Anda di halaman 1dari 15

FORMAT PENGKAJIAN KELUARGA

1. DATA UMUM
Nama kepala keluarga Tn. S
Umur 41 tahun Pekerjaan Kepala Keluarga : Pencetak Bata Merah
Alamat Desa Pendidikan Kepala Keluarga: SD
Kademangan
RT. 22 RW 3
Kecamatan
Pagelaran
Malang Jawa
Timur
Komposisi keluarga Keluarga ini terdiri dari 2 keluarga besar yang terdiri dari 2 KK. KK tersebut terdiri dari
Ny. M sebagai ibu. KK yang kedua terdiri dari Tn. S sebagai kepala keluarga, Ny. S
sebagai istri dan dua orang anak kembar yaitu An. Da dan An. Do.

Tipe Keluarga Extended Family


Nama Jenis kelamin Tanggal Hubungan Pendidikan Pekerjaan
lahir/umur
1. Tn. S L 15 Mei 1978 Kepala SD Pencetak Bata Merah
Keluarga
2. Ny. S P 31 Oktober Istri SMA Penjahit
1981
3. Ny. M P 1 Juli 1957 Ibu SD Tidak Bekerja
4. An. Da L 9 Oktober 2006 Anak SMP Pelajar
5. An. Di L 9 Oktober 2006 Anak SMP Pelajar
Keterangan:
: Klien binaan
: Pria
: Wanita
: Hubungan
: Keturunan
: Serumah
: Meninggal

Latar belakang Keluarga Tn. S berasal dari suku jawa. Bahasa yang digunakan sehari-hari oleh keluarga
budaya Tn. S adalah bahasa jawa. Pada keluarga Tn.S jika ada anggota keluarga yang sakit
langsung dibawa ke fasilitaas kesehatan terdekat (Bidan praktek terdekat, Puskesmas atau
Rumah Sakit). Selain dibawa ke Fasilitas kesehatan Tn. S mengonsumsi obat tradisional
seperti olahan daging tupai untuk proses pengeringan luka. Untuk menunjang proses
penyembuhan luka Tn. S mengonsumsi kapsul Albumin ikan gabus 2x1 hari.

Identitas religius Kepercayaan yang dianut (AGAMA) Tn. S adalah agama islam. Sebelum sakit Tn. S
selalu mengikuti kegiatan keagamaan namun ketika sakit beliau tidak pernah
mengikutinya lagi. Pada keluarga Tn. S tidak mempercayai jika ada anggota keluarga
yang sakit dibawa ke dukun atau kyai, keluarga langsung membawa anggota keluarga
yang sakit ke Rumah Sakit atau puskesmas terdekat. Tetapi keluarga pernah membawa
mertua Tn. S ke sangkal putung akibat terjatuh di pasar sampai lututnya retak,
dikarenakan menurut Ny. S jika dibawa ke Rumah Sakit proses penyembuhannya akan
memakan waktu yang lama karena mertua Tn. S sudah tua, jadi keluarga memutuskan
untuk membawa ke sangkal putung agar lebih cepat penyembuhannya.
Status ekonomi Penghasilan per bulan keluarga Tn. S Tidak menentu, tergantung cuaca (kalau cuaca
panas >2 juta). Penghasilan yang sudah di dapat mencukupi untuk biaya hidup sehari-hari.
Keluarga Tn. S memiliki tabungan di bank. Ny. S sebagai istri bekerja sebagai penjahit
untuk membantu keuangan keluarga.
Aktivitas rekreasi Keluarga Tn. S dalam memanfaatkan waktu luang bersama keluarga adalah dengan
waktu luang makan-makan bersama diluar rumah. Dulu sewaktu anak-anak masih kecil biasanya
setiap minggu pergi berenang tetapi sekarang anak-anak sudah tumbuh menjadi remaja
jadi tidak berenang lagi. Keluarga Tn. S jarang berkumpul didepan tv karena setelah
sholat maghrib anak-anak biasanya mengaji sampai sehabis isya, setelah mengaji anak-
anak belajar. Biasanya kalau tidak sibuk Ny. S selalu mendampingi mereka belajar. Ny. S
biasanya lebih banyak menjahit dan kadang kalau lembur bisa sampai larut malam
sehingga anak-anak sudah tidur jadi tidak sempat berkomunikasi lebih banyak.

2. RIWAYAT DAN TAHAP PERKEMBANGAN KELUARGA


Tahap Usia anak pertama : 13 tahun
perkembangan Khusus untuk Type keluraga :
keluarga saat ini Tugas perkembangan anak usia remaja:
a) Memberikan kebebasan yang seimbang dan bertanggung jawab mengingat remaja
adalah seorang yang dewasa muda dan mulai memiliki otonomi (jangan terlalu
diberi kebebasan ex keluar malam diberi batasan/ pada siang hari setelah pulang
sekolah harus langsung pulang ke rumah)
Dalam mendidik kedua anaknya Tn. S memberi kebijakan waktu yang digunakan
untuk bermain, mengaji dan belajar pada An. Da dan An. Do. Tn. S memberi
waktu bermain selama 3 jam setelah pulang sekolah dari pukul 12.00-15.00,
kemudian pada pukul 15.00 jadwal mereka les. Orang tua sudah mengajarkan
kepada anak-anak sejak kecil jadi ketika sudah waktunya les mereka akan segera
pulang ke rumah. Pada pukul 18.00 tiba waktunya anak-anak mengaji sampai
pukul 19.00. Setelah pulang dari mengaji anak-anak menonton tv atau belajar
bersama.

b) Memlihara komunikasi terbuka (selalu mengkomunikasikan dengan anggota


keluarga bila anak memiliki masalah/ anak menceritakan kegiatan disekolah)
Dikarenakan anak-anak Tn. S laki-laki, mereka lebih menutup diri dari orang
tuanya, Ny. S mengatakan selalu menanyakan “bagaimana sekolahnya hari ini”
jika tidak ditanya anak-anak akan diam saja. Kedua anak Tn.S memiliki karakter
yang berbeda yang satu supel yang satunya cuek namun keduanya sering
berinteraksi dan saling berbagi cerita.
c) Memelihara hubungan intim dalam keluarga
Keluarga Tn. S memiliki hubungan yang harmonis antar anggota keluarga,
komunikasi dalam keluarga juga terjalin dengan baik.
d) Mempersiapkan system peran dan peraturan anggota keluarga untuk memenuhi
kebutuhan tumbuh kembang anggota keluarga (memberi anak peran dan tanggung
jawabnya sesuai usia ex menyapu rumah, membersihkan kamar)
Kedua anak-anak mulai diberi tanggung jawab masing-masing contohnya An. Da
diberi tugas menyapu rumah, An. Do mencuci piring. Ny. S mengatakan
terkadang mereka masih saling iri “kok aku lebih banyak, aku yang itu aja”.
Tetapi mereka tetap mengerjakan tugas yang diberikan oleh Ny. S.

Riwayat Keluhan yang Tn. S rasakan saat ini kaki kanan terasa tebal dan jika dibuat terlalu banyak
(Kesehatan) berjalan kaki menjadi bengkak. Ketika awal sakit terasa sering kesemutan kadang
keluarga inti perabaan pada kaki kurang. Pengobatan yang diajalani Tn. S saat ini adalah insulin
Novorapid 12:3 = 4, 3 kali /hari, Levemir 10: 2 = 5ml, 2 kali /hari dan masih sering
control ke Rumah Sakit. Setelah mengonsumsi insulin efek samping yang dirasakan Tn. S
biasanya badan terasa lemah, badan terasa gemetar dan jantung berdebar. Tn.S memiliki
keluhan jika beraktivitas terlalu lama kaki menjadi bengkak, pada saat bengkak Tn. S
memberikan serbuk tabur enbatic untuk mengurangi pembengkakan. Biasanya dalam
sehari Tn. S bekerja selama 8-9 jam dan pada saat bekerja Tn. S tidak menggunakan alas
kaki. Pada perawatan luka Tn. S menggunakan betadin dan lomatuel.
Pola makan Tn. S tetap mengonsumsi nasi hanya saja mengurangi minum-minuman dan
makanan yang manis.

