Skizofrenia
Dokter Pembimbing
dr. Yaniar Mulyantini Sp.KJ
Disusun Oleh:
Septiana Abdurrahim 1620221166
JAKARTA
2018
I. IDENTITAS PASIEN
Nama : Tn. Y
Tempat/Tgl. lahir : 1977
Usia : 41 tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Petugas Keamanan komplek
Status perkawinan : Belum Menikah
Bangsa/Suku : Indonesia
Alamat : cilebut
Masuk RS tanggal : 27 november 2018
Rujukan/datang sendiri/keluarga : Datang Sendiri
A. KELUHAN UTAMA
Sulit tidur, karena sudah 2 minggu obat habis dan tidak konsumsi obat.
B. RIWAYAT GANGGUAN SEKARANG
1990
1994 1996 2000 2006 2011 2012-2018
Pasien
Pasien Pasien pasien mencoba Pasien pasien pasien sudah
diajak
mulai menco berhenti terakhir merasa tidak pernah
coba-
timbul ba menggunakan sakau tubuhnya mengalami
coba
gejala mengg NAPZA tetapi setelah terasa halusinasi
rokok
berbicara unakan keluhan tetap setahun selalu dan emosi
dan
sendiri putau dirasakan malah benar- panas dan lebih stabil
alkohol
dan emosi meambah parah benar tidak serta dalam
oleh
tidak dan tubuhnya berhenti nyaman masa
tetangga
stabil selalu terasa menggun maka pengobatan
nya
panas akan dirawat di tanpa gejala
NAPZA RSJ
marzuki
mahdi
4. Riwayat Pendidikan
Pasien menjalani pendidikan formal sampai berkuliah 1 smester. Selama
bersekolah dari SDN 011 pagi, pasien tidak pernah memiliki masalah
apapun, hanya saja saat kelas 1 SMP di SMP di 254 Jagakarsa pasien
mulai mencoba rokok dan alkohol, kemudian saat menginajak SMA di
109 pasien mencoba ganja. Dan saat berkuliah di widya bakti tania selama
satu smester pasien menggunakan putau.
5. Riwayat Pekerjaan
Sempat bekerja menjadi cleaning servis 2 tahun, lalu bekerja di sebuah
hotel, dan terakhir sekarang pasien menjadi petugas keamanan dan marbot
masjid di kompleknya.
E. RIWAYAT KELUARGA
Genogram keluarga Tn. H
Keterangan:
: Meninggal dunia
: Tinggal serumah
Pasien merupakan anak pertama dari tiga bersaudara. Pasien tinggal
bersama adiknya. Tidak ada keluarga dengan kondisi serupa.
b. ALAM PERASAAN
1. Mood : eutim
2. Afek : luas
3. Keserasian : serasi
c. GANGGUAN PERSEPSI
1. Halusinasi : Tidak ada
2. Ilusi : Tidak ada
3. Depersonalisasi : Tidak ada
4. Derealisasi : Tidak ada
d. PROSES PIKIR
1. Arus pikir
a. Produktivitas : cukup ide
b. Kontinuitas : koheren
c. Hendaya bahasa : tidak ada
2. Isi pikir
a. Waham : tidak ada
b. Preokupasi : tidak ada
c. Obsesi : Tidak ada
d. Fobia : Tidak ada
e. FUNGSI INTELEKTUAL
1. Taraf pendidikan : SMA
2. Pengetahuan umum : Baik (pasien tahu presiden saat ini)
3. Kecerdasan : Baik (pasien tidak pernah tinggal kelas)
4. Konsentrasi dan perhatian : Cukup baik (ketika diajak berbicara pasien
fokus kepada lawan bicara)
5. Orientasi :
a. Waktu : Baik (Pasien dapat membedakan pagi, siang dan
malam hari)
b. Tempat: Baik (Pasien mengetahui dirinya sekarang berada di
RSUD Pasar Minggu)
c. Orang : Baik (Pasien dapat menyebutkan nama keluarganya)
6. Daya ingat:
a. Jangka panjang : Baik (pasien mengingat tanggal
lahirnya sendiri, nama orang tuanya serta ketujuh adiknya)
b. Jangka pendek : Baik (pasien mengingat lauk yang
dimakan saat pagi)
c. Segera : Baik (pasien dapat mengingat nama
dokter muda yang mewawancarai)
7. Pikiran abstrak : Baik (pasien dapat membedakan antara pensil
dengan pulpen)
8. Visuospasial : Baik (pasien dapat menggambar jam sesuai
instruksi pemeriksa)
9. Kemampuan menolong diri: Baik (pasien bisa makan, mandi, buang
air kecil dan berpakaian sendiri)
f. PENGENDALIAN IMPULS
Baik. Saat wawancara pasien tampak tenang dan kooperatif.
g. DAYA NILAI
1. Daya nilai sosial : Baik
2. Uji daya nilai : Baik (pasien mengetahui bahwa yangb dia lakukan
dulu buruk)
3. Daya nilai realitas : Tidak terganggu
h. TILIKAN
i. RELIABILITAS
Dapat dipercaya
B. STATUS NEUROLOGIK
Saraf kranial : dalam batas normal
Refleks fisiologis : dalam batas normal
Refleks patologis : tidak ada
Motorik : tidak terganggu
Sensibilitas : dalam batas normal
Fungsi luhur : tidak terganggu
Gejala EPS : akathisia (-), bradikinesia (-), rigiditas (-),
resting tremor (-), distonia (-), tardive diskinesia (-)
VI. PENEMUAN BERMAKNA
Pada saat pasien SMP (tahun 200) pasien pernah diperlihatkan kelamin omnya
yang tinggal serumah dan menjadi objek kepuasan seksual omnya dan keluarga baru
mengetahuinya setelah pasien masuk RS. Pasien juga pernah mencoba peralatan
makeup milik ibunya. Menurut ibunya teman-teman pasien saat SMP juga lebih
banyak permpuan daripada laki-laki.
Saat pasien SMA (2011) pasien pernah ketahuan oleh kakak sepupunya sedang
menonton film porno sesama jenis. Saat SMA pasien juga pernah mencoba
menggunakan pakaian perempuan milik adiknya seperti memakai baju perempuan
dan celana ketat pendek. Saat lulus SMA (2012) ibunya pernah melihat pasien
berbicara sendiri. Bulan Desember 2017 pasien dirawat inap di Klinik Jiwa Avicenna
di Makasar karena pasien semakin sering terlihat berbicara sendiri dan pasien pergi
keluar rumah hingga berhari-hari. Pasien dirawat inap selama 4 bulan. Bulan Juni
2018 ketika pasien dan keluarganya sedang berlibur ke Jakarta dan tinggal di
apartemen miliknya pasien melarikan diri dari apartemen tersebut. Pasien kemudian
tinggal di panti sosial, disana pasien pernah berhubungan sesama jenis dengan
temannya. Pasien kemudian akhirnya dijemput oleh kakak sepupunya dan tinggal
bersama. Bulan Agustus 2018 pasien dibawa ke IGD oleh kakak sepupunya karena
pasien mengamuk ketika melihat pria bule dan ingin didekatinya tetapi kakak sepupu
pasien melarang. Pasien kemudian melawan dan mengatakan bahwa ia sudah tidak
perawan. Pasien mengatakan ia merasa bersalah dan berdosa atas perbuatannya
selama ini sehingga ia pernah beberapa kali berniat ingin bunuh diri tetapi tidak
pernah dilakukan. Pasien mengatakan ada orang yang mau membunuhnya dan
beberapa kali mendengar bisikan orang yang memanggilnya dengan sebutan “banci”.
Ibu pasien juga mengatakan kalau ada orang yang ingin membunuhnya.
Pada perkembangan remaja pasien menurut ibunya saat pasien bersekolah di SMP
pasien pernah beberapa kali mencoba menggunakan peralatan makeup ibunya.
Teman-teman pasien di sekolah juga lebih banyak wanita daripada pria. Saat SMA
pasien juga pernah mencoba menggunakan pakaian perempuan milik adiknya seperti
memakai baju perempuan dan celana ketat pendek. Kakak sepupu pasien juga pernah
mendapati pasien sedang menonton film porno sesama jenis
Pada pemeriksaan status mental saat diwawancara pasien duduk dengan tenang
sambil menatap dan melakukan kontak mata dengan pemeriksa tetapi sesekali melirik
dokter muda yang sesama jenis disekitar pasien. Mood pasien hipotim, afek sempit.
Terdapat halusinasi auditorik dan waham kejar
Aksis III : -
IX. TERAPI
- Psikofarmaka:
Terapi :
o risperidon 2 x sehari
o haloperidol 2 x sehari
o Trihexipinidil 2 x sehari
o Chlorpromazine 2 x sehari
- Non-psikofarmaka:
Psikoedukasi:
o Mengingatkan pasien dan keluarga tentang pentingnya minum obat
sesuai aturan dan bila nantinya keluar dari RS harus datang kontrol ke
poli secara rutin.
o Menjelaskan pada keluarga pasien bahwa dukungan keluarga akan
membantu keadaan pasien.
Sosioterapi
Mengikutsertakan pasien dalam kegiatan rohani dan kegiatan sosial di
lingkungan pasien
X. PROGNOSIS