Anda di halaman 1dari 23

CSL Semester 5 Edisi Kedua

 Beritahu ibu dan lakukan Injeksi oksitosin 1 ampul , siapkan klem untuk Kala
III

H. Daftar Pustaka
 Anonim. 2008 : Buku Panduan Peserta Pelatihan Klinik : Asuhan Persalinan
Normal; Asuhan Esensial, Pencegahan dan Penanggulangan Segera
Komplikasi Persalinan dan Bayi Baru lahir. Jaringan Nasional Pelatihan
Klinik-Kesehatan Reproduksi (JNPK-KR). Depkes RI. Indonesia
 Anonim, 2002. Buku Panduan Asuhan kesehatan Maternal. JNPKKR/POGI,
BKKBN, DEPKES dan JHPIEGO/STARH PROGRAM. Yayasan Bina
Pustaka Sarwono Prawirohardjo-Bagian Obstetri Ginekologi FKUI. Jakarta.

I. Evaluasi

Cek list Penilaian Prosedur Asuhan Persalinan Normal


Umpan
KEGIATAN
Balik
I. MENGENALI GEJALA DAN TANDA KALA DUA
1. Mendengar dan melihat adanya tanda persalinan kala dua.
 Ibu mempunyai keinginan untuk meneran.
 Ibu merasa tekanan yang semakin meningkat pada rektum dan/atau
vaginanya.
 Perineum menonjol dan menipis
 Vulva-vagina dan sfingter anal membuka.
II. MENYIAPKAN PERTOLONGAN PERSALINAN
2. Pastikan kelengkapan peralatan, bahan dan obat-obatan esensial
 Klem, gunting, benang tali pusat, penghisap lendir steril siap dalam
wadahnya.
 Semua pakaian, handuk selimut dan kain untuk bayi dalam kondisi
bersih dan hangat
 Timbangan, pita ukur, stetoskop bayi, dan termometer dalam kondisi
baik dan bersih
 Patahkan oksitosin 10 U dan tempatkan spuit steril sekali pakai di
dalam partus set/wadah DTT
 Untuk resusitasi  tempat datar, rata, bersih, kering dan hangat, 3
handuk/kain bersih dan kering, alat penghisap lendir, lampu sorot 60
watt dengan jarak 60 cm di atas tubuh bayi
 Menggelar kain diatas perut ibu dan tempat resusitasi serta ganjal
bahu bayi
3. Gunakan apron, sepatu tertutup kedap air, tutup kepala, masker,
kacamata

64
CSL Semester 5 Edisi Kedua

4. Melepaskan dan menyimpan semua perhiasan yang dipakai, cuci tangan


dengan sabun dan air bersih mengalir kemudian keringkan tangan
dengan tissue atau handuk yang bersih dan kering.
5. Pakai sarung tangan DTT pada tangan yang akan dipergunakan untuk
periksa dalam.
6. Masukkan oksitosin 10 U ke dalam tabung suntik (gunakan tangan yang
memakai sarung tangan DTT dan steril) (pastikan tidak terjadi
kontaminasi pada alat suntik).

III. MEMASTIKAN PEMBUKAAN LENGKAP DAN KEADAAN


JANIN BAIK
7. Membersihkan vulva dan perineum, menyekanya dengan hati-hati dari
depan ke belakang dengan menggunakan kapas atau kassa yang dibasahi
air DTT.
 Jika introitus vagina, perineum atau anus terkontaminasi tinja,
bersihkan dengan seksama dari arah depan ke belakang.
 Buang kapas atau kassa pemberih (terkontaminasi) dalam wadah
yang tersedia.
 Ganti sarung tangan jika terkontaminasi (dekontaminasi, lepaskan
dan rendam dalam larutN KLORIN 0,5%  langkah #9
8. Lakukan periksa dalam untuk memastikan pembukaan lengkap,
 Bila selaput ketuban belum pecah dan pembukaan sudah lengkap
maka lakukan amniotomi.
 Syarat amniotomi: kepala sudah masuk ke dalam panggul dan tali
pusat tidak teraba
9. Dekontaminasi sarung tangan dengan cara mencelupkan tangan yang
masih memakai sarung tangan ke dalam larutan klorin 0,5% kemudian
lepaskan dan rendam dalam keadaan terbalik dalam larutan klorin 0,5%
selama 10 menit. Cuci kedua tangan setelah sarung tangan dilepaskan.
10. Periksa Denyut Jantung Janin (DJJ) setelah kontraksi/saat relaksasi
uterus untuk memastikan bahwa DJJ dalam batas normal (120-
160x/menit).
 Mengambil tindakan yang sesuai jika DJJ tidak normal
 Mendokumentasikan hasil-hasil pemeriksaan dalam, DJJ dan semua
hasil-hasil penilaian serta asuhan lainnya pada Partograf
IV. MENYIAPKAN IBU DAN KELUARGA UNTUK MEMBANTU
PROSES BIMBINGAN MENERAN
11. Beritahukan bahwa pembukaan sudah lengkap dan keadaan janin baik
dan bantu ibu dalam menemukan posisi yang nyaman dan sesuai dengan
keinginannya.
a. Tunggu hingga timbul rasa ingin meneran, lanjutkan pemantauan

