Anda di halaman 1dari 28

GANGGUAN WAHAM

Oleh :
ANG TIMOTIUS R. A.
RAMANAWATI

Definisi
Gangguan waham merupakan
keyakinan
yang
salah,
didasarkan
pada
kesimpulan
yang salah tentang realitas
eksterna, tidak konsisten dengan
latar belakang intelegensi dan
budaya
pasien,
tidak
dapat
dikoreksi dengan penalaran

Epidemiologi
Berdasarkan
DSM-IV-TR,
gangguan
waham
menyebabkan hanya 1-2 % dari semua pasien
untuk MRS.
Onset rata-rata sekitar usia 40 tahun, tetapi
rentang usia untuk onset dari usia 18 - 90 tahunan.
Gangguan waham lebih cenderung terjadi pada
perempuan dibandingkan laki-laki dan banyak
terjadi pada pasien menikah dan bekerja, tetapi
mungkin juga disebabkan oleh imigrasi dan status
sosioekonomi yang rendah.
Rasio usia gangguan waham berkisar antara 18
80 tahun, namun usia terbanyak antara 40 45
tahun.

Tipe
Waham bizzare : keyakinan yang keliru, mustahil dan
aneh.
Waham sistematik : keyakinan yang keliru atau
keyakinan yang tergabung dengan satu tema/ kejadian.
Waham nihilstik : perasaan yang keliru bahwa diri dan
lingkungannya atau dunia tidak ada atau menuju
kiamat.
Waham somatik : keyakinan yang keliru yang
melibatkan fungsi tubuh.
Waham cemburu : keyakinan yang keliru yang berasal
dari cemburu patologis tentang pasangan yang tidak
setia.
Erotomania : keyakinan yang keliru, biasanya pada
wanita, merasa yakin bahwa seseorang sangat
mencintainya.

Waham paranoid
a. Waham kebesaran : keyakinan atau kepercayaan,
biasanya psikotik sifatnya, bahwa dirinya adalah
orang yang sangat kuat, sangat berkuasa atau
sangat besar.
b. Waham kejaran (persekutorik) : suatu delusi
yang menandai seorang yang paranoid, yang
mengira bahwa dirinya adalah korban dari usaha
untuk melukainya, atau yang mendorong agar
dia gagal dalam tindakannya.
c. Waham rujukan : suatu kepercayaan keliru yang
meyakini bahwa tingkah laku orang lain itu pasti
akan memfitnah, membahayakan atau akan
menjahiti dirinya

Waham dikendalikan : keyakinan yang keliru


bahwa keinginan, pikiran atau perasaannya
dikendalikan oleh kekuatan dari luar. Termasuk
didalamnnya :
a. Thought withdrawal : waham bahwa pikirannya
ditarik oleh orang lain atau kekuatan lain.
b. Thought insertion : waham bahwa pikirannya
disisipi oleh orang lain atau kekuatan lain.
c. Thought
broadcasting
:
waham
bahwa
pikirannya dapat diketahui pleh orang lain atau
tersiar di udara.
d. Thought control : waham bahwa pikirannya
dikendalikan oleh orang lain atau kekuatan lain.

Etiologi
Penyebab sebenarnya tidak diketahui. Ada
beberapa faktor 3 :
Faktor biologis
Berbagai substansi dan keadaan medis nonpsikiatri, termasuk faktor biologis yang
nyata, dapat menyebabkan waham dan juga
keadaan neurologis seperti keadaan yang
mengenai sistem limbik dan basal ganglia.
Gangguan waham juga dapat timbul sebagai
respons
normal
terhadap
pengalaman
abnormal terhadap lingkungan, sistem saraf
tepi, atau sistem saraf pusat.

Faktor psikodinamik
Praktisi memiliki impresi klinis kuat
bahwa kebanyakan pasien gangguan
waham memiliki kondisi sosial terisolasi
dan tingkat pencapaian dalam hidupnya
kurang dari yang diharapkan.
Waham
juga
dihubungkan
dengan
berbagai faktor tambahan seperti isolasi
sensorik
dan
sosial,
deprivasi
sosioekonomi dan gangguan kepribadian.

Gambaran Klinis
Deskripsi umum
Pasien biasanya berdandan dengan baik dan
berpakaian rapi, tanpa tanda disintegrasi
nyata pada kepribadian atau aktivitas harian.
Tetapi, pasien mungkin terlihat eksentrik,
aneh, curiga atau bermusuhan.
Mood, perasaan dan afek
Mood pasien konsisten dengan isi wahamnya.
Seorang pasien dengan waham kebesaran
adalah euforik, sedangkan seorang pasien
dengan waham kejar adalah pencuriga.

Gangguan persepsi
Pasien dengan gangguan waham tidak memiliki
halusinasi yang menonjol atau menetap. Menurut
DSM-IV-TR, halusinasi raba dan cium mungkin
ditemukan jika hal tersebut adalah konsisten
dengan wahamnya. Beberapa pasien dengan
gangguan waham mengalami halusinasi lain,
hampir semua adalah halusinasi dengar, bukan
visual.
Pikiran
Gangguan pikiran dalam waham merupakan gejala
utama dar gangguan waham biasanya sistematis
dan karakteristiknya adalah sesuatu yang mungkin.

Orientasi
Pasien dengan gangguan waham biasanya
tidak memiliki gangguan dalam orientasi,
kecuali bila mereka memiliki waham spesifik
tentang orang, tempat, waktu.
Daya ingat
Daya ingat dan proses kognitif pada pasien
gangguan waham tidak terganggu.

Pertimbangan dan Tilikan


Pasien dengan gangguan waham hampir
seleruhnya tidak memiliki tilikan terhadap
kondisi mereka dan hampir selalu dibawa
ke rumah sakit oleh orang lain.
Kejujuran
Pasien dengan gangguan waham biasanya
dapat dipercya informasinya, kecuali jika
hal
tersebut
membahayakan
sistem
wahamnya.

Diagnosis
Pedoman diagnostik gangguan waham (F22.0) :
Waham-waham merupakan satu-satunya ciri khas klinis atau
gejala yang paling mencolok. Waham-waham tersebut (baik
tunggal maupun sebagai suatu sistem waham) harus sudah
ada sedikitnya 3 bulan lamanya dan harus bersifat khas
pribadi (personal) dan bukan budaya setempat.
Gejala-gejala depresif atau bahkan suatu episode depresif
yang lengkap/ full brown (F32.-) mungkin terjadi seara
intermiten, dengan syarat bahwa waham-waham tersebut
menetap pada saat-saat tidak terdapat gangguan afektif itu.
Tidak boleh ada bukti-bukti tentang adanya penyakit otak.
Tidak boleh ada halusinasi audiotorik atau hanya kadangkadang saja ada dan bersifat sementara.
Tidak
ada
riwayat
gejala-gejala
skizofrenia
dikendalikan, siar pikiran, penumpulan afek, dsb).

(waham

Diagnosa Banding

Delirium
Demensia
Penyalahgunaan alkohol
Intoksikasi obat simpatomimetik
Malingering
Gangguan kepribadian paranoid
Skizofrenia paranoid
Gangguan mood
Gangguan obsesif-kompulsif
Gangguan somatoform

Penjalaran Penyakit dan Prognosis


Gangguan waham dianggap merupaka diagnosis yang cukup
stabil. Kurang dari 25% kasus gangguan waham didiagnosa
skizofrenia dan <10% pasien mengalami gangguan mood. Sekitar
50% pasien sembuh dengan pengobatan, 20% mengalami
pengurangan gejala dan 30% lainnya tidak ada perbaikan.
Faktor-faktor yang berhubungan dengan prognosis baik :
Tingkat pekerjaan
Peneyesuain fungsional yang tinggi
Jenis kelamin (wanita)
Onset sebelum usia 30 tahun
Onset terjadi tiba-tiba
Lama penyakit singkat
Adanya faktor pencetus
Waham kejar, somatik dan erotik

Penatalaksanaan
1. Perawatan di rumah sakit dilakukan dengan tujuan :
. Pemeriksaan medis dan neurologis yang lengkap ada
pasien untuk menentukan apakah terdapat kondisi
medis nonpsikiatri yang menyebabkan gangguan waha.
. Penilaian

kemampuan pasien untuk pengendalian


impuls kekerasan seperti bunuh diri dan membunuh.

. Perilaku

pasien mengenai waham secara signifikan


dapat mempengaruhi kemampuannya untuk berfungsi
dalam keluarga dan pekerjaannya sehingga memerlukan
intervensi profesional untuk menstabilkannya.

2. Psikoterapi

3. Farmakoterapi :
Diberikan anti-psikosa : haloperido, pimozide, lithiu,
carbamazepine, valproate, risperidon, clazail
Penggolongan
1. Obat anti-psikosa tipikal
Phenothiazine : chlorpromazine (largactil);
perphenazine (trilafon), trifluoperazine (stelazine),
fluphenazine (anatensol); thiordazine (melleril)
Butyrophenone : haloperidol (haldol)
Diphenyl-butyl-piperidine : pimozide (orap)
2. Obat anti-psiosa atipikal
Benzamide : supiride (dogmatil)
Dibenzodiazepine : clozapine (clozaril), olanzapine
(zyprexa), quetiapine (seroquel), zotepine (ludopin)
Benzisoxazole : risperidon (risperdal), aripiprazole
(abilify)

Indikasi
Terget syndrome : sindrom psikosis
Disabilitas berat dalam kemampuan daya menilai realitas,
bermanifestasi dalam gejala : awarness, judgement dan
insight terganggu.
Disabilitas berat dalam kemampuan positif bermanifestasi
dalam
gejala
:
inkoherensi,
waham,
halusinasi,
disorganized,
sedangkan
Disabilitas
berat
dalam
kemampuan negatif bermanifestasi dalam gejala : afek
tumpul respon emosi minimal, menarik diri, pasif, apatis,
gangguan proses berpikir (lambat), isi pikiran stereotip,
abulia.
Disabilitas berat dalam fungsi kehidupan sehari-hari
bermanifestasi dalam gejala : tidak mampu bekerja,
menjalin hubungan sosial dan melakukan kegiatan rutin.

Mekanisme kerja
Obat anti-psikosa tipikal : memblokade
dopamine pada reseptor pasca-sinaptik
neuron di otak (sistem limbik dan sistem
ekstrapiramidal) sehingga efektif untuk
gejala positif.
Obat anti-psikosa atipikal : selain
berafinitas terhadap reseptor dopamine
D2 juga terhadap reseptor serotonin 5HT2
sehingga efektif juga untuk gejala
negatif.

Interaksi obat
Antipsikosa + antipsikosa lain = potensiasi efek
samping obat
Antipsikosa + antidepresan trisiklik = efek
samping antikolinergik meningkat
Antipsikosa + antiaxietas = efek sedasi
meningkat
Antipsikosa + antikonvulsan = ambang konvulsi
menurun, kemungkinan serangan kejang
meningkat
Antipsikosa + antasida = efektivitas
antipsikosa menurun

Cara penggunaan
i. Pemilihan obat
. Pada dasarnya obat antipsikosa
mempunyai efek primer (efek
klinis) yang sama pada dosis
ekivalen, perbedaan terutama
pada efek sekunder (efek
samping : sedasi, otonomik,
ekstrapiramidal)

ii. Pengaturan dosis


Dalam pengaturan dosis perlu
mempertimbangkan :
Onset efek primer : sekitar 2-4 minggu
Onset efek sekunder :sektar 2-6 jam
Waktu paruh : 12-14 jam (pemeberian
obat 1-2 x perhari)
Dosis pagi dan malam dapat berbeda
untuk mengurangi dampak dari efek
samping obat.

iii. Lama pemberian


Untuk pasien dengan serangan sindrom psikosis
yang multiepisode, terapi pemeliharaan
diberikan paling sedikit selama 5 tahun
Pada umumnya pemebrian obat antipsikosa
sebaiknya dipertahankan selama 3 bulan sampai
1 tahun setelah semua gejala psikosis mereda
sama sekali.
Pada enghentian yang mendadak dapat timbul
gejala cholinergic rebound (gangguan lambung,
mual, muntah, diare, pusing, gemetar)

iv. Pengguan parenteral


Pemberian obat antipsikosa
long-acting hanya untuk terapi
stabilisasi dan pemeliharaan
terhadap kasus skizofrenia.

Efek samping
Sedasi dan inibisi psikomotor (rasa mengantuk,
kewaspadaan
berkurang,
kinerja
psikomotor
menurun, kemampuan kognitif menurun)
Gangguan otonomik (hipotensi, antikolinergik/
parasimpatolitik:mulut kering, kesulitan miksi dan
defekasi, hidung tersumbat, mata kabur, TIK
meninggi, ganggua irama jantung)
Gangguan ekstrapiramidal (distonia akut, akathisis,
sindrom parkinson: tremor, bradikines, rigiditas)
Gangguan endokrin (amenorrhoe, gynaecomasti),
metabolik
(jaundice),
hematologik
(agranulositosis), biasanya pada pemakaian jangka
panjang.
Sindrom Neuroleptik Maligna (SNM) : hiperpireksia,
rigiditas, incontinensia urinae, perubahan status
metal, perubahan tingkat kesadaran, gejala timbul
dan berkembang secara cepat.

Kontraindikasi
Penyakit hati
Penyakit darah
Epilepsi
Kelainan jantung
Febris yang tinggi
Ketergsntungsn slkohol
Penyskit SSP
Gangguan kesadaran disebabkan depresi CNS
Hindari penggunaan obat-obat antikloninergik

Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai