SKENARIO 1
“TELAT MENSTRUASI”
NPM : 117170022
Blok : 6.1
Kelompok :8
CIREBON
2020
Skenario 1
Telat menstruasi
STEP 1
1. PP test : ( Plano Pregnancy Test ) Cara mendeteksi kehamilan yg paling mudah dan
akurat, alatnya berupa dipstick. Mendeteksi kadar HCG dalam urine
2. Menstruasi : Perbahan fisiologis pada perempuan yaitu berupa meluruhnya
myometrium, proses keluarnya darah secara periodik
3. Kehamilan : perkembangan janin didalam rahim perempuan ketika terjadi nidasi
4. Janin : bakal bayi dalam kandungan
STEP 2
STEP 3
1. Fase ovulasi dimana corpus luteum dipertahankan oleh hormone HCG seingga tidak
luruh dan tidak menstruasi
2. Mual muntah karena peningkatan hormone estrogen dan hormone progesterone
seingga meningkatkan asam lambung - mual muntah
Sering miksi : karena pertumbuhan uterus yang mendesak vesical urinaria sehingga
terasa ingin miksi
Payudara terasa kencang : karena peningkatan hormone estrogen, progesterone, dan
somatomamotropin meningkatkan jaringan alveoli payudara terasa kencang dan
membesar
3. Hormon FSH, LH, progesterone, estrogen, dan HCG
4. a.Hipertrofi uterus, perubahan sistem kardiovaskular, meningkatkan vaskularisasi
limftaik ( tanda chadwick )
b.Peningkatan estrogen peristaltic menurun konstipasi
c.Sistem reproduksi Peningkatan pembuluh darah kebiruan di vagina ( tand
chadwick )
d. Sistem integument serabut elastis robek striae gravidarum.
5. Bahan- Bahan : urine sewaktu dan urine pagi
- beri label
- periksa data
- tunggu
6. Trimester ke-1 : Pada minggu ke-3 sel sel mulai membentuk organ organ spesifik,
minggu ke -13 jantung telah lengkap dibentuk dna berdenyut sebagai besar organ
telah dibentuk, dan janin mulai dapat bergerak
Trimester ke-2 : berat janin +- 100 gr, gerakan janin dapat dirasakan oleh ibu, tangan
jari tangan, kaki, dan jari kakai terbentuk, janin sudah dapat mendengar dan mulai
terbentuk gusi dan tulang
Trimester ke -3
1. Fase pra-ovulasi
Fase ovulasi
Fase Luteal
Fase menstruasi
2. Traktus pencernaan : lambung berubah posisi refluks asam lambung mual
muntah penurunan nafsu makan
Kontipasi penurnan motilitas saluran cerna
Sering miksi uterus menekan VU saat trimester ke 1 dan trimester ke-3
Peningkatan hormone estrogen dan progesterone peningkatan as. Lambung
mual muntah
3. Hormon estrogen : ,saluran kelenjar mammae meningkat untuk sekresi air susu
memicu kontraksi dinding rahim saat persalinan,
HCG : Untuk imunitas, merangsal sel leydig mensekresi testosterone,
mempertahankan corpus lutem, mencegah , mencegah menstruasi, dideteksi 1 hari
setelah implantasi selesa. Produksi puncak 60-70 hari saat kehamilan dan menurun
perlahan usia 130-170 hari
HPL : stimulasi pertumbuhan, perubahan metabolisme lemak ibu hamil saat puasa,
menyebabkan perkembangan sebagian payudara, jumlah glukosa yang disimpan lebih
besar pada ibu hamil.