65
CSL Semester 5 Edisi Kedua

kondisi dan kenyamanan ibu dan janin (ikuti pedoman


penatalaksanaan fase aktif) dan dokumentasikan semua temuan yang
ada.
b. Jelaskan pada anggota keluarga tentang bagaimana peran mereka
untuk mendukung dan memberi semangat pada ibu untuk meneran
secara benar
12. Minta keluarga membantu menyiapkan posisi meneran ( bila ada rasa
ingin meneran dan terjadi kontraksi yang kuat, bantu ibu ke posisi
setengah duduk atau posisi lain yang diinginkan dan pastikan ibu merasa
nyaman)
a. Bimbing ibu agar dapat meneran secara benar dan efektif
b. Dukung dan beri semangat pada saat meneran dan perbaiki cara
meneran apabila caranya tidak sesuai
c. Bantu ibu mengambil posisi yang nyaman sesuai pilihannya (kecuali
posisi berbaring terlentang dalam jangka waktu yang lama)
d. Anjurkan ibu untuk beristirahat di antara kontraksi
e. Anjurkan keluarga memberi dukungan dan semangat untuk ibu
f. Berikan cukup asupan cairan per-oral (minum)
13. Laksanakan bimbingan meneran pada saat ibu merasa ada dorongan
yang kuat untuk meneran :
 Menilai DJJ setiap kontraksi uterus selesai
 Segera rujuk jika bayi belum atau tidak akan segera lahir
setelah 120 menit (2 jam) meneran (primigravida) atau 60
menit (1 jam) meneran (multigravida)
14. Anjurkan ibu untuk berjalan, berjongkok atau mengambil posisi yang
nyaman, jika ibu belum merasa ada dorongan untuk meneran dalam
waktu 60 menit
V. PERSIAPAN PERTOLONGAN KELAHIRAN BAYI
15. Letakkan handuk bersih (untuk mengeringkan bayi) di perut ibu, jika
kepala bayi telah membuka vulva dengan diameter 5-6 cm
16. Letakkan kain bersih yang dilipat 1/3 bagian di bawah bokong ibu
17. Buka tutup partus set dan perhatikan kembali kelengkapan alat dan
bahan
18. Pakai sarung tangan DTT pada kedua tangan
VI. MENOLONG KELAHIRAN BAYI
Lahirnya Kepala
19. Setelah tampak kepala bayi dengan diameter 5-6 cm membuka vulva
maka lindungi perineum dengan satu tangan yang dilapisi dengan kain
bersih dan kering. Tangan yang lain menahan kepala bayi untuk
menahan posisi defleksi dan membantu lahirnya kepala. Anjurkan ibu
untuk meneran perlahan atau bernafas cepat dan dangkal.
20. Periksa kemungkinan adanya lilitan tali pusat dan ambil tindakan yang
66
CSL Semester 5 Edisi Kedua

