Oleh
Pembimbing
Banjarmasin
November, 2019
LAPORAN PEMERIKSAAN PSIKIATRI
I. IDENTITAS OS
Usia : 16 tahun
Pendidikan : SD
Agama : Islam
Suku : Banjar
Bangsa : Indonesia
A. KELUHAN UTAMA :
KELUHAN TAMBAHAN:
2
B. RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG
Alloanamnesis:
dan kaka pasien. Pasien datang menggunakan baju kaos merah tangan
pendek dan sarung kotak-kotak. Pasien terlihat terwat, saat ditanya pasien
meracau dan berbicara tidak jelas sejak kurang lebih 3 hari sebelum masuk
hari ini. Pasien mengeluhkan nyeri dibagian dada ketika ditanya kenapa
pasien menjawab makan-makanan kotor pasien juga dalam 3 hari ini sering
Sejak 4 tahun lalu. Setelah tamat dari sekolah SD. Keluar malam hampir
setiap hari dari jam 9 malam subuh dan kadang-kadang tidak pulang. Pada
bahwa sekitar 3 minggu sebelum masuk rumah sakit pasien terlihat mabuk
masuk rumah sakit juga seperti itu. Teman sekampung pasien banyak yang
pasien melawan dan bersikeras untuk tetap pergi. Dalam 3 hari ini juga
3
pasien mencoret tangannya sendiri dengan polpen tanpa sebab yang jelas.
yang drastis dulunya menurut keterangan kakanya badan pasien lebih berisi
daripada sekarang.
Autoanamnesis:
merah tangan pendek dan sarung kotak-kotak berwarna kuning. Saat datang
pasien lahir cukup bulan dengan berat badan cukup secara normal
4
2. Infancy (0 - 1,5 tahun) Basic Trust vs. Mistrust
lainnya.
Kiram.
bersama di rumah ibu dan kakaknya, pasien sering pulang malam atau
5
7. Riwayat Pendidikan
juara kelas.
8. Riwayat Pekerjaan
9. Riwayat Perkawinan
F. RIWAYAT KELUARGA
Genogram:
Keterangan :
Laki-laki : Os :
Perempuan : Meninggal :
pasien saat ini tinggal bersama ibu dan kakanya di Desa Kiram dan bekerja
6
H. PERSEPSI OS TENTANG DIRI DAN LINGKUNGANNYA
pasien sadar dirinya sakit nyeri dada dan sedang di RS. pasien tidak menyadari
A. DESKRIPSI UMUM
1. Penampilan
pasien laki-laki berumur 16 tahun dengan tinggi sekitar 150 cm, berbadan kurus
dan warna kulit sawo matang. Wajah pasien tampak sesuai dari umurnya.
memakai kaos berwarna merah lengan pendek dan memakai sarung bergaris-garis.
4. Pembicaraan : inkoheren
dipertahankan.
B. KEADAAN EMOSI
Afek : labil
mood : labil
7
1. Stabilitas : tidak stabil
secara wajar
3. Sungguh-sungguh/tdk : tidak
4. Dalam/dangkal : Dangkal
7. Sungguh-sungguh : tidak
C. FUNGSI KOGNITIF
Kesadaran : berkabut
Orientasi
Situasi : cukup
Daya ingat
Segera : terganggu
8
Intelegensia dan Pengetahuan Umum : buruk
D. GANGGUAN PERSEPSI
Depersonalisasi :-
Derealisasi :-
E. PROSES PIKIR
Isi pikir
o Waham : (-)
G. DAYANILAI
Pasien tidak sadar bahwa dirinya sedang sakitdan tidak tau kenapa dibawa ke
rumah sakit dan tidak tau faktor-faktor yang berhubungan dengan penyakitnya
sekarang.
9
Tilikan : Tilikan 1 (pasien ttidak tau bahwa dirinya sakit
sambang lihum.
1. STATUS INTERNA :
Nadi : 76 x/menit
SpO2 : 97%
Kulit
Inspeksi : normosefali
Mata
perdarahan (-), mata berair (-), ptosis (-), pandangan kabur (-),
10
Funduskopi : tidak dilakukan
Telinga
Hidung
Mulut
Toraks
Inspeksi : simetris
Perkusi : sonor
Jantung
11
Abdomen
hernia (-)
Perkusi : timpani
(-)
- - -
- + -
Punggung
Ekstremitas
Inspeksi : gerak sendi normal, deformitas (-), kemerahan (-), varises (-) ,
Palpasi : panas (-), nyeri (+) saat mengangkat kaki sebelah kiri, massa (-),
edema (-)
2. STATUS NEUROLOGIS
12
Refleks patologis : Tidak ada
Alloanamnesis :
Autoanamnesis :
Kesadaran : jernih
Mood : Euthyme
Afek : Datar
Ekspresi Emosi
1. Dalam/dangkal : Dangkal
Proses Berpikir
13
2. Arus pikir : koheren
Halusinasi : sde
2. Aksis II : none
lainnya.
tidak tau bahwa dirinya sedang sakit dan tidak menyadari faktor-faktor yang
14
beberapa bulan yang telah lalu. taraf kepercayaan kurang dapat dipercaya.