Oksitoksin : memberi kelenturan leher rahim,
Prolaktin : meningkatkan produksi ASI
Hormon relaksin : melunakkan serviks untuk membuka serviks saat persalinan
Somatomamotropin : Mempengaruhi sel-sel asinus dan perubahan dalam sel sehingga
terja pembuatan Kasein, laktalbumin, laktoglobulin untuk persiapan laktasi
4. Perubahan fisiologis :
- Kulit : alur- alur bercak kemerahan ( stria gravidarum atau stretch mark ) di paha,
kulit abdomen, payudara,
- Perubahan metabolisme
- Uterus : Hipertorfi, ukurannya dari 30 gr menjad 1000 gr
- Vagina dan perineum : peningkatan vaskularisasi tanda chadwick ( warna biru
keunguan )
- Areola mammae hiperpigmentasi
5. PP test : ketika HCG lebih diatas ambang batas (+) 2 garis merah
Test USG : Melihat dalam rahim, taksiran persalinan, perkiraan usia kehamilan,
perkiraan BB dan panjang janin
Puncak HCG di minggu ke 8-9 dan penurunan di minggu ke 16-20
Cara PP test : dilakukan pagi hari bangun tidur, berkemih di wadah, masukin alat
indicator, biarkan 5 detik, diangkat, dan hasilnya akan keluar 5-10 menit
6. Tumbuh kembang janin
Trimeste ke-1 : periode germinal minggu ke 0-3
Periode embrionik Minggu ke 4-8
Periode fetus minggu ke 9-12 organ penting terus bertumbuh
seperti jantung
Trimester ke-2: jaringan kulit, kuku terus berkembang., berat janin 10 gr,
gerakan janin terasa oleh ibu, terbentuk gusi dan tulang
Trimester ke-3: semua organ tumbuh sempurna, dan ada gerakan motoric ,
berat janin 1-1.5 kg
7. Asupan nutrisi
Makronutrien : karbohidrat beras, singkong, jagung ubi
Protein kacang-kacangan, biji-bijian
Lemak
Mikronutrien : vitamin, mineral
Trimester ke 1 : Asam folat sbg pembentukan SSP termasuk otak. Contoh : sayuran,
tempe, kacang-kacangan.,
Vitamin D,
Trimester ke 2: Vitamin A untuk proses metabolisme contoh daging ayam, kangkung,
wortel.
Kalsium untuk pembentukan tulang janin contoh : bayam, gandum
Zat besi : membentuk sel darah merah, mengangkut O2 ke seluruh tubuh dan janin
contoh daging dapi, hati sapi.
Trimester ke-3 : vit B6 untuk membantu sistem syaraf contoh : kacang-kacangan, hati
gandum.
Serat : sayuran dan buah buahan,
Vitamin C untuk membantu penyerapan zat besi : jeruk, nanas.
MIND MAP
STEP 5
1. Menjelaskan strktur organ yang terlibat dalam proses kehamilan
2. Menjelaskan proses kehamilan dimulai dari fertilisasi, implantasi, dan
perkembangan embrionik setelah implantasi
3. Menjelaskan pembentukan, pertumbuhan, dan pematangan plasenta, serta
hormone plasenta
4. Menjelaskan struktur amnion, tali pusat yang berhubungan dengan sirkulasi darah
fetal maternal
5. Menjelaskan proses tumbuh kembang fetus seperti kebutuhan nutrisi fetus,
perubahan bentuk, faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan maturitas janin
serta fisiologis fetus
6. Menjelaskan perubahan fisiologis maternal selama kehamilan ( baik secara
struktur dan fungsi ) dan perubahan psikis serta faktor yang mempengaruhinya
7. Menjelaskan pengaruh obat pada kehamilan
Refleksi Diri
Alhamdulillah PBL kali ini berjalan dengan cukup lancar. Semoga ilmu yang
dipeajari bisa bermanfaat.
STEP 6
BELAJAR MANDIRI
STEP 7
pudendus.
2. Proses kehamilan
a. Ovulasi
Ovulasi adalah proses pelepasan ovum yang dipengaruhi oleh sistem
hormonal yang kompleks. Selama masa subur yang berlangsung 20 sampai 35
tahun hanya 420 buah ovum yang dapat mengikuti proses pematangan dan
terjadi ovulasi.
Proses pertumbuhan ovum (oogenesis)
Dengan pengaruh FSH, folikel primer mengalami perubahan menjadi
folikel de Graaf yang menuju ke permukaan ovarium disertai
pembentukan cairan liquor folikuli
Desakan folikel de Graaf ke permukaan ovarium menyebabkan
penipisan dan disertai devaskularisasi
Selama pertumbuhan menjadi folikel de Graaf ovarium mengeluarkan
hormon estogen yang dapat mempengaruhi:
Gerak dari tuba yang makin mendekati ovarium
Gerak sel rambut lumen tuba makin tinggi
Peristaltik tuba makin aktif
Dengan pengaruh LH yang semakin besar dan fluktuasi yang
mendadak, terjadi proses pelepasan ovum yang disebut ovulasi
Dengan gerak aktif tuba yang mempunyai umbai (fimbriae) maka
ovum yang telah dilepaskan segera ditangkap oleh fimbriae tuba.
Proses penangkapan ini disebut ovum pick up mechanism.
Ovum yang tertangkap terus berjalan mengikuti tuba menuju uterus,
dalam bentuk pematangan pertama, artinya telah siap untuk dibuahi.
b. Spermatozoa
Pertumbuhan spermatozoa dipengaruhi mata rantai hormonal yang kompleks
dari pancaindra, hipotalamus, hipofisis, dan sel interstitial Leydig sehingga
spermatogonium dapat mengalami proses mitosis. Pada setiap hubungan seks
ditumpahkan sekitar 3 cc sperma yang mengandung 40 sampai 60 juta
spermatozoa setiap cc. Sebagian besar spermatozoa mengalami kematian dan
hanya beberapa ratus yang dapat mencapai tuba fallopii. Spermatozoa yang
masuk ke dalam alat genitalia wanita dapat hidup selama tiga hari, sehingga
cukup waktu untuk mengadakan konsepsi.
c. Konsepsi atau fertilisasi
Pertemuan inti ovum dengan inti spermatozoa disebut konsepsi atau fertilisasi
dan membentuk zigot. Proses konsepsi dapat berlangsung sebagai berikut:
Ovum yang dilepaskan dalam proses ovulasi, diliputi oleh korona
radiata, yang mengandung persediaan nutrisi.
Pada ovum dijumpai inti dalam bentuk metafase di tengah sitoplasma
yang disebut vitellus.
Dalam perjalanan korona radiata makin berkurang pada zona pelusida.
Nutrisi dialirkan ke dalam vitellus, melalui saluran pada zona
pelusida.
Konsepsi terjadi pada pars ampularis tuba
Ovum siap dibuahi setelah 12 jam dan hidup selama 48 jam
Spermatozoa ditumpahkan, masuk melalui kanalis servikalis dengan
kekuatan sendiri
Dalam kavum uteri terjadi proses kapasitasi, yaitu pelepasan sebagian
dari "liproteinnya" sehingga mampu mengadakan fertilisasi
Spermatozoa melanjutkan perjalanan menuju tuba
Spermatozoa hidup selama tiga hari dalam genitalia interna
Spermatozoa akan mengelilingi ovum yang telah siap dibuahi
serta me-ngikis korona radiata dan zona pelusida dengan
proses enzimatik: hyaluronidase
Melalui "stomata" spermatozoa memasuki ovum. Setelah
kepala spermatozoa masuk ke dalam ovum, ekornya lepas dan
tertinggal di luar
Kedua inti ovum dan inti spermatozoa bertemu dengan
membentuk zigot
Keseluruhan proses tersebut merupakan mata rantai fertilisasi
atau konsepsi.
d. Proses nidasi atau implantasi
Sebelum implantasi, zona pelusida menghilang dan selanjutnya blastokista
menempel serta menyebabkan erosi dinding endometrium. Setelah erosi,
blastokista membenamkan diri dan menjadi terbungkus seluruhnya di dalam
endometrium.
e. Perkembangan embrio setelah implantasi
Pada hari ke-24-26 gestasi, lempeng embrionik bersifat bilaminar terdiri
dari ektoderm dan endoderm embrio.
Proliferasi selular pada lempen embrioik menyebabkan penebalan garis
tengah (garis primitif). Sel kemudian menyebar ke arah lateral dari garis
primitif di antara endoderm dan ektoderm untuk membentuk mesoderm.
Peristiwa ini menghasilkan lempeng embrionik trilaminar.
Ketiga lapisan germinal ini menghasilkan semua organ embrio
Ektoderm : sistem saraf, epidermis beserta turunannya (lensa
mata, rambut)
Endoderm : GIT dan turunannya (pankreas, hati, tiroid)
Mesodem : tulang rangka, dermis, otot, sistem vaskular,
urogenital
3. Plasenta
Pembentukan, pertumbuhan dan pemantangan
Setelah nidasi, trofoblas terdiri atas 2 lapis, yaitu bagian dalam disebut
sitotrofoblas dan bagian luar disebut sinsisiotrofoblas. Endometrium atau sel
desidua di mana terjadi nidasi menjadi pucat dan besar disebut sebagai reaksi
desidua. Sebagian lapisan desidua mengalami fagositosis oleh sel trofoblas.
Reaksi desidua agaknya merupakan proses untuk menghambat invasi, tetapi
berfungsi sebagai sumber pasokan makanan.
Sebagian sel trofoblas terus menembus bagian dalam lapisan endometrium
mendekati lapisan basal endometrium di mana terdapat pembuluh spiralis,
kemudian terbentuk lakuna yang berisi plasma ibu. Proses pelebaran darah arteri
spiralis sangat penting sebagai bentuk fisiologik yaitu model mangkuk. Hai ini
dimungkinkan karena penipisan lapisan endotel arteri akibat invasi trofoblas
yang menumpuk lapisan fibrin.
Proses invasi trofoblas tahap kedua mencapai bagian miometrium arteri
spiralis terjadi pada kehamilan 14 - 15 minggu dan saat ini perkembangan
plasenta telah lengkap. Apabila model mangkuk tersebut kurang sempurna, akan
timbul kekurangan pasokan darah ibu yang berakibat iskemia plasenta dan
terjadi preekiampsia. Lakuna yang kemudian terbentuk akan menjadi ruang
intervili.
Sel trofoblas awal kehamilan disebut sebagai vili primer, kemudian akan
berkembang menjadi sekunder dan tersier pada trimester akhir. Bagian dasar sel
trofoblas akan menebal yang disebut korion frondosum dan berkembang
menjadi plasenta. Sementara itu, bagian luar yang menghadap ke kavum uteri
disebut korion laeoe yang diliputi oleh desidua kapsularis. Desidua yang
menjadi tempat implantasi plasenta disebut desidua basalis. 1
Pada usia kehamilan 8 minggu (6 minggu dari nidasi) zigot telah
melakukan invasi terhadap 40 - 60 arteri spiralis di daerah desidua basalis. Vili
sekunder akan mengapung di kolam darah ibu, di tempat sebagian vili
melekatkan diri melalui integrin kepada desidua.
Hormon yang dihasilkan plasenta yaitu:
- HCG
- Laktogen plasenta manusia
- Hormon steroid
- Hormon pertumbuhan
- Hormon pelepas kortikotropin
- Pro-opiomelanokortin
- Hormon pelepas gonadotropin
1. Definisi
Tali pusat atau funiculus umbilicalis adalah saluran kehidupan
bagi janin selama dalam kandungan. Dikatakan saluran kehidupan
karena saluran inilah yang selama kehamilan menyuplai zat-zat gizi
dan oksigen ke janin. Tetapi begitu bayi lahir, saluran ini sudah tak
diperlukan lagi sehingga harus dipotong dan diikat atau dijepit.
Funiculus umbilicalis terbentang dari permukaan fetal plasenta
sampai daerah umbilicus fetus dan berlanjut sebagai kulit fetus pada
perbatasan tersebut. Funiculus umbicalis secara normal berinsersi di
bagian tengah plasenta. Funiculus umbilicalis berbentuk seperti tali
yang memanjang dari tengah plasenta sampai ke umbilicus fetus dan
mempunyai sekitar 40 puntiran spiral. Pada saat aterm funiculus
umbilicalis panjangnya 40- 50 cm dan diameternya 1-2 cm.
Hal ini cukup untuk kelahiran bayi tanpa menurik plasenta
keluar dari rahim ibu. Tali pusat menjadi lebih panjang jika jumlah air
ketuban pada kehamilan trimester pertama dan kedua relatif banyak,
diserta dengan mobilitas bayi yang sering. Sebaliknya, jika
oligohidromnion dan janin kurang gerak (pada kelainan motorik janin),
maka umumnya tali pusat lebih pendek. Kerugian apabila tali pusat
terlalu panjang adalah dapat terjadi lilitan di sekitar leher atau tubuh
janin atau menjadi ikatan yang dapat menyebabkan oklusi pembuluh
darah khususnya pada saat persalinan.
2. Struktur talipusat
Tali pusat terdapat antara pusat janin dan permukaan fetal
plasenta. Warnanya dari luar putih dan merupakan tali yang berpilin.
Panjangnya 55 cm (30 – 100 cm) dan diameter 1,5 cm. Pembuluh-
pembuluh darahnya biasanya lebih panjang dari tali pusatnya sendiri
sehingga pembuluh berkelok-kelok. Kadang-kadang menimbulkan
tonjolan pada permukaan tali pusat dan diberi nama simpul palsu.
Tiga pembuluh darah : Setelah struktur lengkung usus, volk
sack dan duktus vitellimus menghilang, tali pusat akhimya hanya
mengandung pembuluh darah umbilikal yang menghubungkan
sirkulasi janin dengan plasenta. Ketiga pembuluh darah itu saling
berpilin di dalam funiculus umbilicalis dan melanjutkan sebagai
pembuluh darah kecil pada vili korion plasenta. Kekuatan aliran darah
(kurang lebih 400 ml/ menit) dalam tali pusat membantu
mempertuhankan tali pusat dalam posisi relatif lurus dan mencegah
terbelitnya tali pusat tersebut ketika janin bergerak-gerak. Ketiga
pembuluh darah tersebut yaitu:
1) Satu vena umbilicalis membawa oksigen dan memberi
nutrien ke sistem peredaran darah fetus dari darah maternal
yang terletak di dalam spatium choriodeciduale.
2) Dua arteri umbilicatis mengembalikan produk sisa
(limbah) dari fetus ke plasenta dimana produk sisa tersebut
diasimilasi ke dalam peredaran darah maternal untuk di
ekskresikan.
3) Jeli Wharton : Merupakan zat yang berkonsistensi lengket
yang mengelilingi pembuluh darah pada funiculus
umbilicalis. Jeli Warthon merupakan subtansi seperti jeli,
juga berasal dari mesoderm seperti halnya pembuluh darah.
Jeli ini melindungi pembuluh darah tersebut terhadap
kompresi, sehingga pemberian makanan yang kontinyu
untuk janin dapat di jamin. Selain itu juga dapat membantu
mencegah penekukan tali pusat. Jeli warthon ini akan
mengembang jika terkena udara. Jeli Warthon ini kadang-
kadang terkumpul sebagai gempalan kecil dan membentuk
simpul palsu di dalam funiculus umbilicalis. Jumlah jeli
inilah yang menyebabkan funiculus umbilicalis menjadi
tebal atau tipis.
Insersi/letak tali pusat ke plasenta :
a. Tengah : insertio sentralis
b. Sedikit ke samping: insertio paracentralis
c. Samping : inscrtio lateralis
d. Pinggir : insertio marginalis
e. Di luar plascenta/di selaput janin : insertio velamentosa
3) Sirkulasi talipusat
Fetus dalam rahim ibu mempunyai dua kebutuhan yang harus
dipenuhi yaitu oksigen dan nutrisi serta membuang produk sisa yang
dihasilkan oleh sel-selnya. Struktur yang bertanggungjawab memenuhi
kebutuhan fetus adalah plasenta. Plasenta mempunyai banyak vilus
yang tumbuh dari membran, menyelimuti fetus dan menembus dinding
uterus yaitu endometrium.
Endometrium kaya dengan aliran darah ibu. Jaringan kapilari
darah fetus berada di dalam vilus. Darah yang kaya oksigen dan
nutrien dibawa melalui vena umbilicalis. Sebaliknya darah yang
sampai ke vilus dari fetus melalui arteri umbilicalis dalam tali pusat,
mengandung produk sisa seperti karbon dioksida dan urea, Produk sisa
ini akan meresap ke membran dan masuk darah ibu. Darah ibu dan
darah fetus dalam vilus sangat rapat, akan tetapi kedua darah tersebut
tidak bercampur karena dipisahkan oleh suatu membran.
Oksigen, air, glukosa, asid amino, lipid, garam mineral,
vitamin, hormon, dan antibodi dari darah ibu perlu menembus
membran ini dan memasuki kapilari darah fetus yang terdapat dalam
vilus. Selain oksigen dan nutrien. antibodi dari darah ibu juga meresap
ke dalam darah fetus melalui plasenta. Antibodi ini melindungi fetus
dan bayi yang dilahirkan daripada jangkitan penyakit.
- Tahap embrionik
Tahap kedua, yang disebut tahap embrionik berlangsung dari minggu
kedua sampai kedelapan perkembangan.Tahap embrio mulai ketika zigot telah
tertanam dengan baik pada dinding rahim.Dalam tahap ini, sistem dan organ
dasar bayi mulai terbentuk dari susunan sel. Meskipun bentuk luar masih jauh
berbeda dibandingkan manusia dewasa, beberapa bentuk seperti mata dan
tangan, bahkan telinga dan kaki mulai dapat dikenali. 3
Seperti lintah menghisap darah ke kulit, kluster sel (embrio) manusia
menghisap darah dari dinding rahim (endometrium) yang mengalami
kehamilan.Tak terhitung banyaknya embrio yang berusia 23-24 hari bertindak
seperti lintah semula.Embrio pada tahap ini hanya dapat terlihat dengan
bantuan mikroskop.Setelah itu, baru pada awal minggu keempat, embrio dapat
dilihat oleh mata telanjang. 3
Sel throphoblast pada lapisan luar kluster sel melakukan sekresi enzim
yang disebut hyaluronidase. Enzim ini akan menghancurkan lapisan asam
(hyaluronic acid) pada jaringan dinding rahim. Sel throphoblast juga
bertanggung-jawab dalam membentuk placenta sebagai penyangga antara
embrio dan darah ibu. Diantara placenta dan bayi terdapat tiga pembuluh darah
yang dalam perkembangannya akan menjadi mirip tali panjang yang disebut
tali pusar (umbilical cord). Salah satu pembuluh ini disebut umbilical vein yang
berfungsi untuk mengangkut darah yang berisi sari makanan dan oksigen dari
placenta kepada bayi. Dua saluran lain disebut umbilical arteri yang bermanfaat
untuk melakukan transportasi darah yang berisi karbondioksida dan
pembuangan yang dihasilkan oleh makanan dari bayi ke placenta.3
Pada awal minggu ketiga, embrio manusia terlihat seperti “segumpal
daging” yang terbungkus, yang terus melakukan pembelahan untuk
perkembangan selanjutnya. Pada akhir minggu keempat, mulai terlihat
perluasan yang mirip cetakan gigi, yang nantinya akan berkembang menjadi
organ dan anggota tubuh yang lengkap. Jika kita mengikuti perkembangan
embrio, kita akan menemukan setelah empat minggu, proses diferensiasi mulai
terjadi dimana sekelompok sel di dalam embrio mengubah dirinya menjadi
bentuk organ tertentu yang lebih besar. Salah satu struktur awal yang terbentuk
dalam tahap ini adalah cartilaginous yang merupakan dasar tulang kerangka
manusia (dalam beberapa bulan kemudian cartilage mengeras dan menguat).
Ini kemudian diikuti dengan munculnya cikal bakal organ lain, termasuk otot,
telinga, mata, ginjal, jantung, dan lain-lain.Periode embrio biasanya dianggap
sebagai waktu yang kritis karena bentuk fisik yang saat itu berkembang pesat
dapat terganggu oleh kondisi yang kurang baik dalam lingkungan prenatal. 3
2. Payudara / mammae
a. Trimester 1
Mammae akan membesar dan tegang akibat hormon
somatomamotropin, estrogen dan progesteron, akan tetapi belum
mengeluarkan ASI. Vena-vena di bawah kulit juga akan lebih
terlihat. Areola mammae akan bertambah besar pula dan
kehitaman. Kelenjar sebasea dari areola akan membesar dan
cenderung menonjol keluar dinamakan tuberkel Montgomery.
b. Trimester 2
Pada kehamilan 12 minggu keatas dari puting susu dapat
keluar cairan kental kekuning-kuningan yang disebut Kolustrum.
Kolustrum ini berasal dari asinus yang mulai bersekresi.selama
trimester dua. Pertumbuhan kelenjar mammae membuat ukuran
payudara meningkat secara progresif. Bila pertambahan ukuran
tersebut sangat besar, dapat timbul stria stria seperti pada
abdomen. Walaupun perkembangan kelenjar mammae secara
fungsional lengkap pada pertengahan masa hamil, tetapi laktasi
terlambat sampai kadar estrogen menurun, yakni setelah janin dan
plasenta lahir
c. Trimester 3
Pembentukan lobulus dan alveoli memproduksi dan
mensekresi cairan yang kental kekuningan yang disebut
Kolostrum. Pada trimester 3 aliran darah di dalamnya lambat dan
payudara menjadi semakin besar
3. Kulit
a. Trimester 1
Diketahui bahwa terjadi peningkatan suatu hormon
perangsang melanosit sejak akhir bulan kedua kehamilan sampai
aterm yang menyebabkan timbulnya pigmentasi pada kulit. Linea
nigra adalah pigmentasi berwarna hitam kecoklatan yang muncul
pada garis tengah kulit abdomen. Bercak kecoklatan kadang
muncul di daerah wajah dan leher membentuk kloasma atau
melasma gravidarum (topeng kehamilan). Aksentuasi pigmen juga
muncul pada areola dan kulit genital. Pigmentasi ini biasanya akan
menghilang atau berkurang setelah melahirkan.
Angioma atau spider naevi berupa bintik-bintik penonjolan
kecil dan merah pada kulit wajah, leher, dada atas, dan lengan.
Kondisi ini sering disebut sebagai nevus angioma atau
teleangiektasis. Eritema palmaris terkadang juga dapat ditemukan.
Kedua kondisi ini kemungkinan disebabkan oleh
hiperestrogenemia kehamilan
b. Trimester 2
Peningkatan melanocyte stimulating hormone (MSH) pada
masa ini menyebabkan perubahan cadangan melanin pada daerah
epidermal dan dermal
c. Trimester 3
Pada bulan-bulan akhir kehamilan umumnya dapat muncul
garis-garis kemerahan, kusam pada kulit dinding abdomen dan
kadang kadang juga muncul pada daerah payudara dan paha.
Perubahan warna tersebut sering disebut sebagai striae gavidarum.
Pada wanita multipara, selain striae kemerahan itu seringkali
ditemukan garis garis mengkilat keperakan yang merupakan
sikatrik dari striae kehamilan sebelumnya
4. Perubahan metabolik dan kenaikan berat badan
a. Trimester 1
Terjadi pertambahan berat badan selama kehamilan yang
sebagian besar diakibatkan oleh uterus dan isinya payudara, dan
peningkatan volume darah serta cairan ekstraseluler. Sebagian
kecil pertambahan berat badan terebut diakibatkan oleh perubahan
metabolik yang menyebabkan pertambahan air selular dan
penumpukan lemak serta protein baru, yang disebut cadangan ibu.
Pada awal kehamilan, terjadi peningkatan berat badan ibu kurang
lebih 1 kg
b. Trimester 2
Kenaikan berat badan ibu terus bertambah terutama oleh
karena perkembangan janin dalam uterus
c. Trimester 3
Pertambahan berat badan ibu pada masa ini dapat mencapai
2 kali lipat bahkan lebih dari berat badan pada awal kehamilan.
Pitting edema dapat timbul pada pergelangan kaki dan tungkai
bawah akibat akumulasi cairan tubuh ibu. Akumulasi cairan ini
juga disebabkan oleh peningkatan tekanan vena di bagian yang
lebih rendah dari uterus akibat oklusi parsial vena kava. Penurunan
tekanan osmotik koloid interstisial juga cenderung menimbulkan
edema pada akhir kehamilan.
5. Perubahan Hematologis
a. Trimester 1
Volume darah ibu meningkat secara nyata selama
kehamilan. Konsentrasi hemoglobin dan hematokrit sedikit
menurun sejak trimester awal kehamilan. Sedangkan konsentrasi
dan kebutuhan zat besi selama kehamilan juga cenderung
meningkat untuk mencukupi kebutuhan janin
b. Trimester 2
Peningkatan volume darah disebabkan oleh meningkatnya
plasma dan eritrosit. Terjadi hiperplasia eritroid sedang dalam
sumsum tulang dan peningkatan ringan pada hitung retikulosit. Hal
ini disebabkan oleh meningkatnya kadar eritropoetin plasma ibu
setelah usia gestasi 20 minggu, sesuai dengan saat produksi
eritrosit paling tinggi
c. Trimester 3
Konsentrasi hematokrit dan hemoglobin yang sedikit
menurun selama kehamilan menyebabkan viskositas darah
menurun pula. Perlu diperhatikan kadar hemoglobin ibu terutama
pada masa akhir kehamilan, bila konsentrasi Hb < 11,0 g/dl, hal itu
dianggap abnormal dan biasanya disebabkan oleh defisiensi besi.
6. Sistem Kardiovaskuler
a. Trimester 1
Perubahan terpenting pada fungsi jantung terjadi pada 8
minggu pertama kehamilan. Pada awal minggu kelima curah
jantung mengalami peningkatan yang merupakan fungsi dari
penurunan resistensi vaskuler sistemik serta peningkatan frekuensi
denyut jantung. Preload meningkat sebagai akibat bertambahnya
volume plasma yang terjadi pada minggu ke 10-20.
b. Trimester 2
Sejak pertengahan kehamilan, pembesaran uterus akan
menekan vena cava inferior dan aorta bawah saat ibu berada pada
posisi terlentang. Hal itu akan berdampak pada pengurangan darah
balik vena ke jantung hingga terjadi penurunan preload dan
cardiac output yang kemudian dapat menyebabkan hipotensi
arterial.
c. Trimester 3
Selama trimester terakhir, kelanjutan penekanan aorta pada
pembesaran uterus juga akan mengurangi aliran darah
uteroplasenta ke ginjal. Pada posisi terlentang ini akan membuat
fungsi ginjal menurun jika dibandingkan dengan posisi miring
7. Sistem pernafasan
a. Trimester 1
Kesadaran untuk mengambil nafas sering meningkat pada
awal kehamilan yang mungkin diinterpretasikan sebagai dispneu.
Hal itu sering mengesankan adanya kelainan paru atau jantung
padahal sebenarnya tidak ada apa-apa. Peningkatan usaha nafas
selama kehamilan kemungkinan diinduksi terutama oleh
progesteron dan sisanya oleh estrogen. Usaha nafas yang
meningkat tersebut mengakibatkan PCO2 atau tekanan
karbokdioksida berkurang. (1)
b. Trimester 2
Selama kehamilan, sirkumferensia thorax akan bertambah
kurang lebih 6 cm dan diafragma akan naik kurang lebih 4 cm
karena penekanan uterus pada rongga abdomen. Pada kehamilan
lanjut, volume tidal, volume ventilasi per menit, dan pengambilan
oksigen per menit akan bertambah secara signifikan. (1)
c. Trimester 3
Pergerakan difragma semakin terbatas seiring pertambahan
ukuran uterus dalam rongga abdomen. Setelah minggu ke 30,
peningkatan volume tidal, volume ventilasi per menit, dan
pengambilan oksigen per menit akan mencapai puncaknya pada
minggu ke 37. Wanita hamil akan bernafas lebih dalam sehingga
memungkinkan pencampuran gas meningkat dan konsumsi
oksigen meningkat 20%. Diperkirakan efek ini disebabkan oleh
meningkatnya sekresi progesteron.
8. Sistem Urinaria
a. Trimester 1
Pada bulan-bulan awal kehamilan, vesika urinaria tertekan
oleh uterus sehingga sering timbul keinginan berkemih. Hal itu
menghilang seiring usia kehamilan karena uterus yang telah
membesar keluar dari rongga pelvis dan naik ke abdomen. Ukuran
ginjal sedikit bertambah besar selama kehamilan. Laju filtrasi
glomerulus (GFR) dan aliran plasma ginjal (RPF) meningkat pada
awal kehamilan.(
b. Trimester 2
Uterus yang membesar mulai keluar dari rongga pelvis
sehingga penekanan pada vesica urinaria pun berkurang. Selain itu,
adanya peningkatan vaskularisasi dari vesica urinaria
menyebabkan mukosanya hiperemia dan menjadi mudah berdarah
bila terluka(1)
c. Trimester 3
Pada akhir kehamilan, kepala janin mulai turun ke pintu atas
panggul menyebabkan penekanan uterus pada vesica urinaria.
Keluhan sering berkemih pun dapat muncul kembali. Selain itu,
terjadi peningkatan sirkulasi darah di ginjal yang kemudian
berpengaruh pada peningkatan laju filtrasi glomerulus dan renal
plasma flow sehingga timbul gejala poliuria. Pada ekskresi akan
dijumpai kadar asam amino dan vitamin yang larut air lebih
banyak(1)