Anda di halaman 1dari 26

LAPORAN PEMERIKSAAN PSIKIATRI

I. IDENTITAS PASIEN

Nama : Ny. N.S

Tempat, Tanggal Lahir : Gambut, 31 Desember 1986

Usia : 29 Tahun, 5 Bulan, 15 Hari

Jenis Kelamin : Perempuan

Status Perkawinan : Menikah

Pendidikan : SD/SR

Pekerjaan : Ibu rumah tangga

Agama : Islam

Suku/Bangsa : Banjar/Indonesia

Alamat :Jl. A. Yani km. 15 Gg SMK 1 RT 27, Gambut,

Banjar, Kalimantan Selatan

Berobat tanggal : Rabu, 15 Juni 2016 (Kunjungan I Poliklinik)

Status Pengobatan : Rawat Jalan

No. RMK : 02-05-55

II. RIWAYAT PSIKIATRI

Diperoleh dari Alloanamnesis dengan suami os (Tn. M) usia 35 tahun,

bekerja sebagai petani, tinggal serumah dengan os, pada Rabu, 15 Juni 2016 pukul

09.15 WITA di Poliklinik RSJ Sambang Lihum.dan pukul 15.00 WITA di rumah

os. Autoanamnesis dengan os pada Rabu, 15 Juni 2016 pukul 10.10 WITA di

Poliklinik RSJ Sambang Lihum dan pukul 15.00 WITA di rumah os.
A. KELUHAN UTAMA:

Bicara kacau dan sering bicara sendiri.

KELUHAN TAMBAHAN :

Tidak ada.

B. RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG:

Alloanamnesis dengan Suami Os (Tn. M), 35 Tahun

Semenjak usianya 12 tahun (tahun 1998), keluarga os mengatakan kepada

suaminya bahwa os memang sering berperilaku aneh. Os sering bicara sendiri dan

mengatakan sering melihat hantu di rumahnya. Namun, saat bercerita tentang

hantu tersebut keluarga tidak ada yang mempercayainya. Padahal, os sering

ketakutan karena hal tersebut. Hantu tersebut menurut os mempunyai cakar,

berbadan besar, dan ingin mencakarnya. Os sering minta ditemani bila dirumah,

namun orang tua os sering meninggalkannya karena pekerjaan mereka sebagai

petani. Perilaku aneh tersebut muncul beberapa kali dalam setahun, dan keluarga

biasanya hanya membawa os ke paranormal. Bila dibawa ke paranormal gejala

tersebut mereda, os hanya lebih sering murung, namun dapat beraktivitas seperti

kebanyakan anak lainnya.

Selama beberapa tahun perilaku aneh os masih ada, namun tidak sampai

menimbulkan kesulitan yang bermakna dalam kehidupan os. Os lebih sering

menyendiri di rumahnya dan membantu pekerjaan di rumah. Saat os berusia 18

tahun, ayah os meninggal dunia. Os sempat dititipkan dengan neneknya di

Balangan. Karena kesepian, os suka pergi keluyuran bersama teman-temannya

2
dan terpengaruh pergaulan yang buruk. Os kedapatan merokok dan dimarahi oleh

keluarga. Os menyesali perbuatannya dan mengurangi pergaulannya dengan

menyendiri di rumah.

Beberapa bulan kemudian, os dijemput ibunya dan kembali tinggal

bersama ibunya di rumah os di Gambut dan bekerja sebagai petani untuk

membantu ibunya. Lalu, pada tahun 2005 os dilamar oleh suami dan menikah saat

usianya 19 tahun. Setelah beberapa bulan os menikah dengan suaminya, os tidak

pernah mengalami hal-hal aneh seperti sebelumnya. Suami menikahi os karena

dijodohkan oleh orang tua, suami tak nampak menunjukkan kecurigaan pada

istrinya. Os hanya terlihat lebih pendiam. Os melahirkan anak pertamanya pada

tahun 2006 dan anak kedua pada tahun 2009 di rumah dengan bantuan bidan desa.

Selama berumah tangga, Os beraktivitas sebagai seorang ibu rumah tangga pada

umumnya. Os mampu memasak, mencuci, berinteraksi sosial dengan tetangga,

dan membantu suami di rumah.

Pada bulan November tahun 2013, os melahirkan anak ketiganya di

sebuah klinik bersalin daerah Gambut, namun karena tidak bisa membayar biaya

persalinan, keluarga menjual anak os kepada orang lain dan merahasiakannya dari

os dengan mengatakan anaknya tidak selamat. Os merasa bahwa anaknya ada, dan

sering bertanya-tanya tentang keberadaan anaknya, namun keluarga tetap

merahasiakannya. Setelah kejadian itu, os sering terlihat curiga dengan orang lain

dan mulai menuduh-nuduh orang-orang asing di lingkungan rumahnya.

Sejak Februari tahun 2014, os mulai sering berbicara sendiri dan bila

bicara terdengar kacau. Susunan kalimatnya tidak jelas terdengar dan sulit

3
dipahami. Karena bicara yang kacau ini, os kesulitan dalam berkomunikasi,

sehingga os dan keluarga sering menggunakan bahasa isyarat untuk saling

mengerti. Os juga marah apabila perbuatannya disindir oleh orang lain sehingga

tetangga sekitarnya mulai menjauhi os dan os kesulitan dalam hubungan

sosialnya.

Os sudah berobat ke puskesmas sejak Maret tahun 2014 dan diberi obat

berwarna merah, kuning, dan putih, tetapi suami lupa nama obat dan tidak

membawanya. Pasien berobat ke puskesmas di Gambut dan mendapat pengobatan

tersebut 1 bulan sekali. Selama meminum obat, keluhan pasien membaik,

meskipun masih ada sedikit-sedikit gejalanya.

Sejak bulan Februari 2016 keluhan os memburuk lagi karena os tidak

teratur minum obat. Alasannya, karena os sangat sulit diatur, dan bila dipaksa

akan mengamuk. Os mengamuk dengan cara memecahkan barang-barang dan

melemparkan benda di dekatnya ke dinding. Os juga sempat menodongkan pisau

dan ingin melukai dirinya sendiri saat kemauannya tidak dituruti. Namun, tidak

jadi dilakukan karena dihalangi oleh keluarga. Karena keluhan os yang memburuk

inilah os dibawa oleh suami dan relawan ke poliklinik RSJ Sambang Lihum pada

tanggal 15 Juni 2016.

C. RIWAYAT PENYAKIT DAHULU

Os pernah mengalami kejadian serupa saat usianya 12 tahun (tahun 1998).

Os sering bicara sendiri dan mengatakan sering melihat hantu di rumahnya.

Namun, saat bercerita tentang hantu tersebut keluarga tidak ada yang

mempercayainya. Os biasanya hanya dibawa ke paranormal. Bila dibawa ke

4
paranormal gejala tersebut mereda, os hanya lebih sering murung, namun dapat

beraktivitas seperti kebanyakan anak lainnya. Os tidak pernah mengalami kejang,

trauma kepala, dan kaku kuduk (kelainan saraf). Os tidak pernah mengkonsumsi

alkohol dan obat-obatan terlarang. Os tidak ada riwayat darah tinggi dan kencing

manis.

D. RIWAYAT KEHIDUPAN PRIBADI

1. Riwayat Prenatal

Selama os dalam kandungan, ibu os tidak pernah mengalami masalah

kesehatan yang serius. Pada saat ibu os hamil tidak ada hiperemesis

gravidarum (muntah berkepanjangan). Lahir cukup bulan, dilahirkan

spontan, ditolong oleh bidan desa dirumah, langsung menangis kuat, tidak

ada cacat bawaan, dan termasuk anak yang diharapkan. Selama kehamilan,

ibu os tidak merasa cemas dan tidak ada murung ketika mengandung os.

2. Riwayat Infanticy / Masa Bayi (0 - 1,5 tahun) Basic Trust Vs Mistrust

Os diberikan ASI eksklusif oleh ibunya sampai berusia 6 bulan. Os diberikan

susu formula hingga usianya 2 tahun. Saat menyusui os tampak tenang dan

tidur nyenyak. Ibu os memberikan kasih sayang dan perhatian penuh dalam

merawat bayinya sendiri. Penyapihan os dilakukan secara bertahap, sehingga

pada os terbentuk rasa aman dan percaya.