Tilikan derajat 1
VIII. PROGNOSIS
P.o clozapine 25 mg
15
X. DISKUSI
merujuk pada kriteria diagnosis dari PPDGJ III, pasien dalam kasus ini dapat
didiagosis sebagai gangguan mental dan perilaku akibat penggunan zat multipel
1.Intoksikasi akut
a. Berkaitan dengan dosis zat yang digunakan (efek yang berbeda pada dosis yang
berbeda).
b. Gejala ini tidak selalu mencerminkan efek primer zat (dapat terjadi efek
paradoks).
syndrome)
16
c.Pengurangan atau penghentian penggunaan zat menimbulkan keadaan putus zat
pemakainya menggunakan kembali zat itu atau zat sejenis untuk menghilangkan
d. Terjadi gejala toleransi, yaitu peningkatan dosis zat psikoaktif yang diperlukan
merugikan kesehatan.
b. Bentuk dan keparahan gejala tersebut tergantung dari jenis dan dosis zat
5.Gangguan psikotik
kecurigaan atau kejaran, gangguan psikomotor (excitement atau stupor) dan afek
17
yang abnormal antara ketakutan yang mencekam hingga kesenangan yang
berlebihan.
penggunanya.
6. Sindrom amnesik
a. Adanya hendaya atau gangguan daya ingat jangka pendek (recent memory)
(remote memory) sedangkan daya ingat segera (immediate recall) masih baik.
maupun orang lain. Menurut MDS, penyalah gunaan zat melibatkan pola
yang merusak bisa termasuk kegagalan unuk memenuhi tenggung jawab utama
menempatkan diri dalam situasi dimana pengguna zat secara fisik berbahaya
18
hukum berulang kali yang meningkat karena penggunaan obat. Memiliki masalah
sosial atau interpersonal yang kerap muncul karena penggunaan zat (contoh :
Sehingga dalam banyak artikel disebutkan bahwa pelaku penyalahgunaan zat ini
manifestasi fisik dan psikologis dari penyakit akibat penggunaan zat yang
masala perilaku. Dengan kata lain masalahnya bukan terletak pada zatnya
Psikotropika adalah obat yang bekerja secara selektif pada susunan saraf
pusat dan mempunyai efek utama terhadap aktivitas mental dan perilaku.
Narkotika adalah obat yang bekerja secara selektif pada susunan saraf pusat dan
19
Psikotropika dan narkotika merupakan bagian dari Narkoba atau NAPZA.
NAFZA adalah bahan/obat/zat yang bila masuk kedalam tubuh manusia akan
1. Golongan Narkotika5
a. Narkotika Golongan I
Narkotika yang hanya padat diguunakan untuk tujuan ilmu pengetahuan, dan
b. Narkotika Golongan II
dapat digunakan dalam terapi atau tujuan pengembangan ilmu pengetahuan serta
20
- Kokain yaitu serbuk kokain, pasta kokain, daun kokain.
2. Golongan Psikotropika5
a. Psikotropika Golongan I
pengetahuan dan tidak digunakan dalam terapi serta mempunyai potensi amat kuat
b. Psikotropika Golongan II
dan atau tujuan ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi kuat mengakibatkan
d. Psikotropika Golongan IV
terapi dan atau untuk tujuan ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi ringan
antara lain :
21
- Psikostimulan : amfetami, ekstasi, shabu.
- Sedatif dan hipnotika ( obat penenang dan obat tidur) : MG, KB, DUM, Pil
petugas kesehatan dapat menimbulkan dampak yang lebih buruk, tidk hanya
penyakit serta kelainan fisik maupun psikis bagi pemakai, tidak jarang bahkan
menimbulkan kematian.
Zat adiktif lainnya yang dimaksud disini adalah bahan/zat yang berpengaruh
1. Minuman berakohol
House,Johny Walker,Kamput.)
22
2. Inhalansia
Inhalasia (gas yang dihirup) dan solven (zat pelarut) mudah menguap berupa
senyawa organik, yang terdapat pada berbagai barang keperluan rumah tangga,
kantor dan sebagaipelumas mesin. Yang sering disalah gunakan, antara lain :
3. Tembakau
terutama padaremaja, harus menjadi bagian dari upaya pencegahan, karena rokok
dan alkohol sering menjadipintu masuk penyalahgunaan NAPZA lain yang lebih
berbahaya.
berikut :
tubuh. Jenis ini membuat pemakaiannya merasa tenang, pendiam dan bahkan
membuatnya tertidur dan tidak sadarkan diri. Golongan ini termasuk Opioida
23
(morfin, heroin/putauw, kodein), Sedatif(penenang), hipnotik (otot tidur), dan
segar dan bersemangat. Zat yang termasuk golongan ini adalah : Amfetamin
3. Golongan Halusinogen
bersifat merubah perasaan dan pikiran dan seringkali menciptakan daya pandang
yang berbeda sehingga seluruh perasaan dapat terganggu. Golongan ini tidak
digunakan dalam terapi medis. Golongan ini termasuk : Kanabis (ganja), LSD,
Mescalin.
x 1 tablet. Pemberian Lodomer digunakan untuk gejala psikosis yang ada pada Os
yaitu kurangnya menilai realitas dan saya menilai diri terganggu. Sindrom
24
D2 receptor”, juga terdapat serotonin HT2 receptors” (serotonin-dopamine
25
DAFTAR PUSTAKA
26