BLOK 6.1
NPM : 117170022
Kelompok : 8
CIREBON
2020
Gangguan Napas Pada Bayi Baru Lahir
Gangguan pernapasan atau sesak napas merupakan gejala yang sering ditemui
pada bayi baru lahir, pada bayi cukup bulan 15% dan kurang bulan 29%. Sesak nafas
atau kesulitan bernafas, merupakan keadaan dimana seseorang akan merasa seperti
kekurangan udara atau tidak bisa leluasa menghirup udara sehingga frekuensi
nafasnya menjadi cepat, sehingga muncul rasa sesak di dada.3 Penilaian gawat nafas
dapat dilakukan dengan Down’s score bila skor kurang dari 4 maka tidak ada gawat
nafas, bila skor 4-7 maka terjadi gawat nafas dan skor lebih dari 7 maka adanya
ancama gawat nafas. Lalu pada Transient Tachypnea Of The Newborn didapatkan
perihilar streaking, kardiomegali ringan, peningkatan volume paru, cairan pada fisura
minor dan efusi pleura.
Score 0 1 2
Frekuensi napas <60 60-80 >80
Sianosis sentral Tidak ada Menghilang Membutuhkan
dengan 40% FiO2 FiO2>40%
Retraksi Tidak ada Ringan Berat
Aliran udara masuk Baik Menurun Sangat kurang
Grunting Tidak ada Minimal Sangat jelas
Penilaian
Anamnesis
- Riwayat kelahiran kurang bulan
- Riwayat persalinan mengalami asfiksia
- Riwayat infeksi perinatal
- Kehamilan ganda
- Hipotiroidism
Pemeriksaan fisik
- Dijumpai dalam 24 jam pertama kehidupan
- Perhatikan tanda prematuritas
- Takipnea, grunting, retraksi dinding dada, sianosis pada udara kamar
Pemeriksaan penunjang
- Pemeriksaan foto thoraks
- Laboratorium
Tatalaksana
Umum
- Jaga jalan nafas tetap bersih dan terbuka
- Terapi oksigen
- Antibiotika
- Pemberian infus cairan intravena
Khusus
- Pemberian surfaktan; bila memenuhi persyaratan, obat tersedia, ada
fasilitas NICU
Untuk mendiagnosis Alergi susu sapi dapat dilakukan beberapa cara yaitu
diantaranya tanyakan pada anamnesis bagaimana riwayat perjalanan penyakit,
kemudian tanyakan bagaimana catatan makanan hariannya, lakukan uji alergi bila
memang diperlukan, dan yang terakhir dapat dilakukan uji eliminasi dan uji
provokasi. Untuk pencegahan pada Alergi susu sapi dibagi menjadi dua yaitu
terdapat yang primer dan sekunder. Untuk pencegahan primer dapat diberikan ASI
eksklusif maupun susu hidrolisat parsial. Sedangkan untuk pencegahan sekundernya
bias diberikan susu hidrolisat, formula asam amino maupun dapat juga diberikan
formula kedelai.
Prognosis bayi dengan alergi susu sapi umumnya baik, dengan angka remisi
45-55% pada tahun pertama, 60-75% pada tahun kedua dan 90% pada tahun ketiga.
Namun, terjadinya alergi terhadap makanan lain juga meningkat hingga 50%
terutama pada jenis: telur, kedelai, kacang, sitrus, ikan dan sereal dan alergi inhalan
meningkat 50-80% sebelum pubertas.1
Kern Ikterus
Salah satu penyebab mortalitas pada bayi baru lahir adalah ensefalopati
bilirubin (Kern Ikterus) yang merupakan komplikasi dari ikterus neonatorum. Bayi
lahir cukup bulan mempunyai risiko terjadi ikterus neonatorum mencapai 60% dan
peningkatan risiko terjadi pada bayi lahir prematur sebesar 80%. Hal ini disebabkan
oleh imatarutas hepar. Maturasi hati menjadikan proses bilirubin uptake dan
konjugasi menjadi lebih lambat terutama pada bayi lahir prematur.2 Kern ikterus
sendiri merupakan sindroma neurologic yang disebabkan oleh tertimbunnya bilirubin
indirek yang berada dalam sel otak. Sedangkan ikterus sendiri dapat diartikan sebagai
keadaan klinis dimana terjadi disklorasi yang berada pada kulit, mukosa membrane
dan sklera akibat terdapatnya peningkatan kadar bilirubin dalam serum pada bayi
baru lahir. Dikatakan ikterus fisiologis jika timbul pada hari ke dua dan hari ke 3
setelah masa kelahiran dan kadar keadaan bilirubin indirek tidak melalui 10mg%
pada BCB dan tidak melalui 12,5% pada BKB.
