Anda di halaman 1dari 36

RESUME PBL

SKENARIO 1

“TELAT MENSTRUASI”

Nama : Fathur Rachman

NPM : 117170022

Blok : 6.1

Kelompok :8

Tutor : dr. Herry Nurhendriana

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER

UNIVERSITAS SWADAYA GUNUNG JATI

CIREBON

2020
Skenario 1

Telat menstruasi

Seorang Perempuan berusia 23 th datang diantar suaminya ke klinik karena telat


menstruasi selama 4 minggu. Pasien juga mengeluhkan mual, muntah, sering kencing dan
payudara terasa kencang sejak 1 minggu yang lalu. Pemeriksaan PP test didapatkan hasil (+) .
Dokter mengatakan bahwa pasien sedang hamil dan gejala yang dirasakan merupakan hal
yang normal terjadi pada ibu hamil. Dokter mengedukasi pasien dan suaminya untuk selalu
memperhatikan kehamilannya agar tumbuh kembang janinnya terjaga serta tidak sembarang
minum obat selama masa kehamilan.

STEP 1

1. PP test : ( Plano Pregnancy Test ) Cara mendeteksi kehamilan yg paling mudah dan
akurat, alatnya berupa dipstick. Mendeteksi kadar HCG dalam urine
2. Menstruasi : Perbahan fisiologis pada perempuan yaitu berupa meluruhnya
myometrium, proses keluarnya darah secara periodik
3. Kehamilan : perkembangan janin didalam rahim perempuan ketika terjadi nidasi
4. Janin : bakal bayi dalam kandungan

STEP 2

1. Mengapa pasien mengalami telat menstruasi


2. Mengapa pasien merasa mual muntah, sering miksi dan payudara terasa kencang
3. Hormon apa saja yang berperan dalam kehamilan
4. Apa saja perubahan fisiologis yang timbul pada perempuan tersebut
5. Bagaimana pemeriksaan PP test dilakukan dan interpretasinya ?
6. Bagaimana tumbuh kembang janin ?
7. Apa saja asupan gizi untuk menjaga pertumbuhan dan perkembangan janin?

STEP 3

1. Fase ovulasi dimana corpus luteum dipertahankan oleh hormone HCG seingga tidak
luruh dan tidak menstruasi
2. Mual muntah karena peningkatan hormone estrogen dan hormone progesterone
seingga meningkatkan asam lambung - mual muntah
Sering miksi : karena pertumbuhan uterus yang mendesak vesical urinaria sehingga
terasa ingin miksi
Payudara terasa kencang : karena peningkatan hormone estrogen, progesterone, dan
somatomamotropin  meningkatkan jaringan alveoli  payudara terasa kencang dan
membesar
3. Hormon FSH, LH, progesterone, estrogen, dan HCG
4. a.Hipertrofi uterus, perubahan sistem kardiovaskular, meningkatkan vaskularisasi
limftaik ( tanda chadwick )
b.Peningkatan estrogen  peristaltic menurun konstipasi
c.Sistem reproduksi  Peningkatan pembuluh darah  kebiruan di vagina ( tand
chadwick )
d. Sistem integument  serabut elastis robek  striae gravidarum.
5. Bahan- Bahan : urine sewaktu dan urine pagi

- siapkan alat dan bahan

- beri label

- periksa data

- Celupkan HCG dipstick ke urine

- tunggu

Intepretasi : 2 garis merah muda = (+) garis merah muda (-)

6. Trimester ke-1 : Pada minggu ke-3 sel sel mulai membentuk organ organ spesifik,
minggu ke -13 jantung telah lengkap dibentuk dna berdenyut sebagai besar organ
telah dibentuk, dan janin mulai dapat bergerak

Trimester ke-2 : berat janin +- 100 gr, gerakan janin dapat dirasakan oleh ibu, tangan
jari tangan, kaki, dan jari kakai terbentuk, janin sudah dapat mendengar dan mulai
terbentuk gusi dan tulang

Trimester ke -3

7. Makronutrien : karbohidat, protein, lemak


Mikronutrien : diperlukan dalam jumlah sedikit, ada vitamin larut air dan larut lemak
STEP 4

1. Fase pra-ovulasi
Fase ovulasi
Fase Luteal
Fase menstruasi
2. Traktus pencernaan : lambung berubah posisi  refluks asam lambung  mual
muntah penurunan nafsu makan
Kontipasi  penurnan motilitas saluran cerna
Sering miksi  uterus menekan VU saat trimester ke 1 dan trimester ke-3
Peningkatan hormone estrogen dan progesterone  peningkatan as. Lambung 
mual muntah
3. Hormon estrogen : ,saluran kelenjar mammae meningkat untuk sekresi air susu
memicu kontraksi dinding rahim saat persalinan,
HCG : Untuk imunitas, merangsal sel leydig mensekresi testosterone,
mempertahankan corpus lutem, mencegah , mencegah menstruasi, dideteksi 1 hari
setelah implantasi selesa. Produksi puncak 60-70 hari saat kehamilan dan menurun
perlahan usia 130-170 hari
HPL : stimulasi pertumbuhan, perubahan metabolisme lemak ibu hamil saat puasa,
menyebabkan perkembangan sebagian payudara, jumlah glukosa yang disimpan lebih
besar pada ibu hamil.
Oksitoksin : memberi kelenturan leher rahim,
Prolaktin : meningkatkan produksi ASI
Hormon relaksin : melunakkan serviks untuk membuka serviks saat persalinan
Somatomamotropin : Mempengaruhi sel-sel asinus dan perubahan dalam sel sehingga
terja pembuatan Kasein, laktalbumin, laktoglobulin untuk persiapan laktasi
4. Perubahan fisiologis :
- Kulit : alur- alur bercak kemerahan ( stria gravidarum atau stretch mark ) di paha,
kulit abdomen, payudara,
- Perubahan metabolisme
- Uterus : Hipertorfi, ukurannya dari 30 gr menjad 1000 gr
- Vagina dan perineum : peningkatan vaskularisasi  tanda chadwick ( warna biru
keunguan )
- Areola mammae hiperpigmentasi
5. PP test : ketika HCG lebih diatas ambang batas  (+) 2 garis merah
Test USG : Melihat dalam rahim, taksiran persalinan, perkiraan usia kehamilan,
perkiraan BB dan panjang janin
Puncak HCG di minggu ke 8-9 dan penurunan di minggu ke 16-20
Cara PP test : dilakukan pagi hari bangun tidur, berkemih di wadah, masukin alat
indicator, biarkan 5 detik, diangkat, dan hasilnya akan keluar 5-10 menit
6. Tumbuh kembang janin
Trimeste ke-1 : periode germinal minggu ke 0-3
Periode embrionik Minggu ke 4-8
Periode fetus minggu ke 9-12 organ penting terus bertumbuh
seperti jantung
Trimester ke-2: jaringan kulit, kuku terus berkembang., berat janin 10 gr,
gerakan janin terasa oleh ibu, terbentuk gusi dan tulang
Trimester ke-3: semua organ tumbuh sempurna, dan ada gerakan motoric ,
berat janin 1-1.5 kg
7. Asupan nutrisi
Makronutrien : karbohidrat  beras, singkong, jagung ubi
Protein  kacang-kacangan, biji-bijian
Lemak
Mikronutrien : vitamin, mineral
Trimester ke 1 : Asam folat sbg pembentukan SSP termasuk otak. Contoh : sayuran,
tempe, kacang-kacangan.,
Vitamin D,
Trimester ke 2: Vitamin A untuk proses metabolisme contoh daging ayam, kangkung,
wortel.
Kalsium untuk pembentukan tulang janin contoh : bayam, gandum
Zat besi : membentuk sel darah merah, mengangkut O2 ke seluruh tubuh dan janin
contoh daging dapi, hati sapi.
Trimester ke-3 : vit B6 untuk membantu sistem syaraf contoh : kacang-kacangan, hati
gandum.
Serat : sayuran dan buah buahan,
Vitamin C untuk membantu penyerapan zat besi : jeruk, nanas.
MIND MAP

STEP 5
1. Menjelaskan strktur organ yang terlibat dalam proses kehamilan
2. Menjelaskan proses kehamilan dimulai dari fertilisasi, implantasi, dan
perkembangan embrionik setelah implantasi
3. Menjelaskan pembentukan, pertumbuhan, dan pematangan plasenta, serta
hormone plasenta
4. Menjelaskan struktur amnion, tali pusat yang berhubungan dengan sirkulasi darah
fetal maternal
5. Menjelaskan proses tumbuh kembang fetus seperti kebutuhan nutrisi fetus,
perubahan bentuk, faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan maturitas janin
serta fisiologis fetus
6. Menjelaskan perubahan fisiologis maternal selama kehamilan ( baik secara
struktur dan fungsi ) dan perubahan psikis serta faktor yang mempengaruhinya
7. Menjelaskan pengaruh obat pada kehamilan
Refleksi Diri

Alhamdulillah PBL kali ini berjalan dengan cukup lancar. Semoga ilmu yang
dipeajari bisa bermanfaat.

STEP 6

BELAJAR MANDIRI

STEP 7

1. Struktur organ dalam proses kehamilan


a. Tulang Pelvis
Tulang-tulang pelvicum terdiri dari tulang pelvikum (coxae) kanan dan
kiri, sakrum, dan coccyx. Ke arah superior sacrum bersendi dengan vertebra LV
pada sendi lumbosakralis. Ke arah posterior tulang-tulang pelvicum bersendi
dengan sakrum pada sendi sakroiliaka dan ke arah anterior dengan tulang
pelvikum yang lainnya pada simfisis pubis.1
Perbedaan Jenis Kelamin
Pelvis wanita dan pria berbeda datam beberapa hal, banyak dari hal
tersebut berhubungan dengan lewatnya bayi melalui kavitas pelvis wanita selama
proses persalinan:

i. Apertura pelvis superior pada wanita berbentuk lebih membulat


dibandingkan dengan apertura pelvis superior pada pria yang berbentuk
hati. Bentuk yang lebih bulat tersebut sebagian disebabkan oleh
promontorium yang kurang jelas dan ala sacralis yang lebih luas pada
wanita.
ii. Sudut arcus pubis yang dibentuk oleh dua rami ossis pubis lebih besar
pada wanita (80o - 85o) dibandingkan pada pria (50o - 60o).
iii. Pada umumnya spina ischiadica tidak terlalu menonjol jauh ke
medial, ke dalam cavitas pelvis pada wanita sebagaimana pada
pria.
Gambar 1. Struktur tulang pelvicum A. Pada wanita B.

b. Organ reproduksi eksternal


i. Vulva
Pudendum-biasanya disebut vulva-mencakup semua struktur yang
terlihat secara eksternal dari pubis ke perineum. Berikut termasuk bagian
vulva:
1) Mons pubis/mons veneris, berisi bantalan berisi lemak terletak si
simfisis pubis. Setelah pubertas, kulit mons pubis ditutupi oleh rambut
keriting yang membentuk perisai (escutcheon).3
2) Labium majus pudendi homolog dengan skrotum pria. Panjangnya 7-8
cm, kedalaman 2-3 cm, ketebalan 1-1,5 cm. Di superior, menyatu
secara langsung pada mons pubis, dan ligament bulat berakhir di batas
atasnya. Di posterior, labium majus pudenda meruncing dan menyatu
di daerah perineum membentuk komisura posterior. Di bawah kulit,
terdapat lapisan jaringan ikat padat, yang hampir sama sekali tidak
terdapat elemen otot namun kaya akan serat elastik dan jaringan lemak.
Massa lemak ini merupakan bagian terbesar labium majus pudendi dan
didarahi oleh banyak pleksus vena. 3
3) Labium minus pudendi merupakan lipatan tipis jaringan, yang terletak
medial dari tiap labium majus pudendi. Pada laki-laki, homolog
dengan bagian ventral penis. 2
Secara struktural, labium minus pudendi terdiri dari jaringan ikat
dengan banyak pembuluh darah, serat elastin, dan beberapa serat otot
polos, yang disarafi oleh berbagai ujung saraf dan sangat sensitif. 3

4) Klitoris merupakan homolog erektil penis dan terdapat di bawah


preputium klitoridis dan di atas uretra. Klitoris memanjang ke bawah
di antara lipatan-lipatan labium minus pudendi, dan ujung bebasnya
masuk ke bawah dan ke dalam menuju ostium vaginae. 3
ii. Vestibulum vaginae merupakan struktur genitalia eksterna wanita yang
matang secara fungsional, berasal dari membrane urogenital embrionik.
Pada vestibulum vagiane biasanya terdapat enam ostium : uretra, vagina,
dua duktus kelenjar bartholini, dan dua duktus kelenjar parauretral
terbesar-kelenjar skene.3
1) Kelenjar vestibular, juga disebut glandula vestibularis major,
merupakan kelenjar yang besar. Diameternya 0,5-1 cm terletak inferior
dari bulbus vestibule dan di dalam ujung inferior muskulus
bulbokavernosus di kedua sisi ostium vaginae. Panjang duktusnya 1,5-
2 cm dan membuka di distal cincin hymen pada jam 5 dan 7. 3
2) Ostium uretra. Dua pertiga bawah uretra terletak tepat diatas dinding
anterior vagina. Ostium atau meatus uretra terletak tepat di garis
tengah vestibulum, 1-1,5 cm di bawah arkus pubikus, dan terletak
sedikit di atas ostium vaginae.3
3) Bulbus vestibule dapat disamakan dengan korpus spongiosum penis.
Merupakan agregasi vena berbentuk almond, dengan panjang 3-4 cm,
lebar 1-2 cm, dan tebal 0,5-1 cm, yang terletak di bawah muskulus
bulbokavernosus dan di kedua sisi vestibulum.2
4) Ostium vaginae dikelilingi oleh himen. Himen terdiri dari jaringan ikat
kolagen dan elastik, serta baik permukaan luar maupun dalamnya
dilapisi oleh epitel gepeng berlapis. Pada wanita hamil, epitel himen
menebal, dan jaringan kaya akan kolagen.3
iii. Vagina adalah organ kopulasi pada wanita. Vagina adalah sebuah
tabung fibromuskulorum yang dapat melebar, yang memanjang dari
perineum melewati dasar pelvis dan masuk ke dalam kavitas pelvis.
Ujung bagian dalam vagina membesar untuk membentuk suatu daerah
yang disebut kubah vagina.3
Dinding anterior vagina berhubungan dengan basis vesika urinaria dan
uretra: bahkan, uretra tertanam di dalam, atau menyatu dengan, dinding
anterior vagina.3
Ke arah posterior, vagina terutama berkaitan dengan rectum. Ke
inferior, vagina membuka ke dalam vestibulum vaginae dari perineum
tepat di posterior dari ostium urethrae externum. Dari lubang luar vagina
(introitus vaginae), vagina berjalan ke posterosuperior melewati
membrana perinei dan masuk ke dalam cavitas pelvis, di mana vagina
dilekatkan oleh dinding anteriornya ke tepi serviks uteri yang melingkar.3
Fornix vaginae adalah recessus yang terbentuk di antara tepi serviks
uteri dan dinding vagina. Berdasarkan posisinya. Fornix vaginae dibagi
lagi menjadi sebuah fornix vaginae pars posterior, sebuah fornix vaginae
pars anterior, dan dua fornix vaginae pars lateralis.3
iv. Perineum merupakan daerah berbentuk belah ketupat yang terletak di
inferior dari dasar pelvis di antara kedua region femoralis. Batas perifer :
apertura pelvis inferior-atapnya diafragma pelvis.3
Trigonum urogenital/anterius dibatasi oleh ossiss pubis di superior,
tuberositas iskiadium di lateral, m. transversus perinei superfisialis di
posterior.3
Trigonum analis/posterior : fossa iskiorektalis, kanalis analis,
kompleks sfingter anal, cabang pembuluh darah pudenda interna dan n.

pudendus.

Gambar 2. Pandangan inferior perineum pada posisi litotomi.1


Gambar 3. Struktur-struktur pada trigonum urogenitale seorang wanita.

