CARA PENGUKURAN TENSI YANG

BENAR PADA ANAK

KELOMPOK 10
Nur Ayu Aprilian Sarah Nur Pertiwi
Nurlaili Rafina Septian Hadi Setiawan
Puspa Astri Sella Shania Indah Chineko
Rabbina Rahmah Shelsy Marippi
Refita Maharani Silvia Putri Ambarini
Risa Dirgagita Ummi Kalsum
Rizaldy Fadhil Mustagfir Ummu Hasri Ainun
Rizka Vidya Ariana Queenly Alfarita M.B
Syarat-syarat pengukuran tekanan darah :
 Manset untuk ukuran anak. Jika menggunakan manset terlalu sempit akan menghasilkan angka
pengukuran yang lebih tinggi, sebaliknya jika menggunakan manset yang terlalu lebar akan
memberikan hasil angka pengukuran lebih rendah
 Lebar kantong karet harus menutupi 2/3 panjang lengan atas sehingga memberikan ruangan
yang cukup untuk melekatkan bel stetoskop di daerah fossa cubiti, sedangkan panjang kantong
karet sedapat mungkin menutupi seluruh lingkaran lengan atas
 Periksa terlebih dahulu spigmomanometer yang digunakan, apakah ada kerusakan mekanik yang
mempengaruhi hasil pengukuran
 Pengukuran tekanan darah dilakukan dalam suasana tenang, usahakan agar anak jangan sampai
menangis, karena keadaan ini akan mempengaruhi hasil pengukuran
 Pada anak yang lebih besar, pengukuran dilakukan dalam posisi duduk, sedangkan pada anak
yang lebih kecil dilakukan dalam posisi telentang.
 Tekanan darah diukur pada kedua lengan atas dan paha, untuk mendeteksi ada atau tidaknya
koarktasio aorta.
 JENIS HIPERTENSI ANAK
• Berdasarkan etiologi :
• 1. Hipertensi Primer Pengukuran tekanan darah ini sebaiknya
Tidak dapat dijelaskan penyakit apa yang dilakukan dengan menggunakan
mendasarinya. Beberapa prediktor yg mendasari sfigmomanometer air raksa, karena
adalah faktor keturunan, BB, respon fisik & sfigmomanometer aneroid memiliki
psikologis, retensi insulin, respon masukan NaCl &
Cal. kelemahan yaitu memerlukan kalibrasi secara
berkala.
Pada anak ditandai dg HT yang ringan atau
bermakna. Osilometrik otomatis merupakan alat
pengukur tekanan darah yang sangat baik
• 2. Hipertensi Sekunder
untuk bayi dan anak kecil, karena saat
Terjadi karena adanya penyakit yang jelas. 60-
80% berhubungan dengan penyakit parenkim istirahat teknik auskultasi sulit dilakukan pada
ginjal. kelompok usia ini. Sayangnya, alat ini
harganya mahal dan memerlukan
Seperti:
pemeliharaan serta kalibrasi berkala.
HT akut berhub dg glomerulonephritis.
HT kronis berhub dg Parenkim ginjal.
 Hal yang perlu diperhatikan
 TD diukur setelah anak beristirahat selama 3-5 menit dengan suasana sekitar yang tenang.
 Pengukuran TD dilakukan pada anak dalam posisi duduk dengan lengan kanan diletakkan setinggi
jantung, sedangkan pada bayi dilakukan dalam posisi telentang.
 Gold standard interpretasi nilai TD adalah pengukuran dengan menggunakan teknik
auskultasi.Tekanan darah sistolik ditentukan saat mulai terdengar bunyi Korotkoff ke-1. Tekanan
darah diastolik terletak antara mulai mengecil sampai menghilangnya bunyi Korotkoff (sesuai
Korotkoff ke-4).
 Pengukuran TD menggunakan alat otomatis memiliki korelasi yang baik dengan teknik auskultasi dan
memiliki keuntungan lebih cepat, serta dapat mengurangi kesalahan pemeriksa. Jika TD terukur tinggi
dengan alat otomatis, sebaiknya pengukuran diulangi dengan teknik auskultasi.
 Bila anak menunjukkan TD yang normal, ulangi pemeriksaan setidaknya satu kali dalam setahun.
 Bila pada pengukuran TD menunjukkan pra-hipertensi, pemeriksaan ulang tekanan darah dilakukan
 INTERPRETASI
  Pediatrics definition  
Normal <90th percentile <120/80
Prehypertensive 90th to <95th percentile, or if BP exceeds 120-139/80-89
120/80
  even if <90th percentile up <95th  
percentilea
Stage 1 95th to 99th percentile + 5 mmHg 140-159/90-99
hypertension
Stage 2 >99th percentile + 5 mmHg ≥160/100
hypertension
a
This occurs typically typically at 12 years old for systolic blood pressure (SBP) and at 16
Dikutip dari: McNiece KL, Portman RJ, 2007. Hypertension: Epidemiology and evaluation. In: Kher KK,
years old for diastolic blood pressure (DBF).
Schnaper HW, Makker SP, eds. Clinical Pediatric Nephrology. London: Informa Healthcare; 461-80
THANK YOU