Riwayat Tidak ada riwayat penyakit keluarga sebelumnya, awal mula penyakit DM Tn. S karena
(Kesehatan) dulu pernah bekerja di Malaysia pada tahun 2008-2012 selama 4 tahun karena Tn. S
keluarga sering minum-minuman bersoda seperti Extra joss, hemaviton dll. Saat ini Tn. S tidak
sebelumnya mengonsumsi minuman manis dan hanya mengonsumsi air putih sebanyak 1,5-2 liter
perhari. Pada tahun 2008 Tn. S menderita sakit TBC akibat kebiasaan merokoknya.
Sempat dibawa ke dokter spesialis paru-paru dan mendapatkan pengobatan, namun
pengobatan tersebut tidak berhasil. Kemudian keluarga membawa ke puskesmas dan Tn S
menjalani pengobatan dari pemerintah dengan konsumsi obat selama 6 bulan penuh dan
pengobatan tersebut berhasil. Tn S pernah di rawat di rumah sakit 3 tahun yang lalu, awal
mulanya kaki kanan Tn. S luka karena pemakaian sandal jepit kemudian terjadi infeksi
lalu di rawat di rumah sakit selama 1 minggu kemudian dilakukan operasi pada kakinya.
Setelah itu kaki tetap diperban selama 6 bulan.

Keluhan Ny. M kadang suka pusing biasanya hanya dibiarkan saja namun bila kondisinya
semakin memburuk maka langsung dibawa ke bidan terdekat. Ny. M memiliki riwayat
sakit hipertensi sejak 5 tahun yang lalu. mertua Ny. M sering mengeluh susah tidur di
malam hari karena merasa tidak nyaman dan merasa pusing. Ny. M sulit untuk memulai
tidur, rata –rata tidurnya 6 jam biasanya dari pukul 9 sampai pukul 3 dini hari. Ny. M
mengonsumsi obat hipertensi captropil yang diminum 2x sehari. Selain mengonsumsi
obat Ny. M juga mengonsumsumsi ramuan herbal seperti rebusan daun salam dan daun
kelor.

3. DATA LINGKUNGAN
Karakteristik rumah (deskripsikan kepemilikan, penerangan, ventilasi, lantai, tangga, kebersihan) Lengkapi
dengan Denah Rumah
 Rumah ini adalah milik mertua/ ibu dari istri
 Luas rumah adalah 6x12 m
 Gambar Denah Rumah

WC Dapur

Kamar Ruang
Keluarga

Kamar

Ruang
Kamar Tamu

Teras
 Tipe rumah adalah permanen
 Ventilasi di rumah ada dan memadai
 Cahaya dapat masuk dengan baik pada siang hari, sehingga rumah mendapat
cahaya yang cukup.
 Atap rumah yang digunakan adalah genteng tanah
 Teras sampai ruang keluarga dan kamar-kamar menggunakan lantai keramik
sedangkan dapur lantainya semen
 Rumah terlihat bersih dan barang –barang tertata. Pemilik rumah juga memiliki
hewan peliharaan yaitu kucing
 Kamar ada 3 ruangan, ruang tamu 1, dapur 1, kamar mandi 1
 Setiap kamar ada 2 jendela dan ventilasi, ruang tamu 2 jendela besar dan ventilasi.

Karakteristik (deskripsikan kebersihan lingkungan, polusi)/ tetangga sekitar, kebiasaan, norma, nilai,
lingkungan tanaman
 Memiliki septic tank, di belakang rumah dengan jarak lebih dari 10 meter
 Sumber air berasal dari sumur gali.
 Keluarga Tn S membuang sampah di pekarangan belakang rumah dengan cara
dibakar.
 Keluarga Tn S memiliki saluran pembuangan air limbah yang terletak di belakang
rumah
 Keluarga Tn S mengikuti kegiatan warga saat acar-acara tujuh belasan.
 Di dekat rumah Tn S terdapat klinik bidan. Keluarga biasanya ke klinik bidan
terlebih dahulu apabila sakit ringan, namun bila tidak kunjung sembuh keluarga
Tn S pergi ke puskesmas.
 Saat ada keluarga yang sakit keluarga lebih memilih periksa ke puskesmas.
Kepala keluarga yang menderita diabetes biasanya periksa ke rumah sakit islam
terdekat.
 Fasilitas kesehatan seperti praktek dokter, bidan dan puskemas dapat dijangkau
keluarga Tn S menggunakan kendaraan sepeda motor.
 Keluarga tinggal di rumah milik mertua dengan keadaan lingkungan yang rumah
yang tidak padat penduduk Biasanya tiap pagi keluarga menyapa tetangga sekitar
dan rukun dengan tetangga.
 Mayoritas pekerjaan tetangga Tn S adalah petani tebu dan jagung tergantung pada
musimnya.
 Keluarga Tn S ikut berpartisipasi dalam kegiatan gotong royong dan tahlilan yang
biasanya diadakan dilingkungannya.
 Keluarga Tn S sedikit memahami penyakit dan cara mengobati dari perawat yang
sempat merawat Tn S saat sakit dengan memberi edukasi mengenai menjaga pola
makan. Keluarga Tn S selalu mengecek glukosa darah Tn S lima hari sekali secara
mandiri dirumah.