sesuai jika hal itu terjadi, dan segera lanjutkan proses kelahiran bayi.
 Jika tali pusat melilit leher secara longgar, selipkan tali pusat lewat
kepala bayi
 Jika lilitan terlalu ketat, klem tali pusat di dua titik lalu gunting di
antaranya.
21. Tunggu kepala bayi melakukan putaran paksi luar secara spontan.
Lahiran Bahu
22. Setelah kepala melakukan putaran paksi luar, pegang secara biparietal.
Anjurkan ibu untuk meneran saat kontraksi, dengan lembut gerakkan
kepala kearah bawah dan distal hingga bahu depan muncul di bawah
arkus pubis dan kemudian gerakkan kearah atas dan distal untuk
melahirkan bahu belakang.
Lahirnya Badan dan Tungkai
23. Setelah kedua bahu lahir, geser tangan bawah untuk kepala dan bahu.
Gunakan tangan atas untuk menelusuri dan memegang lengan dan siku
ke sebelah atas.
24. Setelah tubuh dan lengan lahir, penelusuran tangan atas berlanjut ke
punggung, bokong, tungkai dan kaki. Pegang kedua mata kaki
(masukkan telunjuk di antara kaki dan pegang masing-masing mata kaki
dengan ibu jari dan jari-jari lainnya).
VII. PENANGANAN BAYI BARU LAHIR
25. Lakukan penilaian (selintas, 30 detik)  APGAR Score
 Apakah kehamilan cukup bulan?
 Apakah air ketuban jernih, tidak tercampur mekoneum
 Apakah bayi menangis kuat dan/atau bernafas tanpa kesulitan
 Apakah bayi bergerak dengan aktif
Bila salah satu jawaban adalah “TIDAK” lanjut ke langkah resusitasi pada
asfiksia bayi baru lahir (melihat penuntun berikutnya). Bila semua jawaban
adalah “YA” lanjut ke 26
26. Keringkan tubuh bayi
Keringkan bayi mulai dari muka, kepala dan bagian tubuh lainnya
kecuali bagian tangan tanpa membersihkan verniks. Ganti handuk basah
dengan handuk/kain yang kering
Biarkan bayi diatas perut ibunya
27. Periksa kembali uterus untuk memastikan tidak ada lagi bayi dalam
uterus (hamil tunggal)
28. Beritahu ibu bahwa ia akan disuntik oksitosin agar terus berkontraksi
baik
29. Dalam waktu 1 menit setelah bayi lahir, suntikkan oksitosin 10 unit I.M
(intramuskuler) di 1/3 paha atas bagian distal lateral (lakukan aspirasi
sebelum menyuntikkan oksitosin)

67
CSL Semester 5 Edisi Kedua

30. Setelah 2 menit pasca persalinan, jepit tali pusat dengan klem kira-kira 3
cm dari pusat bayi. Mendorong isi tali pusat kearah distal (ibu) dan jepit
kembali tali pusat pada 2 cm distal dari klem pertama.
31. Pemotongan dan pengikatan tali pusat
 Dengan satu tangan, pegang tali pusat yang telah dijepit (lindungi
perut bayi) dan lakukan pengguntingan tali pusat diantara dua klem
tersebut
 Ikat tali pusat dengan benang DTT atau steril pada satu sisi
kemudian melingkarkan kembali benang tersebut dan mengikatnya
dengan simpul kunci pada sisi lainnya
 Lepaskan klem dan masukkam dalam wadah yang telah disediakan
32. Letakkan bayi agar ada kontak kulit ibu ke kulit bayi. Letakkan bayi
tengkurap di dada ibu. Luruskan bahu bayi sehingga bayi menempel di
dada/ perut ibu. Usahakan kepala bayi berada di antara payudara ibu
dengan posisi lebih rendah dari puting payudara ibu.
33. Selimuti ibu dan bayi dengan kain hangat dan pasang topi di kepala
bayi

68
CSL Semester 5 Edisi Kedua

 Cunningham, Gary. Obstetri Williams. Edisi 21. Jakarta. EGC, 2006; 707-708
 Santoso, Budi Iman. Slide Kuliah : Perdarahan Post Partum. Diupload 20 april
2009. Didownload pada 15 maret 2011 pukul 11.08 dari :
http://repository.ui.ac.id/contents/koleksi/11/b2077c4740ec9d1e8066b09eaab0
9990e2e98506.pdf
 Anonim, Materi pelatihan : Obstetri dan Neonatal Emergensi Dasar. Di
download pada 15 maret 2011 pukul 11.11 dari :
http://repository.ui.ac.id/contents/koleksi/11/963c07503f3b5a28b95eabe77806
959c7cf0282a.pdf

Evaluasi
Cek List Latihan Kala III, Kala IV
VIII. PENATALAKSANAAN AKTIF PERSALINAN KALA Umpan
TIGA Balik
34. Pindahkan klem pada tali pusat hingga berjarak 5-10 cm dari vulva.
35. Letakkan satu tangan di atas kain pada perut ibu, di tepi atas simfisis
untuk mendeteksi. Tangan lain menegangkan tali pusat.
36. Setelah uterus berkontraksi, tegangkan tali pusat ke arah bawah sambil
tangan yang lain mendorong uterus ke arah belakang-atas (dorso-
kranial) secara hati-hati (untuk mencegah inversio uteri). Jika plasenta
tidak lahir setelah 30-40 detik, hentikan penegangan tali pusat dan
tunggu hingga timbul kontraksi berikutnya dan ulangi prosedur di
atas.
 Jika uterus tidak segera berkontraksi, minta ibu, suami atau
anggota keluarga untuk melakukan stimulasi puting susu.
Mengeluarkan plasenta
37. Lakukan penegangan dan dorongan dorso-kranial hingga plasenta
terlepas, minta ibu meneran sambil penolong menarik tali pusat
dengan arah sejajar lantai dan kemudian ke arah atas, mengikuti poros
jalan lahir (tetap lakukan tekanan dorso-kranial)
 Jika tali pusat bertambah panjang, pindahkan klem hingga berjarak
10-15 cm dari vulva dan lahirkan plasenta
 Jika plasenta tidak lepas setelah 15 menit menegangkan tali pusat:
1 Beri dosis ulangan oksitosin 10 unit IM
2 Lakukan kateterisasi (aseptik) jika kandung kemih penuh
3 Minta keluarga untuk menyiapkan rujukan
4 Ulangi penegangan tali pusat 15 menit berikutnya
5 Jika plasenta tidak lahir dalam 30 menit setelah bayi lahir atau
bila terjadi perdarahan, segera lakukan plasenta manual
38. Saat plasenta muncul di introitus vagina, lahirkan plasenta dengan
77
CSL Semester 5 Edisi Kedua

kedua tangan. Pegang dan putar plasenta hingga selaput ketuban


terpilin kemudian lahirkan dan tempatkan pada wadah yang telah
disediakan.
 Jika selaput ketuban robek, pakai sarung tangan DTT atau steril
untuk melakukan eksplorasi sisa selaput kemudian gunakan jari-
jari tangan atau klem DTT atau steril untuk mengeluarkan bagian
selaput yang tertinggal.
Rangsangan taktil (masase) uterus
39. Segera setelah plasenta dan selaput ketuban lahir, lakukan masase
uterus, letakkan telapak tangan di fundus dan lakukan masase dengan
gerakan melingkar dengan lembut hingga uterus berkontraksi (fundus
teraba keras).
 Lakukan tindakan yang diperlukan jika uterus tidak berkontraksi
setelah 15 detik masase.
IX. MENILAI PERDARAHAN
40. Periksa kedua sisi plasenta baik bagian ibu maupun bayi dan pastikan
selaput ketuban lengkap dan utuh. Masukkan plasenta ke dalam
kantung plastic atau tempat khusus
41. Evaluasi kemungkinan laserasi pada vagina dan perineum. Lakukan
penjahitan bila laserasi menyebabkan perdarahan
Bila ada robekan yang menimbulkan perdarahan aktif, segera lakukan
penjahitan
X. MELAKUKAN PROSEDUR PASCA PERSALINAN
42. Pastikan uterus berkontraksi dengan baik dan tidak terjadi perdarahan
pervaginam
43. Biarkan bayi tetap melakukan kontak kulit ke kulit di dada ibu paling
sedikit 1 jam
 Sebagian besar bayi akan berhasil melakukan inisiasi menyusu
dini dalam waktu 30-60 menit. Menyusu pertama biasanya
berlangsung sekitar 10-15 menit. Bayi cukup menyusu dari satu
payudara
 Biarkan bayi berada di dada ibu selama 1 jam walaupun bayi
sudah berhasil menyusu
44. Setelah satu jam lakukan pemeriksaan fisik bayi baru lahir, beri
antibiotika salep mata pencegahan dan vitamin K1 1 mg intramuskular
di paha kiri anterolateral
45. Setelah satu jam pemberian Vit K1 berikan suntikan imunisasi
hepatitis B dipaha kanan anterolateral
Letakkan bayi di dalam jangkauan ibu agar sewaktu-waktu bias
disusukan
Letakkan kembali bayi pada dada ibu bila bayi belum berhasil
menyusu didalam satu jam pertama dan biarkan sampai bayi berhasil
78
CSL Semester 5 Edisi Kedua

menyusu
Evaluasi
46. Lanjutkan pemantauan kontraksi dan mencegah perdarahan
pervaginam
 2-3 kali dalam 15 menit pertama pasca persalinan
 Setiap 15 menit pada 1 jam pertama pascapersalinan
 Setiap 20-30 menit pada jam kedua pascapersalinan
 Jika uterus tidak berkontraksi dengan baik, melakukan asuhan
yang sesuai untuk mentalaksana atonia uteri
47. Ajarkan ibu/keluarga cara melakukan masase uterus dan menilai
kontraksi
48. Evaluasi dan estimasi jumlah kehilangan darah
49. Memeriksa nadi ibu dan keadaan kandung kemih setiap 15 menit
selama 1 jam pertama pascapersalinan dan setiap 30 menit selama jam
kedua pascapersalinan
50. Periksa kembali bayi dan pantau setiap 15 menit untuk pastikan bahwa
bayi bernafas dengan baik (40-60 kali / menit) serta suhu tubuh
normal (36,5-37,5 ºC)
 Jika bayi sulit bernafas, merintih atau retraksi diresusitasi dan
segera merujuk ke rumah sakit
 Jika bayi bernafas terlalu cepat, segera rujuk
 Jika kaki teraba dingin, pastikan ruangan hangat. Kembalikan kulit
ke kulit dengan ibunya dan selimuti ibu dan bayi dengan selimut
Kebersihan dan Keamanan
51. Tempatkan semua peralatan bekas pakai dalam larutan klorin 0,5%
untuk dekontaminasi (10 menit). Cuci dan bilas perlatan setelah
didekontaminasi
52. Buang bahan-bahan yang terkontaminasi ke tempat sampah yang
sesuai
53. Bersihkan ibu dengan menggunakan air DTT. Bersihkan sisa cairan
ketuban, lendir dan darah. Bantu ibu memakai pakaian yang bersih
dan kering
54. Pastikan ibu merasa nyaman. Bantu ibu memberikan ASI. Anjurkan
keluarga untuk member ibu minuman dan makanan yang
diinginkannya
55. Dekontaminasi tempat bersalin dengan larutan klorin 0,5%
56. Celupkan sarung tangan kotor ke dalam larutan klorin 0,5%, balikkan
bagian dalam ke luar dan rendam dalam larutan klorin 0,5% selama 10
menit
57. Cuci kedua tangan dengan sabun dan air mengalir
Dokumentasi

79
CSL Semester 5 Edisi Kedua

58. Lengkapi partograf (halaman depan dan belakang), periksa tanda vital
dan asuhan kala IV

Cek List Latihan Manual Plasenta


Umpan
MANUAL PLASENTA
Balik
1. Jelaskan kepada ibu tindakan yang akan dilakukan (Informed Consent)
2. Lakukan persiapan alat, persiapan pasien dan penolong.
3. Posisikan pasien pada bed ginekologi dengan posisi litotomi.
4. Pasang infus pada pasien.
5. Lakukan cuci tangan dan pakai sarung tangan dengan prosedur aseptik.
6. Berikan anestesi pada pasien (analgesia per rectal propenid 1 tube)
7. Lakukan kateterisasi.
8. Kenakan sarung tangan panjang sampai siku yang steril pada tangan
kanan.
9. Jepit tali pusar 5-10 cm dari vulva, tegangkan sejajar lantai (PTT)
dengan satu tangan (kiri). Tidak diperbolehkan menarik tali pusar
karena dapat putus.
10. Masukkan tangan kanan ke dalam vagina secara obstetric menyusuri
tepi bawah tali pusar
11. Pindahkan tangan kiri ke abdomen untuk memegang fundus uteri
12. Tentukan tempat implantasi plasenta. Bentangkan tangan secara
obstetric menjadi datar seperti memberi salam, jari-jari tangan merapat,
temukan tepi plasenta bagian bawah
13. Perluas perlepasan plasenta.
14. Jika plasenta sudah terlepas semua, pegang secara keseluruhan
plasenta kemudian tarik plasenta secara hati-hati dengan tangan kanan
pada waktu uterus berkontraksi.
15. Pindahkan tangan kiri ke supra simpisis untuk menahan uterus pada
saat plasenta dikeluarkan. Dorong uterus ke arah dorso-kranial.
16. Sambil tangan kiri melakukan masase uterus, periksa kelengkapan
plasenta setelah dilahirkan.
17. Berikan uterotonika Methergin (Methyl Ergometrin) 0,2 mg IM untuk
membantu kontraksi uterus. Perhatikan keadaan umum ibu saat
diberikan suntikan.
18. Periksa ibu dan lakukan penjahitan jika robekan jalan lahir
19. Dekontaminasi sarung tangan dan cuci tangan
20. Periksa kembali tanda vital ibu, pastikan uterus berkontraksi baik
(bulat dan keras)
21. Berikan antibiotic profilaksis (Ampisilin 2 gr (IV), Sefazolin 1 gr (IV),
Metronidazol 500 mg per oral
80
CSL Semester 5 Edisi Kedua

22. Observasi perdarahan pervaginam dan periksa vital signs setiap 15


menit pada jam pertama, setiap 30 menit pada jam kedua dan Cek
kontraksi uterus

Cek List Latihan Kompresi Bimanual


Umpan
KOMPRESI BIMANUAL
Balik
1. Membina sambung rasa dan mulai menanyakan identitas pasien.
1. Jelaskan tujuan tindakan Kompresi Bimanual.
3. Mintalah persetujuan tindakan.
4. Sebelum melakukan tindakan cuci tangan terlebih dahulu
dengan sabun dan air yang mengalir untuk mencegah infeksi.
5. Keringkan tangan dengan handuk bersih pribadi.
6. Pasang sarung tangan secara aseptik.
7. Dengan lembut memasukan tangan (dengan cara menyatukan
kelima ujung jari) ke introitus dan ke dalam vagina ibu.
8. Periksa vagina dan serviks untuk mengetahui ada tidaknya
selaput ketuban atau bekuan darah pada kavum uteri yang
memungkinkan uterus tidak dapat berkontraksi secara penuh.
9. Letakkan kepalan tangan pada forniks anterior, menekan
dinding anterior uterus
10. Telapak tangan lain (kiri) pada abdomen, menekan dengan kuat
dinding belakang uterus ke arah kepalan tangan dalam.
11. Tekan uterus dengan kedua tangan secara kuat. Hal ini
dimaksudkan untuk memberikan tekanan langsung pada
pembuluh darah di dalam dinding uterus dan juga merangsang
miometrium untuk berkontraksi.
12. Evaluasi hasil kompresi bimanual internal:
o Jika uterus berkontraksi dan perdarahan berkurang, teruskan
melakukan KBI selama 2 menit, kemudian perlahan-lahan
keluarkan tangan dari dalam vagina, pantau kondisi ibu
secara melekat selama kala IV
o Jika uterus berkontraksi tetapi perdarahan terus berlangsung,
periksa perineum, vagina dan serviks apakah terjadi laserasi
di bagian tersebut, segera lakukan penjahitan bila ditemukan
laserasi
o Kontraksi uterus tidak terjadi dalam 5 menit, ajarkan pada
keluarga untuk melakukan kompresi bimanual eksternal,
kemudian teruskan dengan langkah-langkah penatalaksanaan
atonia uteri selanjutnya. Minta keluarga untuk mulai
menyiapkan rujukan

81
CSL Semester 5 Edisi Kedua

viii. Mencatat Kondisi ibu : nadi, tekanan darah dan suhu tubuh, serta urin (volume,
aseton atau protein)
ix. Mencatat asuhan, pengamatan dan keputusan klinik lainnya (rujukan, dll)

H.Daftar Pustaka
 JNPK-KR Depkes RI. 2008. Buku Acuan Pelatihan Klinik Asuhan Persalinan
Normal. Revisi 5. Depkes RI. Jakarta.

I.TUGAS MAHASISWA
 Masing-masing mahasiswa mengerjakan atau membuat partograf sesuai
dengan skenario yang diberikan

J.Ceklis Dokumentasi PARTOGRAF


No Aspek Penilaian Umpan Balik
I INTERPERSONAL
1 Informed consent
II PROSEDURAL
2 Persiapan alat
PENGISIAN LEMBAR PARTOGRAF
3 Mencatat informasi tentang ibu
4 Mencatat kondisi janin
5 Mencatat kemajuan persalinan
6 Mencatat jam dan waktu
7 Mencatat kontraksi uterus
8 Mencatat obat dan cairan yang diberikan
9 Mencatat kondisi ibu
10 Mencatat asuhan, pengamatan dan keputusan klinik lainnya
III PROFESIONALISME
11 Tunjukkan sikap percaya diri

89
PENUNTUN BELAJAR KETERAMPILAN KLINIK
KURETASE PASCA PERSALINAN

Beri nilai untuk setiap langkah klinik dengan ketentuan sebagai berikut:
1. Perlu perbaikan : Langkah klinik sudah dilakukan tetapi belum
dilaksanakan dengan benar dan baik, atau tidak sesuai dengan
urutannya atau sebagian langkah tidak dilakukan.
2. Cukup : Langkah klinik sudah dilakukan dengan benar tetapi hasilnya
belum baik atau waktu yang dibutuhkan untuk melakukan langkah
tersebut lebih lama dari yang diharapkan.
3. Baik : Langkah klinik dilakukan dengan benar dan baik sehingga hasil
pekerjaannya cukup memuaskan dan waktu yang dipergunakan
sangat efisien.

KURETASE PASCA PERSALINAN


LANGKAH KLINIK KASUS
PERSETUJUAN MEDIK 1 2 3 4 5
1. Sapa pasien dan keluarganya, perkenalkan
bahwa anda petugas yang akan melakukan
tindakan medik.
2. Jelaskan tentang diagnosis dan
penatalaksanaan kuretase pasca persalinan
3. Jelaskan bahwa setiap tindakan medik
mengandung risiko, baik yang telah diduga
sebelumnya, maupun tidak
4. Pastikan bahwa pasien dan keluarganya
telah mengerti dan jelas tentang penjelasan
tersebut diatas
5. Beri kesempatan kepada pasien dan
keluarganya untuk mendapat penjelasan
ulang, apabila ragu atau belum mengerti
6. Setelah pasien dan keluarganya mengerti
dan memberikan persetujuan untuk
dilakukan tindakan ini, mintalah
persetujuan secara tertulis, dengan mengisi
dan menandatangani formulir yang telah
disediakan.
7. Petugas kesehatan memeriksa kembali
formulir persetujuan dan menandatangani,
jangan lupa mencantumkan jam dan
tanggal.
8. Masukkan lembar Persetujuan Tindakan
Medik yang telah diisi dan ditandatangani
ke dalam catatan mesik pasien
9. Serahkan kembali catatan medik pasien
setelah diperiksa kelengkapannya, catatan
kondisi pasien dan pelaksanaan instruksi
PERSIAPAN SEBELUM TINDAKAN
A. PASIEN
10. Cairan dan slang infus sudah terpasang.
Perut bawah dan lipat paha sudah
dibersihkan dengan air dan sabun
11. Uji fungsi dan kelengkapan peralatan
resusitasi kardiopulmoner
12. Siapkan kain alas bokong, sarung kaki dan
penutup perut bawah
13. Medikamentosa
a. Analgetika (Pethidin 1-2 mg / kb, BB,
Ketamin Hcl 0,5 mg/kg BB, Tramadol 12
mg / kg BB)
b. Sedativa (Diazepam 10 mg)
c. Atropin Sulfas 0,25-0,50 mg/ml
14. Larutan antiseptik (Povidon Iodin 10%)
15. Oksigen dengan Regulator
16. Instrumen
a. Cunam tampon : 1
b. Cunam peluru atau tenakulum : 1
c. Klem ovum (Foester/Fenster clampf) : 1
d. Sendok kuret : 1 set
e. Penala kavum uteri (Uterine Sound /
Sondage) : 1
f. Spekulum Sim’s atau L dan kateter karet
: 2 dan 1
g. Spuit diposible : 2
B. PENOLONG (Operator dan Asisten)
17. Baju kamar tindakan, pelapis plastik,
masker dan kacamata pelindung : 3 set
18. Sarung tangan DTT (Desinfeks Tingkat
Tinggi)/Steril : 4 pasang
19. Alas kaki (Sepatu/” boot” karet) : 3 pasang
20. Instrumen
a. Lampu sorot : 1
b. Mangkok logam : 2
c. Penampungan darah dan jaringan : 1
PENCEGAHAN INFEKSI SEBELUM TINDAKAN
21. Cuci tangan dan lengan dengan sabun
hingga ke siku dibawah air mengalir
22. Keringkan tangan dengan handuk DTT
(Desinfeksi Tingkat Tinggi)
23. Pakai baju dan alas kaki kamar tindakan,
masker dan kacamata pelindung
24. Pakai sarung tangan DTT (Desinfeksi
Tingkat Tinggi) / Steril
25. Pasien dengan posisi lithotomi, pakai alas
bokong, sarung kaki dan penutup perut
bawah, fiksasi dengan klem kain.
TINDAKAN
26. Instruksikan asisten untuk memberikan
sedativa dan analgetika melalui karet infus
(Pethidin diberikan secara instramuskuler)
27. Sishkan labium mayus kiri dan kanan ke
lateral hingga tampak jelas. Dengan ibu jari
dan telunjuk tangan kanan, masukkan
kateter hingga 0,5 sm. Pindahkan telunjuk
kiri ke dinding depan vagina (dasar urethra)
dorong kateter ke kandung kemih
28. Setelah kandung kemih dikosongkan, cabut
kateter, dan letakkan di dalam wadah yang
tersedia. Buka introitus vagina dengan ibu
jari dan telunjuk tangan kiri, masukkan jari
telunjuk dan tengah tangan kanan ke dalam
lumen vagina. Pindahkan tangan kiri ke
supra simfisis (pemeriksaan bimanual).
Tentukan besar uterus dan bukaan serviks.
Setelah pemeriksaan selesai, masukkan
tangan ke dalam wadah yang berisi larutan
klorin 0,5%, bersihkan noda darah dan
bekas cairan tubuh pasien, kemudian
lepaskan sarung tangan tersebut secara
terbalik dan rendam dalam larutan klorin
0,5%.
29. Pakai sarung tangan DTT (Desinfeksi
Tingkat Tinggi)/Steril yang baru
30. Dengan ibu jari dan telunjuk kiri, buka
labiumayus kanan dan kiri ke lateral
sehingga introitus vagina tampak dengan
jelas, ambil spekulum Sim’s/L dengan
tangan kanan, masukkan bilahnya secara
vertikal, kemudian putar ke bawah
31. Ambil spekulum Sim’s berikutnya dengan
tangan kiri, masukkan bilahnya secara
vertikal (di atas bilah spekulum bawah)
kemudian putar dan tarik ke atas sehingga
porsio tampak dengan jelas
32. Minta asisten untuk menahan spekulum
bawah, pertahankan pada posisinya semula
33. Dengan cunam tampon, ambil kapas yang
telah dibasahi dengan larutan antiseptik,
kemudian bersihkan lumen vagina dan
porsio. Buang kapas tersebut dalam tempat
sampah yang tersedia, kembalikan cunam
ketempat semula
34. Ambil klem ovum yang lurus, jepit bagian
atas porsio (perbatasan antara kuadran atas
kiri dan kanan atau pada jam 12)
35. Pegang gagang klem ovum dengan tangan
kiri, ambil sendok kuret pasca persalinan
dengan tangan kanan, pegang diantara ibu
jari dan telunjuk (gagang sendok berada
pada telapak tangan) kemudian masukkan
hingga menyentuh fundus
36. Minta asisten untuk memegang gagang
klem ovum, telapak tangan kiri menahan
bagian atas fundus uteri (sehingga penolong
dapat merasakan tersentuhnya fundus oleh
ujung sendok kuret)
37. Memasukkan lengkung sendok kuret,
disesuaikan dengan lengkung kavum uteri
kemudian lakukan pengerokan dinding
uterus bagian depan searah jarum jam,
secara sistematis. Keluarlah jaringan
plasenta (dengan sendok kuret) dari kavum
uteri
38. Masukkan ujung sendok sesuai dengan
lengkung kavum uteri, setelah sampai
fundus, kemudian putar 1800, lalu bersihkan
dinding belakang uterus. Keluarkan
jaringan yang ada
39. Kembalikan sendok kuret ketempat semula,
pegang kembali gagang klem ovum dengan
tangan kiri
40. Ambil kapas (dibasahi larutan antiseptik)
dengan cunam tampon, bersihkan darah
dan jaringan pada lumen vagina
41. Lepaskan jepitan klem ovum pada porsio
42. Lepaskan spekulum atas dan bawah
43. Lepaskan kain penutup perut bawah, alas
bokong dan sarung kaki masukkan dalam
wadah yang berisi larutan klorin 0,5%
44. Bersihkan noda darah dan cairan tubuh
dengan larutan antiseptik
DEKONTAMINASI
45. Sebelum melepas sarung tangan,
kumpulkan semua instrumen dan
masukkan kedalam wadah yang berisi
larutan klorin 0,5%
46. Kumpulkan bahan habis pakai, masukkan
ketempat-tempat sampah yang tersedia
47. Bubuhi larutan klorin 0,5% pada benda atau
bagian-bagian yang tercemar darah atau
cairan tubuh pasien

48. Masukkan tangan kedalam wadah yang


berisi cairan klorin 0,5% bersihkan sarung
tangan secara terbalik dan rendam didalam
wadah tersebut
V. CIUCI TANGAN PASCA TINDAKAN
49. Cuci tangan dan lengan (hingga siku)
dengan sabun, dibawah air yang mengalir
50. Keringkan tangan dan lengan dengan
handuk / tissue yang bersih
VI. PERAWATAN PASCA TINDAKAN
51. Periksa kembali tanda vital pasien, segera
lakukan tindakan dan buat instruksi
lanjutan apabila ditemui kelainan /
gangguan pasca tindakan
52. Catat kondisi pasien pasca tindakan dan
buat laporan tindakan pada kolom yang
tersedia dalam catatan medik pasien
53. Buat instruksi pengobatan lanjutan dan
pemantauan kondisi pasien (Bila diperlukan
Pitosin drip atau pemberian obat melalui
infus. Bila keadaan umum pasien baik,
lepaskan peralatan infus)
54. Beritahukan kepada pasien dan keluarganya
bahwa tindakan telah selesai dan pasien
masih memerlukan perawatan lanjutan
55. Bersama petugas yang akan melakukan
perawatan, jelaskan kepada pasien jenis dan
lama perawatan serta laporkan pada
petugas tersebut bila ada
keluhan/gangguan pasca tindakan
56. Tegaskan pada petugas yang merawat
untuk menjalankan instruksi pengobatan
dan perawatan dan laporkan segera bila
pada pemantauan lanjut, ditemukan
perubahan-perubahan seperti yang ditulis
dalam catatan pasca tindakan.

Anda mungkin juga menyukai