a. Skenario
SKENARIO 4
DEPRESI
Pasien laki-laki umur 17 tahun diantar ke poliklinik oleh pamannya karena
berbicara sendiri. Menurut pamannya, keponakannya selalumelihat orang
tuanya yang sudah meninggal. Pasien selalu menyendiri dikamar, malas
beraktivitas di dalam rumaha maupun keluar rumah, makan dan mandi harus
selalu diingatkan. Selama anamnesis pasien cenderung menjawab pertanyaan,
bicara agak merintih, dan sesekali menyebut ayah dan ibunya. Menurut
pamannya, keponakannya sempat mencoba untuk bununh diri. Dari keterangan
pamannya, keponakannya sedih karena orang tuanya meninggal akibatkejadian
tsunami 3 minggu yang lalu. Dari pemeriksaan fisik di dapatkan tanda-tanda
vital dan pemeriksaan umum dalam batas normal. Pada status psikiatri
didapatkan kesan umum pasien tampak penampilan wajar, roman muka sesuai
umur dan kontak visual maupun verbal kurang. Pasien juga memiliki kesadaran
yang jernih, mood depresi, efek datar serta halusinasi. Oleh dokter, pasien
diberikan terapi sertraline 2x50 mg kemudian dirujuk ke dokter Sp.KJ.
b. Klarifikasi Istilah
STEP 1
1. Mood : perasaan yang bersifat persuasive dan bertahan lamaa yang
mewakili perasaan.
2. Depresi : gangguan alam perasaan yang ditandai perasaan sedih.
3. Afek datar : respon emosional yang mencerminkan situasi emosi sesaat.,
Muka (ekspresi) tidak berubah, suara monoton.
4. Halusinasi : munculnya presepsi post mendengar, menyentuh, melihat dan
melakukan sesuatu yang tidak nyata.
d. Analisis Masalah
STEP 3
1. Disebabkan faktor biopsikososial dan interaksi neurotransmitter yang
mempengaruhi secara kompleks.
a. Hipotesis : Monoamin (neurotransmitter terganggu), Neurotrofik (gangguan
pertumbuhan dan saraf).
b. Faktor resiko : Gender (perempuan), Genetik (kembar 70%, anak 15%),
Penyakit
kronik/ganas, psikologis, lingkungan.
2. Gejala dan tanda :
Gejala utama : afek depresi, hilang minat, aktivitas menurun
Gejala lain : konsentrasi menurun, menarik diri, pesimistis, harga diri menurun,
pandangan, tidur terganggu, nafsu makan menurun
3. Diagnosis :
idealnya interview 60 menit :
a. initial interview : KU
b. middle interview : sign and symptom
c. end of interview : edukasi
4. Cara pemeriksaan :
a. Deskripsi umum : penampilan, postur, gerakan
b. Mood / afek/ keserasian empati
c. Bicara
d. Gangguan presepsi : halusinasi
e. Tingkat kesadaran, daya ingat, konsentrasi
f. Pengendalian diri, daya nilai
g. Taraf : bisa dipercaya / tidak
5. tatalaksana :
a. obat-obatan antidepresan :
3
1) gol. SSRI
2) gol Trisiklik
3) gol. Tetrasiklik
4) gol. MAOI
b. psikoterapi
c. terapi elektrokonvulsif
d. rawat inap
e. Sistematika Masalah
STEP 4
1. Monoamin – mengalami defisiensi – serotonin presinap & norepinefrin
disimpan – kecelah sinaps untuk mengatur emosi – pada gangguan depresi
avabiltas serotonin – inhibisi reuptake serotonin.
NE disinap – mengatur norepinefrin – pada px depresi meningkat, sensitivitas
menurun.
2. Gejala dan tanda :
Klasifikasi depresi :
a. Episodik depresif ringan (2 minggu) = 2 gejala utama + 2 gejala lain
b. Episodik depresif sedang = 2 gejala utama + 4 gejala lain
c. Episodik depresif berat = 3 gejala utama + 4 gejala lain
d. Non psikotik = gaada waham / halusinasi
3. Diagnosis :
2 penting dalam anamnesis :
a. aloanamnesis
b. autoanamnesis
4. cara pemeriksaan :
a. axis 1 = penyakit kejiwaan ex: skizofren
b. axis 2 = gangguan kepribadian & retardasi mental
c. axis 3 = penyakit organik
d. axis 4 = lingkungan
e. axis 5 = GAF (global assessment of functioning)
5. tatalaksana :
4
Peta Konsep
KLASIFIKASI TERAPI
ANAMNESIS
RINGAN FARMAKOLOGI
SEDANG NONFARMAKOLOGI
ALOANAMNESIS
AUTOANAMNESIS BERAT
PEMERIKSAAN
STATUS MENTAL
AXIS
f. Sasaran Belajar
STEP 5
1. Patofisiologi munculnya gangguan jiwa
2. Perbedaan psikotik dan non psikotik
3. Penilaian status mental, diagnosis multiaksial, instrumental
4. Penatalaksanaan
g. Belajar Mandiri
STEP 6
Belajar mandiri
5
h. Penjelasan
STEP 7
1. Patofisiologi munculnya gangguan jiwa
a. PTSD (Post Traumatic Stress Disorder)
PTSD sering mengarah pada perubahan anatomi dan neurofisiologi
otak. Ukuran hippocampus yang berkurang mungkin merupakan faktor
predisposisi dan akibat dari trauma. Amigdala, yang terlibat dalam
memproses emosi dan memodulasi respons rasa takut, tampaknya terlalu
reaktif pada pasien dengan PTSD. Korteks prefrontal medial (mPFC),
yang menunjukkan kontrol penghambatan terhadap respons stres dan
reaktivitas emosional amigdala, tampaknya lebih kecil dan kurang
responsif pada individu dengan PTSD. 1
Perubahan fungsi neurohormonal dan neurotransmitter juga telah
ditemukan. Individu dengan PTSD berhubungan dengan reseptor serotonin
5-HT1B yang rendah di anterior cingulate cortex (ACC), hippocampus
(HC) dan pallidum serta daerah lain yang terlibat dalam PTSD . Penurunan
reseptor 5-HT1B mengikat di ACC telah terbukti meningkatkan kembali
mengalami gejala. Penurunan reseptor 5-HT1B mengikat di HC telah
terbukti dapat meningkatkan gejala mati rasa. Penurunan reseptor 5-HT1B
mengikat di pallidum yang telah terbukti meningkatkan gairah cemas,
mengingat kejadian masa lalu , dan gejala mati rasa selain itu pada PTSD
memiliki kadar kortisol yang bersirkulasi normal bahkan rendah meskipun
stres mereka sedang berlangsung dan kadar Corticotropin Releasing
Factor (CRF) yang meningkat. Kortisol menyebabkan penurunan produksi
CRF. Jika kortisol rendah maka CRF terus menjadi tinggi dan
menstimulasi pelepasan norepinefrin oleh korteks cinculate anterior.
Individu dengan PTSD menunjukkan hiperaktif cabang simpatis sistem
saraf otonom, sebagaimana dibuktikan oleh perubahan dalam denyut
jantung, tekanan darah, tingkat konduktansi kulit, dan tindakan
psikofisiologis lainnya. PTSD juga meningkatkan reaktivitas
noradrenergik berbagai sistem neurotransmitter lainnya, seperti serotonin,
6
Klasifikasi Skizofrenia: 3
1). Skizofrenia Paranoid
e. Depresi
12
a. Faktor genetik
b. Faktor lingkungan
Contohnya mengalami kejadian traumatis sebelumnya \ interaksi dalam
keluarga/lingkungan yang penuh tekanan mengkonsumsi NAPZA. Penyebab
pasti psikotik belum diketahui. Memiliki pola tidur yang buruk, mengonsumsi
alkohol atau menggunakan ganja, dan mengalami trauma akibat kehilangan
seseorang yang dicintai, seperti orang tua atau pasangan, dapat menjadi pemicu
munculnya kondisi ini. Psikotik juga dapat dipicu oleh kondisi yang terjadi
karena adanya gangguan pada otak, seperti: 6
a) Penyakit Parkinson
b) Penyakit Huntington
c) Tumor atau kista otak
d) Stroke
e) Penyakit alzheimer
f) Epilepsi
g) Infeksi yang menyerang otak, seperti HIV dan sifilis
Pada kasus lain, psikotik dapat muncul sebagai gejala suatu penyakit. Penyakit
tersebut meliputi:
a) Skizofrenia
b) Depresi berat
c) Gangguan bipolar
a) Sulit berkonsentrasi.
b) Gangguan tidur.
c) Gelisah.
d) Merasa curiga.
e) Gangguan berinteraksi dengan orang lain.
f) Berbicara melantur dan tidak sesuai topik.
g) Merasakan dorongan untuk bunuh diri.
h) Suasana hati menurun (depresi).
keberlangsungan hidup
(mandi, berpakaian, makan,
kebersihan diri, buang air
besar dan kecil)
2). Orientasi :
a. Waktu : Apakah pasien mengenal hari secara benar, tanggal, waktu dari
hari, jika dirawat di rumah sakit dia mengetahui sudah berapa lama ia dia
berbaring disitu,
b. Tempat : Apakah pasien tahu dimana dia berada
c. Orang : Apakah pasien mengetahui siapa yang memeriksa dan apa peran
dari orang-orang yang bertemu denganya.
4). Daya ingat : Gangguan, usaha yang membuat menguasai gangguan itu –
penyangkalan, konfabulasi, reaksi katastropik, sirkumstansialitas yang
digunakan untuk menyembunyikan kekurangannya, apakah proses registrasi,
retensi, rekoleksi material terlibat.
a. Daya ingat jangka panjang (remote memory) : data masa kanak-kanak,
peristiwa penting yang terjadi ketika masih muda atau bebas dari penyakit,
persoalan-persoalan pribadi.
b. Daya ingat jangka pendek (Recent past memory, recent memory) :
beberapa bulan atau beberapa hari yang lalu, apa yang dilakukan pasien
kemarin, sehari sebelumnya, sudah sarapan, makan siang, makan malam.
c. Daya ingat segera (immediate retention and recall) : kemampuan untuk
mengulangi enam angka setelah pemeriksa mendiktekannya – pertama maju,
kemudian mundur, sedudah beberapa menit interupsi, tes pertanyaan yang
lain, pertanyaan yang sama, jika diulang, sebutkan empat perbedaan jawaban
pada empat waktu.
24
F. Tilikan :
1). Penyangkalan sepenuhnya terhadap penyakit
2). Sedikit kesadaran diri akan adanya penyakit dan meminta pertolongan
tetapi menyangkalinya pada saat yang bersamaan
3). Sadar akan adanya penyakit tetapi menyalahkan orang lain, faktor luar,
medis atau faktor organik yang tidak diketahui.
4). Sadar bahwa penyakitnya disebabkan oleh sesuatu yang tidak diketahui
pada dirinya.
5). Tilikan Intelektual : Pengakuan sakit dan mengetahui gejala dan kegagalan
dalam penyesuaian sosial oleh karena perasaan irrasional atau terganggu,
tanpa menerapkan pengetahuannya untuk pengalaman dimasa mendatang
6). Tilikan Emosional yang sebenarnya : kesadaran emosional terhadap motif-
motif perasaan dalam, yang mendasari arti dari gejala; ada kesadaran yang
menyebabkan perubahan kepribadian dan tingkah laku dimasa mendatang;
keterbukaan terhadap ide dan konsep yang baru mengenai diri sendiri dan
orang-orang penting dalam kehidupannya.
25
G. Daya nilai :
1). Daya nilai Sosial : Manifestasi perilaku yang tidak kentara yang
membahayakan pasien dan berlawanan dengan tingkah laku yang dapat
diterima budayanya. Adanya pengertian pasien sebagai hasil yang tak
mungkin dari tingkah laku pribadi dan pasien dipengaruhi oleh pengertian itu.
2). Uji daya nilai : pasien dapat meramalkan apa yang akan dia lakukan
dalam bayangan situasi tsb. Misalnya apa yang akan dilakukan pasien dengan
perangko, alamat surat yang dia temukan dijalan.
3). Penilaian Realitas : kemampuan membedakan kenyataan dengan fantasi. 6
Berilah tanda (X) pada kolom “Ya” bila pertanyaan dibawah ini sesuai dengan
perasaan/keadaan anda, berilah tanda (X) pada kolom “Tidak” bila pernyataan
tidak sesuai dengan yang anda rasakan.
No Pernyataan Ya Tidak
1 Sekali-kali saya berpikir hal buruk untuk diutarakan.
2 Kadang-kadang saya ingin mengumpat atau mencaci
maki.
3 Saya tidak selalu mengatakan hal yang benar.
4 Saya tidak membaca setiap tajuk rencana surat kabar
hari.
5 Saya kadang-kadang marah.
6 Apa yang dapat saya kerjakan hari ini kadang kadang
saya tunda sampai besok.
7 Bila saya sedang tidak enak badan, kadang-kadang saya
mudah tersinggung.
8 Sopan santun saya diluar rumah lebih baik dari pada di
rumah.
9 Saya akan menyelundup nonton tanpa karcis bila yakin
tidak diketahui orang.
10 Saya lebih senang kalah dari pada menang dalam
permainan.
11 Saya tidak mengenak orang-orang penting, kadang
demikian saya merasa menjadi orang penting pula.
12 Saya tidak selalu menyukai orang yang saya kenal.
13 Saya kadang-kadang menggunjingkan orang lain.
14 Saya kadang-kadang memilih orang yang tidak saya
kenal dalam pemilihan.
15 Sekali-kali saya tertawa juga mendengar lelucon porno.
Inisial responden :
Umur :
29
diatas tadi.
20. Kata “Bola“
21. Kata “ Bendera “
22. Kata “ Pohon “
BAHASA (skor maksimal = 9)
Menyebutkan : perlihatkan arloji anda sambil menanyakan : “Apa ini?” Ulangi
hal yang sama untuk pensil. Beri skor 1 untuk setiap jawaban benar.
23. “Jam “
24. “Pensil “
25. Pengulangan : minta pasien untuk
mengulangi : bukan, itu bukan…….!, tetapi
itu…… dan …..!. beri skor 1 bila pengulangan
benar
Perintah tiga langkah.
Beri pasien secarik kertas kosong dan katakan : “ambil kertas ini dengan tangan
kanan, lipat dua, dan letakkan di lantai.” Beri skor 1 poin untuk setiap langkah
yang benar.
26. Ambil kertas ini dengan tangan kanan
27. Lipat jadi dua
28. Letakkan di lantai
Membaca : pada kertas yang tercetak kalimat :
“pejamkan mata anda” dengan huruf yang
cukup besar. Minta pasien untuk membacanya
dan melakukan apa yang yang tertulis. Skor
benar hanya bila pasien memang memejamkan
matanya.
29. Pejamkan mata
Menulis : dengan secarik kertas, minta pasien
menulis sebuah kalimat yang harus ditulisnya
secara spontan. Kalimat harus mengandung
subjek dan kata kerja, serta berarti. Tata bahasa
dan tanda baca dikecualikan.
30. Menulis kalimat
Meniru gambar : pada secarik kertas kosong
yang bergambar dua segi lima yang saling
bersentuhan seperti berikut ini, tiap sisi
berukuran 2 cm. Minta pasien untuk menirunya
31
1. Tidak ada
2. Minimal
3. Ringan
4. Moderat
5. Moderat parah
6. Parah
7. Ekstrim
kriteria tertentu dari nilai dasar. Titik Peringkat tertinggi selalu berlaku, bahkan
jika pasien memenuhi kriteria untuk poin lebih rendah juga. Dalam menilai
tingkat keparahan, penilai harus menggunakan perspektif holistik dalam
memutuskan mana titik dasar terbaik mencirikan fungsi pasien dan tingkat
sesuainya, apakah benar semua elemen deskripsi telah diamati.
Poin Peringkat dari 2 sampai 7 mengacu pada tingkat dari gejala keparahan:
a. Rating 2 (minimal) menunjukkan dipertanyakan atau halus atau dicurigai
patologi, atau mungkin juga mengarahkan pada kondisi paling ekstrim dari
kondisi normal.
b. Rating 3 (ringan) merupakan indikasi dari gejala yang kehadirannya jelas
tetapi tidak terucapkan dan sedikit mengganggu pada fungsi sehari-hari.
c. Rating 4 (moderat) ciri gejala yang, meskipun mewakili masalah serius,
baik hanya terjadi sesekali atau terasa menganggu pada kehidupan
sehari-hari hanya sampai batas moderat.
d. Rating 5 (moderat berat) menunjukkan perwujudan yang jelas bahwa
dampak jelas berpengaruh pada fungsi seseorang tetapi tidak memakan
semua dan biasanya dapat diredam sesuai niat.
e. Rating 6 (berat) merupakan kelainan besar yang hadir sangat sering,
terbukti sangat mengganggu kehidupan seseorang, dan sering dipanggil
untuk pengawasan langsung.
f. Rating 7 (ekstrim) mengacu pada tingkat yang paling serius psikopatologi,
dimana perwujudan pengaruh drastis dalam sebagian besar atau semua
fungsi besar dalam hidup, biasanya mengharuskan pengawasan lebih dekat
dan pendampingan di banyak daerah. Setiap hal diberi peringkat dalam
berkonsultasi dengan definisi dan kriteria yang diberikan dalam panduan
ini. Peringkat tersebut diberikan pada formulir Peringkat PANSS halaman
sebelah dengan melingkari nomor yang sesuai dimensi masing-masing.
P1 Delusi 1 2 3 4 5 6 7
P2 Disorganisasi 1 2 3 4 5 6 7
Konseptual
P3 Perilaku 1 2 3 4 5 6 7
Halusinasi
P4 Semangat 1 2 3 4 5 6 7
P5 Grandiositas 1 2 3 4 5 6 7
P6 Curiga 1 2 3 4 5 6 7
P7 Permusuhan 1 2 3 4 5 6 7
N1 Efek Tumpul 1 2 3 4 5 6 7
N2 Gambaran 1 2 3 4 5 6 7
Emosional
N3 Hubungan 1 2 3 4 5 6 7
Buruk
N4 Pasif/Apatis 1 2 3 4 5 6 7
sosial
N5 Kesulitan 1 2 3 4 5 6 7
dalam
pemikiran
abstrak
N6 Kurangnya 1 2 3 4 5 6 7
spontanitas &
aliran
percakapan
N7 Pemikiran 1 2 3 4 5 6 7
klise
G1 Perhatian 1 2 3 4 5 6 7
somatik
G2 Kecemasan 1 2 3 4 5 6 7
G3 Perasaan 1 2 3 4 5 6 7
bersalah
G4 Ketegangan 1 2 3 4 5 6 7
G5 Laku & sikap 1 2 3 4 5 6 7
G6 Depresi 1 2 3 4 5 6 7
G7 Keterbelakan 1 2 3 4 5 6 7
gan motor
G8 Tidak 1 2 3 4 5 6 7
bekerjasama
G9 Pikiran yang 1 2 3 4 5 6 7
34
tidak biasa
G1 Disorientasi 1 2 3 4 5 6 7
0
G1 Kurangnya 1 2 3 4 5 6 7
1 perhatian
G1 Kurangnya 1 2 3 4 5 6 7
2 penilaian &
wawasan
G1 Gangguan 1 2 3 4 5 6 7
3 kemauan
G1 Kurangnya 1 2 3 4 5 6 7
4 impuls
kontrol
G1 Keasyikan 1 2 3 4 5 6 7
5
G1 Penghindaran 1 2 3 4 5 6 7
6 sosial aktif
INSTRUKSI SKOR
a. Antipsikosis Konvensional
b. Antipsikosis Atipikal
2) Anti depresan
3) Antiansietas
2) Golongan anticonvulsant
1) Carbamazepine (200-400mg).
2) Asam valrpoat (500-1000mg).
3) Na dipravote (1x500-1000mg).
Menyebabkan ebukaan kanal sodium dari parensial aksi neuron dan
10
menyebabkan kanal menjadi tidak aktif.
DAFTAR PUSTAKA