Pada Kern ikterus didapatkan reflex moro yang jelek, adanya letargi, malas
menetek, konvulsi, fibris, dan adanya mata yang berviasi ke arah atas. Jika gejala
berlanjut dapat terjadi adanya spastisitas, atetosis, tuli parsial, dan adanya dysplasia
dental. Pada pemeriksaan labolatorium didapatkan kadar bilirubin yaitu yg kurang
dari 20 dari kadar BCB. Untuk penatalaksanaannya dapat di berikan ig melalui
metode IV pada bayi dengan Rh yang berat dan inkompatibilitas ABO, kemudian
dapat juga dengan cara mencegah terjadinya prematuritas, lakukan pemeriksaan
bilirubin, asam-basa, dan pemeriksaan albumin. Fenobarbital dan
metalloprotoporphyrin juga dapat di berikan pada kasus ini.
Sindrom Malabsorbsi
Penyebab pada gangguan absorbs lemak yaitu adanya enzim lipase yang
kurang, conjugated bile salt yang ada atau tidak, mukosa usus halus atrofi atau tidak
dan dilihat apakah adanya gangguan sistem limfe pada saluran cerna atau tidak.
Gejala pada malabsorbsi lemak yaitu diantaranya terdapat lemak pada tinja, tinja
lembek, tidak berbentuk, berwarna coklat muda sampai kuning dan terlihat
berminyak. Untuk pengobatannya dapat diberikan magarine union, trifood MCT oil.
Yang dimaksud hipoglikemi pada neonatus adalah kadar glukosa dalam darah
kurang dari 40-45 mg/dL. Neonatus yang memiliki risiko terkena hipoglikemi yaitu
seperti kelahiran prematur, berat bayi lahir rendah, makrosomia dan riwayat ibu
diabetes melitus. Penyebab terjadinya hipoglikemi akibat berkurangnya simpanan
glukosa dan penurunan produksi glukosa, peningkatan pemakaian glukosa atau
hiperinsulinemia, genetik atau bawaan. Penatalaksanaan yang dilakukan yaitu dapat
dengan memantau kadar gula darah pada saat lahir, 30 menit setelah lahir, setiap 2-4
jam selama 48 jam, sampai pemberian minum berjalan dengan baik dan glukosa
darah normal. Pencegahan yang dilakukan pada hipoglikemi yaitu dengan mencegah
terjadinya hipotermia, memberikan makan secara enteral, bayi yang tidak mungkin
menyusui dapat diberikan minum dengan menggunakan sonde lalu bila gagal dapat
diberikan terapi secara IV dengan glukosa 10%.
Hipotiroid kongenital adalah kelainan fungsi tiroid yang terjadi sebelum atau
saat lahir. Hipotiroid primer adalah kelainan pada kelenjar tiroid. Hipotiroid sekunder
adalah kelainan pada kelenjar hipofisis dan hipotiroid tersier adalah kelainan pada
hipotalamus. Pemeriksaan yang dilakukan dengan cara pemeriksaan kadar TSH lalu
serum T3 dan T4.
Psikiatri Ibu
Hubungan psikologis ibu dan anak secara fisiologis meliputi pola asuh yaitu
dimana pola asuh sendiri merupakan suatu tindakan yang diberikan oleh orang tua
kepada anaknya secara konsisten. Dimana nanti pola asuh ini akan dirasakan oleh
sang anak baik dari sisi negatifnya maupun sisi positifnya. Pola asuh ini diberikan
dimulai saat sang anak sudah mulai dapat tumbuh dan berkembang. Tetapi ini semua
akan berbeda jika seorang ibu mengalami keadaan patologis. Contohnya jika terdapat
adanya postnatal mental illness, keadaan ini dapat terjadi di awal kehamilan atau
setelah kehamilan.
DAFTAR PUSTAKA
1. UKK Alergi Imunologi. Diagnosis dan Tatalaksana Alergi Susu Sapi. Jakarta:
Badan Penerbit Ikatan Dokter Anak Indonesia; 2015.
2. Ratuain M, Wahyuningsih H. Hubungan Antara Masa Gestasi Dengan
Kejadian Ikterus Neonatorum. Jurnal Kesehatan Ibu dan Anak. 2015; 7(1).
3. Dwicahyo H. Analisis Kadar NH3, Karakteristik Individu, dan Keluhan
Pernapasan Pemulung di TPA Sampah Benowo. 2017; 9 (2).