3. Riwayat Early Childhood / Masa Kanak (1,5 - 3 tahun) Autonomy Vs

Shame and Doubt

Os baru mulai berbicara saat usianya 2 tahun dan mulai berjalan ketika

usianya 3 tahun. Os dibiarkan bebas bergerak, tidak dibatasi, namun os

5
belum bisa menjaga keamanan dirinya sendiri sehingga orang tua os selalu

mengawasi dan melindungi os dari bahaya. Os toilet training dengan baik, os

sering bertanya kepada ibunya perihal alat kelamin dan ibu os menjawabnya

dengan jujur dan tidak menunjukkan rasa jijik.

4. Riwayat Pre School Age / Masa Prasekolah (3 6

tahun) Initiative Vs Guilt

Os sudah mulai bisa meniru kegiatan orang tuanya seperti gerakan menyikat

gigi. Os sudah mulai bisa membantu menyapu rumah. Orang tua selalu

memberikan dorongan dan dukungan agar anak bisa melakukan kegiatan

dengan benar. Os termasuk anak yang aktif.

5. Riwayat School Age / Masa Sekolah (6 12 tahun) Industry Vs

Inferiority

Os bermain dengan teman sebayanya, Os sangat suka menggambar dan

mencoret-coret pensil warna di tempat yang dia sukai. Os pernah mencoret-

coret lantai di rumah dan orang tua dengan sabar memberikan pengertian

bahwa mencoret-coret lantai itu tidak boleh. Sehingga, os tidak merasa

bangga dengan perbuatannya.

1. Riwayat Adolescence (12-20 tahun) Identity Vs Role Diffusion/ Identity

Confusion
Orang tua os membolehkan os bersekolah di SD dekat rumahnya. Os

mampu bersekolah dan mengikuti pelajaran dengan baik. Os sudah mulai

berinteraksi dengan teman sebayanya dan bermain riang tanpa perlu diawasi

oleh ibunya.

6
Saat berusia 12 tahun, os sering bicara sendiri dan mengatakan sering

melihat hantu di rumahnya. Namun, saat bercerita tentang hantu tersebut

keluarga tidak ada yang mempercayainya. Padahal, os sering ketakutan

karena hal tersebut. Os sering minta ditemani bila dirumah, namun orang tua

os sering meninggalkannya karena pekerjaan mereka sebagai petani. Os

termasuk pribadi yang terbuka jika ada masalah yang sedang dihadapinya.
Saat os berusia 18 tahun, ayah os meninggal dunia. Os sempat dititipkan

dengan neneknya di Balangan. Karena kesepian, os suka pergi keluyuran

bersama teman-temannya dan terpengaruh pergaulan yang buruk.


Orang tua os menyetujui pernikahan os dengan suaminya karena hal yang

dilakukan orang tua os adalah demi kebaikan dan kebahagiaan os. Os

menikah saat umur 19 tahun dengan suaminya yang berumur 25 tahun dan

melahirkan anak pertama berjenis kelamin perempuan di tahun 2006 dan

anak kedua berjenis kelamin laki-laki di tahun 2009.


2. Riwayat Young Adulthood / Masa Dewasa Awal (21-40 tahun) Intimacy

Vs Isolation

Pada bulan November tahun 2013, os melahirkan anak ketiganya di sebuah

klinik bersalin daerah Gambut, namun karena tidak bisa membayar biaya

persalinan, keluarga menjual anak os kepada orang lain dan merahasiakannya

dari os dengan mengatakan anaknya tidak selamat. Os mulai menunjukkan

sikap curiga terhadap keluarga dan tetangganya, sehingga os sering dijauhi

dan sulit bersosial dengan orang lain.

8. Riwayat Pendidikan

7
Os mulai bersekolah SD di Gambut sejak umur os 7 tahun dan menurut

gurunya os adalah anak yang periang seperti kebanyakan murid lainnya. Os

tidak bisa menyelesaikan pendidikan SD nya. Os naik sekolah dan tidak

mengalami keterlambatan. Saat sekolah SD, os tidak pernah menduduki

peringkat 10 besar, namun tetap bisa mengikuti pelajaran dengan baik. Pada

usia 12 tahun, os berhenti dari sekolah karena keterbatasan biaya dan diminta

untuk membantu-bantu di rumahnya.

9. Riwayat Pekerjaan

Os sempat bekerja menjadi petani saat umurnya 18 tahun. Namun, setelah

setahun bekerja, os menikah dan menjalani perannya sebagai ibu rumah

tangga di rumah suaminya.

10. Riwayat Perkawinan

Pada tahun 2005 os dilamar oleh suami dan menikah saat umurnya 19 tahun

dengan suaminya yang berumur 25 tahun. Os melahirkan anak pertama

berjenis kelamin perempuan di tahun 2006 dan anak kedua berjenis kelamin

laki-laki di tahun 2009 di rumah dengan bantuan bidan desa.

E. RIWAYAT KELUARGA

Os adalah anak keempat dari 6 bersaudara. Hubungan dengan anggota

keluarga yang lain baik. Bahkan saat pasien memiliki keluhan, keluarga berusaha

memberikan bantuan dan perhatian pada os. Orang tua tidak membedakan kasih

sayang pada anak-anaknya. Didalam keluarga, adik laki-laki os memiliki keluhan

yang sama dengan os. Adik laki-laki os sering bicara sendiri dan marah-marah

tanpa sebab sejak usianya 18 tahun.

8
Genogram:

Keterangan :

Laki-laki :

Perempuan :

Meninggal :

Penderita :

Sakit :

F. RIWAYAT SITUASI SEKARANG

Os tinggal bersama suami dan kedua anaknya di sebuah gubuk kontrakan.

Bibi os tinggal berdekatan dengan rumah os, dan sering mengawasi os. Ibu

kandung os sudah lama tinggal di tempat nenek os di Balangan. Lingkungan

tempat tinggal os tidak kondusif, terlihat kumuh dan tidak nyaman. Aliran listrik

rumah dicabut karena tidak bisa membayar biaya sewa. Dalam beberapa hari

terakhir, tetangga merasa tidak nyaman karena os sering teriak-teriak di rumahnya

dan menuduh-nuduh tetangga sekitar yang lewat halaman rumahnya. Karena itu,

salah seorang warga berinisiatif untuk membawanya ke Sambang Lihum untuk

diobati. Pada tanggal 15 Juni 2016, beberapa relawan bersama suami os

membawa os ke poliklinik RSJD Sambang Lihum Banjarmasin.

9
A. PERSEPSI PASIEN TENTANG DIRI DAN LINGKUNGAN

Os menyangkal bahwa dirinya sakit (derajat tilikan 1).

III. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK LEBIH LANJUT

Status Internus :

Keadaan Umum : Tampak sehat

Tanda Vital : Tekanan Darah : 120/70 mmHg

Nadi : 84 x/menit

Respirasi Rate : 20 x/menit

Suhu : 36,0oC

Bentuk Badan : Kurus

Kulit : Sawo matang, tidak sianosis, tidak anemis / ikterik

Kepala : Mata: Palpebra tidak edema,

konjungtiva tidak anemis, sklera tidak

ikterik

Hidung: tidak ada sekret dan epistaksis

Mulut: Bibir tidak anemis, gigi tidak ompong

Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar getah bening

Thoraks :I : Simetris, tidak ada retraksi dinding dada

Pa : Fremitus raba simetris kanan dan kiri

Pr : Cor : batas jantung normal

Pulmo : sonor

A : Cor : S1S2 tunggal, murmur (-)

Pulmo : Ves, Ronkhi (-/-) Wheezing (-/-)

10
Abdomen :I : Simetris, datar, tidak ada jejas

A : Bising usus normal 5x/menit

Pa : Hepar/lien tidak teraba,nyeri tekan epigastrium (-)

Pr : Timpani, asites (-), nyeri ketuk (-)

Ektremitas : Tidak ada edema atau atrofi, turgor kulit normal

Status Neurologis :

Nervus I-XII : tidak ada kelainan

Gejala rangsangan meningeal : tidak ada

Gejala TIK meningkat : tidak ada

Refleks fisiologis : normal

Refleks patologis : tidak ada

IV. STATUS MENTAL

Autoanamnesis dengan Os

Os datang dengan berpakaian lusuh dengan memakai baju busana muslim

berwarna putih dan celana panjang berwarna biru. Os datang ditemani suaminya

dan beberapa relawan dari lembaga sosial. Os masuk ke ruangan dengan langkah

pelan. Os mau bersalamaan dengan pemeriksa. Os kooperatif untuk diperiksa

tanda vital dan pemeriksaan fisik sederhana. Os kemudian duduk tenang,

menunggu giliran anamnesis setelah suami os dianamnesis terlebih dahulu.

