Oleh:
Pembimbing
0
LAPORAN PEMERIKSAAN PSIKIATRIK
I. IDENTITAS PASIEN
Nama : Ny. N
Usia : 65 tahun
Agama : Islam
Suku : Banjar
Bangsa : Indonesia
2. RIWAYAT PSIKIATRIK
- Alloanamnesa pada tanggal 15 May 2013, pukul 11.00 WITA dengan Ny.
S (Adik pasien).
WITA.
A. KELUHAN UTAMA
Sering lupa
1
B. KELUHAN TAMBAHAN
Alloanamnesa
Menurut adik pasien, ± 2 bulan pasien sering lupa apa yang telah
pasien bilang di ambil orang, tetapi adik pasien tidak tahu barang-
barang pasien seperti perhiasan, uang hilang. Pasien juga terlihat ada
bicara sendiri bila ditanya bicara dengan siapa pasien hanya diam saja,
Pasien juga jarang tidur, tidur cuma sebentar, bangun dan sulit untuk
tidur lagi. Menurut adik pasien, pasien tidak pernah terlihat menangis,
atau tidak ada merasa putus asa, atau keinginan mengakhiri hidup.
Menurut adik, pasien bila mandi harus diingatkan, bila tidak diingatkan
2
Menurut adik pasien ± 8 bulan yang lalu pasien sering lupa
Autoanamnesa
mengaku sudah beberapa hari ini sudah terasa sakit. Pasien mengaku
juga sering lupa untuk menaroh barang, membeli barang tetapi pasien
tidak tahu dari kapan sering lupa. Pasien mengaku sering marah-marah
demam tinggi hingga penurunan kesadaran atau kejang, dan tidak ada
3
D. RIWAYAT KEHIDUPAN PRIBADI
7. Riwayat Pendidikan
Pada usia 6 tahun, pasien sekolah di SD, tetapi pasien tidak tamat
8. Riwayat Pekerjaan
Pasien bekerja pedagang rujak dan sekarang sudah tidak bekerja
lagi.
9. Riwayat Perkawinan
Pasien sudah menikah selama 40 tahun, dan tidak memiliki anak.
E. RIWAYAT KELUARGA
Genogram:
4
Keterangan
Laki-laki :
Perempuan :
Penderita :
Meninggal :
pasien baru saja melakukannya. Pada saat ini pasien ingin sembuh dan
memerlukan pengobatan.
A. DESKRIPSI UMUM
5
1. Penampilan
Saat ditanya tentang hari dan tanggal hari saat diperiksa serta
hari kemarin dan besok, os tidak bisa menjawab. Saat ditanya ini di
mana, kota apa, provinsi apa dan negara apa, os tidak dapat
6
dan menyuruh os mengingatnya, kemudian setelah dialihkan
hari makan apa, ke rumah sakit memakai apa dan dengan siapa.
2. Kesadaran
Jernih.
Normoaktif.
4. Pembicaraan
Relevan.
Kooperatif.
6. Kontak Psikis
3. Keserasian : sesuai
7
1. FUNGSI KOGNITIF
1. Kesadaran : komposmentis
2. Orientasi
- Waktu : terganggu
- Tempat : terganggu
- Orang : baik
3. Konsentrasi : terganggu
4. Daya Ingat
Segera : baik
2. GANGGUAN PERSEPSI
Derealisasi : ada
3. PROSES PIKIR
1. Arus pikir
b. Kontinuitas : lancar
8
c. Hendaya berbahasa : Tidak ada
2. Isi Pikir
b. Gangguan pikiran :
4. PENGENDALIAN IMPULS
5. DAYA NILAI
6. PIKIRAN ABSTRAK
Terganggu
7. TILIKAN
Derajat 2 = Agak sadar bahwa dirinya sakit dan butuh bantuan tetapi
9
IV. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK LEBIH LANJUT
1. STATUS INTERNUS
Gizi : kurus
N = 82 x/m
RR = 18 x/m
T = 36,5 oC
Kepala:
Mulut : bentuk normal dan simetris, mukosa bibir tidak kering dan
Thoraks:
10
Perkusi :
- pulmo : sonor
Auskultasi:
Abdomen :
Inspeksi : Simetris
Palpasi : Nyeri tekan (-), hepar, lien dan massa tidak teraba
Perkusi : timpani
Ekstemitas : pergerakan bebas, tonus baik, tidak ada edema dan atropi,
tremor (-)
2. STATUS NEUROLOGIKUS
Alloanamnesa
11
- ± 8 bulan yang lalu pasien sering lupa menaruh barang, bicara berulang-
- Pasien juga sering membeli barang yang sama, saat ditanya mengapa
membeli barang yang sama pasien mengaku karen belum membeli barang
tersebut.
pasien selingkuh,
- Pasien juga jarang tidur, tidur cuma sebentar, bangun dan sulit untuk tidur
lagi.
- Menurut adik, pasien bila mandi harus diingatkan, bila tidak diingatkan
Autoanamnesa
- Pasien mengaku juga sering lupa untuk menaroh barang, membeli barang
12
- Pasien mengaku tidak ada mendengar bisik-bisikan, atupun bayangan.
- Pada saat ditanya pasien anak keberapa dari bersaudara pasien lupa jumlah
saudarany, pasien juga tidak tahu ini dimana, tanggal, dan hari.
- Tempat : terganggu
- Konsentrasi : terganggu
penyakit Alzheimer
2. AKSIS II : None
4. AKSIS IV : None
sedang
13
1. ORGANOBIOLOGIK
Tidak bermasalah
2. PSIKOLOGIK
3. SOSIAL/KELUARGA
tidak ada.
VIII. PROGNOSIS
14
IX. RENCANA TERAPI
Medika mentosa:
Piracetam 3x400 mg
Clozapin 2 x 25 mg
THP 2x2mg
X. DISKUSI
kronik atau progresif serta terdapat gangguan fungsi luhur (fungsi kortikal yang
multipel), termasuk daya ingat, daya pikir, daya orientasi, daya pemahaman,
Kesadaran tidak berkabut, dan biasanya disertai hendaya fungsi kognitif, ada
perilaku sosial atau motivasi. Sindrom ini terjadi pada penyakit Alzheimer, pada
penyakit serebrovaskuler, dan pada kondisi lain yang secara primer atau sekunder
mengenai otak.
sindrom akibat penyakit atau gangguan otak yang biasanya bersifat kronik-
progresif, dimana terdapat gangguan fungsi luhur kortikal yang multiple (multiple
higher cortical function) termasuk di dalamnya: daya ingat, daya pikir, orientasi,
15
daya tangkap, berhitung, kemampuan belajar, berbahasa dan daya nilai. Umumnya
Penyebab demensia yang paling sering pada individu yang berusia 65 tahun
adalah (1) penyakit Alzheimer, (2) demensia vaskuler, dan (3) campuran antara
demensia jisim Lewy (Lewy body dementia), penyakit Pick, demensia frontotemporal,
human immunodeficiency virus (HIV) atau sifilis) dan penyakit Parkinson. Banyak
jenis demensia yang melalui evaluasi dan penatalaksanaan klinis berhubungan dengan
defisiensi nutrisi (misalnya defisiensi vitamin B12 atau defisiensi asam folat), atau
sindrom demensia akibat depresi. Pada tabel 2.1 berikut ini dapat dilihat
kemungkinan
penyebab demensia :
16
Gambaran klinis terjadi perubahan psikiatrik dan neurologis. Perubahan
17
Diperkirakan sekitar 20 hingga 30 persen dengan demensia (terutama
persen memiliki waham, terutama waham paranoid yang bersifat tidak sistematis,
meskipun waham yang sistematis juga dilaporkan pada pasien tersebut. Agresi
fisik dan bentuk-bentuk kekerasan lainnya lazim ditemukan pada pasien dengan
persen pasien dengan demensia, meskipun sindrom depresif secara utuh hanya
tampak pada 10 hingga 20 persen pasien. Pasien dengan demensia juga dapat
menujukkan perubahan emosi yang ekstrem tanpa provokasi yang nyata (misalnya
Untuk menilai fungsi kognitif pada pasien demensia dapat digunakan The
Mini Mental State Exam (MMSE). Apabila didapatkan skor 24-30 termasuk
normal, 17-23 probable gangguan kognitif, 0-16 definite gangguan kognitif. Pada
pasien ini didapatkan hasil MMSE=13, artinya pasti terjadi gangguan kognitif.
