Konjungtivitis Neonatus
STEP 1
1. Konjuntivitis neonatus : Radang pada konungtiva pada bayi baru lahir yang
disebabkan oleh Niseria gonorea atau klamidia.(Oftalmia neonatorum)
2. Lahir spontan : Proses persalinan lewat vagina tanpa menggunakan alat
maupun obat tertentu.
3. Riwayat antenatal : Pemeriksaan kehmailan yang dilakukan oleh dokter atau
bidan untuk mengoptimalkan kesehatan ibu.
STEP 2
STEP 4
1. Infeksi yg terjadi scr intrauteriun; adanya isk yg berupa NG, pd bayi kondisi
steril tetapi dpt mudah terjadi mikroorganisme, dn Iga ige belum terbentuk
sprna pd bayi, peradangan pd konjungtiva yg terjadi pembengkakan, dan sel
mucus akan membentuk eksudat.
-Klamidia
-Pneumokokus
-Staphilococcus aureus
1. Inutero (pada masa kehamilan); sitomegalo virus, rubella, HIV, sifilis,
varicella, parovirus.
Protozoa ; toksoplasma gondi,
Bakteri ; Sifilis
2. Infeksi janin dn neonatus ; Hepatitis B, hep.C, HIV, H.simpleks,
parovirus.
Bakteri ; E.coli, Niseria gonorae, Streptococcus B
Jamur ; Clamidia trakomatis
3. Infeksi janin dn neonatus (pada bulan pertama kelahiran)
Protozoa ; Plasmodium
Bakteri ; TBC, Clostridium tetani
- Faktor resiko pada saat persalinan ;
1. Persalinan yang lama
2. Kpd ; berupa cairan yg menyebabkan infeksi antara agen infeksi dgn
janin, terutama pada mata shg terjadi konjungtivitis neonatorum.
- Faktor resiko pada masa kehamilan ;
Faktor resiko setelah lahir ; Pada bayi lahir imun belum membaik atau
pembentukan antibody belum sempurna / masih rendah, pd IgE dn IgA
blm terbentuk secara sempurna. Ketika kontak dengan baktri belum
adanya spesifik mengenali bakteri sehingga terjadinya infeksi.
3. Manifestasi :
- Kimiawi dalam beberapa jam:
Konjungitivtis ringan, sektret minimal bisa cair, kultur negative.
- Gonokokus dalam 2-7 hari stelah lahir :
Konjungtivits hiperakut, biasanya bilateral, eksudat, edem palpebral, gram
negative diplokokus intraseluler.
- Klamidia 5-14 hari setelah lahir :
Bervariasi dari konjungtiv ringan-berat, kemosis, pseudomembran, giemsa
inklusi sitoplasma dalam sel epitel, terdapat polikel.
Pada klamidia yang berat terjadi skar konjungtiva, palpebral bengkak
kemerahan (3-12 mgg) disertai pneumonitis.
Stadium ;
1. Infiltasi 1-3 hr, palpebral bengkak, hiperemi, pengeluaran secret yang
banyak, keluar darah
2. Supuratif / purulent ; 2-3 hari, gejala tidak hebat, mata tidak tegang,
secret bercampr darah, keluar terus menerut
3. Konvalensen ; 2-3 minggu gejala tidak hebat, hiperemis menghilang,
tidak adanya infiltrate.
- Pemeriksaan penunjang ; secret mata metilen blue (diplokokus ), gram (sel
intraseluler / ekstraseluler dgn gram -)
4. Hep A+B diberikan setelah lahir, vaksin BCG sebelum 3 bulan optimal saat 2
bulan, DPT pada usia 6 minggu, Campak 9 bulan, 2 tahun, SD kls 1.
5. Managamen bagi yang lahir dilakukan penilaian yaitu ketuban jernih, bayi
menagis atau bernapas, tonus otot bergerak aktif, bayi cukup bulan.
- Asuhan bayi ; pada mulut, pemantauan tanda bahaya, lakukan inisiasi dini,
pemberian vit A scr im, beri salep antibiotic mata, pf, beri imunisasi
hepatitis b 0,5 ml 1 jam setelah pemberian Vit A.
- Prognisis ; bisa membaik secara signifikan dengan antibiotic, sangat buruk
jika tidak pengobatan
- Komplikasi ; Atritis Go, meningitis, endocarditis
- Profilaksis antenatal ; perawatan antenatal yg baik, pengobatan ISK
- Neonatal ; kebersihan, antiseptic, kelopak mata hrus dibersihkan
- Post ; tetrasiklin.
6. Pengunaan tetes mata, eriromisin 0,5. Tertrasiklin dlm salep / tetes mata.
Klamidia : popidone iodine 2,5, skirining pada ibu
7. Riwayat antenatal tidak pernah meriksa antenatal, adanya riwayat infeksi yang
tidak terdeteksi, karena riwayat keputihan yang menularkan pada saat
persalinan. Ibu melahirkan di dukun, tidak menggunakan salep antibiotic.
MIND MAP
Etiologi Anamnesis
Faktor resiko
Kimiawi Penegakan
dan Infeksi Diagnosis
Infeksi
neonatorum
Patofisologi Pemeriksaan
Penunjang
Pemeriksaan
fisik
Tatalaksana
STEP 5
Refleksi Diri
STEP 6
Belajar Mandiri
STEP 7