Namun, saat giliran os yang menjawab, os terlihat kebingungan dan banyak

berdiam saat ditanya.

11
Os tersenyum saat ditanya namanya dan saat mengeluarkan kata-kata

sangat pelan dan terdengar kurang jelas. Saat diminta untuk bersuara lebih keras,

os bicara dengan susunan kata yang sulit dimengerti dan terdengar berpindah-

pindah dari satu subyek ke subyek lain. Os diminta untuk menuliskan kata-

katanya bila ditanya di selembar kertas dan mampu menuliskan secara benar

meskipun tulisannya tidak rapi dalam susunan maupun bentuk hurufnya. Os lebih

sering diarahkan dalam anamnesis dan tidak mau bercerita secara spontan.

Os mengaku dulu sering melihat hantu dan mendengar bisikan, namun saat

ini sudah berkurang. Saat ini os lebih mengeluhkan kecurigaannya terhadap

tetangga. Os menganggap tetangga sekitarnya telah membawa anak ke tiganya,

dan berencana untuk mengambil anaknya yang lain. Os juga menganggap

tetangganya selalu ingin berbuat jahat kepadanya. Sehingga, bila berada di luar

rumah, os selalu menjauhi setiap orang karena curiga terhadap perilaku orang

tersebut.

A. Deskripsi Umum

1.Penampilan

Os seorang wanita, datang dengan berpakaian lusuh, memakai baju

busana muslim berwarna putih dan celana panjang berwarna biru. Os

datang ditemani suaminya dan beberapa relawan dari lembaga sosial.

Os masuk ke ruangan dengan langkah pelan. Os mau bersalamaan

dengan pemeriksa. Os kooperatif untuk diperiksa tanda vital dan

pemeriksaan fisik sederhana. Rambut os berwarna hitam dan badan os

terlihat kurus.

12
2.Kesadaran

Compos Mentis Jernih

3. Perilaku dan Aktivitas Psikomotor

Hipoaktif

4. Pembicaraan

Asosiasi longgar

5. Sikap terhadap Pemeriksa

Kooperatif

6. Kontak psikis

Kontak ada, tidak wajar, dapat dipertahankan

B. Keadaan Afektif, Perasaan, Reaksi Emosional serta Empati

Afek : Hipothym

Ekspresi Afektif : Tumpul

Hidup Emosi

1. Stabilitas : Tidak stabil


2. Pengendalian : Pasien tidak dapat mengendalikan emosinya
3. Sungguh-sungguh: (+)
4. Dalam/dangkal : Dangkal
5. Skala Diferensiasi: Sempit
6. Empati : Tidak dapat dirabarasakan
7. Arus Emosi : Lambat

C. Fungsi Kognitif

Intelegensia : Kesan borderline (IQ = 70-89)

Konsentrasi : Tidak terganggu

Orientasi : Waktu : Baik

Tempat: Baik

13
Orang : Baik

Situasi : Baik

Daya Ingat : Segera : Baik

Jangka Pendek: Baik

Jangka Panjang: Baik

Pikiran Abstrak : Baik

Intelegensi dan pengetahuan umum: Sesuai dengan tingkat pendidikan

(SD)

Kemampuan menolong diri sendiri: Bisa menolong diri sendiri

D. Gangguan Persepsi

Halusinasi A/V/G/T/O : (+/ + / - / - / -)

Ilusi : (-)

Depersonalisasi/Derealisasi : Tidak ditemukan

E. Proses Pikir

1. Arus Pikir

a. Produktivitas : kurang bisa menjawab spontan

b. Kontinuitas : Asosiasi longgar

c. Hendaya berbahasa : (-)

2. Isi Pikir :

a. Preokupasi :+

b. Gangguan Isi Pikir :Waham curiga (bahwa Os menganggap

tetangganya ingin berbuat jahat padanya

dan ingin mengambil anaknya)

14
F. Pengendalian Impuls

Tidak terganggu

G. Daya Nilai

Daya nilai sosial : Baik

Uji daya nilai : Terganggu

Penilaian realitas : Terganggu

H. Tilikan

Tilikan Derajat 1: Os menyangkal penuh bahwa dirinya sakit

I. Taraf Dapat Dipercaya

Dapat dipercaya

V. IKHTISAR PENEMUAN BERMAKNA

Heteroanamnesis

Bicara sendiri (autisme)


Bicara kacau
Marah-marah tanpa sebab dengan tetangga
Gaduh gelisah (agitasi)
Halusinasi auditorik dan visual
Waham curiga

Autoanamnesis

Bicara kacau
Halusinasi auditorik dan visual
Waham curiga

Kesadaran : Compos Mentis - Jernih

Psikomotor : Hipoaktif

15
Ekspresi Afektif : Tumpul

Hidup Emosi

1. Stabilitas : Tidak stabil


2. Pengendalian : Pasien tidak dapat mengendalikan emosinya
3. Sungguh-sungguh : (+)
4. Dalam/dangkal : Dangkal
5. Skala Diferensiasi : Sempit
6. Empati : Tidak dapat dirabarasakan
7. Arus Emosi : Lambat

Halusinasi : auditorik (+), Visual (+)

Waham : Waham curiga (bahwa Os menganggap tetangganya ingin

berbuat jahat padanya dan ingin mengambil anaknya)

Uji daya nilai : Terganggu

Penilaian realitas : Terganggu

Tilikan Derajat 1: Os menyangkal penuh bahwa dirinya sakit

Stresor Psikososial dan keluarga diduga karena:

1. Pada bulan November tahun 2013, os melahirkan anak ketiganya di

sebuah klinik bersalin daerah Gambut, namun karena tidak bisa

membayar biaya persalinan, keluarga menjual anak os kepada orang

lain dan merahasiakannya dari os dengan mengatakan anaknya tidak

selamat. Os merasa bahwa anaknya ada, dan sering bertanya-tanya

tentang keberadaan anaknya, namun keluarga tetap

merahasiakannya.
VI. EVALUASI MULTIAKSIAL

16
Aksis I : F 20.0 Skizofrenia paranoid

Aksis II : Ciri kepribadian tidak jelas

Aksis III : None

Aksis IV : Masalah psikososial dan keluarga

Aksis V : GAF Scale 50-41 : gejala berat (serious), disabilitas berat

DAFTAR MASALAH

1. Psikologik

Perilaku dan aktivitas psikomotor hipoaktif, kontak psikis tidak wajar, afek

hipothym, ekspresi afektif tumpul, hidup emosi tidak stabil, dangkal, tidak

dapat dikendalikan, skala diferensiasi sempit, empati tidak dapat

dirabarasakan, arus emosi lambat, halusinasi auditorik dan visual, waham

curiga, uji daya nilai terganggu, daya nilai realitas terganggu, tilikan

derajat 1.

2. Sosial

Stresor psikososial utama yang didapatkan adalah masalah psikososial dan

keluarga.

3. Keluarga
Keluarga os berharap os cepat pulih. Menurut suami os, keluarga memang

punya kesalahan atas dijualnya anak os, tapi mereka melakukan semua itu

karena kekurangan harta. Suami mulai merasa tidak nyaman dengan

perilaku aneh os akhir-akhir ini.

VII. PROGNOSIS

17
Diagnosis penyakit : Dubia ad malam

Perjalanan penyakit : Dubia ad malam

Riwayat herediter : Dubia ad malam

Usia saat menderita : Dubia ad malam (12 tahunan, usia muda)

Pendidikan : Dubia ad malam (SD)

Perkawinan : Dubia ad malam

Aktivitas pekerjaan : Dubia ad malam

Ekonomi : Dubia ad malam

Lingkungan sosial : Dubia ad malam

Pengobatan psikiatri : Dubia ad malam

Kesimpulan : Dubia ad malam

VIII. RENCANA TERAPI

Psikofarmaka :

TERAPI JIWA

Po. Haloperidol 3 x 5 mg tablet/hari

Chlorpromazine 3x100 mg/hari tablet/hari

Trihexylpenidil 3 x 2 mg tablet/hari

Kontrol ulang setiap 2 minggu

Psikoterapi : Support terhadap penderita dan keluarga

Menjelaskan kepada keluarga tentang keadaan dan prognosis pasien

agar mengerti dan selalu memberikan dukungan kepada pasien


Bimbingan /ceramah agama, shalat berjamaah, pengajian

18
Mendampingi os untuk selalu melakukan kegiatan ringan di rumah,

seperti membersihkan tempat tidur sendiri, mandi dan makan sendiri


Mengajak os sering mengobrol dan menggali keluhan atau perasaan os
Mengawasi os agar tidak ditinggal sendirian atau melamun
Mengingatkan os untuk tidak sering minum kopi atau merokok
Selalu rutin cek kesehatan medis os

IX. DISKUSI

Dari autoanamnesis dan alloanamnesis didapatkan adanya gejala klinis

yang bermakna yaitu sering berbicara-bicara sendiri dan mendengar bisikan-

bisikan. Keadaan ini menimbulkan penderitaan (distress)

dan disabilitas bagi pasien dan keluarganya sehingga dapat disimpulkan

sebagai Gangguan Jiwa.

Pada pemeriksaan status internus dan status neurologis tidak

ditemukan adanya kelainan yang mengindikasikan gangguan medis umum

yang menimbulkan gangguan otak, sehingga penyebab organik dapat

disingkirkan, sehingga pasien di diagnosis sebagai Gangguan Jiwa

Psikotik Non-Organik.

Pada pasien ditemukan adanya gangguan isi pikiran berupa waham

curiga bahwa ia menganggap tetangganya ingin berbuat jahat padanya dan

ingin mengambil anaknya padahal kenyataannya tidak. Sehingga

berdasarkan PPDGJ-III di diagnosis sebagai Skizofrenia (F.20).

Disamping itu, ditemukan adanya gejala waham yang menonjol

sehingga berdasarkan pedoman penggolongan dan diagnosis Gangguan Jiwa

(PPDGJ-III), diagnosis diarahkan pada Skizofrenia Paranoid (F.20.0).

19
Berdasarkan hasil anamnesa serta pemeriksaan status mental, dan

merujuk pada kriteria diagnostik dari PPDGJ III, penderita dalam kasus ini

dapat didiagnosa sebagai skizofrenia paranoid (F20.0). Pedoman diagnostik

secara umum skizofrenia telah terpenuhi dan secara spesifik digolongkan ke

dalam skizofrenia paranoid.

Gejala yang ada pada penderita telah memenuhi pedoman umum

diagnostik untuk skizofrenia, yaitu adanya penyimpangan yang fundamental

dan karakteristik dari pikiran dan persepsi, serta afek yang tidak wajar.

Dalam diagnosa skizofrenia, harus ada sedikitnya satu gejala yang sangat

jelas diantara gejala-gejala berikut (1):

Thought echo, atau Thought insertion, atau Thought broadcasting

Delution of control, delution of influence, delution of passivity, delution

perception

Halusinasi auditorik

Waham-waham menetap jenis lainnya.

Atau paling sedikit dua gejala dibawah ini :

Halusinasi yang menetap dari panca indera apa saja

Arus pikiran yang terputus atau yang mengalami sisipan

Perilaku katatonik

Gejala-gejala negatif.

20
Adanya gejala tersebut berlangsung lebih dari 1 bulan, dan harus ada

perubahan bermakna dalam mutu keseluruhan dari beberapa prilaku pribadi

(personal behavior).

Pedoman diagnostik yang terpenuhi dari penderita adalah adanya waham

curiga dan halusinasi auditorik maupun visual. Gejala-gejala ini sudah

berlangsung lebih dari 1 bulan terakhir.

Ganguan jiwa skizofrenia adalah salah satu penyakit yang cenderung

berlanjut (kronis, menahun). Oleh karenanya terapi pada skizofrenia

memerlukan waktu relatif lama berbulan bahkan bertahun-tahun. Hal ini

bertujuan untuk menekan sekecil mungkin kekambuhan (relapse). Terapi

yang diberikan meliputi terapi dengan obat-obatan anti Skizofrenia

(psikofarmaka) dan terapi dengan memberikan edukasi dan support kepada

keluarga dan penderita (psikoterapi) (2).

Tujuan umum pengobatan adalah mengurangi keparahan gejala,

mencegah kekambuhan dari masa timbulnya gejala dan hal-hal yang

berkaitan dengan kemunduran fungsi, dan memberikan dukungan untuk

mencapai taraf hidup yang terbaik. Obat antipsikosis, aktivitas rehabilitasi

dan komunitas pendukung, dan psikoterapi adalah tiga komponen utama

dalam pengobatan (3).

Adapun obat psikofarmaka yang ideal yaitu yang memenuhi syarat-

syarat antara lain sebagai berikut (2) :

1. Dosis rendah dengan efektivitas terapi dalam waktu relatif singkat

2. Tidak ada efek samping, kalaupun ada relatif kecil

21
3. Dapat menghilangkan dalam waktu relatif singkat gejala positif

maupun negatif skizofrenia

4. Lebih cepat memulihkan fungsi kognitif (daya pikir dan daya ingat)

5. Tidak menyebabkan kantuk

6. Memperbaiki pola tidur

7. Tidak menyebabkan habituasi, adiksi, dan dependensi

8. Tidak menyebabkan lemas otot

9. Kalau mungkin pemakaiannya dosis tunggal (single dose).

Penderita ini dianjurkan untuk mendapat terapi psikofarmaka dengan

Chlorpromazine 3x100 mg/hari yang merupakan obat anti psikotik yang

berguna untuk menghindari terjadinya gejala peningkatan aktivitas fisik

dan mental, serta kurang tidur. Selain itu ditambah dengan Haloperidol

3x5 mg/hari yang juga sebagai anti psikotik yang mempunyai efek sedasi

lemah dan membantu menghilangkan gejala psikotik berupa waham dan

halusinasi (4).

Obat antipsikotik kuat seperti Haloperidol (lodomer), sering

menyebabkan gejala ekstrapiramidal seperti sindroma Parkinson (berupa

gemetar, badan kaku seperti robot, hipersalivasi) dan gejala

ekstrapiramidal lainnya. Untuk mengatasi hal ini, digunakan obat

Trihexipenidil (hexymer) 3 x 2 mg tablet/hari (4).

Mekanisme kerja obat antipsikosis adalah memblokade Dopamin pada

reseptor pasca sinaptik neuron di otak, khususnya di sistem limbik dan

22
sistem ekstrapiramidal sehingga efek samping obat anti psikosis adalah

(4):

1. Sedasi dan inhibisi psikomotor

2. Gangguan otonomik (hipotensi ortostatik, antikolonergik berupa mulut

kering, kesulitan miksi dan defekasi, hidung tersumbat, mata kabur

3. Gangguan endokrin

4. Gangguan ekstrapiramidal (distonia akut, sindrom Parkinson)

5. Hepatotoksik.

Sindrom Parkinson terdiri dari tremor, bradikinesia, rigiditas. Efek

samping ini ada yang cepat dan ditolerir oleh pasien, ada yang lambat, dan

ada yang sampai membutuhkan obat simptomatis untuk meringankan

penderitaan pasien. Bila terjadi sindrom Parkinson maka

penatalaksanaannya: hentikan obat anti psikosis atau bila obat antipsikosis

masih diperlukan diberikan trihexipenidil 3x2 mg/hari p.o. atau sulfas

atropin 0,5 0,75 mg IM. Apabila sindrom Parkinson sudah terkendali

diusahakan penurunan dosis secara bertahap, untuk menentukan apakah

masih dibutuhkan penggunaan obat antiparkinson (4).

Pemeriksaan laboratorium rutin dam kimia darah terutama untuk

memeriksa fungsi hati (SGOT, SGPT) diperlukan karena efek samping

obat antipsikosis salah satunya adalah hepatotoksik. Selain melalui

pemeriksaan laboratorium, dapat juga dari pemeriksaan fisik berupa tanda

ikterik, palpasi hepar (4).

23
DAFTAR PUSTAKA

1. Maslim R. Buku Saku Diagnosis Gangguan Jiwa Rujukan Ringkasan dari

PPDGJ-III. Jakarta : PT Nuh Jaya, 2001.

2. Made wirnata. Skizofrenia. 2009.

3. Rambisa A. Skizofrenia Paranoid. www.google.com. Diakses tanggal 20

Maret 2014.

4. Maslim R. Panduan Praktis Penggunaan Obat Psikotropik Edisi Ketiga.

Jakarta: PT Nuh Jaya, 2007.

24
LAMPIRAN

Dokumentasi di rumah pasien


Jl. A. Yani km. 15 Gg SMK 1 RT 27, Gambut, Banjar, Kalimantan Selatan

25
26

Anda mungkin juga menyukai