Anda di halaman 1dari 30

DEPARTEMEN ILMU KEDOKTERAN JIWA

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS KHAIRUN
TERNATE
2022

LAPORAN KASUS
Gangguan Anxietas
Depresi
Husnul Khatimah
(10119200030)
Pembimbing : dr. Yazzit Mahri, M.Kes., Sp.KJ
Pembimbing Pendamping : dr. Mustika Apriyanti
I. IDENTITAS PASIEN
● Nama : Ny. F
● Umur : 67 tahun
● Jenis Kelamin : Perempuan
● Alamat : Makeang
● Pekerjaan : Petani
● Agama : Islam
● Status Perkawinan: Menikah
● Pendidikan Terakhir : SMA
● Tanggal Pemeriksaan : 15 Mei 2022
II. RIWAYAT PSIKIATRI

Anamnesis dilakukan secara autoanamnesis di Ruang Tunggu Poli RSJ Sofifi


pada tanggal 15 Mei 2022, pukul 10.43 WIT.
ANAMNESIS
Keluhan Utama

• Pasien datang dengan keluhan rasa lemas seluruh badan.

Riwayat Penyakit Sekarang (Autoanamnesis)

• Pasien mengeluh rasa lemas di seluruh badan sejak satu bulan terakhir,
pasien mengatakan keluhan ini sering dialami tiba-tiba saat pasien sedang
berakivitas. Pasien mengeluhkan juga rasa panas di dada, kadang
gemetaran dan keringat dingin. Pasien juga mengeluh sulit tidur sejak 2
bulan terakhir. Pasien dengan riwayat DM sejak ± 2 tahun terakhir dan pasien
rutin minum obat, tetapi pasien sering merasakan takut mati dan khawatir
mengenai penyakit yang diderita pasien karena sebelumnya melihat
keluarganya sakit dengan DM disertai komplikasi luka yang berat. Serta
pasien sering menangis sendiri karena mengkhawatirkan masa depan anak
dan cucu pasien. Pasien juga tidak nafsu makan dan terkadang pasien tidak
semangat dalam melakukan aktivitas sehari-hari.
Riwayat Gangguan Sebelumnya
• Riwayat penyakit dahulu : DM Tipe II
sejak tahun 2020
• Riwayat penggunaan NAPZA : Tidak ada
• Riwayat gangguan psikiatrik
sebelumnya: Pasien tidak mempunyai
riwayat gangguan jiwa sebelumnya
Riwayat Kehidupan Pribadi
Riwayat Prenatal dan Perinatal :
• Tidak ada informasi

Riwayat Masa Kanak-Kanak :


• Tidak ada informasi

Masa Remaja :
• Pertumbuhan dan perkembangannya sama seperti remaja lain. Pada masa
SMP dan SMA, pasien sering mengikuti kegiatan di sekolah.
Masa Dewasa :
• Pasien melanjutkan pendidikan ke jenjang perkuliahan dan aktif bersosialisasi
Riwayat Pendidikan :
• Melanjutkan SMA, dan tidak melanjutkan ke jenjang perkuliahan

Riwayat Pekerjaan :
• Pasien bekerja sebagai Petani

Riwayat Beragama
• Pasien beragama Islam dan tidak bisa menjalankan kewajiban agamanya.

Kehidupan Sosial dan Perkawinan


• Saat ini pasien tinggal di rumahnya dengan seorang suami dan enam orang
anak.
Riwayat Keluarga (Genogram)

: Perempuan
: Laki-laki
: Pasien
: Meninggal
Situasi Kehidupan Sosial
Sekarang

Pasien tinggal bersama kedua orang tuanya, hubungan


dengan kedua orangtuanya baik. Pasien lebih sering berdiam
diri di dalam rumah, pasien mudah emosi jika dibercandai oleh
anak-anak. Pasien susah tidur, dalam membersihkan diri
pasien harus dipaksa terlebih dahulu.
III. STATUS MENTAL
DESKRIPSI UMUM

1. Penampilan :
Tampak seorang wanita, penampilan sesuai umur, memakai baju lengan
panjang, rok, dan mengenakan jilbab. Penampilan biasa, perawatan diri cukup.
2. Kesadaran :
• Kesadaran sensorium : Compos mentis
• Kesadaran psikiatrik : Tampak Terganggu
3. Perilaku dan aktivitas psikomotor :
• Sebelum wawancara : Pasien tampak tenang dan psikomotornya biasa.
• Selama wawancara : Pasien tampak tenang dan psikomotornya biasa.
• Sesudah wawancara : Pasien tampak tenang dan psikomotornya biasa.
III. STATUS MENTAL
DESKRIPSI UMUM

4.Sikap terhadap pemeriksa :


• Kooperatif dan selalu menjawab ketika ditanya.
5. Pembicaraan ( spontanitas, intonasi dan kecepatan) :
• Cara berbicara : Spontan, intonasinya sedang, volume cukup dan
kecepatan bicaranya cukup cepat.
• Gangguan berbicara : Tidak ada gangguan berbicara.
ALAM PERASAAN (EMOSI)

• Mood : Cemas
• Afek : Appropiate

GANGGUAN PERSEPSI

• Halusinasi : Visual (-), Auditorik (-)


• Ilusi : Tidak ada
• Depersonalisasi: Tidak ada
• Derealisasi : Tidak ada
SENSORIUM DAN KOGNITIF (FUNGSI INTELEKTUAL)

Taraf pendidikan : Pengetahuan umum : Konsentrasi : Orientasi


• Sesuai dengan taraf pendidikan Tidak di evaluasi • Baik • Waktu : Tidak terganggu
• Tempat : Tidak terganggu
• Orang : Tidak terganggu

Daya ingat Pikiran abstraktif : Bakat kreatif : Kemampuan menolong diri


• Jangka panjang: Tidak di evaluasi • Tidak di evaluasi • Tidak di evaluasi sendiri :
• Jangka pendek : Tidak terganggu • Cukup, pasien bisa melakukan
• Segera : Tidak terganggu makan dan minum sendiri.
PROSES PIKIR
Arus pikir
• Produktivitas : Baik
• Kontinuitas : Relevan
• Hendaya bahasa : Tidak ada

Isi pikir

• Preokupasi : Tidak ada


• Waham : Tidak ada
• Obsesi : Tidak ada
• Fobia : Tidak ada
• Ide-ide : Tidak ada
PENGENDALIAN IMPULS : DAYA NILAI
• Baik dan tidak terganggu • Daya nilai sosial : Tidak
terganggu
• Uji daya nilai : Tidak
terganggu
• Daya nilai realitas : Tidak
terganggu

TILIKAN RELIABILITAS
• Derajat 6 (sadar kalau dirinya • Dapat dipercaya.
sakit dan perlu pengobatan)
V. PEMERIKSAAN
PENUNJANG
Pemeriksaan laboratorium :
• GDS : 326 mg/dl
VI. IKHTISAR PENEMUAN BERMAKNA

Seorang wanita umur 67 tahun, perawatan diri baik. Keluhan lemas seluruh badan, rasa
panas di dada, kadang gemetaran dan keringat dingin, tidak nafsu makan dan sulit tidur.
Pasien dengan riwayat DM sejak ± 2 tahun terakhir dan pasien rutin minum obat, tetapi
pasien sering merasakan takut mati dan khawatir mengenai penyakit yang diderita pasien
karena sebelumnya melihat keluarganya sakit dengan DM disertai komplikasi luka yang
berat. Serta pasien sering menangis sendiri karena mengkhawatirkan masa depan anak dan
cucu pasien.
Dari pemeriksaan status mental didapatkan deskripsi umum baik, afektif : mood cemas
dan afek appropiate, fungsi kognitif baik, gangguan proses berpikir tidak ada, proses berfikir,
pengendalian diri, dan daya nilai baik, Insight derajat 6 serta dapat dipercaya. Pemeriksaan
penunjang: GDS 326 mg/dl.
VII. FORMULASI DIAGNOSTIK
A. Diagnosis Aksis I
• Berdasarkan autoanamnesis, didapatkan
adanya gejala klinis yang bermakna yaitu sulit tidur. Sehingga Gangguan
Keluhan lemas disertai rasa panas di dada, gemetar disimpulkan jiwa.
dan keringat dingin dan sulit tidur. Keadaan ini pasien
menimbulkan penderitaan atau distress dan mengalami
menimbulkan disabilitas atau disability.

Gangguan
sehingga jiwa non
• Berdasarkan pemeriksaan status mental tidak dikategorikan psikotik
didapatkan halusinasi dan waham ke dalam

Sehingga
• Berdasarkan gejala cemas dan depresi yang Ggn. Campuran
memenuhi Anxietas
ada pada pasien, tidak menunjukkan kriteria Depresi
rangkaian gejala yang cukup berat untuk umum dan
menegakkan diagnosis tersendiri. didiagnosis
B.Diagnosis Aksis II
Ciri Kepribadiaan tidak khas dan tidak ada retradasi mental
C. Diagnosis Aksis III
E00-G90 Penyakit endokrin, nutrisi, dan metabolik.
D.  Diagnosis Aksis IV
Masalah psikososial dan lingkungan lain
E.  Diagnosis Aksis V
70-61 (berupa gejala ringan, dan menetap. Disabilitas ringan dan fungsi
secara umum baik)
VIII. PROGNOSIS

Dubia ad bonam
IX. DAFTAR MASALAH

• Organobiologik : Tidak ditemukan kelainan fisik yang bermakna. Namun


diduga terdapat ketidakseimbangan neurotransmitter, maka pasien
memerlukan farmakoterapi.

• Psikologik : Ditemukan adanya gejala cemas dan depresi sehingga diperlukan


psikoterapi.

• Sosiologik: Ditemukan adanya hendaya dalam bidang sosial, sehingga


memerlukan sosioterapi.
X. TERAPI
Psikofarmaka

• Buspiron 10 mg 2x1 po
• Lorazepam 0,5 mg 1x1 po (malam hari)
• Sentralin 50 mg 1x1 po (sore hari)
• Metformin 500 mg 3x1 po

Psikoterapi

• Ventilasi
• Konseling

Sosioterapi
PEMBAHASAN
Menurut PPDGJ III pedoman diagnostik gangguan cemas adalah:

a. Penderita harus menunjukkan anxietas sebagai gejala primer yang berlangsung hampir
setiap hari untuk beberapa minggu sampai beberapa bulan, yang tidak terbatas atau
hanya menonjol pada keadaan khusus tertentu saja (sifatnya “free floating” atau
mengambang)

b. Gejala-gejala tersebut biasanya mencakup unsure-unsur berikut :


• Kecemasan (khawatir akan nasib buruk, merasa seperti telur diujung tanduk, sulit
konsentrasi, dsb)
• Ketegangan motorik (gelisah, sakit kepala, gemetaran, tidak dapat santai);
• Overaktivitas otonomik (kepala terasa ringan, berkeringat, jantung berdebar-debar, sesak
nafas, keluhan lambung, mulut kering, dsb);

c. Adanya gejala-gejala yang sifatnya sementara (untuk beberapa hari), khususnya depresi,
tidak membatalkan diagnosis utama gangguan cemas.
Pedoman diagnostik Gangguan Anxietas Lainnya (F41) Menurut PPDGJ III

•Gangguan panik baru akan ditegakkan


(a) sebagai diagnosis utama bila tidak ditemukan
adanya gangguan anxietas fobik (F40)

•Untuk diagnosis pasti, harus ditemukan adanya beberapa kali serangan anxietas berat ( severe
attacks of autonomic anxiety) dalam masa kira-kira satu bulan :
•a. Pada keadaan dimana sebenarnya secara objektif tidak ada bahaya

(b) •b. Tidak terbatas pada situasi yang telah diketahui yang dapat diduga sebelumnya (unpredictable
situations)
•c. Dengan keadaan relative bebas dari gejala-gejala anxietas pada periode diantara serangan
serangan panik ( meskipun demikian, umumnya dapat terjadi juga “anxietas antisipatorik”, yaitu
anxietas yang terjadi setelah membayangkan sesuatu yang mengkhawatirkan akan terjadi).
Pedoman diagnostik F41.2 Ggn. Campuran Anxietas & Depresi
Menurut PPDGJ III

• Terdapat gejala-gejala anxietas maupun depresi,dimana masing-


masing tidak menunjukkan rangkaian gejala yang cukup berat untuk
menegakkan diagnosis tersendiri.
• Bila ditemukan anxietas berat disertai depresi yang lebih ringan,
maka harus dipertimbangkan kategori gangguan anxietas lainnya
atau gangguan anxietas fobik.
• Bila ditemukan sindrom depresi dan anxietas yang cukup berat untuk
menegakkan diagnosis maka kedua diagnosis tersebut harus
dikemukakan,
• Bila gejala-gejala tersebut berkaitan erat dengan stress kehidupan
yang jelas maka harus digunakan kategori F.43.2 gangguan
penyesuaian
TATALAKSANA
Farmakoterapi Golongan Nama Obat Dosis pemberian pada Dosis Anjuran
Obat pasien
Antiansietas Benzodiazepi Lorazepam 0,5 mg 1 x 1 (malam 0,5 mg – 1 mg
n hari)

Non- Buspiron 10 mg 2 x 1 2 – 3 x 10 mg/hari


Benzodiazepi (pagi dan siang)
n
Antidepresan Selective Sertralin 50 mg/hari (diberikan 50 – 100 mg/hari
serotonin sore hari)
reuptake
inhibitor
(SSRI)
Antihiperglike Biguanid Metformin 500 mg 3x1 500 - 3000
KESIMPULAN
• Gangguan cemas adalah penderita harus menunjukkan anxietas sebagai gejala primer yang
berlangsung hampir setiap hari untuk beberapa minggu sampai beberapa bulan, yang tidak terbatas
atau hanya menonjol pada keadaan khusus tertentu saja. Gejala-gejala tersebut biasanya mencakup
kecemasan, ketegangan motoric, overaktivitas otonomik. Adanya gejala-gejala yang sifatnya sementara
(untuk beberapa hari), khususnya depresi, tidak membatalkan diagnosis utama gangguan cemas.

• Berdasarkan PPDGJ III Gangguan Anxietas Lainnya adalah manifestasi anxietas sebagai gejala utama
dan tidak terbatas pada situasi lingkungan tertentu saja. Dapat disertai gejala-gejala depresif dan
obsesif, bahkan juga beberapa unsur dari anxietas fobik, asal saja jelas bersifat sekunder atau ringan.

• Berdasarkan PPDGJ III Gangguan Campuran Anxietas dan Depresi, terdapat gejala-gejala anxietas
maupun depresi,dimana masing-masing tidak menunjukkan rangkaian gejala yang cukup berat untuk
menegakkan diagnosis tersendiri. Untuk anxietas, beberapa gejala otonomik,harus ditemukan walaupun
hasus tidak terus menerus,disamping rasa cemas atau kekhawatiran berlebihan.

• Pasien dapat diterapi dengan tiga obat utama yaitu buspiron, selective serotonin reuptake inhibitor
(SSRI) dan golongan benzodiazepin. Pendekatan psikoterapi dapat berupa terapi kognitif atau modifikasi
perilaku.
DAFTAR PUSTAKA

1. Maslim, Rusdi, (2013). Buku Saku Diagnosis Gangguan Jiwa PPDGJ III dan DSM IV. Jakarta : Bagian
Ilmu Kesehatan Jiwa FK Unika Atmajaya.
2. Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. (2013). Buku Ajar Psikiatri Edisi kedua. Jakarta
3. Katzung BG, Masters SB, Trevor AJ. (2012). Farmakologi Dasar dan Klinik. 12th ed. Versi Indonesia. The
McGraw-Hill Companies, Inc
4. Chand SP, & Marwaha R. (2021) AnxietyT. Treasure Island (FL) : StatPearls Publishing, StatPearls.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai