Anda di halaman 1dari 8

SKIZOFRENIA

KELOMPOK 1
 AFRIDA AYU NANI
 JESSICA BELLA
 NUR KAMILAH IDZAN
 RAHMA AULIA NOZA
 YURIKA ZELFINDA
Definisi

Kata “skizofrenia” berasal dari Yunani, yaitu schizo


(terbelah) dan phrene (pikiran) , untuk menggambarkan
adanya pemikiran yang terfragmentasi dan mengacu pada
gangguan keseimbangan emosi dan berpikir.

Istilah “skizofrenia”, pertama kali tahun 1911 oleh


psikiater Swiss, Eugen Bleuler.
Patofisiologi
 Patofisiologi skizofrenia melibatkan sistem
dopaminergik dan sistem serotonergik

 Teori neurokimia tentang skizofrenia berkembang


menganalisis efek psikotik dan propsikotik obat
pada manusia dan hewan percobaan. Teori ini
terutama berpusat pada peran dopamin dan
glutamat pada patofisiologi skizofrenia. a)

 Pelepasan dopamin tidak bisa dilepaskan dari fungsi


serotonin yang memiliki fungsi regulator. Penelitian
kemudian mendefinisikan hubungan antara
serotonin dengan skizofrenia.
Tipe Skizofrenia
1. Tipe paranoid : ada delusi dan halusinasi, tetapi tidak ada
gangguan pemikiran, perilaku yang tidak teratur, dan respon
yang datar (DSM kode 295.3/ICD kode F20.0)
2. Tipe disorganized : disebut juga skizofrenia hebephrenic
pada ICD, dimana gangguan berpikir dan perasaan yang
datar terjadi bersama-sama. (DSM kode 295.1/ICD kode
F.20.1)
3. Tipe katatonik : individu mungkin hampir tidak bergerak
atau menunjukkan kegelisahan, atau gerakan yang tidak ada
tujuannya. (DSM kode 295.2/ICD kode F.20.2)
4. Tipe undifferentiated : ada gejala psikotik namun tidak
memenuhi kriteria untuk jenis paranoid, disorganized, atau
katatonik. (DSM kode 295.9/ICD kode F.20.3)
5. Tipe residual : gejala positif terjadi pada intensitas rendah
saja. (DSM kode 295.6/ICD kode F20.5)
Diagnosis
Pasien didiagnosis menderita skizofrenia jika
terdapat 2 atau lebih tanda-tanda seperti :
◦ Delusi
◦ Halusinasi
◦ Disorganized speech
◦ Perilaku katatonik ( aktivitas motorik berlebihan)
◦ Gejala negatif
secara terus menerus sedikitnya dalam waktu
enam bulan (meliputi gejala prodormal dan
residual) , dengan sedikitnya ada satu bulan
dimana pasien gejala-gejala tersebut secara
intensif
Medikasi
Terapi Non Farmakologi
 Pendekatan Psikososial
- Program for Asertive Community
Treatment (PACT)
- Intervensi keluarga
- Terapi Perilaku Kognitif (cognitive
behavioural therapy, CBT)
- Pelatihan keterampilan sosial
 ECT (electro convulsive therapy)
Terapi Farmakologi
 Menggunakan obat-obat antipsikotik untuk
memodulasi neurotransmitter yang terlibat

 Antipsikotik generasi pertama (first generation


antipsycotic/FGA) /tipikal, memblok reseptor
dopamin D2, efek samping EPS besar dan peningkatan
kadar prolaktin, efektif untuk mengatasi gejala positif

 Antipsikotik generasi kedua (second generation


antipsycotic/SGA)/atipikal, memblok reseptor
serotonin 5-HT2 A, efek blokade dopamin rendah, ,
efek samping EPS kecil, efektif untuk mengatasi gejala
baik positif maupun negatif
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai