat bagian atas
kepala bayi
 Jika tali pusat melilit leher bayi dengan erat, klem tali pusat di dua tempat,
dan potong tali pusat di antara dua klem tersebut
3. Menunggu hingga kepala bayi melakukan putaran paksi luar secara spontan
Lahirnya bahu
4. Setelah kepala melakukan putaran paksi luar, pegang kepala bayi secara
biparietal (tempatkan kedua telapak tangan di masing-masing sisi muka bayi).
Menganjurkan ibu untuk meneran saat kontraksi. Dengan lembut gerakkan
kepala ke arah bawah dan distal hingga bahu anterior muncul di bawah arcus
pubis dan kemudian gerakkan ke arah atas dan ke distal untuk melahirkan bahu
posterior
Lahirnya badan dan tungkai
5. Setelah kedua bahu lahir, geser tangan bawah ke arah perineum ibu untuk
menopang kepala dan bahu. Gunakan tangan atas untuk menelusuri dan
memegang lengan dan siku sebelah atas.
6. Setelah tubuh dan lengan lahir, penelusuran tangan atas berlanjut ke punggung,
bokong, tungkai dan kaki. Pegang kedua mata kaki (selipkan jari telunjuk di
antara kedua kaki dan pegang kedua kaki dengan melingkarkan ibu jari pada satu
sisi dan jari-jari lainnya pada sisi yang lain agar bertemu dengan jari telunjuk)
VII. ASUHAN BAYI BARU LAHIR
1. Lakukan penilaian (selintas):
(a) Apakah bayi cukup bulan?
(b) Apakah bayi menangis kuat dan atau bernafas tanpa kesulitan?
(c) Apakah bayi bergerak aktif ?
2. Keringkan tubuh bayi
Keringkan tubuh bayi mulai dari muka, kepala dan bagian tubuh lainnya (kecuali
kedua tangan) tanpa membersihkan verniks. Ganti handuk basah dengan
handuk/kain yang kering. Pastikan bayi dalam posisi dan kondisi aman di perut
bagian bawah ibu.
Pemberian Oksitosin IM
3. Memeriksa kembali uterus untuk memastikan hanya satu bayi yang lahir (hamil
tunggal) dan bukan kehamilan ganda (gemelli)
4. Memberitahu ibu bahwa ia akan disuntik oksitosin agar uterus berkontraksi baik.
5. Dalam waktu 1 menit setelah bayi lahir, suntikan oksitosin 10 unit IM
(intramaskuler) di 1/3 paha atas bagian distal lateral (lakukan aspirasi sebelum
menyuntikan oksitosin).
6. Setelah 2 menit sejak bayi lahir, pegang tali pusat dengan satu tangan pada
sekitar 5 cm dari pusar bayi, kemudian jari telunjuk dan jari tengah tangan lain
menjepit tali pusat dan geser hingga 3 cm proksimal dari pusar bayi. Klem tali
pusat pada titik tersebut kemudian tahan klem ini pada posisinya, gunakan jari
telunjuk dan tengah tangan lain untuk mendorong isi tali pusat kea rah ibu
(sekitar 5 cm) dan klem tali pusat pada sekitar 2 cm distal klem pertama.
7. Pemotongan dan pengikatan tali pusat
 Dengan satu tangan, pegang tali pusat yang telah dijepit (lindungi perut bayi)
dan lakukan pengguntingan tali pusat di antara 2 klem tersebut
 Ikat tali pusat dengan benang DTT/steril pada satu sisi kemudian lingkarkan
lagi benang tersebut dan ikat tali pusat dengan simpul kunci pada sisi lainnya
 Lepaskan klem dan masukkan dalam wadah yang disediakan
8. Letakkan bayi tengkurap di dada ibu untuk kontak kulit ibu-bayi. Luruskan bahu
bayi sehingga dada bayi menempel di dada ibunya. Usahakan kepala bayi berada
di antara payudara ibu dengan posisi lebih rendah dari putting susu atau areola
mamae ibu.
 Selimuti ibu-bayi dengan kain kering dan hangat, pasang topi di kepala bayi
 Biarkan bayi melakukan kontak kulit ke kulit di dada ibu paling sedikit 1 jam
 Sebagian besar bayi akan berhasil melakukan inisiasi menyusu dini dalam
waktu 30-60 menit. Menyusu untuk pertama kali akan berlangsung sekitar
10-15 menit. Bayi cukup menyusu dari satu payudara
 Biarkan bayi berada di dada ibu selama 1 jam walaupun bayi sudah berhasil
menyusu

VIII. MANAJEMEN AKTIF KALA TIGA PERSALINAN (MAK III)


1. Memindahkan klem tali pusat hingga berjarak 5-10 cm dari vulva
2. Meletakan satu tangan di atas kain pada perut bawah ibu, di tepi atas simfisis,
untuk mendeteksi kontraksi. Tangan lain memegang klem untuk menegangkan
tali pusat.
3. Setelah uterus berkontraksi, tegangkan tali pusat dengan tangan kanan kearah
bawah sambil tangan yang lain mendorong uterus ke arah belakang-atas (dorso-
kranial) secara hati-hati (untuk mencegah inversion uteri). Jika plasenta tidak
lahir setelah 30 – 40 detik, hentikan penegangan tali pusat dan tunggu hingga
timbul kontraksi berikutnya dan ulangi kembali prosedur di atas.
 Jika uterus tidak berkontraksi, meminta ibu atau seorang anggota keluarga
untuk melakukan rangsangan puting susu
Mengeluarkan Plasenta
4. Bila pada penekanan bagian bawah dinding depan uterus ke arah dorsal ternyata
diikuti dengan pergeseran tali pusat kea rah distal, maka lanjutkan dorongan ke
arah kranial hingga plasenta dapat dilahirkan.
 Ibu boleh meneran tetapi tali pusat hanya ditegangkan (jangan ditarik secara
kuat terutama jika uterus tidak berkontraksi) sesuai dengan sumbu jalan lahir
(ke arah bawah-sejajar lantai-atas).
 Jika tali pusat bertambah panjang, pindahkan klem hingga berjarak sekitar 5-
10 cm dari vulva dan lahirkan plasenta
 Jika plasenta tidak lepas setelah melakukan penegangan tali pusat selama 15
menit :
 Ulangi pemberian oksitosin 10 unit IM
 Menilai kandung kemih dan mengkateterisasi kandung kemih dengan
menggunakan teknik aseptik jika kandung kemih penuh
 Memberikan edukasi kepada keluarga dan menyiapkan rujukan
 Mengulangi tekanan dorso-kranial dan penegangan tali pusat 15
menit berikutnya
 Jika plasenta tidak lahir dalam waktu 30 menit sejak bayi lahir atau
terjadi perdarahan maka segera lakukan tindakan plasenta manual
5. Saat plasenta muncul di introitus vagina, lahirkan plasenta dengan kedua tangan.
Pegang dan putar plasenta hingga selaput ketuban terpilin kemudian lahirkan dan
tempatkan plasenta pada wadah yang telah disediakan.
 Jika selaput ketuban robek, pakai sarung tangan DTT atau steril untuk
melakukan eksplorasi sisa selaput kemudian gunakan jari-jari tangan atau
klem ovum DTT / steril untuk mengeluarkan selaput yang tertinggal
Rangsangan Taktil (Masase) Uterus
6. Segera setelah plasenta dan selaput ketuban lahir, lakukan masase (pemijatan),
letakkan telapak tangan di fundus dan lakukan masase dengan gerakan
melingkar dengan lembut hingga uterus berkontraksi (fundus teraba keras).
 Lakukan tindakan yang diperlukan (Kompresi Bimanual Internal, Kompresi
Aorta Abdominalis, Tampon Kondom-Kateter) jika uterus tidak berkontraksi
dalam 15 detik setelah rangsangan taktil/masase.