4. STRUKTUR KELUARGA
Pola komunikasi Komunikasi antar anggota keluarga dilakukan pada saat anak-anak pulang mengaji.
biasanya anak-anak dan keluarga menonton tv dan terkadang belajar atau mengerjakan
tugas dengan didampingi oleh Ny. S jika tidak sedang ada pekerjaan menjahit. Ketika Ny.
S sedang ada pekerjaan menjahit maka anak-anak tidak didampingi ketika belajar, dan
mereka belajar sendiri, kemudian tidur.
Masalah komunikasi antar anggota keluarga pada Ny. S yaitu kurangnya manajemen
waktu, karena ketika Ny. S sibuk dengan pekerjaan menjahit biasanya dikerjakan sampai
tengah malam (lembur), sehingga tidak ada waktu untuk mengobrol/berkomunikasi
dengan keluarga.
Setelah pulang sekolah pukul 12.00, anak-anak biasanya langsung bermain, pada pukul
15.00 anak-anak ada kegiatan les, dan pukul 18.00 anak-anak berangkat untuk mengaji di
dekat rumah, pukul 19.00 biasanya anak-anak belajar/menonton tv setelah itu langsung
tidur.
Struktur kekuatan Pada sebuah keluarga biasanya ada pemegang kekuasaan dan dalam menentukan sebuah
keluarga keputusan. Tn. S merupakan kepala keluarga dan Tn. S yang biasanya banyak mengambil
keputusan dalam keluarga.
Pada saat pengambilan keputusan dan dalam mengatasi sebuah masalah maka akan
dilakukan musyawarah, keluarga akan menerima keputusan Tn.S jika itu benar dan selalu
dibicarakan dengan cara baik-baik.

Struktur peran Tn. S = Ayah sebagai kepala keluarga dan mencari nafkah, memberikan rasa aman bagi
anggota keluarganya.
Ny. S = Ibu membantu mencari nafkah juga tetapi tidak melupakan tugasnya sebagai ibu,
ibu sudah menjalankan perannya sebagai ibu.
An. Da = anak, pelajar membantu ibu dirumah dan sudah menjalankan perannya sebagai
anak
An. Do = anak, pelajar, membantu ibu dirumah dan sudah menjalankan perannya sebagai
anak.
Ny. M= Ibu dari Ny. S, sudah tidak bekerja
Struktur nilai Menurut Tn.S sehat itu ketika bisa kembali melakukan kegiatan sehari-hari dengan baik
dan dapat bekerja, serta sakit itu menyusahkan.
Menurut Ny.S sehat itu mahal harus benar -benar dijaga, dan sakit itu membuat seseorang
lebih banyak bersabar dan bersyukur. Keluarga Tn. S biasanya langsung membawa ke
fasilitas kesehatan terdekat jika ada anggota keluarga yang sakit.
Aturan yang dibuat dalam keluarga adalah Ny. S biasanya menekankan pada anak-anak
untuk mengatur jam main, makan seperti banyak makan sayur dan buah serta selalu
mencuci tangan sebelum makan.
5. FUNGSI KELUARGA
Fungsi afektif Perhatian keluarga Tn.S berbentuk saling membantu tugas anggota keluarga satu dengan
anggota keluarga lainnya, biasanya duduk bersama di ruang tamu mengobrol bersama dan
makan bersama-sama. Setiap keputusan kepala keluarga dihargai oleh istri dan anggota
keluarga lainnya asalkan keputusan yang diambil baik untuk semua pihak.
Tn. S selalu mengantar dan menjemput anak sekolah tetapi ketika Tn. S sedang sibuk
biasanya Ny. S yang menjemput dan dilakukan secara bergantian, namun ketika
mengantar dan menjemput anak lebih dominan dilakukan oleh Tn.S.
Fungsi sosialisasi Interaksi Tn.S sangat baik dilingkungan masyarakat (tetangga), terkadang Tn.S membantu
(Lengkapi dengan tetangga dan sebaliknya.
ECO-MAP) Interaksi di lingkup keluarga juga sangat baik, tidak ada masalah serius yang dihadapi
karena Tn.S bisa bersikap tegas dan adil jika terdapat suatu masalah.
Fungsi perawatan Dari 5 tugas perawatan kesehatan keluarga diatas, keluarga Tn.S sudah memenuhi 5 poin
keluarga tersebut, dimana:
1. Seluruh keluarga Tn.S mengetahui penyakit yang terjadi pada anggota keluarga
2. Ny.S langsung mengambil keputusan untuk melakukan pengobatan/ priksa ke rumah
sakit pada saat mengetahui Tn.S sakit (diabetes)
3. Seluruh anggota keluarga ikut serta merawat Tn.S yang sakit baik di rumah sakit dan di
rumah
4. Lingkungan keluarga Tn.S sudah sesuai
5. Keluarga Tn.S menggunakan fasilitas kesehatan yang ada disekitar rumah yaitu ptraktek
bidan dan puskesmas
Fungsi reproduksi Tn.S dan Ny.S memiliki 2 anak dan tidak berencana menambah anak lagi, semenjak Tn S
sakit, Ny.S sudah tidak lagi menggunakan KB.
6. STRESS DAN KOPING KELUARGA
Kondisi stress dan : (deskripsikan stressor, cara mengatasi/strategi koping)
koping keluarga
Permasalahan yg dialami keluarga Tn. S dalam 6 bln terakhir adalah ketika Tn. S dan mertuanya sedang sakit
terjadi masalah ekonomi pada keluarga Tn. S, sehingga Tn. S harus berhenti dari pekerjaanya sebagai petani dan
pembuat batu bata. Ny. S berusaha menyelesaikan masalah tersebut dengan bekerja sebagai penjahit untuk
mencukupi kebutuhan sehari-hari dan kebutuhan pengobatan Tn. S. Sebagai mekanisme koping dalam
menghadapi masalah keluarga, Ny. S melakukan kegiatan positif berupa latihan aerobic setiap hari selasa pada
pukul 20.00 WIB dan minggu pagi pada pukul 06.00 WIB.
PEMERIKSAAN FISIK
Hasil pemeriksaan fisik semua anggota keluarga dan berfokus pada anggota klg yang sakit
Pemeriksaan sesuai keluhan pasien: ex focus pada kaki yang luka
Memeriksa reflek
Biceps : +
Triceps : +
Knee :+
Achiles : +
Suhu : 35,9֯ C
Nadi : 90x/menit
RR : 20/menit
Tensi : 120/80 mmHg
TB : 165 cm
BB : 57,7 kg

Pemfis Ny. S
Suhu : 36֯ C
Nadi : 85x/menit
RR : 18x/menit
Tensi : 100/70 mmHg
TB : 160 cm
BB : 56,6 kg

Pemfis An. Da
Suhu : 35,9֯C
TB : 153 cm
BB : 40 kg

Pemfis An. Do
Suhu : 35,4֯C
TB : 156 cm
BB : 43,3 kg
Pemfis mertua Tn. S
TD : 180/100 mmHg
ECO-MAP Keluarga Tn. S Perawatan
kesehatan
Ny. S membawa
Tn. S ke Fasilitas Extended Family
Pekerjaan Mertua Tn. S
Kesehatan
Tn. S bekerja tinggal bersama
terdekat
sebagai pencetak dengan keluarga
bata merah dan Tn. S.
Ny. S bekerja
sebagai penjahit

Perawatan
kesehatan
Ny. M Perawatan
lutut mertua
Tn. S
dibawa ke
sangkal
putung
Tn. S Ny S

An. Da An. Do
13th 13th

Spiritual
Tn.S mengikuti
kegiatan Rekreasi
keagamaan Keluarga Tn.S
selalu meluangkan
waktu makan
Sekolah bersama diluar
rumah
Sosial
Tn.S memiliki
hubungan yang
baik dengan
tetangga. Keterangan:
: hubungan kuat
: hubungan lemah
: pengaruh setiap
hubungan
DIAGNOSA KEPERAWATAN DAN SKORING PRIORITAS

MASALAH
NO DATA ETIOLOGI
KEPERAWATAN
Tn S
1 DS: Gangguan metabolisme Dx: Gangguan mobilitas
- Tn. S mengeluh jika fisik (00085)
kaki kanannya terasa Domain 4 Aktivitas/I
kesemutan stirahat
- Tn. S mengatakan jika Kelas: 2 Aktivitas/
kaki kadang tidak terasa olahraga
ketika diraba Aksis:
- Pasien mengatakan 1 Mobilisasi
mudah lelah 2 Individu
- Tn. S mengeluh apabila 3 Gangguan
berjalan terlalu lama 4-
beraktivitas (membuat 5 Dewasa
batu bata) kaki terasa 6 Kronis
bengkak 7 Aktual

