Anda di halaman 1dari 4

F00-F09 PPDGJ III GANGGUAN MENTAL ORGANIK, (TERMASUK GANGGUAN MENTAL SIMTOMATIK)

1. DEMENSIA Pengertian Suatu sindrom akibat penyakit/gangguan otak yang biasanya bersifat kronik-progresif, dimana terdapat
gangguan fungsi luhur kortikal yang multiple (termasuk daya ingat, daya pikir, orientasi, daya tangkap,
berhitung, kemampuan belajar, berbahasa, dan daya nilai). Umumnya disertai atau diawali dengan
kemerosotan (deterioration) dalam pengendalian emosi, perilaku sosial, atau motivasi hidup.

Gambaran  Adanya penurunan kemampuan daya ingat dan daya pikir, yang sampai mengganggu kegiatan harian
Utama seseorang (personal activities of daily living) seperti : mandi, berpakaian, makan, kebersihan diri,
buang air besar dan kecil.
 Tidak ada gangguan kesadaran (clear consciousness).
 Gejala dan disabilitas sudah nyata untuk paling sedikit 6 bulan.
DEMENSIA  Terdapatnya gejala demensia.
PADA  Onset bertahap (insidious onset) dengan deteriorasi lambat.
PENYAKIT  Tidak adanya bukti klinis yang dapat menimbulkan demensia (misalnya hipotiroidisme,
ALZHEIME hiperkalsemia, defisiensi vitamin B12, defisiensi niasin, neurosifilis, hidrosefalus bertekanan normal,
R atau hematoma subdural).
 Tidak adanya serangan apoplektik mendadak, atau gejala neurologik kerusakan otak fokal seperti
hemiparesis, hilangnya daya sensorik, defek lapangan pandang mata, dan inkoordinasi yang terjadi
dalam masa dini dari gangguan itu (walaupun fenomena ini di kemudian hari dapat bertumpang
tindih).

DEMENSIA  Demensia yang onsetnya sebelum usia 65 tahun
PADA  Perkembangan gejala cepat dan progresif (deteriorasi)
PENYAKIT  Adanya riwayat keluarga yang berpenyakit Alzheimer merupakan faktor yang menyokong diagnosis
ALZHEIME tetapi tidak harus dipenuhi.
R ONSET
DINI
DEMENSIA  sama tersebut diatas, hanya onset sesudah usia 65 tahun dan perjalanan penyakit yang lamban dan
PADA biasanya dengan gangguan daya ingat sebagai gambaran utamanya.
PENYAKIT
ALZHEIME
R ONSET
LAMBAT
DEMENSIA  yang tidak cocok dengan pedoman untuk F00.0 atau F00.1, Tipe Campuran adalah dementia
PADA alzheimer + vaskuler.
PENYAKIT 
ALZHEIME
R, TIPE TAK
KHAS ATAU
TIPE
CAMPURAN
DEMENSIA 
PADA
PENYAKIT
ALZHEIME
R YTT

2. DEMENSIA Pedoman  Terdapatnya gejala demensia.


VAKULAR Dx  Hendaya fungsi kognitif biasanya tidak merata (mungkin terdapat hilangnya daya ingat, gangguan
daya pikir, gejala neurologis fokal). Daya tilik diri (insight) dan daya nilai (judgement) secara relatif
tetap baik.
 Suatu onset yang mendadak atau deteriorasi yang bertahạp, disertai adanya gejala neurologis fokal,
meningkatkan kemungkinan diagnosis demensia vaskuler.

Demensia Pedoman  biasanya terjadi secara cepat sesudah serangkaian "stroke" akibat trombosis serebrovaskuler,
Vaskular Dx embolisme, atau perdarahan.
Onset Akut  Pada kasus-kasus yang jarang, satu infark yang besar dapat sebagai penyebabnya.

Demensia Pedoman  onsetnya lebih lambat, biasanya setelah serangkaian episode iskemik minor yang menimbulkan
Multi-infark Dx akumulasi dari infark pada parenkim otak.

Demensia Pedoman  fokus kerusakan akibat iskemia pada substansia alba di hemisferi serebral, yang dapat diduga secara
Vaskular Dx klinis dan dibuktikan dengan CT-Scan. Korteks serebri biasanya tetap baik, walaupun demikian
Subkortikal gambaran klinis masih mirip dengan demensia pada penyakit Alzheimer.

Demensia Pedoman  komponen campuran kortikal dan subkortikal dapat diduga dari gambaran klinis, hasil pemeriksaan
Vaskular Dx (termasuk autopsi) atau keduanya.
Campuran
Kortikal dan
Subkortikal

Demensia
Vaskular
Lainnya
Demensia
Vaskular
YTT
3 DEMENSIA
PADA
PENYAKIT
LAIN YDK
Demensia Pedoman  Adanya gejala demensia yang progresif.
pada Penyakit Dx  Gambaran neuropatologis berupa atrofi selektif dari lobus frontalis yang menonjol, disertai euforia,
Pick emosi tumpul, dan perilaku sosial yang kasar, disinhibisi, dan apatis atau gelisah.
 Manifestasi gangguan perilaku pada umumnya mendahului gangguan daya ingat

Demensia Pedoman  Trias yang sangat mengarah pada diagnosis penyakit ini:
pada Penyakit Dx  demensia yang progresif merusak
Creutzfeldt-  penyakit piramidał dan ekstrapiramidal dengan mioklonus
Jakob  elektroensefalogram yang khas (trifasik)
Demensia Pedoman  Ada kaitan antara gangguan gerakan koreiform (Choreiform), demensia, dan riwayat keluarga
pada Penyakit Dx dengan penyakit Huntington.
Huntington  Gerakan koreiform yang involunter, terutama pada wajah, tangan, dan bahu, atau cara berjalan yang
khas
 Gejala demensia ditandai dengan gangguan fungsi lobus frontalis pada tahap dini, dengan daya ingat
relatif masih terpelihara, sampai saat selanjutnya.
Demensia Pedoman  Demensia yang berkembang pada seseorang dengan penyakit Parkinson yang sudah parah, tidak ada
pada Penyakit Dx gambaran klinis khusus yang dapat ditampilkan.
Parkinson

Demensia Pedoman  Demensia yang berkembang pada seseorang dengan penyakit HIV, tidak ditemukannya penyakit
pada Penyakit Dx atau kondisi lain yang bersamaan selain infeksi HIV
HIV (Human
Immunodefici
ency Virus)
Demensia Pedoman  Demensia yang terjadi sebagai manifestasi atau konsekuensi beberapa macam kondisi somatik dan
pada Penyakit Dx serebral lainnya.
Lain YDT
YDK

4 DEMENSIA Pedoman  Kategori ini digunakan bila kriteria umum untuk diagnosis demensia terpenuhi, tetapi tidak mungkin
YTT Dx diidentifikasi pada salah satu tipe tertentu (F00.0-F02.9)

Anda mungkin juga menyukai