Anda di halaman 1dari 14

Obat Anti-Psikosis Obat Anti-Psikosis/neuroleptics/major tranquillizers/antipsychotic drugs.

Indikasi Pemberian Obat Anti-Psikosis Sindrom Psikosis 1. Adanya hendaya berat dalam RTA (Reality Testing Ability/kemampuan daya menilai realitas). Dengan adanya ganguan RTA tersebut, maka akan bermanifestasi berupa kesadaran diri (awareness) terganggu, daya nilai norma sosial (judgement) terganggu, dan daya tilikan (insight) terganggu. 2. Hendaya berat dalam fungsi-fungsi mental, yang akan bermanifestasi berupa adanya Gejala Positif dan Gejala Negatif. Gejala Positif berupa : gangguan asosiasi pikiran (inkoherensi), isi Pikiran yang tidak wajar (waham), gangguan persepsi (halusinasi), gangguan perasaan (tidak sesuai dengan situasi), perilaku yang aneh atau tidak terkendali.Gejala Negatif berupa : gangguan perasaan (afek tumpul, respon minimal), gangguan hubungan sosial (menarik diri, pasif, apatis), gannguan proses pikir (lambat, terhambat), isi pikiran yang stereotip dan tidak ada inisiatif, perilaku yangsangant terbatas dan cenderung menyendiri (abulia) 3. Hendaya berat dalam fungsi kehidupan sehari-hari, bermanifestasi seperti tidak mau bekerja, menjalin hubungan sosial, dan melakukan kegiatan rutin

Sindrom Psikosis terbagi menjadi dua bagian, yaitu sindrom psikosis fungsional dan sindrom psikosis organik Sindrom Psikosis Fungsional = skizofrenia, Psikosis Paranoid, Psikosis afektif, Psikosis reaktif singkat, dll Sindrom Psikosis Organik = Sindrom delirium, Dementia, Intoksikasi Alkohol, dll Pada dasarnya obat anti-psikosis ini dibagi ke dalam dua golongan besar, yaitu anti-psikosis tipikal dan anti-psikosis atipikal. Obat anti psikosis ini dibedakan menjadi dua golongan, karena terjadi perbedaan mekanisme kerja yang terjadi pada kedua obat ini. Obat tipikal hanya bekerja sebagai Dopamine D2 receptor antagonis yaitu mem-blokade Dopamine pada reseptor pasca-sinaptik neuron di Otak, khususnya di sistem limbik dan sistem Ekstrapiramidal ). Sedanglan Obat yang atipikal, pada Dopamine D2 Receptor dan Serotonin 5 HT2 Receptor. Perbedaan yang terjadi tersebut menyebabkan jika Obat Anti-Psikosis Tipikal lebih efektif untuk mengobati Gejala Positif saja dan Anti-Psikosis Atipikal efektif mengobati Gejala Positif dan Negatif, karena pada atipikal selain bekerja pada Dopamin D2 Receptor juga bekerja pada Serotonin 5 HT Receptor.

Anti Psikosis Tipikal dibagi menjadi tiga golongan, yaitu :

Golongan Phenothiazine yang dibagi 3 golongan --> 1. Rantai Aliphatic : Clorpomazine (largactil), 2. Rantai Piperazine : Perphenazine (stelazine), Trifluophenazine (anatensol), 3. Rantai Piperidine : Thioridazine Golongan Butyrophenone : Haloperidol (haldol, serenace, dll) Golongan Diphenyl-butyl-piperidine :Pimozide (Orap)

Anti Psikosis Atipikal dibagi menjadi tiga golongan, yaitu :


Golongan Benzamide : Supiride (dogmatil) Golongan Dibenzodiazepine : Clozapine (Clozaril), Olanzapine (zyprexa) Quentiapine (seroquel), Zotepine (ludopin) Golongna Benzioxazole : Risperidone (risperidal), Apiprazole (abilify)

Efek Samping Efek samping obat anti-psikosis sangat penting kita ketahui, mengingat pengguanaan oabat ini kemungkinan diberikan dalam jangka panjang. efek samping dapat berupa :

Sedasi dan Inhibisi Psikomotor (rasa mengantuk, kewaspadaan berkurang, kinerja psikomotor menurun, kemampuan kognitif menurun) Gangguan Otonomik (hipotensi, antikolinergik/parasimpatolitik :mulut kering, kesulitan miksi dan defekasi, hidung tersumbat, mata kabur, tekanan intreokuler yang tinggi, gangguan irama jantung) Gangguan ekstrapiramidal (distonia akut, akathisia, sindrom parkinson : tremor, bradikinesia, rigiditas) Gangguan Endokrin (amenorrhoe, gynaecomastia) metabolik (jaundice), hematologik (agranulositosis), biasanya pada pemakaian panjang.

Dalam obat anti-psikosis yang ingin dicapai adalah "optimal respone with minimal side effects" Efek samping yang terjadi pada setiap pasien biasanya berbeda-beda, ada pasien yang dapat mentolelir dengan cepat, ada juga yang lambat dan ada juga pasien yang membutuhkan obat simtomatis untuk meringan kan penderitaan pasien Efek samping dapat juga yang "irreversible" : tardive dyskinesia (gerakan berulang involunter pada : lidah, wajah, mulut/rahang, anggota gerak, dimana pada waktu tidur gejala tersebut menghilang). biasanya terjadi pada pemakaian jangka panjang (terapi pemeliharaan) dan pada pasien usia lanjut. Efek

samping ini tidak berkaitan dengan dosis obat anti-psikosis (non dose related) Bila terjadi gejala tersebut : obat anti-psikosis perlahan-laha dihentikan, bisa dicoba pemberian obat Reserpine 2,5 mg/h (dopamine depleting agent), pemberian obat anti parkinson atau I-dopa dapat memperburuk keadaan. Obat pengganti anti-psikosis yang paling baik adala Clozapine 50-100 mg/h Pada pengguanaan obat anti-psikosis jangka panjang, secara periodik harus dilakukan pemeriksaan laboratorium : darah rutin, urine lengkap, fungsi hati, fungsi ginjal untuk deteksi dini perubahan akibat efek samping obat. Obat anti-psikosis hampir tidak pernah menimbulkan kematian sebagai akibat overdosis atau untuk bunuh diri. namun demikian untuk menghindari akibat yang kurang menguntungkan sebaiknya dilakukan "lavage lambung" bila obat belum lama dimakan. Pengaturan Dosis

Dalam pengaturan dosis perlu mempertimbangkan :


Onset efek primer (efek klinis) : sekitar 2-4 minggu Onset efek sekunder (efek samping) : sekitar 2-6 jam waktu paruh : 12-14 jam (pemberian obat 1-2 x per hari) Dosis pagi dan malam dapat berbeda untuk mengurangi dampak dari efek samping obat (dosis pagi kecil, dosis malam lebih besar) sehingga tidak begitu menggangu kualits hidup

Pemberian dosis pada obat anti psikosis ini dengan cara ; Mulai dengan "dosis awal" sesuai dengan dosis anjuran yang dinaikan setiap 2-3 hari --> pemberian tersebut dinaikan hingga mencapai "dosis efektif" (mulai timbul peredaran sindrom psikosis) --> dievaluasi setiap 2 minggu dan bila perlu dinaikan --> "dosis optimal" --> dipertahankan sekitar 8-12 minggu (stabilisasi) --> diturunkan setiap 2 minggu --> "dosis maintenance" --> dipertahankan 6 bulan 2 tahun (diselingi "drug holiday" 1-2 hari/minggu) --> tapering off (dosis diturunkan tiap 2-4 minggu) --> stop

Psikotik akut

PEMBAHASAN

I.

KONSEP DASAR PENYAKIT

A. Definisi Psikotik adalah gangguan jiwa yang ditandai dengan ketidak mampuan individu menilai kenyataan yang terjadi, misalnya terdapat halusinasi, waham atau perilaku kacau/aneh. Gangguan psikotik singkat/akut didefinisikan sebagai suatu gangguan kejiwaan yang terjadi selama 1 hari sampai kurang dari 1 bulan, dengan gejala psikosis, dan dapat kembali ke tingkat fungsional premorbid.

B. Epidemiologi Menurut sebuah studi epidemiologi internasional, berbeda dengan skizofrenia, kejadian nonaffective timbul psikosis akut 10 kali lipat lebih tinggi di negara berkembang daripada di negaranegara industri. Beberapa dokter percaya bahwa gangguan yang mungkin paling sering terjadi pada pasien dengan sosioekonomi yang rendah, pasien dengan gangguan kepribadian yang sudah ada sebelumnya ( paling sering adalah gangguan kepribadian histrionik, narsistik, paranoid, skizotipal, dan ambang ), dan orang yang pernah mengalami perubahan kultural yang besar ( misalnya imigran ).

C. Etiologi Didalam DSM III faktor psikososial bermakna dianggap menyebabkan psikosis reaktif singkat, tetapi kriteria tersebut telah dihilangkan dari DSM IV. Perubahan dalam DSM IV menempatkan diagnosis gangguan psikotik singkat didalam kategori yang sama dengan banyak diagnosis psikiatrik utama lainnya yang penyebabnya tidak diketahui dan diagnosis kemungkinan termasuk gangguan yang heterogen. Penyebabnya belum diketahui secara pasti, tapi sebagian besar di jumpai pada pasien dengan gangguan kepribadian mungkin memiliki kerentanan biologis atau psikologis terhadap perkembangan gejala psikotik. Satu atau lebih faktor stres berat, seperti peristiwa traumatis, konflik keluarga, masalah pekerjaan, kecelakaan, sakit parah, kematian orang yang dicintai, dan status imigrasi tidak pasti, dapat memicu psikosis reaktif singkat. Beberapa studi mendukung kerentanan genetik untuk gangguan psikotik singkat.

D. Patofisiologi dan Prognosis Menurut definisinya, perjalanan penyakit gangguan psikotik singkat adalah kurang dari satu bulan. Namun demikian, perkembangan gangguan psikiatrik bermakna tertentu dapat menyatakan suatu kerentanan mental pada pasien. Sejumlah pasien dengan persentasi yang tidak diketahui, yang pertama kali di klasifikasikan menderita gangguan psikotik singkat selanjutnya menunjukkan sindroma psikiatrik

kronis, seperti skizofrenia dan gangguan mood. Tetapi, pada umumnya pasien dengan gangguan psikotik singkat memiliki prognosis yang baik, dan penelitian di Eropa telah menyatakan bahwa 50 sampai 80 persen dari semua pasien tidak memilki masalah psikiatrik berat lebih lanjut. Lamanya gejala akut dan residual sering kali hanya beberapa hari. Kadang-kadang, gejala depresif mengikuti resolusi gejala psikotik. Bunuh diri adalah suatu keprihatinan pada fase psikotik maupun fase depresif pascapsikotik. Sejumlah indikator telah dihubungkan dengan prognosis yang baik. Pasien dengan ciri-ciri tersebut memiliki kemungkinan kecil untuk kemudian menderita skizofrenia atau suatu gangguan mood. Ciri prognosis yang baik untuk gangguan psikotik singkat Penyesuaian premorbid yang baik Sedikit trait schizoid pramorbid Stressor pencetus yang berat Onset gejala mendadak Gejala afektif Konfusi selama psikosis Sedikit penumpulan afektif Gejala singkat Tidak ada saudara yang skizofrenik

E. Manifestasi klinis Gambaran utama perilaku: Perilaku yang diperlihatkan oleh pasien yaitu : 1. 2. 3. Mendengar suara-suara yang tidak ada sumbernya Keyakinan atau ketakutan yang aneh/tidak masuk akal Kebingungan atau disorientasi

4. Perubahan perilaku; menjadi aneh atau menakutkan seperti menyendiri, kecurigaan berlebihan, mengancam diri sendiri, orang lain atau lingkungan, bicara dan tertawa serta marah-marah atau memukul tanpa alasan.

Gejala gangguan psikotik singkat selalu termasuk sekurang kurangnya satu gejala psikosis utama, biasanya dengan onset yang tiba-tiba, tetapi tidak selalu memasukkan keseluruhan pola gejala yang ditemukan pada skizofrenia. Beberapa klinisi telah mengamati bahwa gejala afektif, konfusi dan gangguan pemusatan perhatian mungkin lebih sering ditemukan pada gangguan psikotik singkat daripada gangguan psikotik kronis. Gejala karakteristik untuk gangguan psikotik singkat adalah perubahan emosional, pakaian atau perilaku yang aneh, berteriak teriak atau diam membisu dan gangguan daya ingat untuk peristiwa yang belum lama terjadi. Beberapa gejala tersebut ditemukan pada gangguan yang mengarahkan diagnosis delirium dan jelas memerlukan pemeriksaan organik yang lengkap, walaupun hasilnya mungkin negatif. Pemeriksaan status mental biasanya hadir dengan agitasi psikotik parah yang mungkin terkait dengan perilaku aneh, tidak kooperatif, agresif fisik atau verbal, tidak teratur berbicara, berteriak atau kebisuan, suasana hati labil atau depresi, bunuh diri, membunuh pikiran atau perilaku, kegelisahan , halusinasi, delusi, disorientasi, perhatian terganggu, konsentrasi terganggu, gangguan memori, dan wawasan miskin. Seperti pada pasien psikiatrik akut, riwayat yang diperlukan untuk membuat diagnosis mungkin tidak dapat diperoleh hanya dari pasien. Walaupun adanya gejala psikotik mungkin jelas, informasi mengenai gejala prodromal, episode suatu gangguan mood sebelumnya, dan riwayat ingesti zat psikotomimetik yang belum lama mungkin tidak dapat diperoleh dari wawancara klinis saja. Disamping itu, klinis mungkin tidak mampu memperoleh informasi yang akurat tentang ada atau tidaknya stressor pencetus. Contoh yang paling jelas dari stresos pencetus adalah peristiwa kehidupan yang besar yang dapat menyebabkan kemarahan emosional yang bermakna pada tiap orang. Peristiwa tersebut adalah kematian anggota keluarga dekat dan kecelakaan kendaraan yang berat. Beberapa klinis berpendapat bahwa keparahan peristiwa harus dipertimbangkan didalam hubungan dengan kehidupan pasien. Walaupun pandangan tersebut memiliki alasan, tetapi mungkin memperluas definisi stressor pencetus dengan memasukkan peristiwa yang tidak berhubungan dengan episode psikotik. Klinisi lain berpendapat bahwa stressor mungkin merupakan urutan peristiwa yang menimbulkan stress sedang, bukannya peristiwa tunggal yang menimbulakan stress dengan jelas. Tetapi penjumlahan derajat stress yang disebabkan oleh urutan peristiwa memerlukan suatu derajat pertimbangan klinis yang hampir tidak mungkin. F. Diagnosis Untuk menegakkan diagnosis gejala pasti gangguan psikotik akut adalah sebagai berikut : 1) Halusinasi (persepsi indera yang salah atau yang dibayangkan : misalnya, mendengar suara yang tak ada sumbernya atau melihat sesuatu yang tidak ada bendanya). 2) Waham (ide yang dipegang teguh yang nyata salah dan tidak dapat diterima oleh kelompok sosial pasien, misalnya pasien percaya bahwa mereka diracuni oleh tetangga, menerima pesan dari televisi, atau merasa diamati/diawasi oleh orang lain).

3) Agitasi atau perilaku aneh (bizar) 4) Pembicaraan aneh atau kacau (disorganisasi) 5) Keadaan emosional yang labil dan ekstrim (iritabel) Berdasarkan DSM-IV diagnosisnya terutama atas lama gejala, untuk gejala psikotik yang berlangsung sekurangnya satu hari tetapi kurang satu bulan dan yang tidak disertai dengan suatu gangguan mood, gangguan berhubungan dengan zat, atau suatu gangguan psikotik karena kondisi medis umum, diagnosis gangguan psikotik singkat kemungkinan merupakan diagnosis yang tepat. Untuk gejala psikotik yang berlangsung lebih dari satu hari, diagnosis sesuai yang harus dipertimbangkan adalah gangguan delusional (jika waham adalah gejala psikotik yang utama), gangguan skizofreniform ( jikagejala berlangsung kurang dari 6 bulan), dan skizofrenia (jika gejala telah berlangsung lebih dari 6 bulan). a) Kriteria Diagnostik Untuk Gangguan Psikotik Singkat.

Adanya satu (atau lebih) gejala berikut : 1). Waham 2). Halusinasi 3). Bicara terdisorganisasi (misalnya sering menyimpang atau inkoherensi) 4). Perilaku terdisorganisasi jelas atau katatonik Catatan: jangan masukan gejala jika pola respon yang diterima secara kultural. b) Lama suatu episode gangguan adalah sekurangnya satu hari tetapi kurang dari satu bulan, akhirnya kembali penuh kepada tingkat funsi pramorbid. c) Gangguan tidak lebih baik diterangkan oleh suatu ganggan mood dengan ciri psikotik, gangguan skizoafektif, atau skizofrenia dan bukan karena efek fisiologis langsung dari suatu zat (misalnya obat yang disalahgunakan) atau suatu kondisi umum. Sebutkan jika: a) Dengan stresor nyata ( psikosis singkat reaktif ); jika gejala terjadi segera setelah dan tampak sebagai respon dari suatu kejadian yang sendirian atau bersama-sama akan menimbulkan stres yang cukup besar bagi hampir setiap orang dalam keadaan yang sama dalam kultur orang tersebut.

