Anda di halaman 1dari 23

GANGGUAN PSIKOSIS

Pembimbing: dr. Richard Budiman Sp. KJ (K)

Penyusun:
Jovian Lutfi Daniko
Maulana Rifqi

Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Jiwa


Rumah Sakit Sanatorium Dharmawangsa
Periode 23 Desember – 26 Januari 2020
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumangara 1

Jakarta
PENDAHULUAN

Gangguan
Jiwa

Non-
Psikotik
Psikotik
2
Klasifikasi

Berdasarkan
Etiologi

Psikotik
Psikotik Organik
Fungsional
5
F10-19
GANGGUAN MENTAL DAN PERILAKU AKIBAT
PENGGUNAAN ZAT

F1x.5 Gangguan PSIKOTIK


F1x.7 gangguan psikotik residual atau onset lambat
7
F1x.5 Gangguan Psikotik

Pedoman Diagnostik
• Gangguan psikotik yang terjadi selama atau segera sesudah penggunaan zat
psikoaktif (biasanya dalam waktu 48jam), bukan merupakan manifestasi dari
keadaan putus zat dengan delirium atau suatu onset lambat.
• Gangguan psikotik yang disebabkan oleh zat psikoaktif dapat tampil dengan
pola gejala yang bervariasi.
• Variasi ini akan dipengaruhi oleh jenis zat yang digunakan dan kepribadian
pengguna zat.
• Diagnosis gangguan psikotik jangan hanya ditegakkan berdasarkan distorsi
persepsi atau pengalaman halusinasi
Diagnosis Banding
• Gangguan mental lain yang dicetuskan dan diberatkan oleh penggunaan
zat psikoaktif, misalnya :
– Skizofrenia (F20.-)
– Gangguan Afektif (F30-F39),
– Gangguan Kepribadian Paranoid (F60.0, F60.1)
F1x.7 Gangguan Psikotik Residual atau Onset Lambat

• Onset dari gangguan harus secara langsung berkaitan dengan penggunaan alkohol
atau zat psikoaktif.
• Gangguan fungsi kognitif, afek, kepribadian, atau perilaku yang disebabkan oleh
alkohol atau zat psikoaktif yang berlangsung melampaui jangka waktu khasiat
psikoaktifnya (efek residual zat tersebut terbukti secara jelas). Gangguan tersebut
harus memperlihatkan suatu perubahan atau kelebihan yang jelas dari fungsi
sebelumnya yang normal.
Diagnosis banding
• Anxietas fobik, gangguan depresif, skizofrenia atau gangguan skizotipal
• Gangguan psikotik akut dan sementara (F23.)
• Cedera organik dan retardasi mental ringan atau sedang (F70-F71) yang
terdapat bersama dengan penyalahguna zat psikoaktif
F20-29
SKIZOFRENIA, GANGGUAN SKIZOTIPAL, DAN GANGGUAN
WAHAM
F23 Gangguan Psikotik Akut dan Sementara
F28 Gangguan psikotik non organiK lainnya

12
F23
Gangguan Psikotik Akut dan Sementara
AKUT
• Suatu gangguan kejiwaan yang terjadi selama 1 hari sampai kurang dari 1 bulan,
dengan gejala psikosis, dan dapat kembali ketingkat fungsional premorbid
• Etiologi
– Penyebabnya belum diketahui secara pasti, tapi sebagian besar di jumpai pada
pasien dengan gangguan kepribadian mungkin memiliki kerentanan biologis atau
psikologis terhadap perkembangan gejala psikotik.
Tanda dan Gejala
• Perilaku yang diperlihatkan oleh pasien yaitu :
– Mendengar suara-suara yang tidak ada sumbernya
– Keyakinan atau ketakutan yang aneh/tidak masuk akal
– Kebingungan atau disorientasi
– Perubahan perilaku
Gangguan Psikotik Akut dan Sementara
• Pedoman diagnosis :
Urutan prioritas yg dipakai :
a. Onset akut (dalam masa 2 minggu atau kurang=jangka waktu gejala-gejala psikotik
menjadi nyata dan mengganggu sedikitnya beberapa aspek kehidupan dan pekerjaan
sehari-hari,tidak termasuk periode prodromal yang gejalanya sering tidak jelas)
b. Adanya sindrom yg khas (polimorfik, schizoprenia-like)
c. Adanya stress akut yang berkaitan
d. Tanpa diketahui berapa lama gangguan akan berlangsung

15
Gangguan Psikotik Akut dan Sementara
• Tidak ada gangguan dalam gangguan kelompok ini yg memenuhi kriteria episode
manik atau episode depresif,walaupun perubahan emosional dan gejala afektif dan
individual dpt menonjol dari waktu ke waktu
• Tidak ada penyebab organik,seperti trauma kapitis,delirium dan demensia. Tidak
merupakan intoksikasi akibat penggunaan alkohol atau obat-obatan

16
F. 23.0 Gangguan psikotik polimorfik akut tanpa gejala skizofrenia

Harus memenuhi :
a. onset harus akut dalam kurun waktu 2 minggu / kurang
b. Harus ada beberapa jenis halusinasi / waham, yg berubah dalam jenis dan
intensitasnya
c. Harus ada keadaan emosional yg sama beranekaragamnya
d. Walaupun gejalanya beranekaragam,tidak satupun dri gejala itu ada secara cukup
konsisten dapat memenuhi kriteria skizofrenia atau episode manik atau episode
depresif

17
F. 23.1 Gangguan psikotik polimorfik akut dengan gejala
skizofrenia
Harus memenuhi :
• Memenuhi kriteria a,b,dan c diatas yg khas untuk gangguan psikotik polimorfik akut
• Disertai gejala yang memenuhi kriteria utk diagnosis skizofrenia yg harus sudah ada
utk sebagian besar waktu sejak munculnya gambaran klinis psikotik secara jelas
• Apabila gejala skizofrenia menetap utk lebih dari 1 bulan maka diagnosis harus
diubah menjadi skizofrenia

18
TATALAKSANA

Antipsikotik

19
ANTIPSIKOTIK GEN I
– Memblok reseptor D2 di mesolimbik, mesokortikal, nigostriatal dan tuberoinfundibular sehingga
dengan cepat menurunkan gejala positif
• Terapi lama  efek samping :
– gangguan ekstrapiramidal,
– tardive dyskinesia,
– peningkatan kadar prolaktin yang akan menyebabkan disfungsi seksual / peningkatan berat badan
– memperberat gejala negatif maupun kognitif,
– efek samping antikolinergik seperti mulut kering pandangan kabur gangguan iniksi, defekasi dan
hipotensi
• Obat-obat ini digunakan untuk mengatasi sindrom psikosis dengan gejala dominan apatis,
menarik diri, hipoaktif, waham dan halusinasi
ANTIPSIKOTIK GEN II
– Serotonin dopamin antagonis (SDA).
– Bekerja melalui interaksi serotonin dan dopamin pada ke
empat jalur dopamin di otak  EPS dan sangat efektif
mengatasi gejala negatif.
– Contoh obat clozapine, olanzapine, quetiapine dan
rispendon
3 kelompok besar antipsikotik:
• (I) Dopamin Reseptor Antagonis
– Kekurangannya :
• 50 % penderita tetap tidak banyak perbaikan
• Efek samping yang cukup serius ( tardive diskinesia dan neuroleptik malignan sindrom )
– Beberapa kelompok obat yang sering dipergunakan :
• Chlorpromazine ( 100 )
• Trifluoperazine ( 5 )
• Haloperidol ( 2-5 )
• Thionidazine ( 100 )
• (II) Risperindon ( Risperidal )
• > efektif
• Efek samping neurologik sangat berkurang
• Dapat mengatasi “positif” dan “negatif symtomps”
• (III) Clozapine
• Kekurangan : agranulositosis dan harganya mahal
• Kelebihannya : tidak menyebabkan tardive diskimesia
Obat Antipsikotik Dosis anjuran Bentuk sediaan
(mg/hri)

Antipsikotik Generasi I (APG-1)


Klorpromazine 300 – 1000 Tablet (25mg, 100 mg)

Perfenazine 16-64 Tablet (4 mg)


Trifluoperazin 15-50 Tablet (1 mg, 5 mg)
Haloperidol 5-20 Tablet (0.5, 1 mg, 1.5 mg, 2 mg, 5 mg)
injeksi short acting (5 mg/mL), tetes (2
mg/5 mL), long acting (50 mg/mL)

Fluphenazine decanoate 12.5-25 Long acting (25 mg/mL)


Anti Psikotik Generasi II (APG-II)
Aripriprazol 10-30 Tablet (5 mg, 10 mg, 15 mg), tetes (1 mg/mL),
discmelt ( 10 mg, 15 mg)., injeksi (9.75 mg/mL)
Klozapin 150-600 Tablet (25 mg, 100 mg)
Olanzapin 10-30 Tablet (5 mg, 10 mg), injeksi (10 mg/mL)
Quetlapin 300-800 Tablet IR (25 mg, 100 mg, 200 mg, 300 mg),
tablet XR (50 mg, 300 mg, 400 mg)
Risperidon 2-8 Tablet (1 mg, 2 mg, 3 mg), tetes (1 mg/mL),
injeksi long action (25 mg, 37.5 mg, 50 mg)
Paliperidon 3-9 Tablet (3 mg, 6 mg, 9 mg)
Zotepin 75-150 Tablet (25 mg, 50 mg)
TERIMA KASIH

27

Anda mungkin juga menyukai