Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN KASUS

OD ULKUS KORNEA CUM HIPOPION

Tugas Kepanitraan Klinik


Bagian Ilmu Penyakit Mata RST Dr. Soedjono Magelang

Pembimbing:
dr. Dwidjo Pratiknjo, Sp.M

Disusun oleh :

Septiana Abdurrahim 1620221166

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”
PERIODE 20 NOVEMBER – 23 DESEMBER 2017
LEMBAR PENGESAHAN

OD ULKUS KORNEA Cum HIPOPION

Disusun dan diajukan untuk memenuhi persyaratan tugas


Kepaniteraan Klinik Departemen Ilmu Penyakit Mata
Rumah Sakit Tk.II dr. Soedjono Magelang

Oleh :
Septiana Abdurrahim 1620221166

Magelang, Desember 2017


Telah dibimbing dan disahkan oleh,

Pembimbing,

(dr. Dwidjo Pratiknjo, Sp.M)


KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas
rahmat dan karunia-Nya lah penulis dapat menyelesaikan laporan kasus yang berjudul
“ OD Ulkus Kornea cum Hipopion” ini. Adapun laporan kasus ini disusun untuk
memenuhi salah satu syarat Kepaniteraan Klinik Bagian Ilmu Penyakit Mata.
Penyusunan laporan ini terselesaikan atas bantuan dari banyak pihak yang turut
membantu terselesaikannya laporan ini. Untuk itu, dalam kesempatan ini penulis ingin
menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada dr. Dwidjo Pratiknjo, Sp.M
selaku pembimbing dan seluruh teman kepaniteraan klinik Ilmu Penyakit Mata atas
kerjasamanya selama penyusunan laporan ini.
Penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca guna
perbaikan yang lebih baik. Semoga laporan ini dapat bermanfaat baik bagi penulis
sendiri, pembaca maupun bagi semua pihak-pihak yang berkepentingan.

Magelang, Desember 2017

Penulis
BAB I
LAPORAN KASUS

Nama : Tn. M
Jenis Kelamin : Laki-laki
Umur : 56 tahun
Pekerjaan : Petani
Alamat : Candi mulyo, Magelang
Keluhan utama : Mata kanan terasa kabur dan merah.

Riwayat Penyakit Sekarang :


Pasien datang ke poliklinik mata RST.dr.Soedjono Magelang dengan keluhan
Mata kanan terasa kabur dan merah.. Sebelumnya sejak kurang lebih satu bulan yang
lalu (29 oktober) saat pasien sedang menggarap sawah di kebun jagung, tiba-tiba mata
pasien kemasukan daun yang menjalar ke atas dan jatuh terkantuk batang jagung dan
mengenai mata kanan.
Kejadian saat itu pagi hari, lalu pada malam hari saat setelah kejadian tersebut
pasien langsung didatangkan mantri untuk diberi obat minum dan obat untuk matanya.
Setelah mengkonsumsi selama seminggu (06 november) obat yang diberikan mantri
tersebut, pasien merasakan tidak ada perbaikan. Sehingga keesokan harinya (07
november) pasien memutuskan untuk berobat ke puskesmas dan diberi obat minum.
Setelah satu minggu kemudian (14 november) pasien mengkonsumsi obat dari
puskesmas pasien merasakan tetap tidak ada perbaikan, hingga pasien ke puskesmas
2 kali (14 & 20 november) karena keluhan yang dirasakannya tetap tidak ada
perbaikan.
Sejak setelah kejadian tersebut hingga sekarang pasien mengakui mata semakin
kabur, semakin nyeri dan semakin merah. Nyeri yang dirasakan disertai rasa
mengganjal, dan berair. Beberapa hari terakhir ini mata kanannya tersebut disertai
belekan dan terasa perih jika terkena air. Sehingga pasien sering menseka daerah
matanya untuk membersihkan beleknya. Pasien juga didapati kesulitan untuk
membuka mata maksimal. Terkait keluhan matanya tersebut, pasien menyangkal
keluhan yang sama pada mata kirinya.
Pasien mengaku pandangannya kabur sampai menyulitkan kegiatan nya sehari-
hari. Pasien tidak pernah menggunakan kacamata sebelumnya karena pasien mengaku
hal tersebut bukan masalah baginya.

Riwayat Penyakit Dahulu :


 Riwayat trauma benda asing pada mata : diakui
 Riwayat keluhan sebelumnya : disangkal
 Riwayat terpapar bahan kimia pada mata : disangkal
 Riwayat DM : disangkal

Riwayat Pengobatan :
 Kortikosteroid : Tidak diketahui

Riwayat penyakit Keluarga :


 Riwayat DM : disangkal

Riwayat Sosial Ekonomi :


Pasien seorang petani dan untuk biaya pengobatan pasien menggunakan biaya
BPJS, kesan ekonomi cukup.

PEMERIKSAAN FISIK
A. STATUS GENERALIS
Keadaan Umum : Baik
Kesadaran : Compos mentis
Aktivitas : Normoaktif
Kooperatif : kooperatif
Status gizi : baik

Tanda Vital
Tekanan Darah : 140/110mmHg
Nadi : 86 kali/menit
Respiratory rate : 22 kali/menit
Suhu : 36,5 0C

B. STATUS OFTALMIKUS
PEMERIKSAAN OD OS

Visus 1/~ (light perception baik) 2/60

Bulbus Oculi

 Gerak bola mata Baik ke segala arah Baik ke segala arah


 Strabismus - -
 Eksoftalmus - -
 Enoftalmus - -

Suprasilia Normal Normal

Palpebra Superior

 Edema
- -
 Hematom
- -
 Hiperemia
- -
 Entropion
- -
 Ektropion - -
 Silia Trikiasis (-), saling menempel (+) Trikiasis (-)
 Ptosis - -
 Xanthelasma - -
 Blefarospasme - -
Palpebra Inferior

 Edema - -

 Hematom - -

 Hiperemi - -
Tidak ditemukan Tidak ditemukan
 Entropion
- -
 Ektropion
Trikiasis (-) Trikiasis (-)
 Silia - -
 Xanthelasma
Konjungtiva

- Injeksi konjungtiva
+ Tidak ditemukan
- Injeksi siliar
+ Tidak ditemukan
- Secret
+ -
- Perdarahan subkonjungtiva
- -
- Bangunan patologis

- -
Kornea

Keruh, berwarna putih keabuan Jernih


 Kejernihan
+ -
 Edema
+ -
 Lakrimasi
+ -
 Infiltrate
-
 Ulkus +
-
 - ukuran 3mm
-
 - bentuk lonjong
-
 -batas tidak beraturan
-
 -tempat sentral kornea
-
 Panus Sulit dinilai
-
 Keratik presipitat -
-
 Corpus alienum Tidak ditemukan
 Sikatrik Tidak ditemukan -

 Tyndal effect + -

 Flouresin test + Tidak dilakukan


pemeriksaan
COA

 Kedalaman Sulit dinilai Cukup


 Hipopion + (mengisi 1mm COA) -

 Hifema - -
Iris

 Kripta Normal Normal

 Sinekia Anterior - -

 Sinekia Posterior - -

 Iris prominent - -

Pupil

 bentuk Sulit dinilai Bulat

 diameter Sulit dinilai ± 2 mm

 refleks pupil Sulit dinilai +

 seklusio Sulit dinilai -

Lensa

 kejernihan Sulit dinilai Jernih


 iris shadow
Sulit dinilai -

Corpus Vitreum

 Floaters Sulit dinilai -


 Hemoftalmia
Sulit dinilai -
Fundus Refleks Tidak dilakukan + cemerlang

Funduskopi

Tidak dilakukan Papil bulat, batas tegas,


1. Papil N II
warna orange, CDR 0.3

2. Vasa Tidak dilakukan

Tidak dilakukan
• AV ratio
2:3
• Mikroaneurisma Tidak dilakukan
-
• Neovaskularisasi Tidak dilakukan
-
3. Macula Tidak dilakukan

• Fovea reflex Tidak dilakukan


+
• Eksudat Tidak dilakukan
-
• Edema Tidak dilakukan
-
4. Retina Tidak dilakukan

• Ablasio retina Tidak dilakukan


-
• Edema Tidak dilakukan
-
• Bleeding Tidak dilakukan
-

TIO Tidak meningkat Normal


IV. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan kultur bakteri.

V. DIAGNOSIS BANDING :
ULKUS KORNEA

- OD Ulkus Kornea Cum Hipopion


Ditegakkan karena adanya mata yang semakin merah, semakin nyeri, berair dan
silau serta penglihatan yang semakin kabur. Selain itu, pada pemeriksaan
oftalmologis ditemukan adanya mix injeksi, kekeruhan berwarna putih keabuan
pada kornea dan terdapat juga gambaran tukak pada kornea serta hasil fluorosein
test (+). Pada pemeriksan tampak adanya hipopion di daerah COA.

- OD Uveitis Anterior
Disingkirkan karena pada uveitis anterior terdapat gejala penurunan visus
dan mata terasa silau, pada pemeriksaan didapatkan injeksi siliar, sinekia posterior
dan keratik presipitat yang positif, sedangkan pada ulkus kornea terdapat mix
injeksi dan pasien merasakan matanya semakin nyeri, semakin merah dan
penglihatan semakin kabur.

- OD Keratitis
Disingkirkan karena pada keratitis terdapat gejala penurunan visus, silau,
injeksi siliar dan gambaran infiltrat sedangkan pada ulkus kornea terdapat mix
injeksi, serta pasien merasakan matanya semakin nyeri, semakin merah dan
penglihatan semakin kabur.

- OD Corpus Alienum
Disingkirkan karena pada corpus alienum pasien hanya terasa mengganjal
dan didapatkan adanya corpus alienum pada kornea sedangkan pada pasien selain
adanya merasa mengganjal juga terdapat nyeri dan mata merah dan tidak
ditemukan adanya corpus alienum.

VI. DIAGNOSIS KERJA


OD ulkus kornea cum hipopion

VII. PENATALAKSANAAN
OD Ulkus kornea

Medikamentosa :

 Oral :
· Cefixime 500 mg S 2 dd tab 1
· Metilprednisolon 16 mg S 2 dd tab 1, setelahnya dilakukan tapering off menjadi
8 mg lalu menjadi 4 mg
· Natrium diklofenak 50 mg S 2dd tab 1
· Vit c s 2 dd tab 1
 Topikal :
· Chloramphenicol 1% s 2dd ue OD
· Sulfas atropin 0,5% S 2dd gtt 1 OD
· LFX ed s 1 tetes / 2jam OD
 Parenteral :
· inf. RL 20 tpm
· inj. Ceftriaxone 2x1gr IV
· inj. Antibiotik + betadine 10%
 Operatif :
Tidak dilakukan
VIII. KOMPLIKASI

Ulkus kornea cum hipopion

· ruptur bulbi pada OD


· OD leukoma kornea
· OD Glaukoma sekunder

IX. Rujukan

Rujukan ke bagian penyakit dalam untuk menurunkan tensi pasien yang termasuk
tensi tinggi.

X. EDUKASI

OD Ulkus Kornea

• Menjelaskan bahwa keluhan yang terjadi pada pasien disebabkan karena adanya
luka pada mata yang berawal saat pasien terkantung batang jagung. penanganan
termasuk terlambat, padahal hal ini dapat ditangani lebih awal dengan
menggunakan biaya BPJS sehingga bisa dicegah dan sembuh dengan baik.
• Menjelaskan kepada pasien jika pada mata kirinya mengalami keluhan yang sama
seperti mata kanan agar segera berobat ke dokter untuk mendapatkan penanganan
yang tepat sehingga matanya dapat sembuh dengan baik.
• Menjelaskan kepada pasien akan dilakukan pengambilan nanah pada mata kanan
pasien.
• Menjelaskan kepada pasien ketika luka pada mata sembuh akan meninggalkan
bekas berupa bercak putih yang tidak hilang pada mata.
• Menjelaskan kepada pasien jika pengobatan yang telah diberikan tidak
menunjukkan adanya perbaikan maka tindakan selanjutnya untuk mengembalikan
penglihatannya adalah dengan operasi.
IX. PROGNOSIS
Prognosis OD OS
Quo ad visam Dubia ad malam Ad bonam
Quo ad sanam Dubia ad malam Ad bonam
Quo ad functionam Ad Bonam Ad Bonam
Quo ad kosmetikan Ad Malam Ad Bonam
Quo ad vitam Ad Bonam Ad Bonam

Anda mungkin juga menyukai