Anda di halaman 1dari 31

FARMAKOLOGI KLINIK

“SKIZOFRENIA”

Dosen Pengampu : Adriani Susanti, M.Farm,Apt

KELOMPOK 1:

1. Mustika Arfah (1801061)


2. Mutiara Septyani (1801062)
3. Novelia Sukista(1801063)
4. Nurul Latifah (1801064)
5. Putri Aulia (1801065)

Sekolah Tinggi Ilmu Farmasi Riau


Apa itu Skizofrenia ?

Skizofrenia berasal dari akar


kata yunani yaitu “schizo”
yang berarti terbelah,
sedangkan kata “phrene”
yang berarti pikiran.
DEFINISI SKIZOFRENIA

Skizofrenia merupakan penyakit


gangguan otak parah dimana orang
menginterpretasikan realitas secara
abnormal, dengan gangguan pikiran
berupa kombinasi dari halusinasi dan
delusi, perubahan perilaku serta
adanya gangguan fungsi psikososial
SEJARAH
● Sejarah skizofrenia sejalan dengan sejarah psikiatri.
● Sudah dikenal berabad-abad, namun sekitar 100 tahun lalu dikenal di
kepustakaan.
● Tokoh kunci skizofrenia:
1. Emil Kraepelin (1856-1926)
• Melatinkan istilah Morel menjadi Demence precoce / Dementia prekox
○ Demensia = kemunduran intelegensia
○ Prekox = muda, sebelum waktunya
● Demensia yang terjadi pada usia dini, ditandai dengan proses kognitif
yang makin lama makin memburuk, disertai dengan gejala klinis berupa
halusinasi
2. Eugen Bleuler (1857-1939)

Memperkenalkan istilah Skizofrenia


 mengungkapkan adanya perpecahan pikiran, emosi, dan
perilaku pasien yang mengalami gangguan.
 Disalah artikan oleh orang awam untuk mengerti tentang
kepribadian terpecah. Kepribadian terpecah sekarang
sebagai gangguan identitas disosiatif.
 Menggambarkan gejala skizofrenia sebagai gejala “positif
dan negatif”
 Perbedaan dengan konsep Kraepelin: perburukan proses
kognitif penderita Skizofrenia.
EPIDEMIOLOGI
● Prevalensi penderita skizoprenia di dunia sekitar 0,2-2% populasi.
● Mula terjadinya biasanya pada masa akhir remaja atau awal
dewasa, jarang terjadi pada sebelum remaja atau setelah umur 40
tahun.
● Angka kejadian pada wanita sama dengan pria, tetapi onset pada
pria umumnya lebih awal (lk: 15-24 th; pr: 25-35 th)  lebih
banyak gangguan kognitif dan outcome yg lebih jelek daripada
wanita.
● Prevalensinya 8x lebih besar pada tingkat sosial ekonomi rendah
drpd tinggi.
ETIOLOGI
• Belum ditemukan etiologi yang pasti
• Hipotesis yang paling banyak digunakan: adanya gangguan transmitter
sentral, yaitu terjadinya peningkatan aktivitas dopamin sentral

Genetik
Faktor
rentan SKIZOFRENIA
lingkungan
skizofrenia
KLASIFIKASI
A. Tipe Paranoid B. Tipe C. Tipe Katatonik
Ada delusi dan Disorganized / Individu mungkin
halusinasi tetapi skizofrenia hampir tidak
tidak ada ganguan hebephrenic bergerak atau
pemikiran, Terjadi gangguan menunjukan
perilaku yang berfikir dan kegelisahan atau
tidak teratur, dan perasaan yang gerakan yang
respon yang datar. datar terjadi tidak ada
bersama- sama. tujuannya.
NEXT D. Tipe Undifferentiated E. Tipe Residual
Terdapat gejala psikotik Gejala positif
namun tidak memenuhi terjadi pada
kriteria untuk jenis intensitas
Paranoid, disorganized, rendah saja
atau katatonik.

A. Tipe Post-skizofrenik depresi: Sebuah


episode depresi yang timbul setelah
penyakit skizofrenia dimana beberapa
gejala skizofrenia tingkat rendah mungkin
Sub tipe masih ada
menurut ICD-10
B. Tipe Skizofrenia simpel: Berkembangnya
gejala negatif yang menonjol tanpa sejarah
episode psikotik
PATOFISIOLOGI 2.
Perana
n
1. Seroto 3.
Perana nin Perana
n n
Dopami glutam
n at
Patofisiologi
Skizofrenia
A. Peranan
Dopamin
Sistem Dopaminergik, fungsi dan efek antagonis Dopamin

Sistem Dopamin Asal Inervasi Fungsi Efek Antagonis


Dopamin
Nigrostriatal Substansia nigra Nukleus caudate Sistem Gangguang
Putamen ekstrapiramidal, gerakan
gerakan
Mesolimbik Mibrain ventral Daerah limbik Ingatan proses Mengurangi gejala
tegmentum (contoh: amygdala stimulus, tingkah psikotis
olfactory, tuberde, laku yang
septal nuclei), bersemangat
cingulate gyrus.

Mesokortikal Midbrain ventral Lobus korteks Kognisi, Mengurangi gejala


tegmentum frontal dan komunikasi, fungsi psikosis, akatisia
prefrontal sosial, respon
terhadap stres

tuberoinfundibular Hipotalamus Hipotalamus Mengatur Meningkatkan


pelepasan prolaktin konsentasi prolaktin
NEXT
● Pada pasien skizoprenia terjadi hiperreaktivitas sistem dopaminergik yaitu
reseptor dopamin-2 (D2)
● Pengobatan dengan obat anti psikotik tipikal
● Jika sistem dopaminergik pada sistem mesolimbik diblokade  mengurangi
gejala positif
● Hipodopaminergia pada sistem mesocortis dan nigrostriatal
bertanggungjawab thd gejala negatif dan gejala ekstrapiramidal.
● Jika sistem serotonergik diblokade meningkatkan aktivitas dopaminergik
pada sistem mesocortis  mengurangi gejala negatif
B. Peranan
Serotonin
• terdapat hubungan kuat antara sistem dopaminergik dan serotonergik
 menurunnya aktivitas serotonin, meningkatkan aktivitas dopamin.
• Syaraf serotonergik dari dorsal dan median raphe nuclei terproyeksikan ke
badan sel dopaminergik dalam Ventral Tegmental Area (VTA) dan
Substantia Nigra (SN)  penghambatan di jalur mesolimbik dan
nigrostriatal melalu reseptor 5-HT2.
• reseptor 5-HT2  mekanisme obat anti psikotik atipikal dan mengurangi
efek ekstra piramidal
C. Peranan

Glutamat
Disfungsi sistem glutamatnergik di
korteks prefrontal
• Pemberian antagonis reseptor N-
metil-D-aspartat (NMDA) seperti
phencyclidine (PCP) dan ketamin
 efek yang mirip dengan
spektrum gejala dan gangguan
kognitif yaitu gejala positif dan
negatif serta defisit kognitif
Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders edisi 4
membagi GEJALA skizoprenia menjadi 2 kategori

Gejala positif Gejala Negatif


Delusion (khayalan) Alogia (kehilangan kemampuan
berfikir atau berbiicara)
Halusinasi Perasaan/ emosi menjadi tumpul
Perilaku aneh, tidak terorganisir Avolition (Kehilangan motivasi)
Bicara tidak teratur, topik Anhedonia/asosiality (kurangnya
melompat-lompat tidak saling kemampuan merasakan
berhubungan kesenangan, mengisolasi diri dari
kehidupan sosial
Ilusi Tidak mampu berkonsentrasi
DIAGNOSIS

Pasien didiagnosis menderita skizoprenia jika


gejala-gejala diatas (positif dan negatif) muncul
secara terus menerus sedikitnya dalam waktu
enam bulan, dengan sedikitnya ada satu bulan
dimana pasien aktif menunjukkan gejala-gejala
tersebut.
PROGNOSIS

• Prognosis cukup baik jika: onset lambat,


pemicunya diketahui, sejarah pre morbid
bagus dan ada dukungan keluarga  20-
30% mungkin bisa kembali normal.
• Kurang lebih 20-30% mungkin akan
mengalami gejala sedang
• 40-60% mungkin tidak akan kembali
normal seumur hidupnya.
SASARAN TERAPI STRATEGI TERAPI
Sasaran terapi: bervariasi, 1. Nonfarmakologi
berdasarkan fase dan keparahan  Program rehabilitasi : living
penyakit: skills, social skills, basic
1. Pada fase akut: mengurangi education, work program,
atau menghilangkan gejala supported housing
psikotik dang meningkatkan  Psikoterapi : terapi
fungsi. tambahan, terutama jika
2. Pada fase stabilisasi: pasien sudah respon
mengurangi resiko terhadap obat
kekambuhan dan  Family education
meningkatkan adaptasi 2. Farmakologi : menggunakan
pasien terhadap kehidupan obat antipsikotik
dalam masyarakat.
Terapi Farmakologi
(Menggunakan obat-obat antipsikotik untuk memodulasi neurotransmiter yang terlibat)

ANTI
PSIKOTIK

A. Tipikal B. Atipikal
1. Generasi lama 1. Generasi lebih baru (th 1990an)
2. Memblok reseptor 2. Memblok reseptor 5-HT2, efek
dopamin D2 blokade dopamin rendah
3. ES EPS besar 3. ES EPS lebih kecil
4. Efektif untuk mengatasi 4. Efektif untuk mengatasi gejala
gejala positif positif maupun negatif
Antipsikotik Tradisional / Tipikal (Antipsikotik Generasi
Pertama)
Nama Nama Dosis Rentang dosis yang Dosis bentuk
Ganerik Dagang Ekulvalensi sering digunakan maksimum
Tradisional (mg) (mg/Hari) (mg/Hari)
Klorpromazin Thorazin 100 100-800 2000 T,L,C,LC,I

Flufenazin Prolixin 2 2-20 40 T,L,LC,I,LAI

Haloperidol Haldol 2 2-20 100 T,LC,I,LAI


Loksapin Loxintane 10 10-80 250 C,LC
Molindon Moban 10 10-100 225 T,LC
Mesoridazin Serentil 50 50-400 500 T,LC,I

Perphenazin Trilafon 10 10-64 64 T,LC,I


Thioridazin Mellaril 100 100-800 800 T,LC
Thiothiksen Navane 4 4-40 60 C,LC
Trifluoperazin Stelazine 5 5-40 80 T,LC,I
Antipsikotik Atipikal ( Antipsikotik Generasi Kedua) : Saat ini lebih banyak
digunakan sebagai “drug of choice” karena relatif lebih aman dari efek
samping ekstrapiramidal.
Nama Nama Dosis Rentang dosis yang Dosis bentuk
Ganerik Dagang Ekulvalensi sering digunakan maksimum
Tradisional (mg) (mg/Hari) menurut Pabrik
(mg/Hari)
Aripiprazol Abilify TA 15-30 30 T
Klonzapin Clozaril TA 50-500 900 T
Olanzapin Zyprexa TA 10-20 20 T,I,O
Quetiapin Seroquel TA 250-500 800 T
Risperdal TA 2-8 16 T,O,L
Risperidon
Consta Setiap 2 minggu Setiap 2 minggu
ziprazidon Geodon TA 40-160 200 C,I
1. Klorpromazine Hidroklorida
• Indikasi : Skizofrenia dan psikosis lain, mania, tetapi tambahan jangka
pendek pada ansietas berat, agitasi psikomotor, eksitasi dan perilaku
kekerasan dan impulsif yang berbahaya, antiemetik, penggunaan prabedah.
• Kontraindikasi : Koma karena depresan SSP, depresi sumsum tulang,
hindari pada gangguan hepar dan ginjal berat.
• Efek Samping : Gejala ekstrapiramidal, tardive diskinesia, hipertermia.
mengantuk, apatis, pucat, mimpi buruk, insomnia, depresi.
2. Tioridazin
• Indikasi : skizofrenia dan psikosis lain, mania. Terapi tambahan
jangka pendek pada kasus agitasi psikomotor, eksitasi, perilaku
kekerasan atau impulsif berbahaya. Terapi tambahan jangka
pendek pada ansietas berat, agitasi, dam gelisah.
• Kontraindikasi, Peringatan Dan Efek Samping : Gejala ES dan
hipotermi jarang terjadi, lebih sering menyebabkan hipotensi,
dan meningkatkan risiko kardiotoksisitas
3. Thiothiksen
• Indikasi : agitasi (gelisah), psikosis.
• Kontraindikasi : riwayat hipertensi, koma, depresi sistem syaraf pusat
atau diskrasia, geriatrik atau pasien yang lemah, riwayat gangguan
kejang, penyakit jantung, paparan panas, glaukoma atau hiperplasia
prostat, gejala kecanduan alkohol.
• Efek samping : sistem syaraf (sindrom maligna neuroleptik, reaksi
ekstrapiramidal, mengantuk, gelisah, insomnia, terdive dyskinesia,
sedatif, pseudoparkinsonisme,

3. Risperidon
• Indikasi : Skizofrenia akut dan kronik.
• Efek Samping : Insomnia, agitasi, ansietas, nyeri kepala,
pusing somnolens, lesu, dispesia, mual, nyeri abdomen,
gejala ekstrapiramidal.
Mekanisme Obat Antipsikotik

• Obat golongan antipsikotik tipikal memblokade reseptor


dopamin D2, dengan ikatan yang lebih kuat dari
dopamin terhadap reseptornya  efek penekanan
dopamin seperti peningkatan kadar prolaktin dan gejala
ekstrapiramidal
• Obat golongan antipsikotik atipikal mengikat reseptor
dopamin D2 lebih lemah dan cepat terlepas dari
reseptornya “Fast-off theory”  tetap memberikan
aktivitas antipsikotik dengan efek samping lebih rendah,
Terapi pada episode akut
• skizoprenia
Tujuan terapi 7 hari pertama : mengurangi agitasi,
hostility, agresi, anxiety.
• Jika seorang pasien terkena serangan psikotik akut,
lebih mengatasi dengan “meng-imobilisasi” pasien dulu
dan mengajaknya bicara, kemudian diberi
benzodiazepine untuk penenang dan atau suatu obat
antipsikotik.
• Benzodiazepine (ex: lorazepam 2 mg i.m setiap 30
menit) terbukti efektif mengurasngi agitasi  shg
mengurangi dosis antipsikotik yg dibutuhkan 
mengurangi ES.
• Jika diperlukan antipsikosis untuk agitasi yg berat 
obat potensi tinggi bisa digunkan, ex: haloperidol 2-5
mg i.m setiap 60 min.
• Selanjutnya dapat digunakan antipsikotik lain sesuai
Terapi Stabilitas
 Terapi minggu ke 2-3  terapi stabilisasi  tujuannya meningkatkan
sosialisasi dan perbaikan kebiasaan (self-care habits) dan perasaan.
 Mungkin perlu waktu 6-8 minggu utk mendapatkan respon yg
diharapkan, pada pasien kronis  mungkin butuh waktu 3-6 bulan.
 Pengobatan: menggunakan antipsikotik atipikal; jika menggunakan
obat tipikal; dosis ekuivalen dengan klorpromasin 300-1000 mg dapat
digunakan.
 Tetapi tidak bisa menyembuhkan, hanya mengurangi gejala.
Terapi
Pemeliharaan
 Tujuan : mencegah kekambuhan
 Harus diberikan sedikitnya sampai setahun sejak kambuh dari
episode akut
 Bahkan untuk bisa lebih berhasil  perlu terapi selama
sedikitnya 5 tahu, kemudian dosis diturunkan perlahan-lahan.
 Terapi pemeliharaan dapat diberikan dalam dosis setengah
dari dosis akut.
 Bagi pasien yg kepatuhannya rendah  ada obat yg dibuat
dalam formulasi depot  ex: flufenazin dekanoat atau
haloperidol dekanoat  dapat diberikan setiap 2-4/minggu
scr i.m  tetapi formulasi depot ini hanya dapat diberikan
jika pasien telah memiliki dosis efektif p.o yg stabil.
Penatalaksanaan pasien yg
resisten terhadap pengobatan
 satu-satunya obat yang terbukti superior dalam uji klinik
pada pasien resisten adalah CLOZAPIN.
 Namun karena CLZ memiliki ES hipotensi ortostatik, dosis
harus dititrasi.
 Obat penguat dapat diberikan jika pasien tidak bersepon baik
 ex: Li, Carbamazepin, Asam Valproat.
KESIMPULAN
1. Skizofrenia berasal dari akar kata yunani yaitu “schizo” yang
berarti terbelah, sedangkan kata “phrene” yang berarti
pikiran

2. Tokoh penting yaitu Emil kraepelin dan Eugen Bleuler

3. Prevalensi penderita skizoprenia di dunia sekitar 0,2-2%


populasi

4. Hipotesis yang paling banyak digunakan: adanya gangguan


transmitter sentral, yaitu terjadinya peningkatan aktivitas
dopamin sentral

5. Hipotesis patofisiologi lainnya yaitu serotonin dan glutamat

6. Klasifikasi 5 skizofrenia yaitu tipe paranoid, tipe disorganized,


tipe katatonik, tipe undifferentiated, dan tipe residual

Anda mungkin juga menyukai