DO:
- TD: 120/80 mmHg
- BB: 57,7 kg
- TB: 185 cm
- Kadar Glukosa: 183
mg/dL

DS: Manajemen diabetes Dx: Resiko


- Tn. S mengeluh apabila tidak tepat ketidakstabilan kadar
berjalan terlalu lama glukosa darah (00179)
beraktivitas (membuat Domain 2 Nutrisi
batu bata) kaki terasa Kelas 4 Nutrisi
bengkak Aksis:
- Tn. S mengatakan 1 Kadar gula darah
mengonsumsi daging 2 Individu
tupai dan sarang semut 3 Risiko
untuk penyembuhan 4-
luka diabetes 5 Dewasa
6 Kronis
DO: 7 Aktual
- TD: 120/80 mmHg
- BB: 57,7 kg
- TB: 185 cm
- Kadar Glukosa: 183
mg/dL
DS: Penyakit Kronis Dx: Resiko infeksi
- Tn. S mengatakan (Diabetes) (00004)
pernah menjalani Domain 11 Keamanan/
operasi pada luka di perlindungan
kaki akibat diabetes Kelas 1 Infeksi
- Tn. S mengatakan saat Aksis:
bekerja tidak 1 Infeksi
menggunakan alas kaki 2 Individu
- Tn. S mengeluh apabila 3 Risiko
berjalan terlalu lama 4-
beraktivitas (membuat 5 Dewasa
batu bata) kaki terasa 6 Kronis
bengkak 7 Aktual
-
DO:
- TD: 120/80 mmHg
- BB: 57,7 kg
- TB: 185 cm
- Kadar Glukosa: 183
mg/dL

Mbah
DS: Gejala terkait penyakit Dx: Gangguan rasa
- Mertua Tn S nyaman (00214)
mengatakan sering Domain 12 Kenyaman
mengalami kesulitan Kelas 1 kenyamanan
memulai tidur karena fisik
merasa tidak nyaman Aksis:
- Mertua Tn S mengeluh 1 Kenyamanan
sering pusing 2 Individu
DO: 3 Gangguan
- TD: 180/100 mmHg 4-
5 Dewasa
6 Kronis
7 Aktual

Gangguan mobilitas fisik b/d gangguan metabolisme


No Kriteria Nilai Bobot Skor
1 Tidak atau kurang sehat 3 1 1
2 Kemungkinan masalah dapat diatasi (mudah) 2 2 2
3 Potensi masalah untuk dicegah (Tinggi) 3 1 1
4 Menonjolnya masalah (masalah harus segera 2 1 1
ditangani)
Total 5
Diagnosa Resiko ketidakstabilan kadar glukosa darah
No Kriteria Nilai Bobot Skor
1 Ancaman kesehatan 2 1 2/3
2 Kemungkinan masalah dapat diatasi (mudah) 2 2 2
3 Potensi masalah untuk dicegah (Tinggi) 3 1 1
4 Menonjolnya masalah (ada masalah namun 1 1 1/2
tidak perlu segera diatasi)
Total 4,2

Diagnosa resiko infeksi


No Kriteria Nilai Bobot Skor
1 Ancaman kesehatan 2 1 2/3
2 Kemungkinan masalah dapat diatasi (mudah) 2 2 2
3 Potensi masalah untuk dicegah (Tinggi) 3 1 1
4 Menonjolnya masalah (masalah harus segera 2 1 1
ditangani)
Total 4,6

Diagnosa gangguan rasa nyaman berhubungan dengan gejala terkait penyakit


No Kriteria Nilai Bobot Skor
1 Ancaman kesehatan 2 1 2/3
2 Kemungkinan masalah dapat diatasi (mudah) 2 2 2
3 Potensi masalah untuk dicegah (Tinggi) 2 1 2/3
4 Menonjolnya masalah (masalah harus segera 2 1 1
ditangani)
Total 4,3

Diagnosa Prioritas
1) Gangguan mobilitas fisik b/d gangguan metabolisme
2) Resiko infeksi
3) Gangguan rasa nyaman berhubungan dengan gejala terkait penyakit
4) Resiko ketidakstabilan kadar glukosa darah

Anda mungkin juga menyukai