Anda di halaman 1dari 49

A to Z “Deteksi dan Asuhan

Holistic
pada Ibu dan Anak
dengan Kelainan Jantung”

Mawan Frisanti Naibaho , S.ST., M.Keb


Bidan Ahli di Pusat Kesehatan Ibu dan Anak Nasional
RSAB Harapan Kita -JAKARTA
TP
• Memahami cara deteksi dini kelainan Jantung pada Ibu hamil, bersalin
, nifas
• Memahami cara stabilisasi pra rujukan
• Memahami cara deteksi dini kelainan jantung pada bayi / anak
• Memahami cara pendokumentasian asuhan kebidanan pada ibu dan
bayi/ anak dengan kelainan jantung
Anatomi dan fisiologi
Jantung
- 250 - 300 gram ( female)
- 300-350 (male)
- P x l (6 “ x 4 “).
- Memompa 4-5 liter darah/menit
Denyut Jantung
Bayi baru lahir: 120-160 bpm
Anak 0-5 bulan: 90-150 bpm >15 tahun: 60 – 100 bpm
usia 6-12 bulan: 80-140 bpm 20-35 tahun: 95 – 170 bpm
usia 1-3 tahun: 80-130 bpm 35 – 50 tahun: 85 – 155 bpm
usia 3-4 tahun: 80-120 bpm > 60 tahun: 80 – 130 bpm
usia 6-10 tahun: 70-110 bpm
usia 11-14 tahun: 60-105 bpm
Peredaran darah
a. Peredaran darah kecil (paru)
b. Peredaran darah besar
Video
https://youtu.be/N-bwLhQWLgo?si=QTbZeovryrcOrIyT
(4 menit ttg peredaran darah manusia, bagaimana jantung bekerja?)
Dasar Hukum Peran Bidan dalam deteksi dini kelainan
jantung.
1. Undang-Undang Bidan no.4 thn
2019

-
2. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 36 Tahun 2019 tentang Jabatan Fungsional Bidan
Kompetensi yang harus dimiliki bidan

ANC • Mengkaji (data Subjektif)


• Melakukan pemeriksaan head to
Intra partum toe (data Objektif)
- Pemeriksaan Penunjang
Post Partum • Menegakkan Diagnosa(Analisis)
• Melakukan Tatalaksana
mandiri/kolaborasi/rujukan
Bayi/ anak (Penatalaksanaan).
Dalam memberikan asuhan kebidanan pada
pasien harus menggunakan Standard
Akreditasi sebagai bagian dari jaminan mutu.

Ketepatan identifikasi pasien.


Peningkatan komunikasi yang efektif.
Peningkatan keamanan obat yang perlu
diwaspadai (high-allert)
Kepastian tepat-lokasi, tepat-prosedur,
tepat pasien operasi.
Pengurangan risiko infeksi tekait
pelayanan kesehatan.
Pengurangan risiko pasien jatuh.
1. Ketepatan identifikasi pasien 2. Peningkatan komunikasi yang efektif
(SBAR , TBAK)
3. Peningkatan keamanan obat yang
perlu diwaspadai (high-allert) 4. Kepastian tepat-lokasi, tepat-
prosedur, tepat pasien operasi.
5. Pengurangan risiko infeksi tekait 6.Pengurangan risiko pasien jatuh.
pelayanan kesehatan. - Pin Kuning
- Skoring Risiko Jatuh
- Handhygiene 100 % - Penanda Risiko Jatuh
- 6 Langkah 5 Momen - Lingkungan Yang Safety
- Cuci dan cukur daerah Operasi
-Laporan Surveilans PPI
Skill yang harus dimiliki oleh bidan dalam memberikan
Asuhan pada Ibu dan Bayi dengan Kelainan Jantung !

Kemampuan pemeriksaan head to toe (data


Objektif)
- Mahir menggunakan stetescope(murmur,
wheezing,gallop)
- Pemeriksaan Penunjang
(Lab, CTG, EKG, Echo)
EKG
CTG Bed side monitor
STABILISASI PRA RUJUKAN Pada IBU dan
Bayi dengan kelainan Jantung

Jika terjadi Cardiac attack maka :


- Minta Tolong /Call for HELP (119)
- Lakukan “3 A” saat BHD
(Aman : diri, pasien, lingkungan)
Pada Ibu hamil posisi khusus saat
RJP.
Posisi pada Ibu hamil saat RJP

• Jika kejadian di Rumah Sakit ->


Aktifkan sistem CODE BLUE.
• Lalu masuk ke MARCH
- Massive Bleeding
- Airway
- Respirating
- Circulation
-Head Injury/ Hypotermi
Perhatikan Golden period dalam melakukan bantuan hidup dasar

 Keterlambatan BHD selama 1 menit, maka kemungkinan berhasilnya 98 %


 Keterlambatan BHD selama 4 menit, maka kemungkinan berhasilnya 50 %
 Keterlambatan BHD selama 10 menit, maka kemungkinan berhasilnya 1 %

Saat otak tidak mendapatkan oksigen selama 6-8 menit maka pasien dapat
menyebabkan kematian. Pasien disebut dengan mati klinis (henti nafas dan henti
jantung) jika tidak mendapatkan oksigen dalam waktu 6 - 8 menit dan akan
mengalami mati biologis (mati batang otak) jika tidak mendapatkan oksigen
dalam waktu > 8 menit.
Kapan RJP Dihentikan?

RJP dapat dihentikan jika ditemukan


:
Kembalinya denyut jantung dan
napas spontan (pasien bergerak
spontan)
Pasien alih rawat ke tempat
perawatan
Penolong terancam keselamatannya
Penolong kelelahan
Do not resuscitate (DNR)
Dampingi saat melakukan rujukan
Pahami moda transportasi lokal untuk memudahkan rujukan
Optimalkan
SISRUTE
Saat pasien telah tiba di Pusat Rujukan,
maka :
1. Triage

2. Kolaborasi dengan DPJP,


Cardiologist, Internist.

3. Observasi Ketat
(Balance Cairan , Diuresis, Diet, BAB)
Penderita Jantung dilarang mengedan

Mitos atau fakta?


Lanjuuuut.......
Mj. ASKEB pada Ibu Hamil dengan Kel.Jantung
Supraventricular Tachycardia (SVT)
Defenisi

Supraventricular tachycardia (SVT) adalah salah satu


jenis aritmia yang ditandai dengan detak jantung cepat di
mana hal ini melibatkan gangguan fungsi impuls listrik
pada nodus atrioventrikular (AV) di serambi (atrium)
jantung bagian atas.
Penyebab SVT :

• Penyakit jantung.
• Sindrom Wolff-Parkinson-
White (WPW).
• Penyalahgunaan NAPZA.
• Gagal jantung.
Faktor Risiko Takikardia Supraventrikular
• Pernah menjalani operasi
jantung. • Penyakit Thyroid
• Penyakit jantung bawaan. • Konsumsi obat-obatan,
• Penyakit jantung koroner. seperti obat asma, flu, atau
alergi.
• Riwayat penyakit paru
obstruktif kronis (PPOK). • Konsumsi minuman
beralkohol dan berkafein
• Sleep apnea.
secara berlebihan.
• Kebiasaan merokok. • Kehamilan
• Diabetes.
Gejala Takikardia Supraventrikular

Nadi > 100x/m, Pusing,


Sesak napas, Nyeri dada,
Keringat dingin, Sakit
kepala, Mudah lelah,
Penurunan kesadaran hingga
pingsan, Jantung berdebar-
debar.
Pada bayi atau anak-anak, waspadai :
Napas tersengal-sengal, Rewel,
Mudah berkeringat, Kesulitan
menyusu, Kulit pucat atau
kebiruan.
Komplikasi Takikardia Supraventrikular
• Penurunan kesadaran
• Syok kardiogenik
• Gagal jantung
• Henti jantung (cardiac arrest).
Diagnosis Takikardia Supraventrikular

1. Tes darah dan tes urine


untuk mengetahui penyebab
yang mendasari SVT
(misalnya, penyakit tiroid atau
kerusakan otot jantung).
sambungan Diagnosis Takikardia Supraventrikular.....

• Elektrokardiogram (EKG),
untuk menilai aktivitas listrik
jantung dan irama jantung.
• Ekokardiografi, untuk menilai
gambaran struktur jantung.
Holter monitoring, yaitu prosedur pemeriksaan untuk memantau
aktivitas listrik jantung saat beraktivitas selama 1 hari penuh. (
American Heart Association)
Implantable loop recorder, yaitu prosedur pemeriksaan
menggunakan alat khusus yang ditanam di bawah kulit dada
untuk mendeteksi gangguan irama jantung.
Tampilan pasien dengan Implantable loop
recorder
Tatalaksana / Pengobatan Takikardia Supraventrikular

1.Obat-obatan: 2. Kardioversi
- Obat penghambat beta untuk adalah tindakan medis dengan
menurunkan frekuensi detak jantung. memberikan efek kejut listrik pada
-Digoxin untuk mengontrol irama jantung untuk menormalkan detak
jantung. jantung
-Verapamil atau adenosin untuk
menghambat impuls listrik yang
menyebabkan jantung berdetak cepat.
Pada Janin dengan SVT
Janin diberi suntikan Aminodaron, yaitu Antiaritmia kelas III
( ke dalam rahim ibu).
Ibu juga konsumsi (minum obat) aminodaron oral.

Dosis awal 200 mg, 3 kali sehari, selama 1 Dosis selanjutnya dapat dikurangi
menjadi 200 mg, 2 kali sehari. Dosis pemeliharaan bisa diturunkan tergantung
pada respons tubuh pasien.
3. Pemasangan Alat Pacu Jantung
(Pacemaker)

Alat pacu jantung ditanamkan di


bawah kulit dada pasien untuk
memancarkan impuls listrik guna
menstabilkan detak jantung.
Ablasi Jantung

merupakan prosedur medis dengan memasukkan kateter melalui pembuluh darah


menuju jantung untuk memblokir sinyal listrik yang tidak teratur sehingga dapat
menormalkan detak jantung.
Pencegahan Takikardia Supraventrikular
• Menjaga berat badan ideal.
• Rutin berolahraga.
• Berhenti merokok dan mengonsumsi minuman beralkohol atau
berkafein.
• Mengonsumsi makanan sehat dengan gizi seimbang.
• Tidur yang cukup, minimal 7–9 jam setiap malam.
• Mengonsumsi obat-obatan sesuai anjuran dokter.
• Mengurangi stres emosional maupun stres fisik.
Pada Ruang Observasi / OHDU,Pasien
diobservasi ketat dengan lembar :

1. Early Warning Score System (EWS)


2. Pengawasan Obstetri
3. Pengawasan Khusus
4. Pengobatan
Contoh di PKIAN RSAB Harapan Kita

Anda mungkin juga menyukai