A. Pandangan inferior trigonum urogenitale seorang wanita dengan


memperlihatkan gambaran-gambaran utama.
B. Pandangan inferior vestibulum vaginae. Labia minora pudendi disingkap
untuk membuka vestibulum. Juga memperlihatkan glans clitoridis, preputium
clitoridis, dan frenulum klitoridis.
C. Pandangan inferior vestibulum vaginae yang memperlihatkan ostium urethrae
externum dan ostium vaginae serta hymen. Labia minora pudendi disingkap
lebih lanjut dibandingkan dengan
D. Pandangan inferior vestibulum vaginae dengan labium minus pudendi sinistra
disingkap ke samping untuk memperlihatkan daerah-daerah vestibulum
vaginae yang di dalamnya glandula vestibularis major dan glandula
paraurethralis bermuara
E. Pandangan serviks uteri melewati saluran vagina.
F. Pandangan inferior trigonum urogenitale seorang wanita bersama jaringan
erektil clitoris dan vestibulum vaginae dan glandulae vestibulares majores
ditunjukkan dengan lapis penutupnya.1
c. Organ reproduksi internal
i. Uterus merupakan organ berdinding otot yang tebal pada garis tengah di
antara vesica urinaria dan rektum. Uterus terdiri dari korpus uteri dan
serviks uteri, dan ke inferior bergabung dengan vagina. Ke arah superior,
tuba uterina mengarah ke lateral dari uterus dan terbuka ke dalam cavitas
peritonealis yang langsung berdekatan dengan ovarium. Korpus uteri
mendatar secara anteroposterior dan, di atas level dari asal tuba uterina,
memiliki ujung superior yang membulat (fundus uteri), kavitas uteri
merupakan celah sempit bila dilihat dari lateral, dan berbentuk seperti
segitiga terbalik bila dilihat dari anterior. Setiap sudut superior kavitas
uteri berlanjut dengan ostium uterinum tubae dan sudut inferior berlanjut
dengan canalis cervicis uteri.1
ii. Tuba uterine memanjang dari setiap sisi ujung superior korpus
uteri menuju dinding lateral pelvis dan tertutup di dalam tepi atas bagian
mesosalpinx ligamentum latum uteri. Karena ovarium digantung pada
aspectus posterior ligamentum latum uteri, tuba uterina berjalan ke
superior di atas, dan berakhir di lateral dari, ovarium.1
Setiap tuba uterina memiliki ujung yang berbentuk terompet yang
meluas (infundibulum tubae uterinae), yang melengkung mengelilingi
polus superolateral ovarium yang terkait. Tepi infundibulum tubae
uterinae dikelilingi dengan tonjolan seperti jari kecil yang disebut
flmbriae tubae. Lumen tuba uterina terbuka ke dalam kavitas peritonealis
di ujung infundibulum tubae uterinae yang menyempit. Medial dari
infundibulum tubae uterinae, tuba uterina meluas untuk
membentuk ampulla tubae uterinae dan kemudian menyempit untuk
membentuk isthmus tubae uterinae, sebelum bergabung dengan korpus
uteri.
Infundibulum tubae uterina yang berfimbrae memfasilitasi
pengumpulan ovum yang telah diovulasikan dari ovarium. Biasanya
pembuahan terjadi di ampulla tubae uterinae.1

Ovarium. Seperti testis pada pria, ovarium mula-mula berkembang


pada dinding posterior abdomen dan kemudian berjalan turun sebelum
kelahiran, bersama dengan pembuluh-pembuluh darah, vasa
limfatika, dan nervinya. Tidak seperti testis, ovarium tidak
bermigrasi melalui canalis inguinalis ke dalam perineum, tetapi
berhenti dan mengambil posisi pada dinding lateral kavitas pelvis.
Ovarium merupakan tempat produksi ovum (oogenesis).
Ovum yang matang diovulasikan ke dalam kavitas peritonealis
dan secara normal diarahkan oleh fimbriae tubae pada ujung
tuba uterina ke dalam ostium abdominale tubae uterinae yang berdekatan.
Ovarium merupakan tempat produksi ovum (oogenesis).
Ovum yang matang diovulasikan ke dalam kavitas peritonealis
dan secara normal diarahkan oleh fimbriae tubae pada ujung
tuba uterina ke dalam ostium abdominale tubae uterinae yang
berdekatan

Gambar 6. Organ reproduksi interna.

2. Proses kehamilan
a. Ovulasi
Ovulasi adalah proses pelepasan ovum yang dipengaruhi oleh sistem
hormonal yang kompleks. Selama masa subur yang berlangsung 20 sampai 35
tahun hanya 420 buah ovum yang dapat mengikuti proses pematangan dan
terjadi ovulasi.
 Proses pertumbuhan ovum (oogenesis)
 Dengan pengaruh FSH, folikel primer mengalami perubahan menjadi
folikel de Graaf yang menuju ke permukaan ovarium disertai
pembentukan cairan liquor folikuli
 Desakan folikel de Graaf ke permukaan ovarium menyebabkan
penipisan dan disertai devaskularisasi
 Selama pertumbuhan menjadi folikel de Graaf ovarium mengeluarkan
hormon estogen yang dapat mempengaruhi:
 Gerak dari tuba yang makin mendekati ovarium
 Gerak sel rambut lumen tuba makin tinggi
 Peristaltik tuba makin aktif
 Dengan pengaruh LH yang semakin besar dan fluktuasi yang
mendadak, terjadi proses pelepasan ovum yang disebut ovulasi
 Dengan gerak aktif tuba yang mempunyai umbai (fimbriae) maka
ovum yang telah dilepaskan segera ditangkap oleh fimbriae tuba.
Proses penangkapan ini disebut ovum pick up mechanism.
 Ovum yang tertangkap terus berjalan mengikuti tuba menuju uterus,
dalam bentuk pematangan pertama, artinya telah siap untuk dibuahi.
b. Spermatozoa
Pertumbuhan spermatozoa dipengaruhi mata rantai hormonal yang kompleks
dari pancaindra, hipotalamus, hipofisis, dan sel interstitial Leydig sehingga
spermatogonium dapat mengalami proses mitosis. Pada setiap hubungan seks
ditumpahkan sekitar 3 cc sperma yang mengandung 40 sampai 60 juta
spermatozoa setiap cc. Sebagian besar spermatozoa mengalami kematian dan
hanya beberapa ratus yang dapat mencapai tuba fallopii. Spermatozoa yang
masuk ke dalam alat genitalia wanita dapat hidup selama tiga hari, sehingga
cukup waktu untuk mengadakan konsepsi.
c. Konsepsi atau fertilisasi
Pertemuan inti ovum dengan inti spermatozoa disebut konsepsi atau fertilisasi
dan membentuk zigot. Proses konsepsi dapat berlangsung sebagai berikut:
 Ovum yang dilepaskan dalam proses ovulasi, diliputi oleh korona
radiata, yang mengandung persediaan nutrisi.
 Pada ovum dijumpai inti dalam bentuk metafase di tengah sitoplasma
yang disebut vitellus.
 Dalam perjalanan korona radiata makin berkurang pada zona pelusida.
Nutrisi dialirkan ke dalam vitellus, melalui saluran pada zona
pelusida.
 Konsepsi terjadi pada pars ampularis tuba
 Ovum siap dibuahi setelah 12 jam dan hidup selama 48 jam
 Spermatozoa ditumpahkan, masuk melalui kanalis servikalis dengan
kekuatan sendiri
 Dalam kavum uteri terjadi proses kapasitasi, yaitu pelepasan sebagian
dari "liproteinnya" sehingga mampu mengadakan fertilisasi
 Spermatozoa melanjutkan perjalanan menuju tuba
 Spermatozoa hidup selama tiga hari dalam genitalia interna
 Spermatozoa akan mengelilingi ovum yang telah siap dibuahi
serta me-ngikis korona radiata dan zona pelusida dengan
proses enzimatik: hyaluronidase
 Melalui "stomata" spermatozoa memasuki ovum. Setelah
kepala spermatozoa masuk ke dalam ovum, ekornya lepas dan
tertinggal di luar
 Kedua inti ovum dan inti spermatozoa bertemu dengan
membentuk zigot
 Keseluruhan proses tersebut merupakan mata rantai fertilisasi
atau konsepsi.
d. Proses nidasi atau implantasi
Sebelum implantasi, zona pelusida menghilang dan selanjutnya blastokista
menempel serta menyebabkan erosi dinding endometrium. Setelah erosi,
blastokista membenamkan diri dan menjadi terbungkus seluruhnya di dalam
endometrium.
e. Perkembangan embrio setelah implantasi
 Pada hari ke-24-26 gestasi, lempeng embrionik bersifat bilaminar terdiri
dari ektoderm dan endoderm embrio.
 Proliferasi selular pada lempen embrioik menyebabkan penebalan garis
tengah (garis primitif). Sel kemudian menyebar ke arah lateral dari garis
primitif di antara endoderm dan ektoderm untuk membentuk mesoderm.
Peristiwa ini menghasilkan lempeng embrionik trilaminar.
 Ketiga lapisan germinal ini menghasilkan semua organ embrio
 Ektoderm : sistem saraf, epidermis beserta turunannya (lensa
mata, rambut)
 Endoderm : GIT dan turunannya (pankreas, hati, tiroid)
 Mesodem : tulang rangka, dermis, otot, sistem vaskular,
urogenital