oleh Kurt Goldstein disebut “perilaku abstrak”. Pasien mengalami kesulitan untuk
dari defisit intelektual dalam kondisi yang penuh tekanan. Pasien biasanya
18
mengkompensasi defek yang dialami dengan cara menghindari kegagalan dalam
demensia yang secara primer mengenai daerah lobus frontalis. Contoh dari
kelainan ini adalah penggunaan kata-kata yang kasar, bercanda dengan tidak
wajar, ketidakpedulian terhadap penampilan dan kebersihan diri, serta sikap acuh
A. Menurut Umur:
o Reversibel
o Tipe Alzheimer
o Tipe non-Alzheimer
o Demensia vaskular
19
o Demensia Lobus frontal-temporal
o Morbus Parkinson
o Morbus Huntington
o Morbus Pick
o Morbus Jakob-Creutzfeldt
o Sindrom Gerstmann-Sträussler-Scheinker
o Prion disease
o Multiple sklerosis
o Neurosifilis
o Tipe campuran
o Demensia proprius
o Pseudo-demensia
F00.2 Demensia pada penyakit Alzheimer dengan, tipe tidak khas atau tipe
campuran
20
F 01 Demensia Vaskular
F02.8 Demensia pada penyakit lain YDT –YDK (Yang Di-Tentukan-Yang Di-
3. .X2 Halusinasi
4. .X3 Depresi
21
Diagnosis demensia ditetapkan dalam DSM-IV-TR. Diagnosis demensia
informasi dari pasien, keluarga, teman dan teman sekerja. Keluhan terhadap
perubahan sifat pasien dengan usia lebih tua dari 40 tahun membuat kita harus
daya ingat dan daya pikir, sampai mengganggu kegiatan sehari-hari seseorang
diri, buang air besar dan buang ait kecil, tidak ada gangguan kesadaran (clear
Demensia yang tidak terspesifik apabila criteria umum untuk demensia terpenuhi
tetapi tidak mungkin diidentifikasikan pada dalah satu tipe tertentu (F00.0-F02.9).
berdasarkan kriteria diagnosis dari PPDGJ III, pada penderita ini dapat didiagnosa
penyakit dapat dihambat atau bahkan disembuhkan jika terapi yang tepat dapat
22
demensia vaskuler. Pengukuran tersebut dapat berupa pengaturan diet, olahraga,
tekanan darah harus dilakukan sehingga tekanan darah pasien dapat dijaga agar
berada dalam batas normal, hal ini didukung oleh fakta adanya perbaikan fungsi
kognitif pada pasien demensia vaskuler. Tekanan darah yang berada dibawah nilai
normal menunjukkan perburukan fungsi kognitif, secara lebih lanjut, pada pasien
dengan demensia vaskuler. Pendekatan terapi secara umum pada pasien dengan
emosional untuk pasien dan keluarganya, serta terapi farmakologis untuk gejala-
berupa:
23
SSRI spt Zoloft 1x 50 mg, Seroxat 1x20 mg, Luvox 1 x 50 -100 mg,
60 mg.
- Mood stabilizers
Carbamazepine 100 - 200 mg atau 400 - 600 mg
Divalproex 125 - 250 mg atau 500 - 750 mg
Topamate 1 x 50 mg
Tnileptal 1 x 300 mg - 3 x mg
Neurontin 1 x 100 - 3 x 300 mg bisa naik hingga 1800 mg
Lamictal 1 x 50 mg 2 x 50 mg
Priadel 2 - 3 x 400 mg
tak berguna lagi, namun bila diberikan dapat mengefektifkan obat terhadap BPSD
- Nootropika:
Pyritinol (Encephabol) 1 x100 - 3 x 200 mg
Piracetam(Nootropil) 1 x 400 - 3 x 1200 mg
Sabeluzole (Reminyl)
- Ca-antagonist:
o Cinnarizine(Stugeron) 1 - 3 x 25 mg
o Pantoyl-GABA
- Acetylcholinesterase inhibitors
1x/hari
24
o Galantamine (Riminil) 1 - 3 x 5 mg
o Memantine 2 x 5 - 10 mg
Pada pasien ini diberikan obat piracetam yang merupakan obat anti
Selain itu pasien ini juga diberikan Clozapine yang merupakan obat
terlalu kuat, akan tetapi menunjukkan aktivitas yang tinggi pada reseptor D4.
Clozapine bekerja lebih aktif pada reseptor dopamine didaerah limbik daripada
reseptor dopamine didaerah striatal, oleh sebab itu clozapine bebas dari efek
terjadi bila dosis harian melebihi 15-30 mg per hari. Dosis harian untuk
26