Anda di halaman 1dari 33

Puskesmas

Kronjo

Laporan Kunjungan Kasus Diabetes Mellitus Tipe 2 pada Ny.S dengan


Pendekatan Kedokteran Keluarga di Wilayah Kerja Puskesmas Kronjo,
Kecamatan Kronjo, Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten

Pembimbing : dr. Novendy, MKK, FISPH, FISCM

Disusun oleh :
- Dheasitta Andini Putri (406172015)
- Bepri Agnesia Kawi (406171039)
- Skolastika Indah Ariyanto (406171059)
- Suci Sabila (406172033)

Periode : 25 Maret 2019 – 19 Mei 2019


Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Epidemiologi Diabetes Mellitus (DM)
Peringkat ke-7 penyebab kematian di dunia tahun 2016 (WHO, 2018)

Penderita DM tahun 2017 di dunia sebanyak > 425 juta orang


dewasa (IDF, 2017)

Penderita DM di dunia diprediksi akan meningkat


menjadi 629 juta tahun 2045 (IDF, 2017)
Jumlah penderita DM di Asia Tenggara
tahun 2014 sebanyak 96 juta (WHO,
2016)
Prevalensi DM di Indonesia
meningkat dari 6,9% menjadi 8,5%
tahun 2018 (Riskesdas, 2018)
Puskesmas Kronjo:
prevalensi DM tahun
2017 1,34% dan tahun
2018 2,90%
PERUMUSAN MASALAH

Pernyataan Masalah Pertanyaan Masalah

1. Apa faktor resiko terjadinya diabetes


mellitus pada Ny. S ?
2. Apa faktor-faktor internal dan eksternal
yang menyebabkan kadar gula darah Ny.
Tidak terkontrolnya kadar gula
S tidak terkontrol berdasarkan
darah Ny. S.
pendekatan Mandala of Health ?
3. Apa alternatif jalan keluar yang dapat
dilakukan untuk mengatasi masalah Ny.
S?
TUJUAN

Tujuan Umum Tujuan Khusus

1. Diketahuinya faktor resiko yang


menyebabkan terjadinya diabetes
mellitus pada Ny. S.
2. Diketahuinya faktor-faktor internal dan
Terkontrolnya kadar gula darah eksternal yang menyebabkan tidak
Ny. S untuk mencegah terkontrolnya kadar gula darah Ny.S
komplikasi. berdasarkan pendekatan Mandala of
Health.
3. Diketahuinya alternatif jalan keluar
yang dapat dilakukan untuk mengatasi
masalah Ny. S.
KERANGKA TEORI
Data Klinis (Autoanamnesis)

• Benjolan bernanah di jempol kaki kiri


Keluhan Utama
Ny. S

• Sering buang air kecil di malam hari


Keluhan Tambahan
• Kesemutan pada jari-jari kaki dan tangan
Riwayat Perjalanan Penyakit Sekarang
• Timbul benjolan bernanah di jempol kaki kiri Ny. S sejak 3 hari sebelum
dilakukan autoanamnesis

• Ny. S sering merasakan kesemutan pada jari-jari tangan dan kaki sejak 2
tahun yang lalu

• Ny. S sering terbangun di malam hari untuk BAK sebanyak 5-7 kali sejak 2
tahun lalu, namun sudah berkurang menjadi 2-3 kali sejak mengonsumsi
obat-obatan dari puskesmas

• Berat badan Ny. S menurun dalam 2 tahun terakhir (dari 70 kg menjadi 59 kg)
Riwayat Perjalanan Penyakit Sekarang
• Pola makan Ny. S sehari sebanyak 3x
• Lauk yang paling sering dikonsumsi : ikan bandeng goreng
• Makanan lain yang sering dikonsumsi : gorengan, biskuit, minuman manis
saset
• Jarang berolahraga
• Riwayat merokok dan konsumsi alkohol disangkal

• Ny. S merasa terganggu dengan keluhan sering BAK di malam hari pada
tahun 2017 sehingga memutuskan untuk berobat ke Puskesmas Kronjo
• Setelah dilakukan anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan
penunjang, Ny. S didiagnosa diabetes mellitus
• Sejak saat itu, Ny. S rutin kontrol ke PKM Kronjo 1 bulan sekali
• Namun, 3 bulan terakhir Ny. S tidak rutin kontrol ke puskesmas karena tidak
ada yang menjaga cucunya
Data Klinis (Pemeriksaan Fisik)

 Keadaan Umum : tampak sakit  BB : 59 kg


ringan
 TB : 150 cm
 Kesadaran : Compos Mentis
 IMT : 26,22 kg/m2
 Tekanan darah : 130/80 mmHg
 Status gizi : obesitas grade I
 Frekuensi nadi : 76x/menit, reg, isi
cukup
 Status lokalis (Ekstremitas):
 Suhu tubuh : 36,7°C
- Luka berukuran 1,5 x 1,5 cm di
 Frekuensi napas : 20x/menit
jempol kaki kiri (+), pus (+), eritem
(+), nyeri tekan (-)
Pemeriksaan Penunjang
• GDS : 330 mg/dL
1 APRIL 2019
• GD2PP : 463 mg/dL

Diagnosis Kerja
Diabetes Mellitus Tipe 2
Diagnosis Utama

Terapi yang telah diberikan di Puskesmas


• Metformin 3 x 500 mg
Farmakologis
GENOGRAM
DENAH LOKASI RUMAH
DENAH RUMAH

Tampak depan Ruang tamu

Kamar tidur Ruang keluarga

Dapur Kamar mandi


Mandala of Health
Jadwal Kunjungan dan Kadar Gula Darah
Ny. S
Kunjungan Tanggal Kadar Gula Darah (mg/dL)

Pertama 5 April 2019 GDS = 415

Kedua 11 April 2019 GDS = 350

Ketiga 16 April 2019 GDS = 205

Keempat 22 April 2019 GDS = 115

Kelima 29 April 2019 GDS = 91


Axis I - Aspek Personal
 Benjolan bernanah di jempol kaki kiri

Farmakologi Non-Farmakologi Hasil Intervensi


• Salep gentamicin 2x • Wound toileting dengan • Ny.S rutin mengoleskan salep
sehari dioles tipis cairan NaCl gentamicin 2x sehari
• Menjelaskan kepada Ny.S • Ny.S sudah mengerti mengenai
bahwa keluhan benjolan penyebab timbulnya benjolan
bernanah merupakan bernanah
akibat dari penyakit • Ny.S sudah mengerti bahwa salep
diabetes mellitus gentamicin hanya digunakan untuk
jangka waktu singkat
• Benjolan bernanah di kaki kiri Ny.S
sudah mengering dan membaik
Axis I - Aspek Personal
 Sering BAK di malam hari

Farmakologi Non-Farmakologi Hasil Intervensi


• - • Menjelaskan kepada pasien • Ny.S sudah mengerti mengenai
bahwa keluhan sering BAK penyebab sering BAK
terutama di malam hari • Ny.S sudah menggunakan pisspot
merupakan akibat dari Keluhan sering BAK pada malam hari
penyakit kencing manis sudah mulai berkurang
• Menyediakan pisspot untuk
Ny.S
Axis I - Aspek Personal
 Kesemutan pada jari-jari tangan dan kaki

Farmakologi Non-Farmakologi Hasil Intervensi


• Vitamin B12 1 x 1 • Menjelaskan kepada Ny.S • Ny.S rutin mengonsumsi vitamin B12 1 x
tablet bahwa kesemutan pada 1 tab setiap hari
jari-jari tangan dan kaki • Ny.s sudah mengerti mengenai
pasien merupakan akibat penyebab kesemutan pada jari-jari
dari penyakit kencing manis tangan dan kakinya
• Keluhan kesemutan pada jari-jari
tangan dan kaki sudah membaik
Axis I - Aspek Personal
 Penurunan berat badan

Farmakologi Non-Farmakologi Hasil Intervensi


• - • Menjelaskan kepada Ny.S • Ny.S sudah mengerti bahwa penurunan
bahwa keluhan penurunan berat badan yang dialami merupakan
berat badan yang dialami salah satu gejala penyakit kencing
merupakan akibat dari manis
kencing manis • Ny.S sudah mulai membiasakan diri
untuk mengonsumsi makanan bergizi
yang sesuai untuk penyakitnya
Axis II – Aspek Klinis
 Diabetes Mellitus Tipe 2

Farmakologi Non-Farmakologi Hasil Intervensi


• Metformin 3 x 500 mg • Memberikan edukasi • Ny. S sudah rutin konsumsi metformin 3
• Glibenklamid 1 x 2,5 mengenai segala sesuatu x 500 mg dan glibenklamid 1 x 2,5 mg
mg tentang penyakit kencing • Ny. S sudah mengerti tentang penyakit
manis kepada Ny.S dan kencing manis
keluarga Ny.S • Ny. S sudah rutin melakukan jalan
• Memotivasi Ny.S untuk rutin santai di pagi hari
minum obat dan kontrol ke • Ny.S sudah rutin kontrol ke puskesmas
puskesmas dan minum obat
• Menganjurkan Ny.S untuk • Didapatkan penurunan kadar gula darah
periksa HbA1c dan EKG Ny.S
• Pemeriksaan HbA1c dan EKG belum
dilakukan
Axis II – Aspek Klinis
 Obesitas grade I

Farmakologi Non-Farmakologi Hasil Intervensi


• - • Memberikan edukasi • Ny. S sudah mengerti pentingnya
kepada Ny.S untuk menurunkan berat
menurunkan berat badan • Ny. S sudah mulai membiasakan diri
• Mengajarkan Ny.S cara untuk mengonsumsi makanan yang
menyusun menu makanan sesuai
yang sesuai • Terjadi penurunan BB Ny.S dari 59kg
menjadi 58 kg (IMT = 25,77kg/m2 =
obesitas grade I)
Axis II – Aspek Klinis
 Neuropati perifer

Farmakologi Non-Farmakologi Hasil Intervensi


• Vitamin B12 1 x 1 • Menjelaskan kepada Ny.S • Ny. S sudah rutin mengonsumsi vitamin
tablet bahwa keluhan kesemutan B12 1 x 1 tablet per hari
pada jari-jari tangan dan • Ny. S sudah mengerti bahwa penyebab
kaki merupakan akibat dari kesemutan pada jari-jari tangan dan
penyakit kencing manis kakinya
• Mengajarkan kepada Ny.S • Rasa kesemutan yang dialami sudah
cara melakukan perawatan berkurang
kaki • Ny.S sudah mengerti cara melakukan
• Menyediakan sandal untuk perawatan kaki
Ny.S • Sudah disediakan sandal untuk Ny.S
Axis III – Aspek Internal

Aspek Internal Intervensi Hasil Intervensi


Kurangnya pemahaman Memberikan edukasi mengenai penyakit DM Ny.S sudah mengerti mengenai
pasien mengenai penyakit penyakit DM
DM
Tidak rutin minum obat Memberikan pemahaman kepada Ny.S bahwa untuk • Ny. S sudah mengerti
mengontrol kadar gula diperlukan minum obat secara rutin pentingnnya minum obat
secara rutin
• Ny. S sudah rutin minum
obat
Tidak rutin kontrol ke • Memberikan pemahaman kepada Ny.S dan keluaganya Ny. S sudah mengerti
fasilitas kesehatan tentang pentingnya kontrol ke fasilitas kesehatan pentingnya kontrol ke fasilitas
• Membuatkan jadwal kontrol di kalender untuk Ny.S dan kesehatan secara teratur
keluarganya
Axis III – Aspek Internal
Aspek Internal Intervensi Hasil Intervensi
Tidak menjaga pola makan Memberikan edukasi tentang diet • Ny. S sudah mengerti tentang diet
untuk penderita penyakit DM untuk penderita DM
• Ny. S sudah membiasakan diri
untuk mengonsumsi makanan
sesuai penyakitnya
Jarang olahraga Memberikan edukasi tentang • Ny. S sudah mengerti pentingnya
pentingnya olahraga dalam berolahraga untuk penyakitnya
membantu menjaga kadar gula • Ny.S sudah rutin melakukan jalan
darah santai di pagi hari
Aging process Memberi edukasi kepada Ny.S Ny. S sudah mengerti hubungan antara
bahwa bertambahnya usia akan usianya dan penyakit yang dideritanya
mengakibatkan penurunan fungsi
organ tubuh
Axis IV – Aspek Eksternal
Aspek Eksternal Intervensi Hasil Intervensi
Kurangnya pengetahuan Memberikan edukasi kepada keluarga Ny.S Keluarga Ny.S sudah
keluarga mengenai mengenai penyakit DM mengerti mengenai penyakit
penyakit DM DM
Kurangnya pengetahuan • Memberikan pemahaman kepada Keluarga Ny. S sudah
keluarga mengenai keluarga Ny.S mengenai pentingnya mengerti pentingnya minum
pentingnya pengobatan minum obat sevara rutin obat secara teratur dan
dan kontrol rutin • Membuatkan jadwal kontrol di kalender kontrol rutin ke fasilitas
keluarga Ny.S kesehatan
Kurangnya edukasi dari • Memberikan masukan kepada kepala Kepala puskesmas sudah
tenaga kesehatan puskesmas untuk mengadakan program menerima dan
mengenai DM penyuluhan secara menyeluruh di mempertimbangkan
wilayah lingkungan kerja puskesmas masukan untuk dilakukannya
• Memberikan masukan kepada kepala program penyuluhan dan
puskesmas untuk dilakukannya kunjungan keluarga oleh
kunjungan keluarga yang menderita tenaga kesehatan
penyakit kronis oleh tenaga kesehatan
Axis IV – Aspek Eksternal
Aspek Eksternal Intervensi Hasil Intervensi
Program PROLANIS di Memberikan usul kepada kepala Kepala puskesmas sudah
Puskesmas Kronjo tidak puskesmas untuk mengontrol pelayan bersedia untuk mengontrol
berjalan dengan baik kesehatan PKM Kronjo agar kegiatan pelayan kesehatan PKM
PROLANIS dapat berjalan dengan efektif Kronjo
Program POSBINDU di Memberikan usul kepada kepala Kepala puskesmas sudah
Desa Kandang Gede tidak puskesmas untuk memberikan arahan dan bersedia untuk
berjalan dengan baik pelatihan kepada kader desa agar program menjadwalkan program
POSBINDU berjalan dengan efektif pelatihan untuk kader desa
Faktor ekonomi keluarga Memberikan informasi kepada keluarga Ny. S dan keluarga sudah
menengah kebawah Ny.S bahwa pengobatan di puskesmas memiliki kartu jaminan
dapat dilakukan secara gratis apabila kesehatan (BPJS)
pasien memiliki kartu jaminan kesehatan
(BPJS)
Axis V – Aspek Status Fungsional

Aspek Fungsional Intervensi Hasil Intervensi


Nilai 5 : mampu melakukan Tidak ada -
tugas sehari-hari tanpa
bantuan orang lain
sehingga tidak
ditemukannya gangguan
fungsional
PROGNOSIS

Ad vitam

• Dubia ad bonam

Ad sanationam

• Dubia ad bonam

Ad functionam

• Bonam
KESIMPULAN
1. Faktor penyebab tidak terkontrolnya gula darah Ny. S
• Ny. S gemar mengonsumsi biskuit dan minuman manis saset sebanyak 5 gelas/
hari
• Ny. S tidak rutin kontrol ke fasilitas kesehatan karena harus menjaga cucunya
• Ny. S tidak rutin minum obat secara teratur

2. Faktor internal dan eksternal penyebab tidak terkontrolnya gula darah Ny. S
berdasarkan pendekatan Mandala of Health

Faktor Internal • kurangnya pemahaman pasien mengenai penyakit diabetes mellitus


• tidak menjaga pola makan
• tidak rutin kontrol ke tenaga kesehatan
• tidak mengonsumsi obat secara teratur
• jarang berolahraga

Faktor Eksternal • kurang pengetahuan keluarga mengenai penyakit diabetes mellitus


• kurang pengetahuan keluarga tentang pentingnya minum obat dan
kontrol rutin
• kurang edukasi dari tenaga kesehatan mengenai penyakit diabetes
mellitus
• program PROLANIS dan POSBINDU tidak berjalan dengan baik
3. Alternatif jalan keluar untuk mengatasi masalah yang dialami oleh Ny. S
Faktor • Memberikan edukasi mengenai penyakit DM
Internal • Memberikan pemahaman kepada pasien untuk mengontrol kadar gula darah
diperlukan minum obat secara rutin
• Memberikan pemahaman kepada pasien dan keluarga tentang pentingnya
kontrol ke fasilitas kesehatan secara berkala
• Membuatkan jadwal kontrol pasien di kalender untuk pasien dan keluarga

Faktor • Memberikan edukasi kepada keluarga pasien mengenai penyakit DM


Eksternal • Memberikan pemahaman kepada keluarga pasien mengenai pentingnya minum
obat secara rutin dan bahaya yang timbul jika pengobatan tidak rutin
• Membuatkan jadwal kontrol pasien di kalender keluarga pasien
• Memberikan masukan kepada kepala puskesmas untuk mengadakan
penyuluhan secara menyeluruh di wilayah kerja Puskesmas
• Memberikan masukan kepada kepala puskesmas untuk melakukan kunjungan
keluarga yang menderita penyakit kronis oleh tenaga kesehatan
• Mengingatkan kepala puskesmas untuk lebih memperhatikan program
PROLANIS dan POSBINDU agar dapat berjalan dengan baik
• Memberikan informasi kepada keluarga pasien bahwa pengobatan di
puskesmas dapat dilakukan secara gratis apabila pasien memiliki BPJS
SARAN

• Minum obat secara teratur


• Rutin kontrol ke fasilitas kesehatan
• Atur pola diet sesuai untuk penyakit DM

Saran bagi •
Olahraga teratur
Melakukan pemeriksaan HbA1c dan EKG
pasien

• Memantau dan mengingatkan Ny. S untuk minum obat secara


teratur
• Mengingatkan dan mengantarkan Ny. S untuk kontrol ke fasilitas
kesehatan
• Menyediakan waktu untuk berkunjung dan melihat keadaan Ny. S
Saran bagi • Mengantarkan Ny. S untuk melakukan pemeriksaan HbA1c dan
keluarga EKG
SARAN

• Memastikan Ny. S masih rutin minum obat


• Memastikan kadar gula darah Ny, S terkontrol
• Memastikan Ny. S tidak mengalami komplikasi lebih lanjut
Saran bagi tim
selanjutnya

• Mengadakan program penyuluhan secara menyeluruh di


wilayah lingkungan kerja puskesmas
• Melakukan kunjungan keluarga yang menderita penyakit kronis
• Mengingatkan kepala puskesmas untuk lebih memperhatikan
Saran bagi program PROLANIS dan POSBINDU agar dapat berjalan
dengan baik
Puskesmas

Anda mungkin juga menyukai