3. Plasenta
 Pembentukan, pertumbuhan dan pemantangan
Setelah nidasi, trofoblas terdiri atas 2 lapis, yaitu bagian dalam disebut
sitotrofoblas dan bagian luar disebut sinsisiotrofoblas. Endometrium atau sel
desidua di mana terjadi nidasi menjadi pucat dan besar disebut sebagai reaksi
desidua. Sebagian lapisan desidua mengalami fagositosis oleh sel trofoblas.
Reaksi desidua agaknya merupakan proses untuk menghambat invasi, tetapi
berfungsi sebagai sumber pasokan makanan.
Sebagian sel trofoblas terus menembus bagian dalam lapisan endometrium
mendekati lapisan basal endometrium di mana terdapat pembuluh spiralis,
kemudian terbentuk lakuna yang berisi plasma ibu. Proses pelebaran darah arteri
spiralis sangat penting sebagai bentuk fisiologik yaitu model mangkuk. Hai ini
dimungkinkan karena penipisan lapisan endotel arteri akibat invasi trofoblas
yang menumpuk lapisan fibrin.
Proses invasi trofoblas tahap kedua mencapai bagian miometrium arteri
spiralis terjadi pada kehamilan 14 - 15 minggu dan saat ini perkembangan
plasenta telah lengkap. Apabila model mangkuk tersebut kurang sempurna, akan
timbul kekurangan pasokan darah ibu yang berakibat iskemia plasenta dan
terjadi preekiampsia. Lakuna yang kemudian terbentuk akan menjadi ruang
intervili.
Sel trofoblas awal kehamilan disebut sebagai vili primer, kemudian akan
berkembang menjadi sekunder dan tersier pada trimester akhir. Bagian dasar sel
trofoblas akan menebal yang disebut korion frondosum dan berkembang
menjadi plasenta. Sementara itu, bagian luar yang menghadap ke kavum uteri
disebut korion laeoe yang diliputi oleh desidua kapsularis. Desidua yang
menjadi tempat implantasi plasenta disebut desidua basalis. 1
Pada usia kehamilan 8 minggu (6 minggu dari nidasi) zigot telah
melakukan invasi terhadap 40 - 60 arteri spiralis di daerah desidua basalis. Vili
sekunder akan mengapung di kolam darah ibu, di tempat sebagian vili
melekatkan diri melalui integrin kepada desidua.
 Hormon yang dihasilkan plasenta yaitu:
- HCG
- Laktogen plasenta manusia
- Hormon steroid
- Hormon pertumbuhan
- Hormon pelepas kortikotropin
- Pro-opiomelanokortin
- Hormon pelepas gonadotropin

4. Struktur Amnion Dan Talipusat


A. Struktur amnion
Amnion atau air ketuban merupkan elemen dari kehamilan yang sangat
penting untuk di ketahui. Air ketuban ini dapat dijadikan acuan dalam
menentukan diagnosis kehamilan dan kesejahteraan janin.
1) Selaput janin (amnion dan karion)
Pada minggu-minggu pertama perkembangan, vili meliputi
seluruh lingkaran permukaan korion. Dengan berlanjutnya kehamilan,
vili pada kutub embrional membentuk struktur korion lebat seperti
semak-semak (korion frondosum) sementara. Sementara itu, vili pada
kutub embrional mengalami degenerasi, menjadi tipis dan halus
disebut korian laæve.
1) Seluruh jaringan endometrium yang telah mengalami reaksi
desidua, juga mencerminkan perbedaan kutub embrional dan
abembrional, yaitu:
Desidua di atas korion frondosum menjadi desidua basalis.
2) Desidua yang meliputi embrioblas kantong janin di atas korion
laeve menjadi desidua kapsularis,
3) Desidua di sisi/bagian uterus yang abembrional menjadi
desidua parietalis.
Antara membran korion dan membran amnion terdapat rongga
korion. Dengan berlanjutnya kehamilan, rongga ini tertutup akibat
menyatunya membran amnion dan membran korion. Selaput janin
selanjutnya disebut sebagai membran korion-amnion (amniochorionic
membranea). Kavum uteri juga terisi oleh konsepsi sehingga tertutup
oleh menyatunya korion laeve dengan desidua parietalis.
Korion adalah membran bagian paling luar dan menempel pada
dinding uterus serta menempel pada tepi plasenta. Korion terdiri dari 4
lapisan:
1) Lapisan seluler
2) Lapisan retikuler padat
3) Pseudo-basement membrane
4) Trofoblas
Amnion merupakan membran transparant berwarna abu-abu
yang melapisi korion. Selaput ini menutup pars fetal plasenta dan tali
pusat. Kantung amnion berisi cairan amnion dan janin berada dalam
cairan tersebut. Selaput amnion terdiri dari 5 lapisan:
1) Lapisan seluler
2) Membrana basalis
3) Stratum kompaktum
4) Stratum fibroblas
5) Stratum spongiosum di bagian paling luar dan melekat dengan
lapisan seluler korion.
2) Cairan amnion
Rongga yang diliputi selaput janin disebut sebagai rongga atau
ruangan amnion, Mula-mula ruangan amnion merupakan rongga kecil
saja tapi kemudian mengelilingi seluruh janin. Akhirnya amnion
merapat pada chorion dan melekat dengannya. Di dalam rongga
ruangan ini terdapat cairan amnion (likuor amnii). Cairan amnion
diperkirakan terutama disekresi oleh dinding selaput amnion atau
plasenta yang kemudian setelah sistem urinarius janin terbentuk, urine
janin yang diproduksi juga dikeluarkan ke dalam rongga amnion.
Amnion ikut membentuk selaput janin yang terdiri dari lapisan
amnion, mesoderm, chorion dan lapisan tipis dari deciduas.
Ruangan amnion berisi 1 liter air ketuban, yaitu :
- Cairan jernih agak pucat dan sedikit basa ( pH 7.2)
- Pada pertengahan kehamilan jumlahnya sekitar 400 ml dan pada
kchamilan 36 38 minggu mencapai 1000 ml seteclah itu volume
terus menurun dan penurunan berlanjut terus sampai kehamilan
postmatur.
Komposisi cairan amnion
1) Air ( 98 - 99%)
2) Karbohidrat (glukosa dan fruktora), protein (albumin dan
globulin), lemak, (esterogen dan progesteron ), enzym (alkali
fosfatase).
3) Mineral (natrium, kalium dan klorida)
4) Material lain (vernix caseosa, rambut lanugo, sel epitel yang
terkelupas dan mekonium)
Cairan amnion bersifat dinamik dan senantiasa ber sirkulasi dengan
kecepatan 500 ml setiap jamnya. Cairan amnion berasal dari :
 Janin ( produksi utama )
- Sekresi aktif dari epiteo amnion
- Transudasi sirkulasi janin
- Air seni janin
 Maternal
- Transudasi dari sirkulasi maternal
Cairan amnion diabsorbsi melalui amnion kedalam sirkulasi maternal
dan melalui gastrointestinal janin (proses menclan pada janin).
Keadaan normal calran amnion:
1) Pada usia kehamilan cukup bulan, volume 1000-1500 cc.
2) Keadaan jernih agak keruh.
3) Steril
4) Bau khas, agak manis dan amis.
5) Terdiri atas 98-99% air, 1-2% garam-garam anorganik dan bahan
organik (protein terutama albumin), runtuhan rambut lanugo, verniks
kaseosa, dan sel-sel epitel.
6) Sirkulasi sekitar 500 ce/jam.
Kandungan cairan amnion:
- Prolaktin
- Alpha feto protein
- Lesitin-Spingomyelin
- Sitokin
- Interleukin-1B
- Prostaglandin
- Platelet aktiving factor
B. STRUKTUR DAN SIRKULASI TALI PUSAT
Tali pusat adalah jaringan pengikat yang menghubungkan plasenta dan
fetus (janin). Fungsi dari tali pusat adalah menjaga viabilitas (kelangsungan
hidup) dan memfasilitasi pertumbuhan embrio dan janin, Pembuangan
senyawa sisa, serta pengangkutan oksigen, nutrisi, dan faktor pertumbuhan
untuk janin berlangsung melalui tali pusat. Tali pusat tersusun dari 90% air
dan terhubung dengan cakram intervertebral (80%) serta kartilago tulang
rawan sendi (95%). Setelah bayi dilahirkan, tali pusat umumnya dijepit dan
dipotong kemudian dibiarkan terpapar di udara untuk pengeringan. Dalam
waktu 24 jam, warna putih kebiruan dari tali pusat akan hilang dan menjadi
hitam setelah beberapa hari. Pengukuran gas tali pusat perlu dilakukan pada
bayi yang lahir melalui proses bedah sesar untuk mengetahui kondisi
kesehatan bayi. Darah dari tali pusat telah dimanfaatkan sebagai sumber sel
punca untuk mengatasi beberapa penyakit tertentu.

1. Definisi
Tali pusat atau funiculus umbilicalis adalah saluran kehidupan
bagi janin selama dalam kandungan. Dikatakan saluran kehidupan
karena saluran inilah yang selama kehamilan menyuplai zat-zat gizi
dan oksigen ke janin. Tetapi begitu bayi lahir, saluran ini sudah tak
diperlukan lagi sehingga harus dipotong dan diikat atau dijepit.
Funiculus umbilicalis terbentang dari permukaan fetal plasenta
sampai daerah umbilicus fetus dan berlanjut sebagai kulit fetus pada
perbatasan tersebut. Funiculus umbicalis secara normal berinsersi di
bagian tengah plasenta. Funiculus umbilicalis berbentuk seperti tali
yang memanjang dari tengah plasenta sampai ke umbilicus fetus dan
mempunyai sekitar 40 puntiran spiral. Pada saat aterm funiculus
umbilicalis panjangnya 40- 50 cm dan diameternya 1-2 cm.
Hal ini cukup untuk kelahiran bayi tanpa menurik plasenta
keluar dari rahim ibu. Tali pusat menjadi lebih panjang jika jumlah air
ketuban pada kehamilan trimester pertama dan kedua relatif banyak,
diserta dengan mobilitas bayi yang sering. Sebaliknya, jika
oligohidromnion dan janin kurang gerak (pada kelainan motorik janin),
maka umumnya tali pusat lebih pendek. Kerugian apabila tali pusat
terlalu panjang adalah dapat terjadi lilitan di sekitar leher atau tubuh
janin atau menjadi ikatan yang dapat menyebabkan oklusi pembuluh
darah khususnya pada saat persalinan.
2. Struktur talipusat
Tali pusat terdapat antara pusat janin dan permukaan fetal
plasenta. Warnanya dari luar putih dan merupakan tali yang berpilin.
Panjangnya 55 cm (30 – 100 cm) dan diameter 1,5 cm. Pembuluh-
pembuluh darahnya biasanya lebih panjang dari tali pusatnya sendiri
sehingga pembuluh berkelok-kelok. Kadang-kadang menimbulkan
tonjolan pada permukaan tali pusat dan diberi nama simpul palsu.
Tiga pembuluh darah : Setelah struktur lengkung usus, volk
sack dan duktus vitellimus menghilang, tali pusat akhimya hanya
mengandung pembuluh darah umbilikal yang menghubungkan
sirkulasi janin dengan plasenta. Ketiga pembuluh darah itu saling
berpilin di dalam funiculus umbilicalis dan melanjutkan sebagai
pembuluh darah kecil pada vili korion plasenta. Kekuatan aliran darah
(kurang lebih 400 ml/ menit) dalam tali pusat membantu
mempertuhankan tali pusat dalam posisi relatif lurus dan mencegah
terbelitnya tali pusat tersebut ketika janin bergerak-gerak. Ketiga
pembuluh darah tersebut yaitu:
1) Satu vena umbilicalis membawa oksigen dan memberi
nutrien ke sistem peredaran darah fetus dari darah maternal
yang terletak di dalam spatium choriodeciduale.
2) Dua arteri umbilicatis mengembalikan produk sisa
(limbah) dari fetus ke plasenta dimana produk sisa tersebut
diasimilasi ke dalam peredaran darah maternal untuk di
ekskresikan.
3) Jeli Wharton : Merupakan zat yang berkonsistensi lengket
yang mengelilingi pembuluh darah pada funiculus
umbilicalis. Jeli Warthon merupakan subtansi seperti jeli,
juga berasal dari mesoderm seperti halnya pembuluh darah.
Jeli ini melindungi pembuluh darah tersebut terhadap
kompresi, sehingga pemberian makanan yang kontinyu
untuk janin dapat di jamin. Selain itu juga dapat membantu
mencegah penekukan tali pusat. Jeli warthon ini akan
mengembang jika terkena udara. Jeli Warthon ini kadang-
kadang terkumpul sebagai gempalan kecil dan membentuk
simpul palsu di dalam funiculus umbilicalis. Jumlah jeli
inilah yang menyebabkan funiculus umbilicalis menjadi
tebal atau tipis.
Insersi/letak tali pusat ke plasenta :
a. Tengah : insertio sentralis
b. Sedikit ke samping: insertio paracentralis
c. Samping : inscrtio lateralis
d. Pinggir : insertio marginalis
e. Di luar plascenta/di selaput janin : insertio velamentosa

3) Sirkulasi talipusat
Fetus dalam rahim ibu mempunyai dua kebutuhan yang harus
dipenuhi yaitu oksigen dan nutrisi serta membuang produk sisa yang
dihasilkan oleh sel-selnya. Struktur yang bertanggungjawab memenuhi
kebutuhan fetus adalah plasenta. Plasenta mempunyai banyak vilus
yang tumbuh dari membran, menyelimuti fetus dan menembus dinding
uterus yaitu endometrium.
Endometrium kaya dengan aliran darah ibu. Jaringan kapilari
darah fetus berada di dalam vilus. Darah yang kaya oksigen dan
nutrien dibawa melalui vena umbilicalis. Sebaliknya darah yang
sampai ke vilus dari fetus melalui arteri umbilicalis dalam tali pusat,
mengandung produk sisa seperti karbon dioksida dan urea, Produk sisa
ini akan meresap ke membran dan masuk darah ibu. Darah ibu dan
darah fetus dalam vilus sangat rapat, akan tetapi kedua darah tersebut
tidak bercampur karena dipisahkan oleh suatu membran.
Oksigen, air, glukosa, asid amino, lipid, garam mineral,
vitamin, hormon, dan antibodi dari darah ibu perlu menembus
membran ini dan memasuki kapilari darah fetus yang terdapat dalam
vilus. Selain oksigen dan nutrien. antibodi dari darah ibu juga meresap
ke dalam darah fetus melalui plasenta. Antibodi ini melindungi fetus
dan bayi yang dilahirkan daripada jangkitan penyakit.

5. Tumbuh Kembang Fetus


a. Nutrisi janin
1) Glukosa, nutrien utama untuk pertumbuhan dan energi janin.
Diperlukan mekanisme untuk meminimalkan penggunaan glukosa oleh
ibu selama kehamilan sehingga tersedia pasokan maternal dalam
jumlah terbatas untuk janin.2
2) Leptin, produk adiposit dan sebagai pengatur homeoastasis energi.
Polipeptida ini juga berperan dalam angiogenesis, hematopoiesis,
osteogenesis, pematangan paru, fungsi neuroendokrin, imun,
reproduksi.2
3) Laktat, akan diangut sebagai asam laktat yang diangkut melewati difusi
terfasilitasi.2
4) Asam amino, diambil dari plasma ibu diambil oleh trofoblas,
dipekatkan dalam sinsitiotrofoblas dan dibawa ke sisi fetal secara
difusi.2
b. Perubahan bentuk
Konsepsi dan Awal Kehidupan Periode Prenatal (masa sebelum lahir)
adalah Periode awal perkembangan manusia yang dimulai sejak konsepsi, yakni
ketika ovum wanita dibuahi oleh sperma laki-laki sampai dengan waktu kelahiran
seorang individu.Masa ini pada umumnya berlangsung selama 9 bulan kelender
atau sekitar 270-280 hari sebelum lahir.3
Periode pra kelahiran (pre natal period) mulai pada saat pembuahan
(konsepsi) dan berakhir pada saat kelahiran (kira-kira 38 minggu).Selama
perkembangan pra kelahiran, manusia mengalami perkembangan yang sangat
cepat dalam kehidupannya. Saat ini ilmuwan membagi perkembangan pra
kelahiran (tahap perkembangan embrio) dibagi tiga periode utama :
1) tahap germinal (dari pembuahan sampai dua minggu)
2) tahap embrio (dua sampai delapan minggu)
3) tahap fetus (dua sampai sembilan bulan). 3

- Periode Praembrionik (Germinal)


Tahap germinal atau pra embrionik merupakan awal dari kehidupan
manusia. Proses ini dimulai ketika sperma melakukan penetrasi terhadap telur
dalam proses pembuahan, yang normalnya terjadi akibat hubungan seksual
antara laki-laki dan perempuan. Pada tahap ini zigot dibentuk.3
Zigot terbentuk dari campuran sperma dan sel telur (“tetesan yang
bercampur”).Sel telur yang telah dibuahi, atau zigot, bergerak ke bawah tuba
falopi menuju rahim.Pergerakan ini membutuhkan waktu selama empat hari.
Selama pergerkaan ini, zigot yang semula berupa satu sel, melalui proses
mitosis membelah menjadi dua sel identik. Pembelahan ini terjadi setiap sekitar
30 jam. Dalam proses pembelahan ini, bayi masih disebut dengan blastocyte
(Blastula), yang terdiri dari 100 sel. Bagian luar blastocyte akan menjadi
placenta, sedangkan bagian dalam akan menjadi embrio. 3
Pada minggu kedua, bayi terdiri dari sekitar 150 sel. Placenta mulai
terbentuk, bagian dalam sel memadat dan berkembang menjadi tiga lapisan
yang disebut piringan embrionik (embryonic disc), yang terdiri dari lapisan
ectoderm, mesoderm, dan endoderm. Dalam proses diferensiasi, sel pada
masing-masing lapisan berkembang menjadi jaringan dan organ tubuh. Sel dari
lapisan terluar (ectoderm atau ectoblast) membentuk otak, tulang belakang,
indera peraba, dan lensa mata.Juga lapisan epidermis (enamel gigi, kulit,
rambut, kuku). Lapisan paling dalam, disebut endoderm (endoblast), nantinya
akan berkembang menjadi sistem pernafasan dan pencernaan, juga berbagai
kelenjar seperti pankreas, hati, thyroid, dan thymus. Diantara kedua lapisan
tersebut terdapat lapisan tengah atau mesoderm. Lapisan ini akan menjadi
tulang dan cartilage, sistem buah pelir dan genitalia dan juga bagian luar akan
menutupi organ internal. 3

- Tahap embrionik
Tahap kedua, yang disebut tahap embrionik berlangsung dari minggu
kedua sampai kedelapan perkembangan.Tahap embrio mulai ketika zigot telah
tertanam dengan baik pada dinding rahim.Dalam tahap ini, sistem dan organ
dasar bayi mulai terbentuk dari susunan sel. Meskipun bentuk luar masih jauh
berbeda dibandingkan manusia dewasa, beberapa bentuk seperti mata dan
tangan, bahkan telinga dan kaki mulai dapat dikenali. 3
Seperti lintah menghisap darah ke kulit, kluster sel (embrio) manusia
menghisap darah dari dinding rahim (endometrium) yang mengalami
kehamilan.Tak terhitung banyaknya embrio yang berusia 23-24 hari bertindak
seperti lintah semula.Embrio pada tahap ini hanya dapat terlihat dengan
bantuan mikroskop.Setelah itu, baru pada awal minggu keempat, embrio dapat
dilihat oleh mata telanjang. 3
Sel throphoblast pada lapisan luar kluster sel melakukan sekresi enzim
yang disebut hyaluronidase. Enzim ini akan menghancurkan lapisan asam
(hyaluronic acid) pada jaringan dinding rahim. Sel throphoblast juga
bertanggung-jawab dalam membentuk placenta sebagai penyangga antara
embrio dan darah ibu. Diantara placenta dan bayi terdapat tiga pembuluh darah
yang dalam perkembangannya akan menjadi mirip tali panjang yang disebut
tali pusar (umbilical cord). Salah satu pembuluh ini disebut umbilical vein yang
berfungsi untuk mengangkut darah yang berisi sari makanan dan oksigen dari
placenta kepada bayi. Dua saluran lain disebut umbilical arteri yang bermanfaat
untuk melakukan transportasi darah yang berisi karbondioksida dan
pembuangan yang dihasilkan oleh makanan dari bayi ke placenta.3
Pada awal minggu ketiga, embrio manusia terlihat seperti “segumpal
daging” yang terbungkus, yang terus melakukan pembelahan untuk
perkembangan selanjutnya. Pada akhir minggu keempat, mulai terlihat
perluasan yang mirip cetakan gigi, yang nantinya akan berkembang menjadi
organ dan anggota tubuh yang lengkap. Jika kita mengikuti perkembangan
embrio, kita akan menemukan setelah empat minggu, proses diferensiasi mulai
terjadi dimana sekelompok sel di dalam embrio mengubah dirinya menjadi
bentuk organ tertentu yang lebih besar. Salah satu struktur awal yang terbentuk
dalam tahap ini adalah cartilaginous yang merupakan dasar tulang kerangka
manusia (dalam beberapa bulan kemudian cartilage mengeras dan menguat).
Ini kemudian diikuti dengan munculnya cikal bakal organ lain, termasuk otot,
telinga, mata, ginjal, jantung, dan lain-lain.Periode embrio biasanya dianggap
sebagai waktu yang kritis karena bentuk fisik yang saat itu berkembang pesat
dapat terganggu oleh kondisi yang kurang baik dalam lingkungan prenatal. 3

- Tahap Perkembangan Janin


Tahap perkembangan janin dimulai pada akhir minggu kedelapan
trisemester pertama (minggu 1 sampai 12) dan berlanjut sampai partus. Semua
sistem tubuh telah terbentuk setelah minggu kedelapan: periode janin yang
berikutnya berkaitan dengan pertumbuhan dan diferensiasi organ yang
selanjutnya.3

c. Faktor yang mempengaruhi pertumbuhan janin


Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan janin yaitu faktor
kelainan janin, faktor etnik dan ras diantaranya disebabkan oleh faktor genetik
dan lingkungan, serta faktor kelainan kongenital yang berat pada bayi sehingga
seringkali mengalami retardasi pertumbuhan sehingga berat badan lahirnya
rendah.Selain itu faktor maternal juga mempengaruhi pertumbuhan janin, faktor
tersebut diantaranya konstitusi ibu yaitu jenis kehamilan ganda atau tunggal, serta
keadaan lingkungan ibu. Faktor plasenta juga mempengaruhi pertumbuhan janin
yaitu besar dan berat plasenta,tempat melekat plasenta pada uterus, tempat insersi
tali pusat, kelainan plasenta. 4
Berat badan merupakan ukuran antropometrik yang terpenting, dipakai
pada setiap kesempatan memeriksa kesehatan anak pada semua kelompok umur.
Berat badan merupakan hasil peningkatan/ penurunan antara lain tulang, otot,
lemak, cairan tubuh. Berat badan dipakai sebagai indikator terbaik pada saat ini
untuk mengetahui keadaan gizi dan tumbuh kembang anak. Kualitas bayi baru
lahir juga dapat diketahui melalui pengukuran berat badan bayi setelah
dilahirkan.
6. Perubahan fisiologis dan psikologis
A. Perubahan Fisiologi Selama Kehamilan
Perubahan yang terjadi pada ibu hamil difasilitasi oleh adanya perubahan
kadar hormon estrogen dan progesteron selama kehamilan.
1. Sistem Reproduksi
a. Trimester 1
Terdapat tanda Chadwick, yaitu perubahan warna pada
vulva, vagina dan serviks menjadi lebih merah agak
kebiruan/keunguan..
Tanda Goodell yaitu perubahan konsistensi serviks menjadi
lebih lunak dan kenyal.
Pembesaran dan penebalan uterus disebabkan adanya
peningkatan vaskularisasi dan dilatasi pembuluh darah, hyperplasia
& hipertropi otot, dan perkembangan desidua. Dinding-dinding
otot menjadi kuat dan elastis, fundus pada serviks mudah fleksi
disebut tanda Mc Donald.
Pada kehamilan 8 minggu uterus membesar sebesar telur
bebek dan pada kehamilan 12 minggu kira-kira sebesar telur angsa.
Pada minggu-minggu pertama, terjadi hipertrofi pada istmus uteri
membuat istmus menjadi panjang dan lebih lunak yang disebut
tanda Hegar.
b. Trimester 2
Hormon estrogen dan progesteron terus meningkat dan
terjadi hipervaskularisasi mengakibatkan pembuluh-pembuluh
darah alat genetalia membesar. Peningkatan sensivitas ini dapat
meningkatkan keinginan dan bangkitan seksual, khususnya selama
trimester dua kehamilan. Peningkatan kongesti yang berat
ditambah relaksasi dinding pembuluh darah dan uterus dapat
menyebabkan timbulnya edema dan varises vulva. Edema dan
varises ini biasanya membaik selama periode pasca partum.
Pada akhir minggu ke 12 uterus yang terus mengalami
pembesaran tidak lagi cukup tertampung dalam rongga pelvis
sehingga uterus akan naik ke rongga abdomen. Pada trimester
kedua ini, kontraksi uterus dapat dideteksi dengan pemeriksaan
bimanual. Kontraksi yang tidak teratur dan biasanya tidak nyeri ini
dikenal sebagai kontraksi Braxton Hicks, muncul tiba-tiba secara
sporadik dengan intensitas antara 5-25 mmHg. Pada usia
kehamilan 16 minggu, plasenta mulai terbentuk dan menggantikan
fungsi corpus luteum gravidarum.
c. Trimester 3
Dinding vagina mengalami banyak perubahan sebagai
persiapan untuk persalinan yang seringnya melibatkan peregangan
vagina. Ketebalan mukosa bertambah, jaringan ikat
mengendor,dan sel otot polos mengalami hipertrofi. Juga terjadi
peningkatan volume sekresi vagina yang berwarna keputihan dan
lebih kental. Pada minggu-minggu akhir kehamilan, prostaglandin
mempengaruhi penurunan konsentrasi serabut kolagen pada
serviks. Serviks menjadi lunak dan lebih mudah berdilatasi pada
waktu persalinan.

2. Payudara / mammae
a. Trimester 1
Mammae akan membesar dan tegang akibat hormon
somatomamotropin, estrogen dan progesteron, akan tetapi belum
mengeluarkan ASI. Vena-vena di bawah kulit juga akan lebih
terlihat. Areola mammae akan bertambah besar pula dan
kehitaman. Kelenjar sebasea dari areola akan membesar dan
cenderung menonjol keluar dinamakan tuberkel Montgomery.
b. Trimester 2
Pada kehamilan 12 minggu keatas dari puting susu dapat
keluar cairan kental kekuning-kuningan yang disebut Kolustrum.
Kolustrum ini berasal dari asinus yang mulai bersekresi.selama
trimester dua. Pertumbuhan kelenjar mammae membuat ukuran
payudara meningkat secara progresif. Bila pertambahan ukuran
tersebut sangat besar, dapat timbul stria stria seperti pada
abdomen. Walaupun perkembangan kelenjar mammae secara
fungsional lengkap pada pertengahan masa hamil, tetapi laktasi
terlambat sampai kadar estrogen menurun, yakni setelah janin dan
plasenta lahir
c. Trimester 3
Pembentukan lobulus dan alveoli memproduksi dan
mensekresi cairan yang kental kekuningan yang disebut
Kolostrum. Pada trimester 3 aliran darah di dalamnya lambat dan
payudara menjadi semakin besar
3. Kulit
a. Trimester 1
Diketahui bahwa terjadi peningkatan suatu hormon
perangsang melanosit sejak akhir bulan kedua kehamilan sampai
aterm yang menyebabkan timbulnya pigmentasi pada kulit. Linea
nigra adalah pigmentasi berwarna hitam kecoklatan yang muncul
pada garis tengah kulit abdomen. Bercak kecoklatan kadang
muncul di daerah wajah dan leher membentuk kloasma atau
melasma gravidarum (topeng kehamilan). Aksentuasi pigmen juga
muncul pada areola dan kulit genital. Pigmentasi ini biasanya akan
menghilang atau berkurang setelah melahirkan.
Angioma atau spider naevi berupa bintik-bintik penonjolan
kecil dan merah pada kulit wajah, leher, dada atas, dan lengan.
Kondisi ini sering disebut sebagai nevus angioma atau
teleangiektasis. Eritema palmaris terkadang juga dapat ditemukan.
Kedua kondisi ini kemungkinan disebabkan oleh
hiperestrogenemia kehamilan
b. Trimester 2
Peningkatan melanocyte stimulating hormone (MSH) pada
masa ini menyebabkan perubahan cadangan melanin pada daerah
epidermal dan dermal
c. Trimester 3
Pada bulan-bulan akhir kehamilan umumnya dapat muncul
garis-garis kemerahan, kusam pada kulit dinding abdomen dan
kadang kadang juga muncul pada daerah payudara dan paha.
Perubahan warna tersebut sering disebut sebagai striae gavidarum.
Pada wanita multipara, selain striae kemerahan itu seringkali
ditemukan garis garis mengkilat keperakan yang merupakan
sikatrik dari striae kehamilan sebelumnya
4. Perubahan metabolik dan kenaikan berat badan
a. Trimester 1
Terjadi pertambahan berat badan selama kehamilan yang
sebagian besar diakibatkan oleh uterus dan isinya payudara, dan
peningkatan volume darah serta cairan ekstraseluler. Sebagian
kecil pertambahan berat badan terebut diakibatkan oleh perubahan
metabolik yang menyebabkan pertambahan air selular dan
penumpukan lemak serta protein baru, yang disebut cadangan ibu.
Pada awal kehamilan, terjadi peningkatan berat badan ibu kurang
lebih 1 kg
b. Trimester 2
Kenaikan berat badan ibu terus bertambah terutama oleh
karena perkembangan janin dalam uterus
c. Trimester 3
Pertambahan berat badan ibu pada masa ini dapat mencapai
2 kali lipat bahkan lebih dari berat badan pada awal kehamilan.
Pitting edema dapat timbul pada pergelangan kaki dan tungkai
bawah akibat akumulasi cairan tubuh ibu. Akumulasi cairan ini
juga disebabkan oleh peningkatan tekanan vena di bagian yang
lebih rendah dari uterus akibat oklusi parsial vena kava. Penurunan
tekanan osmotik koloid interstisial juga cenderung menimbulkan
edema pada akhir kehamilan.
5. Perubahan Hematologis
a. Trimester 1
Volume darah ibu meningkat secara nyata selama
kehamilan. Konsentrasi hemoglobin dan hematokrit sedikit
menurun sejak trimester awal kehamilan. Sedangkan konsentrasi
dan kebutuhan zat besi selama kehamilan juga cenderung
meningkat untuk mencukupi kebutuhan janin
b. Trimester 2
Peningkatan volume darah disebabkan oleh meningkatnya
plasma dan eritrosit. Terjadi hiperplasia eritroid sedang dalam
sumsum tulang dan peningkatan ringan pada hitung retikulosit. Hal
ini disebabkan oleh meningkatnya kadar eritropoetin plasma ibu
setelah usia gestasi 20 minggu, sesuai dengan saat produksi
eritrosit paling tinggi
c. Trimester 3
Konsentrasi hematokrit dan hemoglobin yang sedikit
menurun selama kehamilan menyebabkan viskositas darah
menurun pula. Perlu diperhatikan kadar hemoglobin ibu terutama
pada masa akhir kehamilan, bila konsentrasi Hb < 11,0 g/dl, hal itu
dianggap abnormal dan biasanya disebabkan oleh defisiensi besi.
6. Sistem Kardiovaskuler
a. Trimester 1
Perubahan terpenting pada fungsi jantung terjadi pada 8
minggu pertama kehamilan. Pada awal minggu kelima curah
jantung mengalami peningkatan yang merupakan fungsi dari
penurunan resistensi vaskuler sistemik serta peningkatan frekuensi
denyut jantung. Preload meningkat sebagai akibat bertambahnya
volume plasma yang terjadi pada minggu ke 10-20.
b. Trimester 2
Sejak pertengahan kehamilan, pembesaran uterus akan
menekan vena cava inferior dan aorta bawah saat ibu berada pada
posisi terlentang. Hal itu akan berdampak pada pengurangan darah
balik vena ke jantung hingga terjadi penurunan preload dan
cardiac output yang kemudian dapat menyebabkan hipotensi
arterial.
c. Trimester 3
Selama trimester terakhir, kelanjutan penekanan aorta pada
pembesaran uterus juga akan mengurangi aliran darah
uteroplasenta ke ginjal. Pada posisi terlentang ini akan membuat
fungsi ginjal menurun jika dibandingkan dengan posisi miring
7. Sistem pernafasan
a. Trimester 1
Kesadaran untuk mengambil nafas sering meningkat pada
awal kehamilan yang mungkin diinterpretasikan sebagai dispneu.
Hal itu sering mengesankan adanya kelainan paru atau jantung
padahal sebenarnya tidak ada apa-apa. Peningkatan usaha nafas
selama kehamilan kemungkinan diinduksi terutama oleh
progesteron dan sisanya oleh estrogen. Usaha nafas yang
meningkat tersebut mengakibatkan PCO2 atau tekanan
karbokdioksida berkurang. (1)
b. Trimester 2
Selama kehamilan, sirkumferensia thorax akan bertambah
kurang lebih 6 cm dan diafragma akan naik kurang lebih 4 cm
karena penekanan uterus pada rongga abdomen. Pada kehamilan
lanjut, volume tidal, volume ventilasi per menit, dan pengambilan
oksigen per menit akan bertambah secara signifikan. (1)

c. Trimester 3
Pergerakan difragma semakin terbatas seiring pertambahan
ukuran uterus dalam rongga abdomen. Setelah minggu ke 30,
peningkatan volume tidal, volume ventilasi per menit, dan
pengambilan oksigen per menit akan mencapai puncaknya pada
minggu ke 37. Wanita hamil akan bernafas lebih dalam sehingga
memungkinkan pencampuran gas meningkat dan konsumsi
oksigen meningkat 20%. Diperkirakan efek ini disebabkan oleh
meningkatnya sekresi progesteron.
8. Sistem Urinaria
a. Trimester 1
Pada bulan-bulan awal kehamilan, vesika urinaria tertekan
oleh uterus sehingga sering timbul keinginan berkemih. Hal itu
menghilang seiring usia kehamilan karena uterus yang telah
membesar keluar dari rongga pelvis dan naik ke abdomen. Ukuran
ginjal sedikit bertambah besar selama kehamilan. Laju filtrasi
glomerulus (GFR) dan aliran plasma ginjal (RPF) meningkat pada
awal kehamilan.(
b. Trimester 2
Uterus yang membesar mulai keluar dari rongga pelvis
sehingga penekanan pada vesica urinaria pun berkurang. Selain itu,
adanya peningkatan vaskularisasi dari vesica urinaria
menyebabkan mukosanya hiperemia dan menjadi mudah berdarah
bila terluka(1)
c. Trimester 3
Pada akhir kehamilan, kepala janin mulai turun ke pintu atas
panggul menyebabkan penekanan uterus pada vesica urinaria.
Keluhan sering berkemih pun dapat muncul kembali. Selain itu,
terjadi peningkatan sirkulasi darah di ginjal yang kemudian
berpengaruh pada peningkatan laju filtrasi glomerulus dan renal
plasma flow sehingga timbul gejala poliuria. Pada ekskresi akan
dijumpai kadar asam amino dan vitamin yang larut air lebih
banyak(1)

9. Sistem Muskuloskeletal (1)


a. Trimester 1
Pada trimester pertama tidak banyak perubahan pada
musuloskeletal. Akibat peningkatan kadar hormone estrogen dan
progesterone, terjadi relaksasi dari jaringan ikat, kartilago dan
ligament juga meningkatkan jumlah cairan synovial. Bersamaan
dua keadaan tersebut meningkatkan fleksibilitas dan mobilitas
persendian. Keseimbangan kadar kalsium selama kehamilan
biasanya normal apabila asupan nutrisinya khususnya produk
terpenuhi(1)
b. Trimester 2
Tidak seperti pada trimester 1, selama trimester 2 ini
mobilitas persendian sedikit berkurang. Hal ini dipicu oleh
peningkatan retensi cairan pada connective tissue, terutama di
daerah siku dan pergelangan tangan. (1)
c. Trimester 3
Akibat pembesaran uterus ke posisi anterior, umumnya
wanita hamil memiliki bentuk punggung cenderung lordosis. Sendi
sacroiliaca, sacrococcigis, dan pubis akan meningkat mobilitasnya
diperkirakan karena pengaruh hormonal. Mobilitas tersebut dapat
mengakibatkan perubahan sikap pada wanita hamil dan
menimbulkan perasaan tidak nyaman pada bagian bawah
punggung(1)
10. Sistem Persarafan
a. Trimester 1
Wanita hamil sering melaporkan adanya masalah pemusatan
perhatian, konsentrasi dan memori selama kehamilan dan masa
nifas awal. Namun, penelitian yang sistematis tentang memori
pada kehamilan tidak terbatas dan seringkali bersifat anekdot(1)
b. Trimester 2
Sejak awal usia gestasi 12 minggu, dan terus berlanjut
hingga 2 bulan pertama pascapartum, wanita mengalami kesulitan
untuk mulai tidur, sering terbangun, jam tidur malam yang lebih
sedikit serta efisiensi tidur yang berkurang(1)
c. Trimester 3
Penelitian Keenan dkk (1978) menemukan adanya
penurunan memori terkait kehamilan yang terbatas pada trimester
tiga. Penurunan ini disebabkan oleh depresi, kecemasan, kurang
tidur atau perubahan fisik lain yang dikaitkan dengan kehamilan.
Penurunan memori yang diketahui hanyalah sementara dan cepat
pulih setelah kelahiran(1)
11. Sistem Pencernaan
a. Trimester 1
Timbulnya rasa tidak enak di ulu hati disebabkan karena
perubahan posisi lambung dan aliran asam lambung ke esophagus
bagian bawah. Produksi asam lambung menurun. Sering terjadi
nausea dan muntah karena pengaruh human Chorionic
Gonadotropin (HCG), tonus otot-otot traktus digestivus juga
berkurang. Saliva atau pengeluaran air liur berlebihan dari biasa.
Pada beberapa wanita ditemukan adanya ngidam makanan yang
mungkin berkaitan dengan persepsi individu wanita tersebut
mengenai apa yang bisa mengurangi rasa mual. (1)
b. Trimester 2
Seiring dengan pembesaran uterus, lambung dan usus akan
tergeser. Demikian juga dengan organ lain seperti appendiks yang
akan bergeser ke arah atas dan lateral. Perubahan lainnya akan
lebih bermakna pada kehamilan trimester 3. (1)
c. Trimester 3
Perubahan yang paling nyata adalah adanya penurunan
motilitas otot polos pada organ digestif dan penurunan sekresi
asam lambung. Akibatnya, tonus sphincter esofagus bagian bawah
menurun dan dapat menyebabkan refluks dari lambung ke
esofagus sehingga menimbulkan keluhan seperti heartburn.
Penurunan motilitas usus juga memungkinkan penyerapan nutrisi
lebih banyak, tetapi dapat muncul juga keluhan seperti konstipasi.
12. Perubahan Psikis
a. Trimester 1
1) Ibu merasa tidak sehat dan kadang-kadang merasa benci dengan
kehamilannya.
2) Kadang muncul penolakan, kecemasan dan kesedihan. Bahkan
kadang ibu berharap agar dirinya tidak hamil saja.
3) Ibu akan selalu mencari tanda-tanda apakah ia benar-benar hamil.
Hal ini dilakukan sekedar untuk meyakinkan dirinya.
4) Setiap perubahan yang terjadi dalam dirinya akan selalu mendapat
perhatian dengan seksama.
5) Oleh karena perutnya masih kecil, kehamilan merupakan rahasia
seseorang yang mungkin akan diberitahukannya kepada orang lain
atau bahkan merahasiakannya.
b. Trimester 2
1) Ibu merasa sehat, tubuh ibu sudah terbiasa dengan kadar hormone
yang tinggi.
2) Ibu sudah bisa menerima kehamilannya.
3) Merasakan gerakan anak.
4) Merasa terlepas dari ketidaknyamanan dan kekhawatiran.
5) Libido meningkat.
6) Menuntut perhatian dan cinta.
7) Merasa bahwa bayi sebagai individu yang merupakan bagian dari
dirinya.
8) Hubungan sosial meningkat dengan wanita hamil lainnya atau
pada orang lain yang baru menjadi ibu.
9) Ketertarikan dan aktivitasnya terfokus pada kehamilan, kelahiran,
dan persiapan untuk peran baru.
c. Trimester 3
1) Rasa tidak nyaman timbul kembali, merasa dirinya jelek, aneh, dan
tidak menarik.
2) Merasa tidak menyenangkan ketika bayi tidak lahir tepat waktu.
3) Takut akan rasa sakit dan bahaya fisik yang timbul pada saat
melahirkan, khawatir akan keselamatannya.
4) Khawatir bayi akan dilahirkan dalam keadaan tidak normal,
bermimpi yang mencerminkan perhatian dan kekhawatirannya.
5) Merasa sedih karena akan terpisah dari bayinya.
6) Merasa kehilangan perhatian.
7) Perasaan mudah terluka (sensitif).
8) Libido menurun.

7. Pengaruh obat pada kehamilan


 Kategori risiko obat-obatan dalam kehamilan berdasarkan Food And
Drugs Administration (FDA) Amerika Serikat
1. Kategori A
Studi terkontrol pada wanita gagal memperlihatkan risiko pada janin
dan kemungkinan obat merusak janin.
Contoh : Vit.C, folat, L-tiroksin
2. Kategori B
Studi pada hewan tidak memperlihatkan adanya risiko janin tetapi
tidak ada studi terkontrol pada wanita hamil, atau studi pada hewan
telah memperlihatkan adanya efek tidak diharapkan yang tidak
terkonfirmasi pada studi terkontrol pada wanita hamil.
Contoh : Hidroklorotiazid, α-metildopa, ampisilin
3. Kategori C
Studi pada hewan telah memperlihatkan adanya efek tidak diharapkan
terhadap janin dan tidak ada studi terkontrol pada wanita atau tidak ada
studi terkontrol pada hewan atau wanita hamil. Gunakan hanya jika
potensi manfaat melebihi risiko pada janin.
Contoh : teofilin, nifedipin, asiklovir
4. Kategori D
Bukti positif adanya risiko pada janin manusia, tetapi manfaat
permakaian obat pada wanita hamil mungkin dapat diterima meskipun
masih ada risiko.
Contoh : ACE-I, fenitoin, spironolakton
5. Kategori X
Bukti positif abnormalitas pada janin hewan maupun manusia atau
risiko pemakaian obat pada wanita hamil jelas melebihi kemungkinan
manfaat obat. Obat ini merupakan kontraindikasi pada wanita hamil
atau mungkin hamil.
Contoh : Vit.A, kontrasepsi oral
DAFTAR PUSTAKA

1. Prawirohardjo,Sarwono. Ilmu kebidanan. Jakarta; PT Bina Pustaka Sarwono


Prawirohardjo: 2016
2. Cunningngham, GF. Dkk Obstetri. Edisi 23. Volume 1. Jakarta; EGC: 2012
3. Sloane, Ethel. Anatomi dsn Fisiologi Untuk Pemula. Jakarta; EGC: 2004.
4. Rahmi L. Gambaran Berat Plasenta Terhadap Berat Lahir Bayi. Vol. 7 No. 1. Padang:
Jurnal Kesehatan Medika Saintika; 2016.
5. Nurdiyan A. Yulizawati. Implementation Of Cambridge Worry Scale As A
Psychological Assesment In ANC Routine. Padang. FK UNAND; 2016

Anda mungkin juga menyukai