Anda di halaman 1dari 3

Glomerulonephritis Akut

Pasca Streptococcus
2. Simptomatik
Tata laksana  Bendungan sirkulasi : Pembatasan cairan, diuretik
(bila edema berat, edema paru), dialisis peritoneal
1. Antibiotik
 Hipertensi :
HT ringan  istirahat cukup
 Pendapat 1  antibiotik digunakan bila
biakan hapusan tenggorok atau kulit HT sedang atau berat, (-) tanda serebral 
(+) kaptopril (0,3-2 mg/kgbb/hari) atau furosemid atau
kombinasi atau nifedipine sublingual 0,25-0,5
mg/kgbb/hari yang dapat diulangi setiap 30-60 menit
 Pendapat 2  antibiotik diberikan rutin (bila perlu)
 biakan (-) belum menyingkirkan
HT berat atau HT dengan ensefalopati hipertensi
bukti infeksi streptokokus
 klonidin (0,002-0,006 mg/kgbb) diulangi hingga 3
kali atau diazoxide 5 mg/ kgbb/hari IV
 Amoksisilin 50 mg/kgbb dibagi dalam 3
dosis selama 10 hari, atau
 Gangguan ginjal Akut  Natrium bikarbonat
 Eritromisin dosis 30 mg/kgbb/hari (asidosis), kayexalate (hiperklaemia)
Pemantauan dan Rujukan
 Penderita yang dipulangkan dianjurkan  Indikasi Rujukan (lanjutan..)
pengamatan setiap 4-6 minggu  6 bulan
pertama Kelainan laboratorik yang tidak khas untuk
 (+) hematuria mikroskopik dan atau GNAPS :
proteinuria bertahan > 1 tahun 
dipertimbangkan biopsi ginjal  melacak  Hematuria makroskopik > 3 bulan
adanya proses penyakit ginjal kronik  Hematuria mikroskopik > 12 bulan
 Proteinuria > 6 bulan
Indikasi rujukan
 Kadar komplemen C3 tetap rendah > 3 bulan
Gejala-gejala tidak khas untuk GNAPS :
 Laju Filtrasi Glomerulus < 50% menetap > 4
 Periode laten pendek
 Adanya penyakit ginjal dalam keluarga bulan

 Pernah mendapat penyakit ginjal sebelumnya  Kadar komplemen C4 rendah, ANCA (+),
 Usia di bawah 2 tahun atau di atas 12 tahun ANA (+), anti ds DNA (+) atau anti GBM (+)

Anda mungkin juga menyukai