IX. MENILAI PERDARAHAN


1. Periksa kedua sisi plasenta (maternal-fetal) pastikan plasenta telah dilahirkan
dengan lengkap (kotiledon dan selaput ketuban). Masukan ke dalam kantong
plastik atau tempat khusus yang tersedia.
2. Evaluasi kemungkinan laserasi pada vagina dan perineum. Lakukan penjahitan
bila terjadi laserasi yang luas dan menimbulkan perdarahan.
 Bila ada robekan yang menimbulkan perdarahan aktif, segera lakukan
penjahitan
X. ASUHAN PASCA PERSALINAN
1. Pastikan uterus berkontraksi dengan baik dan tidak terjadi perdarahan
pervaginam.
 2-3 kali dalam 15 menit pertama persalinan
 Setiap 15 menit pada 1 jam pertama pasca persalinan
 Setiap 20-30 menit pada jam kedua pasca persalinan
2. Pastikan kandung kemih kosong
Evaluasi
3. Celupkan tangan yang masih memakai sarung tangan ke dalam larutan klorin
0,5% bersihkan noda darah dan cairan tubuh, bilas di air DTT tanpa melepas
sarung tangan, kemudian keringkan dengan handuk.
4. Mengajarkan ibu/keluarga cara melakukan masase uterus dan menilai kontraksi.
5. Evaluasi dan estimasi jumlah kehilangan darah.
6. Memeriksakan nadi ibu dan pastikan keadaan umum ibu baik.
7. Pantau keadaan bayi dan pastikan bahwa bayi bernafas dengan baik (40-60
kali/menit)
Kebersihan dan Keamanan
8. Tempatkan semua peralatan bekas pakai dalam larutan klorin 0,5% untuk
dekontaminasi (10 menit). Cuci dan bilas peralatan setelah didekontaminasi.
9. Buang bahan-bahan yang terkontaminasi ke tempat sampah yang sesuai.
10. Bersihkan ibu dari paparan darah dan cairan tubuh dengan menggunakan air
DDT. Bersihkan cairan ketuban, lendir dan darah di sekitar ibu berbaring. Bantu
ibu memakai memakai pakaian bersih dan kering.
11. Memastikan ibu merasa nyaman. Bantu ibu memberikan ASI. Anjurkan
keluarga untuk memberi ibu minum dan makanan yang diinginkannya.
12. Dekontaminasi tempat persalinan dengan larutan klorin 0,5%.
13. Celupkan sarung tangan kotor ke dalam larutan klorin 0,5%, balikkan bagian
dalam keluar dan rendam dalam larutan klorin 0,5% selama 10 menit.
14. Mencuci kedua tangan dengan sabun dan air mengalir kemudian keringkan
dengan tissue atau handuk pribadi yang bersih dan kering.
15. Pakai sarung tangan bersih / DTT untuk melakukan pemeriksaan fisik bayi
16. Dalam satu jam pertama, beri salep/tetes mata profilaksis infeksi, vitamin K1 1
mg IM di paha kiri bawah lateral dan pemeriksaan fisik bayi baru lahir. Periksa
pernafasan bayi (normal 40-60 kali/menit) dan temperatur tubuh (normal 36,5-
37,5oC) setiap 15 menit.
17. Setelah satu jam pemberian vitamin K1 berikan suntikan imunisasi Hepatitis B
di paha kanan bawah lateral. Letakkan bayi di dalam jangkauan ibu agar
sewaktu-waktu dapat disusukan.
18. Lepas sarung tangan dalam keadaan terbalik dan rendam di dalam larutan klorin
0,5% selama 10 menit
19. Cuci kedua tangan dengan sabun dan air mengalir kemudian keringkan dengan
tissue atau handuk pribadi yang bersih dan kering
Dokumentasi
20. Melengkapi partograf (halaman depan dan belakang), periksa tanda vital dan
asuhan kala IV persalinan
 Pantau tekanan darah, nadi, dan kandung kencing setiap 15 menit selama satu
jam pertama pasca persalinan dan setiap 30 menit selama jam kedua pasca
persalinan.
 Memeriksa temperatur tubuh ibu sekali setiap jam selama dua jam pertama
pasca persalinan
 Melakukan tindakan yang sesuai untuk temuan yang tidak normal

SKENARIO
Seorang wanita, G2P1A0 datang ke Puskesmas dengan keluhan keluar lendir darah
sejak 2 jam yang lalu. Anamnesis didapatkan ibu merasakan kenceng- kenceng sejak 4
jam yang lalu, kenceng-kenceng mulai sering dan teratur sejak 2 jam yang lalu. Tidak
ada keluar cairan jernih dari jalan lahir, dari pemeriksaan fisik didapatkan status obstetri:
janin 1 hidup intra uterin, letak kepala punggung kanan, DJJ 140 kali/menit reguler.
Pemeriksaan VT didapatkan pembukaan 10, kepala turun di H3+ KK utuh, tidak ada
bagian yang menumbung.
Lakukan Asuhan Persalinan kala 2, 3 dan 4 pada pasien tersebut!
CHECK LIST

CEKLIS ASUHAN PERSALINAN NORMAL

NILAI
No. KEGIATAN
0 1 2
KALA II
1. Mendengar dan melihat tanda Kala Dua persalinan
• Ibu merasa ada dorongan kuat dan meneran
• Ibu merasakan tekanan yang semakin meningkat pada rektum dan /
vaginanya
• Perineum menonjol
• Vulva dan sfingter ani membuka
2. Memastikan kelengkapan peralatan, bahan dan obat-obatan esensial untuk
menolong persalinan dan menatalaksana komplikasi
3. Mengenakan baju penutup atau celemek plastik dan sepatu boot
4. Mencuci kedua tangan dengan sabun dan air bersih yang mengalir.
5. Memakai sarung tangan disinfeksi tingkat tinggi (DTT) atau steril (tangan
kanan)
6. Menghisap oksitosin 10 unit ke dalam tabung suntik dan meletakkannya
kembali di partus set
7. Membersihkan vulva dan perineum dari depan ke belakang dengan kasa
yang sudah dibasahi air DTT
8. Lakukan periksa dalam untuk memastikan pembukaan lengkap.
Bila selaput ketuban masih utuh saat pembukaan sudah lengkap maka
lakukan amniotomi.
9. Periksa DJJ setelah kontraksi uterus mereda (relaksasi)
10. Beritahukan pada ibu bahwa pembukaan sudah lengkap dan keadaan janin
baik, bantu ibu menemukan posisi yang nyaman sesuai keinginannya.
11. Meletakkan handuk bersih (untuk mengeringkan bayi) di perut bawah ibu,
dan kain yang bersih dilipat 1/3 bagian sebagai alas di bawah bokong ibu
12. Memakai sarung tangan DTT atau steril pada kedua tangan
13. Laksanakan bimbingan meneran pada saat ibu merasa ingin meneran atau
timbul kontraksi yang kuat
14. Setelah tampak kepala bayi dengan diameter 5-6 cm membuka vulva,
lindungi perineum dengan satu tangan yang dilapisi kain bersih dan kering,
tangan yang lain menahan belakang kepala bayi untuk mempertahankan
posisi defleksi
15. Saat kepala keluar, periksa lilitan tali pusat di leher, renggangkan bila ada
16. Menunggu hingga kepala bayi melakukan putaran paksi luar secara spontan
17. Pegang kepala bayi secara biparietal (tempatkan kedua telapak tangan di
masing-masing sisi muka bayi). Gerakkan kepala bayi ke arah bawah dan
distal hingga bahu anterior muncul di bawah arcus pubis dan kemudian
gerakkan ke arah atas dan ke distal untuk melahirkan bahu posterior
18. Setelah kedua bahu lahir, geser tangan bawah ke arah perineum ibu untuk
menopang kepala dan bahu. Gunakan tangan atas untuk menelusuri dan
memegang lengan dan siku sebelah atas.
19. Setelah tubuh dan lengan lahir, penelusuran tangan atas berlanjut ke
punggung, bokong, tungkai dan kaki bayi
20. Asuhan Bayi Baru Lahir
Lakukan penilaian (selintas), keringkan tubuh bayi dan letakkan di perut
bagian bawah ibu.
21. Pemberian Oksitosin IM
Memeriksa kembali uterus untuk memastikan hanya satu bayi yang lahir
(hamil tunggal)
22. Memberitahu ibu bahwa ia akan disuntik
23. Dalam waktu 1 menit setelah bayi lahir, suntikan oksitosin 10 IU IM
(intramaskuler) di 1/3 paha atas bagian distal lateral (lakukan aspirasi
sebelum menyuntikan oksitosin).
24. Setelah 2 menit sejak bayi lahir, klem tali pusat pada pada 3 cm dan 5 cm
dari pusar bayi. Lindungi perut bayi, gunting tali pusat di antara 2 klem
tersebut, ikat.
25. Lepaskan klem dan masukkan dalam wadah yang disediakan
26. Letakkan bayi tengkurap di dada ibu untuk kontak kulit ibu-bayi, selimuti
dan inisiasi menyusu dini
KALA III
27. Memindahkan klem tali pusat hingga berjarak 5-10 cm dari vulva
28. Meletakan satu tangan di atas kain pada perut bawah ibu, di tepi atas
simfisis, untuk mendeteksi kontraksi. Tangan lain memegang klem untuk
menegangkan tali pusat.
29. Setelah uterus berkontraksi, tegangkan tali pusat dengan tangan kanan
kearah bawah sambil tangan yang lain mendorong uterus ke arah belakang-
atas (dorso-kranial). Pindahkan klem hingga berjarak sekitar 5-10 cm dari
vulva dan lahirkan plasenta.
30. Saat plasenta muncul di introitus vagina, lahirkan plasenta dengan kedua
tangan. Pegang dan putar plasenta hingga selaput ketuban terpilin
kemudian lahirkan dan tempatkan plasenta pada wadah yang telah
disediakan.
31. Segera setelah plasenta dan selaput ketuban lahir, lakukan masase
(pemijatan) pada fundus uteri
32.. Periksa kedua sisi plasenta (maternal-fetal) pastikan plasenta telah
dilahirkan dengan lengkap (kotiledon dan selaput ketuban). Masukan ke
dalam kantong plastik atau tempat khusus yang tersedia.
33. Evaluasi kemungkinan laserasi pada vagina dan perineum.
KALA IV
34. Bersikan dan rapikan, tempatkan seluruh alat dalam larutan dekontaminasi,
tempatkan sarung tangan pada tempatnya.
35. Melakukan evaluasi tekanan darah, nadi, dan kandung kencing setiap 15
menit selama satu jam pertama pasca persalinan dan setiap 30 menit selama
jam kedua pasca persalinan. Melengkapi partograf

DAFTAR PUSTAKA
1. Wiknjosastro H, Prof, dr, DSOG, dkk, Ilmu Kebidanan, Edisi Ketiga, Yayasan
Bina Pustaka Sarwono P, Jakarta, 1997
2. JNPK-KR, Buku Acuan Asuhan persalinan Normal, revisi 5, edisi 2008
3. Wenstrom D.K., MD. Williams Obstetris, 22 nd ed. McGraw-Hill Companies,
Inc. USA.2005

Anda mungkin juga menyukai