b) Tanpa stressor nyata: jika gejala psikotik tidak terjadi segera setelah atau terlihat bukan sebagai respon terhadap kejadian yang terjadi sendirian atau bersama sama akan menimbulkan stress yang cukup besar bagi hampir setiap orang dalam keadaan yang sama dalam kultur orang tersebut. c) Dengan onset pasca persalinan: jika onset dalam waktu empat minggu setelah persalinan. Penegakan diagnosis gangguan psikotik singkat di Indonesia ditegakkan melalui Pedoman Penggolongan Diagnostik Gangguan Jiwa Edisi ke III (PPDGJ III). Berikut kriteria diagnostik gangguan kepribadian histrionik berdasarkan PPDGJ III: 6 Menggunakan urutan diagnosis yang mencerminkan urutan prioritas yang diberikan untuk ciri-ciri utama terpilih dari gangguan ini. Urutan prioritas yang dipakai ialah: (a) Onset yang akut (dalam masa 2 minggu atau kurang = jangka waktu gejala-gejala psikotik menjadi nyata dan mengganggu sedikitnya beberapa aspek kehidupan dan pekerjaan sehari-hari, tidak termasuk periode prodromal yang gejalanya sering tidak jelas) sebagai ciri khas yang menentukan seluruh kelompok.

(b) Adanya sindrom yang khas ( berupa polimorfik = beraneka ragam dan berubah cepat, atau schizophrenia-like = gejala skizofrenik yang khas). (c) Adanya stres akut yang berkaitan ( tidak selalu ada, sehingga dispesifikasi dengan karakter tanpa penyerta stres akut, dengan penyerta stres akut). Kesulitan atau problem yang berkepanjangan tidak boleh dimasukkan sebagai sumber stres dalam konteks ini. Tidak ada gangguan dalam kelompok ini yang memenuhi kriteria episode manik atau episode depresif, walaupun perubahan emosional dan gejala-gejala afektif individual dapat menonjol dari waktu ke waktu. Tidak ada penyebab organik, seperti trauma kapitis, delirium dan demensia. Tidak merupakan intoksikasi akibat penggunaan alkohol atau obat-obatan. G. Diagnosa Banding Selain diagnosis pasti, ada diagnosis banding untuk psikotik akut ini karena dimungkinkan adanya gangguan fisik yang bisa menimbulkan gejala psikotik. * Epilepsi * Intoksikasi atau putus zat karena obat atau alcohol * Febris karena infeksi * Demensia dan delirium atau keduanya * Jika gejala psikotik berulang atau kronik, kemungkinan skizofrenia dan gangguan psikotik kronik lain * Jika terlihat gejala mania (suasana perasaan meninggi, percepatan bicara atau proses pikir, harga diri berlebihan), pasien mungkin sedang mengalami suatu episode maniak. * Jika suasana perasaan menurun atau sedih, pasien mungkin sedang mengalami depresi. Klinisi tidak boleh menganggap bahwa diagnosis yang tepat untuk pasien yang psikotik singkat adalah gangguan psikotik singkat,bahkan jika faktor psikososial pencetus jelas ditemukan. Faktor tersebut dapat semata-mata terjadi bersama-sama. Diagnosis lain yang dipertimbangkan didalam diagnosis banding adalah gangguan buatan dengan tanda dan gejala psikologis yang menonjol, berpura-pura, gangguan psikotik karena kondisi medis umum, dan gangguan psikotik akibat zat. Riwayat penyakit, pemeriksaan fisik, atau tes laboratorium dapat membantu untuk membedakan gangguan psikotik singkat dari gangguan psikotik gangguan lainnya sekunder untuk delirium umum medis, kondisi, dan sebagainya. Pertimbangkan pengujian lebih lanjut dengan modalitas seperti CT scan, MRI, atau EEG. Gangguan psikotik akibat zat, dan keracunan zat dibedakan dari gangguan psikotik singkat dengan mempertimbangkan onset, skrining urin narkoba, dan kadar alkohol dalam darah. Terjadinya episode psikotik selama episode afektif penuh termasuk diagnosis gangguan psikotik singkat. Jika gejala psikotik bertahan lebih lama dari sebulan, diagnosa gangguan schizophreniform,

gangguan schizoaffective, skizofrenia, gangguan delusi, gangguan mood dengan fitur psikotik, atau gangguan psikotik NOS adalah gangguan yang paling penting untuk dipertimbangkan. Cepat berubah delusi dan cepat berubah mood juga membantu membedakan dari skizofrenia, gangguan schizoaffective, dan gangguan delusi.

H. Penatalaksanaan 1. Penatalaksanaan Keperawatan Menjaga keamanan pasien dan individu yang merawatnya, hal yang dapat dilakukan a.l: 1) Keluarga atau teman harus mendampingi pasien 2) Kebutuhan dasar pasien terpenuhi (misalnya, makan, minum, eliminasi dan kebersihan) 3) Hati-hati agar pasien tidak mengalami cedera

Konseling pasien dan keluarga. 1) Bantu keluarga mengenal aspek hukum yang berkaitan dengan pengobatan psikiatrik antara lain : hak pasien, kewajiban dan tanggung jawab keluarga dalam pengobatan pasien 2) Dampingi pasien dan keluarga untuk mengurangi stress dan kontak dengan stressor 3) Motivasi pasien agar melakukan aktivitas sehari-hari setelah gejala membaik 2. Penatalaksanaan Medis Program pengobatan untuk psikotik akut : 1) Obat antipsikotik untuk mengurangi gejala psikotik : Haloperidol 2-5 mg, 1 sampai 3 kali sehari, atau Chlorpromazine 100-200 mg, 1 sampai 3 kali sehari. Dosis harus diberikan serendah mungkin untuk mengurangi efek samping, walaupun beberapa pasien mungkin memerlukan dosis yang lebih tinggi. 2) Obat antiansietas juga bisa digunakan bersama dengan neuroleptika untuk mengendalikan agitasi akut (misalnya: lorazepam 1-2 mg, 1 sampai 3 kali sehari) 3) Obat antipsikotik selama sekurang-kurangnya 3 bulan sesudah gejala hilang. 4) Apabila menemukan pasien gangguan jiwa di rumah dengan perilaku di bawah ini, lakukan kolaborasi dengan tim untuk mengatasinya. Kekakuan otot (Distonia atau spasme akut), bisa ditanggulangi dengan suntikan benzodiazepine atau obat antiparkinson.

Kegelisahan motorik berat (Akatisia), bisa ditanggulangi dengan pengurangan dosis terapi atau pemberian beta-bloker. Gejala parkinson (tremor/gemetar, akinesia), bisa ditanggulangi dengan obat antiparkinson oral (misalnya, trihexyphenidil 2 mg 3 kali sehari).

Anti-psikosis Mg.Eq Dosis (mg/h) sedasi otonomik Eks.pir Pemilihan jenis obat anti psikosis mempertimbangkan gejala psikosis yang dominan dan efek samping obat.pergantian obat disesuaikan dengan dosis ekivalen. Misalnya pada contoh sbb : Chopromazine dan thiorodazine yang efek samping sedasif kuat terutama digunakan terhadap sindrom psikosis dengan gejala dominan :gaduh gelisah,hiperaktif,sulit tidur,kekacauan pikiran,perasaan,prilaku dll.sedangkan trifluoperazine,fluphenazine dan haloperidol yang efek samping sedative lemah digunakan terhadap sindrom Parkinson dengan gejala dominan :apatis,menarik diri,perasan tumpul,kehilangan minat dan inisiatif,hipoaktif,tidak ada dorongan berbuat sesuatu dll. Tetapi obat yang terakhir ini paling mudah menyebabkan timbulnya gejala ekstrapiramidal,pada pasien yang rentan terhadap efek samping tersebut perlu digantikan dengan thioridazine (dosis ekivalen) dimana efek samping ekstrapiramidalnya sangat ringan. Untuk pasien yang sampai timbul tardive dyskinesia obat anti psikosis yang tanpa efek samping ekstrapiramidal adalah clozapine. Apabila obat anti psikosis tetentu tidak memberikan response klinis dalam dosis yang sudah optimal selang jangka waktu yang memadai,dapat diganti dengan obat anti psikosis lain (sebaiknya dari golongan yang tidak sama),dengan dosis ekuivalen-nya,dimana profil efek samping belum tentu sama. Apabila dalam riwayat penggunaan obat anti psikosis sebelumnya,jenis obat anti psikosis tertentu yang sudah terbukti efektif dan ditolerir dengan baik efek samping-nya,dapat dipilih kembali untuk pemakaian sekarang. Pengaturan dosis Dalam pengaturan dosis perlu mempertimbagkan : Onset efek primer (efek klinis) :sekitar 2-4 minggu Onset efek sekunder (efek samping) :sekitar 2-6 jam Waktu paruh :12-24 jam --> dosis 1-2 X perhari Dosis pagi dan malam dapat berbeda untuk mengurangi dampak dari efek samping (dosis pagi kecil,dosis malam lebih besar) sehingga tidak begitu menggangu kualitas hidup pasien. Mulai dengan dosis awal sesuai dengan dosis anjuran --> dinaikkan setiap 2-3 hari --> sampai mencapai dosis efektif (mulai timbul perbedaan sindrom psikosis) --> dievaluasi setiap 2 minggu dan bila perlu dinaikkan --> dosis optimal --> dipertahankan sekitar 8-12 minggu (stabilisasi) --> diturunkan setiap 2 minggu --> dosis maintenance --> dipertahankan 6 bulan sampai 2 tahun (diselingi drug holiday 1-2 hari/minggu) --> tapering off (dosis diturunkan tiap 2-4 minggu) --> stop.

Lama pemberian Untuk pasien dengan serangan sindrom psikosis yang multiepisode,terapi pemeliharaan (maintenance) diberikan paling sedikit selama 5 tahun. Pemberian yang cukup lama ini dapat menurunkan derajat kekambuhan 2,5-5 kali. efek obat anti psikosis secara relatife berlangsung lama, sampai beberapa hari setelah dosis terakhir masih mempunyai efek klinis.sehimgga tidak langsung menimbulkan kekambuhan setelah obat dihentikan,biasanya satu bulan kemudian baru gejala sindrom psikosis kambuh kembali. Hal tersebut disebabkan metabolisme dan ekskresi obat sangat lambat,metabolit-metabolit masih mempunyai keaktifan anti-psikosis. Pada umumnya pemberian obat anti psikosis sebaiknya diapertahankan selama 3 bulan sampai 1 tahun setelah semua gejala psikosis mereda sma sekali.untuk psikosis reaktif singkat penurunan obat secara bertahap setelah hilangnya gejala dalam kurun waktu 2 minggu-2 bulan. Obat anti psikosis tidak menimbulkan gejala lepas obat yang hebat walaupun diberikan dalam jangka waktu lama,sehingga potensi ketergantungan obat kecil. Pada penghentian obat yang mendadak dapat menimbulkan gejala cholinergic rebound :gangguan lambung,mual,muntah,diare,pusing,gemetar dan lain-lain.keadan ini akan mereda dengan pemberian anticholinergic agent (injeksi sulfas atropine 0,25 mg (im),tablet trihexylphenidyl 3x2 mg/h). Oleh karena itu pada penggunaan bersama obat anti-psikosis + antiparkinson,bila sudah tiba waktu penghentian obat,obat antipsikosis dihentikan lebih dahulu,kemudian baru menyusul obat antiparkinson.

Antipsikotika Antipsikotika biasanya dibagi dalam dua kelompok besar, yakni obat typis atau klasik dan obat atypis. A.antipsikotika klasik :terutama efektif mengatasi simtom positif ;pada umumnya dibagi lagi dalam sejumlah kelompok kimiawi sebagai berikut : a. derivate-fenotiazin: klorpromazin,levomepromazin dan triflupromazin (siquil),thioridazin dan periciazin b. derivate-thioxanthen: klorprotixen (truxal) dan zuklopentixol (cisardinol) c. derivate-butirovenon: haloperidol,droperidol d. derivate-butilpiperidin: pimozida,fluspirilen dan penfluridol B.antipsikotika atypis :sulpirida,klozapin,risperidon,olanzapin dan quetiapin) bekerja efektif melawan simtom negative,yang praktis kebal terhadap obat klasik.lagi pula efek sampingnya lebih ringan,khususnya gangguan ekstrapiramidal dan dyskinesia tarda. Sertindol (serdolect) setelah dipasarkan hanya satu tahun lebih,akhir 1998 ditarik dari peredaran dieropa,karena beberapa kali dilaporkan terjadinya aritmia dan kematian mendadak.obat atypis lainnya yang sudah tersedia dinegara lain sejak 1988 adalah zotepin (zoleptil) dan ziprasidon (zeldox).

Antipsikotis :obat ini digunakan untuk gangguan jiwa dengan gejala psikotis, seperti schizophrenia,manis dan depresi psikotis.disamping itu,antipsikotika juga digunakan untuk menangani gangguan prilaku serius pada klien dengan handicap rohani dan pasien demensia,juga untuk keadaan gelisah akut (excitation) dan penyakit lata (p.gilles de la tourette). Penggunaan parenteral Obat anti psikosis long acting (fluphenazine decanoate 25 mg/cc atau haloperidol decanoas 50 mg/cc, im, untuk 2-4 minggu) sangat berguna untk pasien yang tidak mau atau sulit teratur makan obat ataupu yang tidak efektif terhadap madikasi oral. Sebaiknya sebelum penggunaan parenteral diberikan peroral dahulu beberapa minggu untuk melihat apakah terdapat efek alergi. Dosis mulai dengan cc setiap 2minggu pada bulan pertama ,kemudian baru ditingkatkan menjadi 1cc setiap bulan. Pemberian anti psikosis long acting hanya untuk terapi stabilisasi dan pemeliharaan (maintenance theraphy). Perhatian khusus EFEK SAMPING YANG SERING TIMBUL DAN TINDAKAN MENGATASINYA : chlorpromazine (im) :hipotensi ortostatik--->perubahan posisi (efek alfa adrenergic blockade) Th/injeksi non adrenalin (effortil,im).non-adrenalin=alfa adrenergic stimulator. Tidak diberikan adrenalin oleh karena bersifat alfa dan beta adrenergic stimulator sehimgga efek beta adrenetgic tetap ada dan dapat terjadi shock. Hipotensiortostatik seringkali dapat dicegah dengan tidak langsung bangun setelah mendapat suntikan dan dibiarkan tiduran selama sekitar 5-10 menit. Haloperidol :gejala ekstrapiramidal /sindrom Parkinson.th/tablet trihexyphenidyl (artane) 3-4 x 2 mg/hari.sulfas atropine 0,50 0,75 mg (im) Apabila sindrom parkinsom sudah terkendali diusahakan penurunan dosis secara bertahap untuk menentukan apakah masih dibutuhkan penggunaan obat antiparkinson. Secara umum dianjurkan penggunaan obaat antiparkinson tidak lebih lama dari 3 bulan (resiko timbul atropine toxic syndrome). Tidak dianjurkan pemberian antiparkinson profilaksis,oleh karena itu dpat mempengaruhi penyerapan/absorpsi obat anti-psikosis sehingga kadarnya dalam plasma rendah. rapid neuroleptization :haloperidol 5-10 mh (im) setiap 60menit,maksimum =100 mh/h. Biasanya dalam 6 jam sudah dapat mengatasi gejala-gejala akut dari sindrom psikosis (agitasi,hiperaktivitas psikomotorik,impulsive,menyerang,gaduh-gelisah,destruktif dll). Kontraindikasi : -Penyakit hati (hepato-toksik)

-Penyakit darah (hameto-toksik) -Epilepsy (menurunkan ambang kejang) -Kelainan jantung (menghambat irama jantung) -Febris yang tinggi (thermoregulator di SSP) -Ketergantungan alcohol (CNS depression >>>>>) Penyakit ssp (Parkinson,tumor otak dll) Pemakaian khusus Thioridazine dosis kecil untuk pasien anak dengan hiperaktif,emosional labil dan prilaku destruktif. Juga sering digunakan pada pasien usia lanjut dengan gangguan emosional (anxietas,depresi,agitasi) dengan dosis 20-200 mg/hari.Hal ini disebabkan thirodazine labuih cenderung ke blockade reseptor dopamine disistem limbic dari pada disistem ekstrapiramidal pada ssp (sebaliknya dari haloperidol). Haloperidol dosis kecil untuk gilles de la tourettes syndrome sangant efektif.gangguan ini biasanya timbul mulai antara umur 2-15 tahun. Terdapat gerakan-gerakan involunter,berulang,cepat dan tanpa tujuan yang melibatkan banyak kelompok otot (tic). Disertai tic vocal yang multiple (misalnya :suara klik,dengusan,batuk,menggeram,atau kata-kata/kata kotor/koprolalia). Pasien mampu menahan tics secara volunteer selama beberapa jam. Sindrom neuroleptik maligna (SNM) merupakan kondisi yang mengancam kehidupan akibat reaksi indiosinkrasi terhadap obat antipsikosis (khususnya pada long action risiko ini lebih besar). Semua pasien yangdiberikan obat anti psikosis mempunyai resiko untuk terjadinya SNM tetapi dengan kondisi dehidrasi,kelelahan atau malnutrisi,risiko ini akan menjadi lebih tinggi. Butir-butir diagnostic SNM : -Suhu badan lebih dari 38 derajat celcius (hyperpyrexia) -Terdapat sindrom ekstrapiramidal (rigidity) -Terdapat gejala disfungsi otonom (incontinensia urinae) -Perubahan status mental -Perubahan tingkat kesadaran -gejala tersebut timbul dan berkembang dengan cepat Pengobatan : -hentikan segera obat anti psikosis -perawatan suportif -obat dopamine agonist (bromokriptin 7.5-60 mg/h 3dd, I-dopa 2x100 mg,atau amantadin 200 mg/h) pada pasien usia lanjut atau dengan sindrom psikosis organic, obat anti psikosis diberikan dalam dosis kecil dan minimal efek samping otonomik (hipotensi ortostatik) & sedasinya (golongan high potency neuroleptics, misalnya haloperidol, trifuoperazine, flupherazine)

Anda mungkin juga menyukai